Anda di halaman 1dari 23

PERILAKU PENCEGAHAN PENYEBARAN COVID 19 TERHADAP TATA CARA

IBADAH

Dosen Pengampu : Dr. Santoso, M.Si

Proposal

Disusun Oleh :

Putriani N. Hutabarat (188110064)


Kelas: 4.B

PROGRAM STUDI ILMU PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2020
PERILAKU PENCEGAHAN PENYEBARAN COVID 19 TERHADAP TATA CARA
IBADAH

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
1
CORONAVIRUS Disease 2019 atau COVID-19 adalah penyakit baru yang dapat
menyebabkan gangguan pernapasan dan radang paru. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2).
Gejala klinis yang muncul beragam, mulai dari seperti gejala flu biasa (batuk, pilek, nyeri
tenggorok, nyeri otot, nyeri kepala) sampai yang berkomplikasi berat (pneumonia atau sepsis).
COVID-19 ada penyakit baru dan para peneliti masih mempelajari bagaimana cara
penularannya. Dari berbagai penelitian, metode penyebaran utama penyakit ini diduga adalah
melalui droplet saluran pernapasan dan kontak dekat dengan penderita. Droplet merupakan
partikel kecil dari mulut penderita yang dapat mengandung virus penyakit, yang dihasilkan pada
saat batuk, bersin, atau berbicara. Droplet dapat melewati sampai jarak tertentu (biasanya 1
meter).2
Droplet bisa menempel di pakaian atau benda di sekitar penderita pada saat batuk atau
bersin. Namun, partikel droplet cukup besar sehingga tidak akan bertahan atau mengendap di
udara dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, orang yang sedang sakit, diwajibkan untuk
menggunakan masker untuk mencegah penyebaran droplet. Untuk penularan melalui makanan,
sampai saat ini belum ada bukti ilmiahnya.
Dengan latar belakang tersebut, virus Corona bukan kali ini saja membuat warga dunia
panik, Memiliki gejala yang sama-sama mirip flusehingga gejala ini kerap diremehkan oleh
1
https://news.detik.com/berita/d-4943950/latar-belakang-virus-corona-perkembangan-hingga-isu-terkini
2
https:www.alodokter.com/virus-corona
seluruh manusia virus Corona berkembang dengan cepat hingga mengakibatkan infeksi lebih
parah dan gagal organCOVID-19 mampu menular antarmanusia.Ciri-ciri virus Corona
atau COVID-19 dan gejalanya kebanyakan muncul 2-10 hari setelah kontak dengan virus. Tapi
pada beberapa kasus, ciri-ciri awal Coronavirus dan gejalanya baru muncul sekitar 24 hari.
3
Untuk membedakan ciri-ciri awal Corona dan flu biasa, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu:

1. dalam 14 hari sempat beperhian ke negara yang dianggap sumber virus corona
2. Sempat kontak dengan pasien yang mengalami infeksi Corona

Kasus infeksi virus Corona atau COVID-19 yang masih mewabah bisa dicegah dengan
cara yang sederhana. Berikut empat cara pencegahan virus Corona atau COVID-19. Sayangnya,
hingga kini belum ada obat spesifik untuk menangani kasus infeksi virus Corona atau COVID-
19.

Pengobatan Infeksi Coronavirus  Tak ada perawatan khusus untuk mengatasi infeksi


virus corona. Umumnya pengidap akan pulih dengan sendirinya. Namun, ada beberapa upaya
yang bisa dilakukan untuk meredakan gejala infeksi virus corona. Contohnya:

 Minum obat yang dijual bebas untuk mengurangi rasa sakit, demam, dan batuk. Namun,
jangan berikan aspirin pada anak-anak. Selain itu, jangan berikan obat batuk pada anak di
bawah empat tahun.
 Gunakan pelembap ruangan atau mandi air panas untuk membantu meredakan sakit
tenggorokan dan batuk.
 Perbanyak istirahat.
 Perbanyak asupan cairan tubuh.
 Jika merasa khawatir dengan gejala yang dialami, segeralah hubungi penyedia layanan
kesehatan terdekat.

