Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS TERHADAP KONTEKSTASI

IDEOLOGI KEAGAMAAN KAITANNYA


DENGAN PANDEMI COVID 19
 

Oleh:
ANSANI
NIM. 80100321043
 I.PENDAHULUAN

Memasuki 2020 dunia dikejutkan


dengan terjadinya Pandemi Covid-19
yang secara cepat dan massif menyebar
di seantero dunia, termasuk di Indonesia
Pengaruhnya sangat signifikan pada
berbagai aspek kehidupan manusia.
Tatanan sosial, budaya, bahkan agama
seketika mengalami perubahan dan
memestikan masyarakat global untuk
beradaptasi.
1. Pandemi Covid-19 ini hakikatnya adalah azab Allah

2. Pandemi Covid-19 ini hakikatnya adalah


semacam bencana alam
Menurut Lukman Hakim Saifuddin
bahwa umat Islam, memiliki cara
pandang yang beragam terkait dengan 3. Pandemi Covid-19 ini hakikatnya adalah bentuk koreksi
pandem besar atas kesalahan ulah manusia

4. Pandemi Covid-19 ini adalah ujian bagi kita.

5. Pandemi Covid-19 ini bentuk anugerah, bentuk


kasih sayang Allah SWT
 B.PERMASALAHAN

B. Permasalahan
Permasalahan dalam makalah ini adalah
sebagai berikut: Bagaimana kontestatasi
ideologi keagamaan kaitannya dengan
pandemi covid 19
II. PEMBAHASAN
A. Covid 19
Dikutip dari wikipedia.org Coronavirus 2019 (Covid-19) adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan
akut coronavirus 2 (Sars-CoV-2).

Berdasarkan data terakhir tanggal 15 Desember


2021 dilaporkan bahwa Kasus positif Covid-19
di Tanah Air bertambah 205 kasus pada Rabu
(15/12/2021). Secara keseluruhan, jumalah total
kasus positif Covid-19 sebanyak 4.259.644 kasus.
Dengan sembuh bertamabah dari Covid-19
tercatat 237 orang. Total sebanyak 4.110.811
orang telah sembuh. Sementara jumlah kasus
kematian terkait Covid-19 bertambah 9 orang.
Sejak awal pandemi, 143.969 orang meninggal
terkait Covid-19.
B. Pencegahan Penyebaran Luas Virus
Corona dalam Islam

Pertama, karantina yaitu


sebagaimana sabda Rasulullah SAW

Kedua, bersabar

Ketiga, berbaik sangka dan berikhtiarlah

Keempat, banyak berdoalah


Covid 19 ini, sebagai seorang mu min, maka ‟
sebaiknya selain melakukan juga ikhtiar karantina
atau “social distancing” ini, maka tingkatkan juga
C. Analisis Ideologi spiritual kita. Jika dapat bertafakkur lebih jauh,
Keagamaam dalam sebagai muslim semua wabah ini adalah sebuah
rahmat-NYA, sebuah peringatan bagi yang berpikir,
Menghadapi Covid 19 untuk terus menjadikannya sebagai wasilah atau
jalan untuk terus banyak mendekatkan diri kepada
Allah Swt ( Indriya)
umat beragama mampu dan mau
mengikuti perubahan cara-cara
beragama dalam masa pandemi. Ada
umat Islam yang beranggapan bahwa,
karena sudah menjadi tradisi, sehingga
C. Analisis Ideologi merasa tidak enak untuk meninggalkan
yang sering dan rutin yang dilakukan.
Keagamaam dalam Yang lain merasa justru pada titik inilah
Menghadapi Covid 19 umat Islam harus menunjukkan ketaatan
dengan tetap melakukan ritual seperti
sebelum terjadi pandemi. Tak sedikit
pula yang enggan mengubah kebiasaan
ibadahnya karena alasan-alasan yang
sangat teologis.(sabara)
Abdul Syatar dkk
bahwa; hukum Islam
memberikan pilihan
C. Analisis Ideologi rukhsah ketika umat
Keagamaam dalam
Menghadapi Covid 19 Islam dalam kondisi
sulit atau
meninggalkan salat di
masjid.
C. Analisis Ideologi
Himbauan dan regulasi pemerintah
Keagamaam dalam (Kemeterian Agama) dengan 5M+1D.
Menghadapi Covid 19
‫‪Berdasarkan ayat Al Quranul‬‬

‫‪(Q.S An Nisa [4] ayat:‬‬


‫]‪Surah Al- Baqarah [2‬‬ ‫‪-(Taghaabun [64] ayat‬‬
‫‪59.‬‬
‫‪ayat 168 yaitu‬‬ ‫)‪11-13‬‬
‫اس ُكلُو ْا ِم َّما فِي‬ ‫يَا َأيُّ َها النَّ ُ‬ ‫صيبَ ٍة ِإاَّل بِِإ ْذ ِن‬ ‫َما َأ َ‬ ‫ين آ َمنُو ْا َأ ِطي ُعو ْا هّللا َ‬ ‫يَا َأ ُّي َها الَّ ِذ َ‬
‫اب ِمن ُّم ِ‬
‫ص َ‬ ‫سو َل َوُأ ْولِي اَأل ْم ِر‬ ‫َوَأ ِطي ُعو ْا ال َّر ُ‬
‫‪ :‬اَأل ْر ِ‬
‫ضاِ َحالَالً طَيِّبا ً‬ ‫هَّللا ِ‬ ‫ِمن ُك ْم‬
Umat Islam dalam menghadapi Covid 19
dalam perspektif agama.

Senantiasa meminta perlindungan


kepada Allah

Berikhtiar dengan melakukan


pencegahan.

Bertawakkal kepada Allah

Yakin kepada Allah akan kesembuhan


KESIMPULAN

1. Pandemi Covid-19 dengan menyerahkan sepenuhnya


pada ketentuan takdir Allah yang tidak dibarengi dengan

III. PENUTUP usaha atau ikhtiar yang sungguh-sungguh.


2. Pandemi bersikap tak acuh pada aturan protokol
kesehatan, edaran pemerintah, maupun fatwa lembaga
keagamaan yang otoritatif. Kelompok ini tetap
memaksakan pelaksanaan kegiatan keagamaan meski
memicu resiko perluasan penyebaran Covid-19.
Sebagaian kelompok agama bersikap sangat
memerhatikan aturan dan protokol kesehatan yang
didasarkan pada ilmu pengetahuan sebagai upaya ikhtiar
dan sesudahnya tetap bertawakkal kepada Allah.
3. Kemudian dalam perspkif kontestasi idiologi keagamaan
yang sangat ideal dengan menggabungkan keduanya.

Anda mungkin juga menyukai