Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENGANTAR STUDI ISLAM

ISLAM DAN PANDEMI COVID 19


Dosen Pengampu : Dr. Nurhadi,S.Ag, MA

Disusun oleh:
1. Fatiha Ainunnaim (23104020081)

PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2023

I
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah Swt. Yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, kesehatan, dan juga nikmat-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas mata
kuliah Kewarganegaraan yaitu makalah dengan judul “ISLAM DAN PANDEMI COVID
19”.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini, tentunya tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi
penyusunan, tata bahasa, maupun penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu kami
dengan senang hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah kami. Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat
kepada para pembaca.

Yogyakarta, 29 November 2023

Penyusun

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................II
DAFTAR ISI........................................................................................................................ III
BAB I.................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................2
C. Tujuan Penelitian....................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Pandangan Islam Terhadap Covid 19......................................................................3
B. Pengaruh Covid 19 Terhadap Praktik Ibadah Dalam Islam.....................................7
C. Sikap Menghadapi Covid 19 Menurut Islam..........................................................8
BAB III............................................................................................................................... 13
PENUTUP.......................................................................................................................13
A. Kesimpulan........................................................................................................... 13
B. Saran.....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................15

III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut wikipedia.org Corona Virus 2019 (covid 19) adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh syndrome pernapasan akut coronavirus 2(Sars-Co-V-
2). Penyakit ini Dikutip pertama kali ditemukan pada Desember 2019 di
Wuhan,Ibukota provinsi Huberi China,dan sejak itu menyebar secara
global ,mengakibatkan pandemic corona virus 2019 hingga 2020. Organisasi
kesehatan dunia (WHO) mendeklarasikan wabah corona virus 2019 2020 sebagai
kesehatan masyarakat darurat internasional (PHEIC) pada 30 Januari 2020,dan
pandemic pada 11 Maret 2020. Wabah penyakit ini begitu sangat mengguncang
masyarakat dunia,mengingat hamper 200 negara di dunia terjangkit oleh virus
ini,termasuk Indonesia. Berbagai upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19 pun
dilakukan oleh pemerintah di berbagai negara guna memutus rantai penyebaran
virus Covid-19 ini,yang disebut dengan istilah lockdown dan social distancing.
Istilah lockdown dan social distancing ini juga dianjurkan dalam ajaran
Islam, dikutip dari www.hidayatullah.com Jauh sebelum kasus ini muncul, telah
terdapat juga sebuah wabah yang dikenal dengan istilah Tho'un. Lalu apakah
Corona bisa disamakan dengan tho'un. Melihat definisi para Ulama, wabah Corona
ini tidak bisa dikategorikan tho un, karena tho'un lebih khusus dan spesifik
dibandingkan dengan wabah, namun walaupun berbeda dari sisi penamaan, penyakit
ini sama-sama berbahaya dan menular yang tidak bisa disepelekan. Jika dirunut dari
sejarah terjadinya, penyakit-penyakit wabah semacam corona ini atau pun the un,
sudah ditemukan sejak masa Nabi Muhammad SAW. dan bahkan jauh sebelum Nabi
diutus, yaitu pada zaman Bani Isra'il Sehingga pada akhirnya Majelis Ulama
Indonesia (MUI) mengeluarkan Fatwa Nomor 14 Tahun 2020 tentang
Penyelenggaraan Ibadah di rumah dalam Situasi Terjadi.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pandangan islam mengenai covid 19?
2. Bagaimana pengaruh covid 19 terhadap praktik ibadah dalam islam?
3. Apa saja ajaran islam dalam mengahadapi covid 19?