Khusus untuk virus corona yang menyebabkan penyakit serius, seperti SARS, MERS,
atau infeksi COVID-19, penanganannya akan disesuaikan dengan penyakit yang diidap dan
3
Virus Corona - Penyebab, Gejala, dan Pencegahan - Halodoc
kondisi pasien. Bila pasien mengidap infeksi novel coronavirus, dokter akan merujuk ke RS
Rujukan yang telah ditunjuk oleh Dinkes (Dinas Kesehatan) setempat. Bila tidak bisa dirujuk
karena beberapa alasan, dokter akan melakukan:

 Isolasi
 Serial foto toraks sesuai indikasi.
 Terapi simptomatik.
 Terapi cairan.
 Ventilator mekanik (bila gagal napas)
 Bila ada disertai infeksi bakteri, dapat diberikan antibiotik.4

Maka dari itu Dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19Menjaga kebersihan tangan
dengan mencuci tangan dengan sabun dan menggunakan air mengalir atau dengan hand sanitizer,
rajin membersihkan rumah,Menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut, Terapkan etika
batuk atau bersin dengan menutup hidung dan mulut dengan lengan atas bagian dalam atau tisu,
lalu buanglah tisu ke tempat sampah, Pakailah masker medis jika memiliki gejala pernapasan dan
melakukan kebersihan tangan setelah membuang masker, Menjaga jarak (minimal 1 meter) dari
orang yang mengalami gejala gangguan pernapasandan mengindari keramaian, tidak berjabah
tangan dengan orang-orangterutama di tempat ibadah kita masing-masing.

Maka dari itu pemerintah dan pemuka agama menegaskan kepada masing-masing umat
beragama di Indonesia untuk beribadah di rumah masing-masing dalam keadaan darurat sebagai
upaya menekan penyebaran pandemi virus corona  Mereka juga sepakat untuk menghimbau
masyarakat agar semakin meningkatkan ibadah lebih dari hari biasanya. Seruan itu datang dari
Pemuka agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha dalam konferensi pers di Kantor
Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) .

Selain itu, pihaknya juga mengaku telah memberikan edukasi social distancing saat
beribadah bagi Umat Agama IslamMasjidil Haram di Mekah biasanya dipenuhi oleh ribuan
peziarah, tetapi jumlah itu kini berkurang drastis.Masjidil Haram telah dibuka kembali usai
menjalani sterilisasi, tetapi di sekitar Ka'bah tetap tidak dipasang penghalang agar orang-orang
tidak menyentuhnya.Larangan mengunjungi Mekah dan Madinah juga masih
4
https://www.halodoc.com/kesehatan/coronavirus
diberlakukan.Berbagai umat Muslim dari seluruh dunia biasanya datang untuk menjalani ibadah
umrah yang berlangsung sepanjang tahun.Kemudian ada sekitar delapan juta umat Muslim
menunaikan ibadah haji ke sana setiap tahun. tetapi dengan adanya covid 19 ini hal yang
dilakukan oleh umat agama islam jadi terhambat, ditambah lagi dengan adanya suasana bulan
puasa biasanya orang-orang melakukan sholat berjamaah di dalam masjid tetapi sekarang
pemerintah dan pemuka agama "Melarang sholat bersama di dalam masjid dan melakukan puasa
Rahmahdan hanya dirumah saja.

Umat Kristen Paus Fransiskus memilih untuk tidak menyampaikan berkat tradisional
Minggu dari teras jendela yang menghadap Lapangan Santo Petrus.Sebagai gantinya ia
menyampaikan berkat Minggu secara langsung melalui media internet, dalam upaya untuk
mengurangi keramaian di Vatikan.Ini dilakukan saat jutaan orang di Italia bagian utara tengah
menjalani karantina. dan di Gereja-gereja Katolik dari Ghana hingga Amerika Serikat dan Eropa
telah mengubah cara melaksanakan Misa guna menghentikan infeksi.Para imam gereja
meletakkan hosti atau roti sakramen di tangan para jemaat daripada di lidah. Mereka juga
berhenti memberi anggur di piala komunal.Alih-alih berjabatan tangan saat tanda perdamaian
dalam prosesi ibadah, anggota jemaat diminta cukup mendoakan orang yang duduk di sebelah
mereka.Sekalipun paham pentingnya langkah-langkah semacam itu, beberapa jemaat merasa
kehilangan. dan pada gereja-gereja lainnya juga biasanya wajib melakukan ibadah setiap
minggu di gereja karena adanya virus ini semua dilakukan hanya dirumah saja seperti Pada
Perayaan-perayaan penting terutama “perayaan paskah, kamis putih, jumat agung, PGI yang
telah memberikan imbauan juga panduan teknis beribadah di rumah masing-masing. Kepada
Umat Katolik di Indonesia untuk bersolidaritas memerangi pandemi covid-19 menyerukan
kepada umat Katolik untuk meningkatkan ibadah masing-masing yang dilakukan di rumah.