C. Tujuan Penelitian
1. Menjelaskan pengaruh covid 19 terhadap parktik ibadah dalam islam.
2. Menjelaskan pandangan islam terhadap covid 19.
3. Menyebutkan serta menjelaskan ajaran islam dalam menghadapi covid 19.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pandangan Islam Terhadap Covid 19


Corona virus disease (covid-19) adalah jenis virus baru yang menyerang
imunitas tubuh serta dapat menyebabkan kematian.1 Gejala covid-19 umumnya
berupa demam 38°C, batuk kering, dan sesak nafas serta dampak paling buruk
untuk manusia ialah kematian.2 WHO merekomendasikan cara pencegahan
tertularnya covid-19 pada diri manusia adalah dengan cara melakukan tahap-tahap
dasar, mulai dengan cara mencuci tangan secara rutin menggunakan alkohol atau
sabun dan air, melakukan pyhsical distancing dengan orang yang timbul gejala
batuk atau bersin, menutup mulut ketika batuk atau bersin, serta melakukan
pengobatan ketika merasa timbul gejala covid-19.3Proteksi dasar dilakukan karena
sampai saat ini belum ditemukan obat untuk menyembuhkan wabah virus covid-19
dan agar tidak mudah tertular. Beberapa negara seperti Amerika berusaha
mengembangkan vaksin berbasis RNA dan DNA, Perancis memodifikasi vaksin
campak sehingga dapat digunakan untuk virus covid-19.12 Guncangan akibat
Meskipun wabah penyakit Covid-19 dalam catatan sejarah Islam masih menjadi
perdebatan dan kontroversial baik di kalangan ulama, kyai, ustadz, bahkan di media
media sosial, dan cenderung di kait-kaitkan satu sama lain. Namun faktanya wabah
penyakit Covid-19 ini memang sangat mirip kasusnya seperti wabah penyakit yang
menyerang kaum muslim di masa lalu. Misalnya dalam sejarah Islam bisa kita
simak tentang wabah penyakit yang terjadi pada masa kaum muslimin menaklukkan
Irak dan Syam. Setelah Peperangan yang sangat sengit di Yarmuk, kemudian kaum

1
Tarisa Novita Indana Zulva, “Covid-19 Dan Kecenderungan Psikosomatis,” Journal of Chemical Informatio
n and Modeling, 2020, hlm 1–4,
2
Surotul Ilmiyah Adib Rifqi Setiawan, “Lembar Kegiatan Siswa Untuk Pembelajaran Jarak Jauh Berdasarkan
Literasi Saintifik Pada Topik Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19),” (2020): hlm 9,
3
Adityo Susilo et al., “Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini Coronavirus Disease 2019: Revi
ew of Current Literatures,” Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, no. 1 (2020):hlm 67.

3
muslimin menetap di Negeri Syam. Setelah itu datanglah wabah penyakit korela
yang menelan kurang lebih 25.000 jiwa pada saat itu. 4Oleh karena itulah tidak heran
jika para ulama, kyai, ustadz, peneliti dan yang lainnya mengaitkan peristiwa ini
dengan wabah penyakit Covid-19. Karena memang wabah penyakit tersebut secara
sekilas sangat mirip dengan wabah Covid-19 yang terjadi saat ini yang menelan
puluhan ribu jiwa.
Kajian Islam ilmiah pun disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin
‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr pada 14 Rajab 1441 H / 09 Maret 2020 M.
Bahwasanya saat ini banyak masyarakat yang membicarakan tentang suatu musibah
besar yang ditakuti oleh kebanyakan manusia, yaitu virus yang terkenal dengan
virus Corona. Yang mana manusia banyak membicarakan tentang pengaruh dan
bahaya yang ditimbulkan oleh virus ini. Juga mereka membicarakan tentang cara
untuk menghindar dan selamat dari virus tersebut. Kemudian beliau memaparkan
tentang petunjuk-petunjuk Al-Qur’an dan cara-cara yang dapat menerangkan jalan
seorang mukmin untuk menghadapi permasalahan seperti ini. Diantara petunjuk-
petunjuk Al-Qur’an yang sangat agung yaitu bahwasanya seorang hamba tidak akan
ditimpa suatu musibah kecuali Allah telah menuliskan dan mentakdirkan musibah
tersebut. Allah SWT. Berfirman
‫ُقْل َّلْن ُّيِص ْيَبَنٓا ِااَّل َم ا َكَتَب ُهّٰللا َلَنۚا ُهَو َم ْو ٰل ىَنا َو َع َلى ِهّٰللا َفْلَيَتَو َّك ِل اْلُم ْؤ ِم ُنْو َن‬
“Katakanlah: Tidak akan menimpakan kami kecuali apa yang Allah telah tuliskan
untuk kami. Dialah pelindung kami dan hanya kepada Allah bertawakal orang-orang
yang beriman.” (QS. At-Taubah[9]: 51).
Allah SWT. juga berfirman:
‫َم ٓا َأَص اَب ِم ن ُّمِص يَبٍة ِإاَّل ِبِإْذ ِن ٱِهَّللۗ َو َم ن ُيْؤ ِم ۢن ِبٱِهَّلل َيْهِد َقْلَبُهۥۚ َو ٱُهَّلل ِبُك ِّل َش ْى ٍء َع ِليٌم‬