Umat Buddha Indonesia Winarso yang telah memberlakukan larangan untuk beribadah di
Wihara sejak Maret.Sekretaris Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian
Agama Nyoman Suriadarma mengimbau umat Buddha di Indonesia untuk tetap berdiam diri di
rumah. Menurut Nyoman, berdiam diri di rumah perlu dilakukan untuk mencegah penyebaran
virus corona ( Covid-19). "Di rumah saja. Nyoman mengatakan, silaturahim antarsesama bisa
dilakukan melalui teknologiBeribadah pun bisa dilakukan secara online atau live streaming.
Umat Hindhu padasaat ini adalah perayaan Holi - "festival warna" - dirayakan.Perayaan
Holi merupakan peringatan kemenangan kebaikan atas kejahatan, serta musim semi, cinta dan
kehidupan baru.Sebagai bagian dari perayaan, orang-orang melemparkan bubuk berwarna di
udara dan saling melukis wajah.Perdana Menteri India, Narendra Modi, mengatakan tidak akan
ambil bagian dalam perayaan publik Holi kali ini.Ia menyarankan agar orang-orang menghindari
pertemuan ramai dan besar.Walau demikian, masih banyak umat Hindu India turun ke jalan
merayakan Holi selama akhir pekan, meskipun mereka tetap mengambil tindakan pencegahan,
seperti mengenakan masker wajah. dan mereka lebih meningkatkan keimanan dengan
sembahyang dan meditasi di rumah.5

Jadi pada dasarnya dalam menghadapi wabah dari covid-19 ini semua yang dianjurkan
oleh pemerintah kita harus melaksanakannya dengan Sangat baik, tidak melawan terhadap apa
yang sudah si sepakati oleh pemerintah kita yaitu dengan melakukan semua kegiatan hanya
dirumah saja baik pekerjaan kantor, pabrik atau apapun pekerjaan yang kita lakuan setiap harinya
sebelum virus corona ada di dunia ini dan kita tetap melakukan kegiatan pola hidup sehat untuk
mencegahnya secara bersama-sama serta mudik dan juga kita membatasi interaksi dengan
siapapun juga. terutama pada semua agama yang berupaya untuk mecegah serta berpatisipasi
dalam hal penyebaran dari covid-19, yang mana mereka lakukan demi kebaikan dari setiap umat
beragama, umat beragama meminta untuk menjauhi dari tempat-tempat keramaian yang
memungkinkan untuk penyebaran covid-19jadi sebaiknya kita sama sama menjaga
berusaha,berjuang demi kebaikan bersama.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka ditetapkan rumusan masalah dalam penelitian
ini sebagai berikut:
1. Bagaimana awal terjadinya virus Covid 19 ?
2. Bagaimanakah gejala-gejala terserang virus Covid 19?
3. Bagaimanakah cara pencegahan covid 19 serta tata cara ibadah pencegahan penyebaran
Covid 19 di didunia?
4. bagaimana Pengobatan Infeksi Coronavirus ?
5
Virus corona_ Apa dampak Covid-19 terhadap tata cara ibadah agama_ - BBC News Indonesia
3. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka ditetapkan tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. untuk mengetahui bagaimana awal terjadinya virus Covid 19
2. untuk mengetahui bagaimana gejala-gejala terserangnya virus Covid 19
3. untuk mengetahui seperti apa cara pencegahan covid 19 serta tata cara ibadah pencegahan
penyebaran Covid 19 di didunia?
4. untuk mengetahui Pengobatan Infeksi Coronavirus  

4. Kegunaan penelitian
1. Secara Teoritis
Melalui penelitian ini diharapkan dapat mengembangan pencegahan covid 19 serta
dapat memberikan sumbangan pemikiran mengenai konsep penyebaran covid 19 terhadap tata
cara ibadah.
2. Secara Praktis
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi praktis dan acuan
pengelolaan pencegahan penyebaran covid 19 terhadap tata cara ibadah.