“Tidak ada musibah yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah dan
barangsiapa yang beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, akan Allah akan
memberi petunjuk kepada hatinya.” (QS. At-Thaghabun[64]: 11)
4
10 Mahir Ahmad Ash-Shufiy. 2007. “Tanda-Tanda Hari Kiamat, Tanda-Tanda Kecil dan Menengah”. Solo: T
iga Serangkai. h. 46

4
Allah SWT. juga berfirman:
‫َم ٓا َاَص اَب ِم ْن ُّمِص ْيَبٍة ِفى اَاْلْر َو اَل ِفْٓي َاْنُفِس ُك ْم ِااَّل ِفْي ِكٰت ٍب ِّم ْن َقْبِل َاْن َّنْبَر َاَهاۗ ِاَّن ٰذ ِلَك َع َلى ِهّٰللا َيِس ْيٌۖر‬
‫ِض‬
“Tidak ada suatu musibah yang turun di bumi juga yang menimpa diri-diri kalian
kecuali telah dituliskan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sesungguhnya hal itu
mudah bagi AllahSubhanahu wa Ta’ala.” (QS. Al-Hadid[57]: 22)
Maka tidaklah seorang hamba ditimpa satu musibah kecuali apa yang Allah telah
tuliskan kepadanya. Maka sungguh seorang hamba sangat butuh dalam kondisi
seperti ini untuk selalu memperbarui keimanaannya,memperbaharui keyakinannya
terhadap takdir Allah SWT. Dan bahwasanya semua yang ditulis pasti terjadi dan apa
yang menimpa seorang hamba tidak akan meleset darinya dan apa yang meleset dari
seorang hamba tidak akan menimpa dirinya dan apa yang Allah SWT inginkan pasti
terjadi dan apa yang tidak diinginkan tidak akan terjadi.5
Apabila manusia berhadapan dengan persoalan lingkungan hidup saat
ini,muncullah pertanyaan yang mengungkapkan bahwa kenapa agama agama besar di
dunia ini dengan ajaran moral dan perilaku kemakhlukannya,tidak atau kurang
berperan untuk ikut memecahkannya. Namun, jika diperhatikan faktor faktor yang
membawa kepada perusakan dan pencemaran lingkungan hidup,akan tampak bahwa
penyebab pokoknya j\terletak pada materialisme yang melanda dunia sat ini. Umat
manusia berlomba lomba untuk mendapatkan kesenangan materi sebanyak mungkin.
Dalam mengumpulkan kekayaan materi, orang tidak segan menebang pepohonan di
hutan-hutan,menjaring sebanyak mungkin ikan di laut termasuk bibit
bibitnya,menguras bahan mineral di perut bumi, membuang limbah ke air darat
maupun udara. Hal ini menunjukkan tidak atau kurangnya perhatian kepada Al-
Quran,walaupun abad 15 yang lalu, ayat Al-Quran memberikan peringatan kepada
manusia bahwa kerusakan timbul di darat,dan di laut karena perbuatan manusia
bahwa kerusakan timbul di darat,dan di laut karena perbuatan mnusia(Surah Ar-Rum
ayat 41). Saat ini apa yang dikatakan AL-Quran terbukti jelas. Timbullah masalah
lingkungan hidup,karen kerakusan manusia terhadap materi. Oleh karena itulah
5
Eman Supriatna , “Wabah Corona Virus Disease Covid 19 Dalam Pandangan Islam”,Jakarta th2020,Hlm 6