BAB 11
KAJIAN PUSTAKA

A. Perilaku
Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari
luar). Perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme dan kemudian
organisme tersebut merespons (Skiner dalam Notoatmodjo, 2007). 6
Menurut Notoatmodjo (2003), perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang
(organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan serta lingkungan. Batasan ini mempunyai dua unsur pokok, yakni respons
6
Digilib.unimus.ac.id>disk1pdfhasil web BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan teori 1. Perilaku a.
pengertian
dan stimulus atau perangsangan. Respons atau reaksi manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan,
persepsi, dan sikap), maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau practise), 7sedangkan
stimulus atau rangsangan di sini terdiri 4 unsur pokok, yakni : sakit dan penyakit, sistem
pelayanan kesehatan dan lingkungan.
Berdasarkan pengertian di atas perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan
seseorang, baik yang dapat diamati maupun tidak dapat diamati yang berkaitan dengan
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
Perilaku kesehatan dapat dikategorikan menjadi empat kelompok (Notoadmojo, 2010) :
1. Perilaku sakit dan penyakit
a. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat. Hal ini
mengandung maksud bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan relative, maka dari itu orang yang
sehat pun perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang seoptimal mungkin,
misalnya makan makanan yang bergizi, olah raga dan sebagainya.
b. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit serta pemulihan
kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit. Perilaku pencegahan ini merupakan respon
untuk melakukan
pencegahan penyakit, termasuk juga perilaku untuk tidak menularkan penyakit kepada orang
lain.
c. Perilaku pencarian pengobatan, yaitu perilaku mencari atau melakukan pengobatan
seperti usaha mengobati sendiri penyakitnya atau mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas
pengobatan moderen.
d. Perilaku pemulihan pengobatan, yaitu perilaku yang berhubungan dengan usaha-usaha
pemulihan kesehatan setelah sembuh dari suatu penyakit.

2. Perilaku pencarian dan penggunaan system atau fasilitas pelayanan kesehatan, atau sering
disebut perilaku pencarian pengobatan, Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan
seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai
dari mengobati sendiri sampai mencari pengobatan yang lebih baik.

7
Digilib.unimus.ac.id>disk1PDFBABII
3. Perilaku terhadap makanan yaitu respons seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital
bagi kehidupannya. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktik seseorang
terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung didalamnya (zat gizi), pengelolaan
makanan, dan sebagainya sehubungan kebutuhan tubuh kita.

4. Perilaku kesehatan lingkungan Bagaimana seseorang merespons lingkungan, baik lingkungan


fisik maupun social budaya dan sebagainya. Sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi
kesehatannya.
Berdasarkan pendapat Ogden (1996) menentukan tiga bentuk perilaku kesehatan yang
meliputi :
1. Perilaku sehat (a health behaviour) yaitu perilaku yang bertujuan mencegah penyakit
(seperti makan, diet kesehatan).
2. Perilaku sakit (a illness behaviour) yaitu perilaku mencari pengobatan (seperti pergi ke
dokter).
3. Perilaku peran sakit (a sick role behaviour) yaitu tindakan yang bertujuan untuk
mendapatkan kesehaatan (seperti minum obat yang sudah diresepkan, beristirahat).

B. Pencegahan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007), pencegahan adalah proses, cara,
tindakan mencegah atau tindakan menahan agar sesuatu tidak terjadi. Dengan demikian,
pencegahan merupakan tindakan. Pencegahan identik dengan perilaku.
Pencegahan penyakit dapat dipahami sesuai dengan aktivitas kesehatan pada
tingkat primer, sekunder, dan tersier Poter & Perry (2009).
1. Pencegahan pimer
Penyedia pencegahan primer memiliki perlindungan khusus terhadap penyakit untuk
mencegah terjadinya suatu penyakit.
Contohnya dalam situasi sekarang ini yang terjadi penyakit covid 19 untuk mencegah
datangnya penyakit tersebut adalah dengan kita selalu menjaga kebersihan baik kebersihan di
lingkungan atau pun kebersihan dalam diri kita sendiri dengan selalu mencuci tangan, memakai
masker, menghindari keramaian, serta melakukan hidup sehat.
2. Pencegahan sekunder
Masalah sekunder berkaitan dengan upaya pendidikan edukasi yang terorganisir dan
digunkan untuk mempromosikan kesimpulan kasus carly individu yang menderita penyakit
sehingga intervensi segera dapat dilakukan untuk menghentikan proses patologis dan membatasi
ketidaksuburan.
3. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier diarahkan untuk meminimalkan operasi residual dari penyakit dan
membantu klien belajar hidup secra produaktif dengan keterbatasan.8
9

C. Penyebaran
Penyebaran Virus berkembangbiak dengan cara perbanyak diri didalam sel inang. Dalam
reproduksi virus terdiri dari 5 tahap yaitu:
1. Tahap Adsorbsi Tahap tersebut merupakan tahap menempelnya virion bagian
reseptor site sel inang dengan memakai serabut ekornya. Molekul-molekul reseptor
site untuk setiap jenis virus berbeda-beda.
2. Tahap Penetrasi Pada tahap tersebut selubung ekor berkontraksi untuk membuat
lubang yang menembus dinding dan membran sel inang. Kemudian virus memasukan
materi genetik virus melalui lubang pada dinding dan membran sel inang dan kapsid
virus jadi kosing.
3. Tahap Sintesis Tahap sintesis adalah tahap pembentukan asam nukleat dan
komponen-komponen virus dengan menghidrolisis DNA sel inang. Baca juga: WHO
Belum Tetapkan Virus Corona Wuhan Sebagai Ancaman Kesehatan Dunia
4. Tahap Pematangan Tahap pematangan terjadi partikel-partikel virus yang lengkap
membentuk virion-virion baru dengan menggunakan asam nukleat dan protein.
5. Tahap Lisis Tahap lisis merupakan tahap pemecahan dinding sel inang dengan
menggunakan enzim lisozim. Itu berfungsi merusak dinding sel bakteri sehingga
virus baru akan keluar dan menyerang sel inang baru.

D. Ibadah
1. Pengertian Ibadah
8
repository.unimus.ac.id>…PDF BAB 9 TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku pencegahan penyakit…-Unimus
9
repository.usu.ac.id>handlePDF hasil web BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.pencegahan menurut…-USU
Repositori
Ibadah mengandung banyak pengertian berdasarkan sudut pandang para ahli dan maksud
yang dikehendaki masing-masing ahli pun juga berbeda. Dalam hal ini penulis melihat
pengertian ibadah menurut Hasby Ash Shiddieqy yaitu “perantara bukan tujuan, maksudnya
adalah perantara seorang hamba untuk menuju Rabbnya”. Menurut kamus istilah fiqih, ibadah
adalah memperhambakan diri kepada Allah dengan taat melaksanakansegala perintah dan
anjuran-Nya, serta menjauhi larangan-Nya karena Allah semata, baik dalam bentuk kepercayaan,
perkataan maupun perbuatan. “Orang beribadah berusaha melengkapi dirinya dengan perasaan
cinta, tunduk dan patuh kepada Allah SWT”. Secara umum ibadah berati mencakup perilaku
dalam semua aspek kehidupan yang sesuai dengan ketentuan Allah SWT yang dilakukan dengan
ikhlas untuk mendapatkan ridho Allah SWT.10
Secara umum ibadah memiliki arti segala sesuatu yang dilakukan manusia
atas dasar patuh terhadap pencipta Nya sebagai jalan untuk mendekatkan diri
kepada Nya. Ibadah menurut bahasa (etimologi) adalah diambil dari kata ta’abbud
yang berarti menundukkan dan mematuhi dikatakan thariqun mu’abbad yaitu :
jalan yang ditundukkan yang sering dilalui orang. Ibadah dalam bahasa Arab
berasal dari kata abda’ yang berarti menghamba. Jadi, meyakini bahwasanya
dirinya hanyalah seorang hamba yang tidak memiliki keberdayaan apa- apa
sehingga ibadah adalah bentuk taat dan hormat kepada Tuhan Nya. Sementara
secara terminologis, Hasbi- Al Shiddieqy dalam kuliah ibadahnya, mengungkapkan.
Sedangkan menurut ulama Fikih, ibadah adalah: “Segala kepatuhan yang
dilakukan untuk mencapai rida Allah, dengan mengharapkan pahala-Nya di
akhirat.”
Menurut jumhur ulama: “Ibadah adalah nama yang mencakup segala
sesuatu yang disukai Allah dan yang diridlai- Nya, baik berupa perkataan maupun
perbuatan, baik terang- terangan maupun diam- diam.
Kesimpulannya bahwa ibadah adalah perbuatan yang dilakukan sebagai usaha
menghubungkan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, sebagai Tuhan yang disembah.
Bahwa manusia diciptakan oleh Allah SWT dan sudah sepatutnya mengabdi dan beribadah. Taat
menjalankan perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.11