5
kehidupan manusia,hewan serta tumbuh tumbuhan menjadi terancam akibat ulah
manusia itu sendiri.6 Dengan penjelasan tersebut,maka dapat kita ketahui bahwa virus
covid 19 pun bisa jadi disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri yang tanpa
disadari,sehingga Allah SWT memberikan peringatan kepada kita untuk selalu ingat
kepada Allah SWT.
Menurut Kyai Atik dalam Dadang Kuswana, “tidak ada di dunia ini yang terjadi
secara kebetulan, semua ada tujuan dan hikmah”. Beliau pun mengemukakan bahwa
corona membawa beberapa dampak bagi kehidupan manusia, yaitu membawa
keluarga kembali ke dalam rumah dan melakukan aktifitas di rumah secara bersama,
membuat manusia banyak berdoa dan berharap pada-Nya dan tidak semata-mata
mengandalkan sains dan teknologi, memberi kesempatan kepada kita untuk
menyadari bahwa kematian itu nyata dan dekat dengan kita, membuat langit bebas
polusi, seperti di perkotaan berbagai negara, binatang seperti angsa dan burung
banyak muncul yang disebabkan karena polusi berkurang; menyadarkan kita bahwa
apa yang kita miliki adalah milik Tuhan yang bisa diambil kapan saja; serta
menyadarkan kita pada kenyataan bahwa berdoa dan berharap hanyalah kepada
Tuhan saja..7
‫ُقْل َّلْن ُّيِص ْيَبَنٓا ِااَّل َم ا َكَتَب ُهّٰللا َلَنۚا ُهَو َم ْو ٰل ىَنا َو َع َلى ِهّٰللا َفْلَيَتَو َّك ِل اْلُم ْؤ ِم ُنْو َن‬
Artinya : Katakanlah: “Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang
telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah
orang-orang yang beriman harus bertawakal”.8

B. Pengaruh Covid 19 Terhadap Praktik Ibadah Dalam Islam


Risiko berbahaya dari Covid-19 yang penularannya sangat cepat mendesak
pemerintah Indonesia mengambil strategi dan kebijakan demi memutus mata rantai
penularan. Diantaranya: Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2020 tentang

6
Zainudin Ali. 2012. “Pendidikan Agama Islam”. Jakarta : Bumi Aksara. h.47
7
Dadang Kuswana dkk, “Agama dan Wabah (Tanggapan Ulama Jawa Barat Atas COVID-19 Tahun 2020)”,
May 2020, h. 6
8
Kementerian Agama, Al-Qur‟an, At- Taubah 9: 51.