10
https://almanhaj.or.id>2267-penger...pengertian ibadah dalam islam|Almanhaj
11
Repository.uinkt.ac.id>dspacePDF hasil web konsep ibadah dalam al-qu’an kajian surat al…-repository UIN
jakarta
Menurut Ahmad Thib Raya dan Siti Musdiah Mulia dalam bukunya
menyelami seluk beluk ibadah dalam islam, secara garis besar ibadah dapat dibagi Menjadi dua
macam yaitu :
a. Ibadah khassah (khusus) atau ibadah mahdhah (ibadah yang
ketentuannya pasti) yakni, ibadah yang ketentuan dan pelaksanaan nya
telah ditetapkan oleh nash dan merupakan sari ibadah kepada Allah swt,seperti shalat,
puasa, zakat dan haji.
b. Ibadah ‘ammah (umum), yakni semua perbuatan yang mendatangkan
kebaikan dan dilaksanakan dengan niat yang ikhlas karena Allah swt. seperti minum,
makan. dan bekerja mencari nafkah.
Pengaturan hubungan manusia dengan Allah telah diatur dengan
secukupnya, sehingga tidak mungkin berubah sepanjang masa. Hubungan manusia
dengan Allah merupakan ibadah yang langsung dan sering disebut dengan ‘Ibadah
Mahdhah penggunaan istilah bidang ‘Ibadah Mahdhah dan bidang ‘Ibadah Ghairu
Mahdhah atau bidang Ibadah dan bidang Muamalah, tidaklah dimaksudkan untuk
memisahkan kedua bidang tersebut, tetapi hanya membedakan yang diperlukan dalam
sistemetika pembahasan ilmu.
Ibadah merupakan perkara yang sakral. Artinya tidak ada suatu bentuk
ibadah pun yang disyariatkan kecuali berdasarkan al- Qur’an dan sunnah. Semua
bentuk ibadah harus memiliki dasar apabila ingin melaksanakannya karena apa
yang tidak disyariatkan berarti bid’ah, sebagaimana yang telah diketahui bahwa
setiap bid’ah adalah sesat sehingga mana mungkin kita melaksanakan ibadah
apabila tidak ada pedomannya. Sudah jelas, ibadah tersebut akan ditolak karena
tidak sesuai dengan tuntunan dari Allah maupun Rasul Nya.

2. Macam-Macam Ibadah
Dalam kaitannya dengan maksud dan tujuan pensyariatannya, ulama fiqih membaginya
kepada tiga macam, yakni:
a. Ibadah Mahdah adalah ibadah yang mengandung hubungan dengan Allah SWT
semata, yakni hubunganvertikal. Ibadah ini hanya sebatas pada ibadah-ibadah khusus. Ciri-ciri
ibadah mahdah ini adalah semua ketentuan dan aturan pelaksanaanya telah ditetapkan secara
rinci melalui penjelasan-penjelasan AlQur’an dan Hadis. Ibadah mahdah semata-mata hanya
untuk mendekatkan diri kepada Allah.
b. Ibadah Ghoiru Mahdah ialah ibadah yang tidak hanya menyangkut hubungan dengan
Allah SWT, tetapi juga berkaitan dengan sesama makhluk (habl min Allah wa hablu minannass),
disamping hubungan vertikal juga ada hubungan horisontal. Hubungan sesama makhluk disini
tidak hanya terbatas pada hubungan antar manusia melainkan juga hubungan manusia dengan
lingkungannya.
c. Ibadah Zi al wajhain adalah ibadah yang memiliki dua sifat sekaligus, yaitu mahdah
dan ghoiru mahdah. Maksudnya adalah sebagian dari maksud dan tujuan pensyariatannya dapat
diketahui dan sebagian lainnya tidak dapat diketahui.

Dilihat dari segi ruang lingkupnya ibadah dapat dibagi kepada dua macam yaitu:
a. Ibadah khassah, yakni ibadah yang ketentuan dan cara pelaksanaannya secara khusus
ditetapkan oleh nash, seperti shalat, zakat, puasa, haji dan lain sebagainya.
b. Ibadah ‘ammah, yaitu semua perbuatan baik yang dilakukan dengan niat yang baik dan
semata-mata karena Allah SWT (ikhlas), seperti makan, minum, bekerja, berlaku adil, berbuat
baik kepada orang lain dan sebagainya.