6
Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam rangka Percepatan Penanganan Corona
Virus Disease 2019 (Covid-19) ditetapkan pada 31 Maret 2020. 9 Pemerintah Daerah
(Pemda) dapat melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk satu
provinsi atau kabupaten/kota tertentu. PSBB dilakukan dengan pengusulan oleh
gubernur/bupati/walikota kepada Menteri Kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 9 Tahun 2020 tentang Pedoman PSBB dalam
rangka Percepatan Penanganan Covid-19 ditetapkan pada 3 April 2020. Kebijakan
PSBB antara lain: 1)Peliburan sekolah dan tempat kerja;2) Pembatasan kegiatan
keagamaan; 3) Pembatasan kegiatan di tempat/fasilitas umum; 4) Pembatasan
kegiatan sosial budaya; 5) Pembatasan moda transportasi; dan 6)Pembatasan kegiatan
lainnya terkait aspek pertahanan dan keamanan.
Selain kebijakan pemerintah serta Menteri kesehatan, MUI juga mengeluarkan
beberapa fatwa terkait adanya wabah covid 19 ini. Fatwa yang dikeluarkan oleh MUI
memberikan pedoman bagi umat Muslim dalam menjalankan ibadah dan aktivitas
keagamaan selama pandemi. Fatwa ini mencakup tata cara penyelenggaraan ibadah,
hukum test swab untuk deteksi Covid-19 saat berpuasa, dan mekanisme pelaksanaan
ibadah selama pandemi. Fatwa MUI juga memberikan arahan tentang fleksibilitas
dalam pelaksanaan ibadah, dengan tetap berorientasi pada kemaslahatan dan tidak
menyulitkan umat.
Dari berbagai kebijakan diatas,dampat diambil kesimpulan bahwasanya covid 19
membawa dampak yang signifikan pada tata cara beribadah.Dan berikut ini
merupakan beberapa perubahan yang terjadi :
1. Pembatasan Jumlah Jamaah: Di Masjidil Haram di Mekah, jumlah peziarah
berkurang drastis, dan larangan mengunjungi Mekah dan Madinah diberlakukan.
Hal ini juga berdampak pada ibadah umrah dan haji.

9
Dadang Kuswana dkk, “Agama dan Wabah (Tanggapan Ulama Jawa Barat Atas COVID-19 Tahun 2020)”,
May 2020, h. 6

7
2. Penyesuaian Tata Cara Ibadah: Fatwa dan panduan dikeluarkan untuk
menyesuaikan tata cara ibadah dengan protokol kesehatan, seperti tata cara salat
berjamaah, takbir, dan shalat Idul Fitri
3. Pengurangan Kegiatan Keagamaan di Tempat Ibadah: Beberapa umat Muslim
memilih untuk beribadah di rumah, menjaga kondisi di tengah situasi pandemi
COVID-19.
4. Perubahan Pola Kegiatan Keagamaan: Pola kegiatan keagamaan, seperti
silaturahmi, juga mengalami perubahan selama pandemic.

Perubahan perubahan ini mencerminkan adaptasi atau respon umat muslim terhadap
pandemi untuk menjaga kesehatan dan keselamatan bersama sambal menjalankan
ibadah secara maksimal

C. Sikap Menghadapi Covid 19 Menurut Islam


Berbagai kebijakan pemerintah telah di tebitkan mulai dari himbauan untuk selalu
menjaga kebersihan dengan mencuci tangan secara teratur setelah beraktivitas,
menjaga jarak (social distancing),isolasi mandiri, menghindari kontak fisik jabat
tangan dan lain sebagai atau yang disebut (physical distancing), hingga
pemberlakukan kebijakan resmi lainnya seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB). Beberapa kebijakan ini tentu untuk memutus matarantai penyebaran Covid-
19. Kebijakan tersebut ditaati sebagian masyarakat dan diabaikan oleh sebagian yang
lain, diantara alasan penolakannya adalah karena mereka menganggap kebijakan
tersebut tidak sesuai dengan ajaran Islam. Maka berikut ini merupakan sikap yang
diajarkan oleh agama islam dalam meghadapi wabah covid 19
 Menjaga kebersihan dan selalu mencuci tangan
Tentu aturan ini sangat sejalan dengan ajaran agama Islam, karena agama
Islam mengajarkan kebersihan Salah satu sebab penyakit mudah menyebar
adalah karena aspek kebersihan diri maupun lingkungan yang tidak terjaga
dengan baik. Aspek kebersihan merupakan salah satu hal penting yang

8
ditekankan dalam Islam. Bahkan kebanyakan kajian kitab-kitab Fiqh diawali
dengan bab kebersihan.
 Pembatasan social berskala besar
Dalam kitab Tibb an-Nabawy karya Ibnu qoyyim 10 dijelaskan bahwa wabah
juga terjadi pada masa Rasulullah SAW. Dalam hadist yang diriwayatkan Imam
Al-Bukhori dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda,yang artinya :
“Wabah Tho’un ialah kotoran yang dikirim kepada bani Israil atau kepada kaum
sebelummu, maka jika kamu mendengarnya dalam suatu negeri, maka jangan
kamu mendatanginya, dan jika terjadi dalam suatu negeri dan kamu di
dalamnya, maka kamu jangan lari keluar darinya”
Dalam hadist tersebut Rasulullah SAW menyinggung tentang wabah, bahkan
wabah sudah pernah terjadi pada masa bani Israil dan umat-umat sebelumnya.
Jika kita kembali pada sejarah nabi, wabah virus corona yang terjadi saat ini,
memiliki kondisi yang hampir sama yaitu penyakit yang menular dan mewabah,
sehingga penanganannya pun sama. Penjelasan tersebut mirip dengan kebijakan
yang sekarang kita sebut lockdown. Rosululluah SAW melarang seseorang
untuk masuk ke daerah yang sedang terjadi wabah, dan melarang penduduk
wabah untuk lari dari wabah tersebut. Selain itu juga konsep menjaga jarak,
Rasul memerintahkamn untuk tidak dekat-dekat atau melihat para penderita
kusta yang sifatnya juga menular. Dengan demikian, metode-metode tersebut
telah diterapkan sejak zaman Rasulullah untuk mencegah wabah penyakit
menular menjalar ke wilayah lain.
Rasulullah juga bersabda, yang artinya sebagai berikut
‫قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم الطاعون شهادة لكل مسلم‬

“Tha’un syahadah (berkedudukan syahid) bagi setiap Muslim,” (HR Bukhari, Muslim,
dan Ahmad).

10
ibnu qoyyim, At-Tibb An-Nabawy, vol. 1 (Muassasah Ar-Risalah Beirut, 1985)

9
Hadist tersebut menjanjikan pahala syahid bagi orang yang bersabar dalam
menghadapi wabah dan taat pada Rasullullah SAW dengan tidak keluar dari
daerahnya. Orang yang keluar dari wabah akan melewatkan kesempatan unuk
meraih pahala syahid dari Allah swt. bagi mereka yang bersabar. Ibnu Hajar Al-
Haitami berkata; “Pahala mati syahid hanyalah tercatat bagi mereka yang tidak
keluar atau lari dari wabah, dan menetap karena berharap pahala dari Allah
swt.11Berharap janji, menyadari jika wabah tersebut menimpanya atau terhindar
darinya semua karena takdir dari Allah swt.
 Pembatasan sholat masjid berjamaah
Kebijakan pelarangan ibadah shalat secara berjamaah merupakan keputusan
yang paling kontroversial karena mengundang pro-kontra di tengah masyarakat.
Di beberapa tempat terdapat reaksi protes, bahkan ada yang tidak
mengindahkan kebijakan ini, meskipun rujukan kebijakan ini adalah Fatwa
Majelis Ulama Indonesia.12
Ada yang berdalih dengan hadist Rasulullah yang menjelaskan bahwa
seseorang yang meninggalkan sholat Jum’at tiga kali berturut-turut maka ia
kafir, meskipun sebenarnya para ulama telah menjelaskan maksud hadist
tersebut. bahwa yang dikategorikan kafir adalah mereka yang mengingkari
kewajiban jum’at. Dan sangat berbeda dengan kondisi wabah virus COVID-19
saat ini,wabah ini sudah cukup menjadi syarat udzur akan kewajiban sholat
jum’at, kemudian bisa diganti dengan sholat Dzuhur di rumah masing-masing.13
 Senantiasa meminta perlindungan kepada Allah SWT
Kita meminta perlindungan dari wabah virus covid-19 yaitu hanya pada
Allah SWT sebelum kita berlindung pada kemampuan diri sendiri atau