Berdasarkan bentuk dan sifatnya ibadah dibaginya menjadi enam macam di antaranya:
a. Ibadah yang berupa perkataan dan ucapan lidah, seperti tasbih, tahmid, tahlil, takbir,
membaca kitab suci Al-Qur’an dan lain sebagainya.
b. Ibadah yang berupa perbuatan seperti berjihad di jalan Allah, membela diri dari
gangguan, dan menyelenggarakan urusan jenazah.
c. Ibadah yang berupa penahanan diri dari mengerjakan sesuatu, seperti halnya puasa
yakni menahan diri dari makan, minum, dan yang merusak atau yang membatalkkan puasa.
d. Ibadah yang melengkapi perbuatan dan menahan diri dari sesuatu 17 pekerjaan, seperti
iktikaf, ber haji, wukuf dan lain-lainnya. Yaitu menahan diri dari jima’ dari yang merusak
ataupun yang membatalkannya.
e. Ibadah yang bersifat mengggugurkan hak, seperti membebaskan orang-orang yang
berhutang, memerdekakan budak dan memaafkan kesalahan orang lain.12
f. Ibadah yang melengkapi perkataan, pekerjaan seperti halnya shalat.

Untuk mewujudkan ibadah juga membutuhkan fasilitas yang mendukung, maka dari itu
dari dilihat dari segi fasilitasnya ibadah dibagi menjadi beberapa bagian, di antaranya:
a. Ibadah badaniyyah ruhiyyah, yaitu suatu ibadah yang untuk mewujudkannya hanya
dibutuhkan kegiatan jasmani dan rohani, seperti shalat dan puasa.
b. Ibadah maliyyah yaitu ibadah yang mewujudkannya dibutuhkan pengeluaran harta
benda, seperti zakat
c. Ibadah badaniyyah ruhiyyah maliyyah, yakni suatu ibadah yang untuk mewujudkannya
dibutuhkan kegiatan jasmani, rohani dan pengeluaran harta, seperti haji.

3. Hikmah Dalam Melaksanakan Ibadah


Pada dasarnya ibadah membawa seseorang untuk memenuhi perintah Allhah, bersyukur
atas nikmat yang dibverikan Allah dan melaksanakan hak sesama manusia. Oleh karena itu tidak
mesti ibadah itu memberikan hasil dan manfaat kepada manusia yang bersifat material, tidak
pula merupakan hal yang mudah mengetahui hikmah ibadah melalui kemampuan akal yang
terbatas. Ibadah merupakan pengujian terhadap manusia dalam menyembah Tuhannya. Ini
berarti ia tidak harus mengetahui rahasianya secara terperinci.
Seandainya ibadah itu harus sesuai dengan kemampuan akal dan harus mengetahui
hikmah atau rahasianya secara terperinci, tentu orang yang lemah kemampuan akal untuk
mengetahui hikmah tersebut tidak akan melaksanakan atau bahkan menjauhi ibadah. Ibadah
wajib dilaksanakan sebagaimana yang telah dicontohkan oleh nabi, karena mereka dapat
mengetahui rahasiarahasianya berdasarkan inspirasi kenabiannya, bukan dengan kemampuan
akalnya.
Dari penjelasan mengenai hikmah melaksanakan ibadah diatas, bahwa hikmah
melaksanakan ibadah bertujuan untuk menyembuhkan hati manusia, sebagaimana obat untuk

12
M. Abdul Majieb et. el, Kamus Istilah Fiqih, (Jakarta : PT Pustaka Firdaus, 1995),
menyembuhkan badan yang sakit, sebagai contoh ibadah dapat menyembuhkan hati manusia,
misalnya seseorang yang sedang resah dan gelisah, keresahan dan kegelisahan dapat
disembuhkan dengan shalat. Begitu juga orang yang mempunya penyakit tamak atau rakus
dalam hal makan dan minum, penyakit tersebut dapat dikurangi bahkan dapat disembuhkan bila
orang tersebut rajin berpuasa.
Ibadah juga dapat menyembuhkan badan yang sakit, yaitu ibadah shalat dapat
menyembuhkan penyakit pegal-pegal pada persendian tubuh atau yang sering disebut dengan
rematik, karena gerakangerakan yang dilakukan dalam shalat menyerupai gerakan olah raga yang
dapat menyehatkan dan melenturkan sendi pada tubuh manusia. “shalat itu membaharui
kepercayaan dan keimanan kepada Allah dan menghidupkan prinsip-prinsip islam yaitu bersifat
amanah berlaku benar, menepati janji dan mengutamakan orang lain”.9 Dapat kita pahami bahwa
ibadah merupakan jalan perantara untuk mewujudkan hal-hal yang lain, yaitu kebaikan akhlak
dan budi pekerti serta keamanan dan ketentraman masyarakat.1314