11
Alif Jumai Rajab, “Tinjauan Hukum Islam Pada Edaran Pemerintah Dan Mui Dalam Menyikapi Wabah Cov
id-19” 1, no. 2 (2020): 18
12
st. Samsuduha, “Maslahah Kebijakan Pencegahan Wabah Pandemi Covid-19 Dalam Islam” 1 (July 2, 202
0).
13
Hasse Jubba, “Beradaptasi dengan Bencana: Strategi Beribadah Umat Islam dan Kristen di Tengah Pandemi
Covid-19,” 2021, 14.

10
kemampuan makhluk ciptaan-Nya yang lainnya. Karena Allah SWT penjaga
paling baik seperti arti pada Q.S.Yusuf: 64.
 Berikhtiar dengan melakukan pencegahan
Ikhtiarnya dengan cara melaksanakan apa yang telah dianjurkan oleh para
dokter. Contohnya dengan selalu menjaga kesehatan, dan mencuci tangan
secara rutin, tidak keluar rumah kecuali memang keadaan sangat memaksakan
untuk keluar rumah, dsb. Hal ini berdasarkan hadits riwayat Bukhari no.3473
dan Muslim no.2218.
 Bertawakal kepada Allah SWT
Setelah ikhtiar, maka pada akhirnya semua serahkan kepada Allah SWT.
Karena rencana Allah SWT lebih indah. Harus percaya kepada Allah SWT,
semuanya sudah diatur. Bahkan saat seseorang tersandung batu sekalipun bisa
meninggal apabila Allah SWT sudah berkehendak. Seperti pada Q.S. At-
Tholaq:2 sampai 3.
 Selalu bersabar dan bersyukur
Didalam situasi seperti ini perbanyaklah sabar dari pada mengeluh. Pada
Hadits Riwayat Muslim no.2999 yang menjelaskan tentang kesabaran dan
selalu bersyukurdalam menghadapi kesusahan. Dan pada Q.S Al-Baqarah ayat
155- 157 yang menjelaskan tentang kabar gembira untuk orang-orang yang
bersabar.
Selain tidak berlawanan dengan ajaran dan panduan agama Islam,
kebijakan-kebijakan pemerintah Indonesia terkait dengan penanganan dan
pencegahan penyebaran Covid-19 dikuatkan dengan konsep maqashid syari’ah,
pada perwujudan akan perlindungan terhadap manusia, khususnya perlindungan
terhadap nyawa manusia (hifdz al-nafs) dan perlindungan terhadap eksistensi
ekonomi (hifdz al-maal).14

14
Ahmad Muhtadi Anshor and Muhammad Ngizzul Muttaqin, “Kebijakan Pemerintah Indonesia dalam Pence
gahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Perspektif Maqashid Syari’ah,” Jakarta,2020., hlm
18.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Kyai Atik dalam Dadang Kuswana, “tidak ada di dunia ini yang terjadi
secara kebetulan, semua ada tujuan dan hikmah”. Beliau pun mengemukakan bahwa
corona membawa beberapa dampak bagi kehidupan manusia, yaitu membawa
keluarga kembali ke dalam rumah dan melakukan aktifitas di rumah secara bersama,
membuat manusia banyak berdoa dan berharap pada-Nya dan tidak semata-mata

12
mengandalkan sains dan teknologi, memberi kesempatan kepada kita untuk
menyadari bahwa kematian itu nyata dan dekat dengan kita, membuat langit bebas
polusi, seperti di perkotaan berbagai negara, binatang seperti angsa dan burung
banyak muncul yang disebabkan karena polusi berkurang; menyadarkan kita bahwa
apa yang kita miliki adalah milik Tuhan yang bisa diambil kapan saja; serta
menyadarkan kita pada kenyataan bahwa berdoa dan berharap hanyalah kepada
Tuhan saja.

Dari berbagai kebijakan diatas,dampat diambil kesimpulan bahwasanya covid 19


membawa dampak yang signifikan pada tata cara beribadah.Dan berikut ini
merupakan beberapa perubahan yang terjadi :

1. Pembatasan Jumlah Jamaah


2. Penyesuaian tatacara beribadah
3. Pengurangan kegiatan keagamaan di tempat ibadah
4. Perubahan pola kegiatan keagamaan
Sikap yang diajarkan agama islam dalam menghadapi pandemic covid 19
1. Menjaga kebersihan dan selalu mencuci tangan
2. Pembatasan social berskala besar
3. Pembatasan sholat masjid berjamaah
4. Senantiasa meminta perlindungan kepa Allah SWT
5. Beriktiyar dengan melakukan pencegahan
6. Bertawakal kepada Allah SWT
7. Selalu bersabar dan bersyukur.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik dalam
sistematika yang masih belum sempurna,isi atau pembahasan yang dirasa masih
sangat kurang dan penggunaan bahasa yang kurang pas,dan lain sebagainya.maka
untuk itu kai berharap para pembaca bisa memberikan kritik dan saran nya agar

13
menjadi evaluasi kami sebagai penyusun dalam membangun atau menyusun karya
ilmiah kedepannya.semoga makalah ini bisa bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

Zulfa Indana Novita Tarisa, “Covid-19 Dan Kecenderungan Psikosomatis,” Journal


of Chemical Information and Modeling, 2020, hlm 1–4,

14
Setiawan Rifqi Adib Ilmiyah Surotul, “Lembar Kegiatan Siswa Untuk Pembelajaran
Jarak Jauh Berdasarkan Literasi Saintifik Pada Topik Penyakit Coronavirus 2019
(COVID-19),” (2020): hlm 9,
Et.al Susilo Adityo., “Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini Corona
virus Disease 2019: Review of Current Literatures,” Jurnal Penyakit Dalam Indonesi
a, no. 1 (2020):hlm 67.
Ash-Shuffy Ahmad Mahir. 2007. “Tanda-Tanda Hari Kiamat, Tanda-Tanda Kecil da
n Menengah”. Solo: Tiga Serangkai. h. 46
Supriatna Eman , “Wabah Corona Virus Disease Covid 19 Dalam Pandangan Isla
m”,Jakarta th2020,Hlm 6
Ali Zainudin. 2012. “Pendidikan Agama Islam”. Jakarta : Bumi Aksara. h.47
Kuswana Dadang dkk, “Agama dan Wabah (Tanggapan Ulama Jawa Barat Atas CO
VID-19 Tahun 2020)”, May 2020, h. 6
Kementerian Agama, Al-Qur‟an, At- Taubah 9: 51.
Kuswana Dadang dkkk, “Agama dan Wabah (Tanggapan Ulama Jawa Barat Atas C
OVID-19 Tahun 2020)”, May 2020, h. 6
Qoyyim Ibnu, At-Tibb An-Nabawy, vol. 1 (Muassasah Ar-Risalah Beirut, 1985)
Rajab Jurnai Alif, “Tinjauan Hukum Islam Pada Edaran Pemerintah Dan Mui Dala
m Menyikapi Wabah Covid-19” 1, no. 2 (2020): 18
Samsuduha st, “Maslahah Kebijakan Pencegahan Wabah Pandemi Covid-19 Dalam
Islam” 1 (July 2, 2020).
Jubba hasse, “Beradaptasi dengan Bencana: Strategi Beribadah Umat Islam dan K
risten di Tengah Pandemi Covid-19,” 2021, 14.
Anshor Muhtadi Ahmad and Muttaqin Ngizzul Muhammad, “Kebijakan Pemerinta
h Indonesia dalam Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
Perspektif Maqashid Syari’ah,” Jakarta,2020., hlm 18.

15

Anda mungkin juga menyukai