E. Hasil Penelitian Terdahulu


Terdapat sejumlah penelitian terdahulu yang melatar belakangi penelitian untuk
mengembangkan dinamika psikologis masyarakat melalui kebijakan penerapan pencegahan
covid 19 terhadap Tata cara ibadah diantaranya:
Penelitian Ima Sri Rahmani(2005), Tentang Analisis social psikologi perkembangan dan
penanganan penyakit menular wabah yang menular polio disukabumi. Penelitian ini adalah
penelitian kualitatif epidemilogi untuk mendapatkan perkembangan social psikologis yang
terkait adanya masa pandemic. Hasilnya ditemukan masyarakat harus bisa menyesuaikan diri
dengan kondisi pandemic dan masyarakat diharpkan tidak mengabaikan kebijakan dari
pemerintah yang menanganinya dan masyarakat harus mendukung agar tidak tercemar penyakit
menular seperti polio dan seperti keadaan sekarang penyakit covid 19.15

13
Hasby Ash Shiddiqy, Falsafah Hukum Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1975),
14
M. Abdul Majieb et. el, Kamus Istilah Fiqih, (Jakarta : PT Pustaka Firdaus, 1995),

15
Sri ima R. (Desember 2005). Analisis social psikologis perkembangan dan penanganan
penyakitMenular.BuletinPsikologi.vol.13 N0.2
BAB III
METODOLOGI PENEITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif yangdimaksud di sini
sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Lexy J. Moleong,bahwa penelitian ini adalah
penelitianyang bermaksud untuk memahami fenomenatentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian, misalnya perilaku, persepsi,motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik, dan
dengan cara deskripsi dalambentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang
alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.Pemaknaan terhadap jenis penelitian
inimengikuti pemaknaan Sugiyono, bahwa metode penelitian yang digunakan untukmeneliti,
obyeknya alamiah, di mana peneliti sebagai instrument kunci, teknikpengumpulan datanya
secaratriangulasi (gabungan), analisisnya bersifat induktif,dan hasil penelitiannya lebih
menekankan makna dari generasi.16

B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian atau variabel adalah gejala utama dalam perilaku pencegahan
penyebaran covid 19 dan cara yang didapat subjek penelitian yang hendak diamati. selanjutnya
fokus dalam pemelitian ini meliputi dua hal yakni:
a. Fokus tentang bagaimana cara masyarakat dalam menghindari penyebaran covid 19
b. Fokus tentang bagaimana tata cara masyarakat dalam melakukan kegiatan ibadahnya dalam
menghindari covid 19
Hubungan antar fokus dalam penelitian ini belum dapat ditentukan dalam rencana
penelitian dan diharapkan dapat muncul setalah melalui tahapan analisis hasil penelitian. oleh
sebab itu, jika analisis penelitian dapat menemukan hubungan antar fokus, maka hubungan
tersebut akan disajikan dalam bagian pembahasan hasil.

16
M. Abdul Majieb et. el, Kamus Istilah Fiqih, (Jakarta : PT Pustaka Firdaus, 1995),
C. Sumber Data Penelitian
Data yang dikumpulkan melalui penelitian ini adalah data yang sesuai dengan focus penelitian,
yaitu tentang pencegahan penyebaran covid 19 dalam tata cara ibadah.
Sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh, jadi sumber data itu
menunjukkan asal informasi. data itu harus diperoleh dari sumber data yang tepat, jika sumber
data tidak tepat,maka mengakibatkan data yang terkumpul tidak relevan dengan masalah yang
diteliti. sehubungan dengan wilayah sumber data yang dijadikan sebagai subjek peneitian ini ada
dua yaitu:
a. Sumber Data Primer
Sumber data yang diperoleh secara langsung dari lapangan. Sumber
data primer juga merupakan sumber-sumber dasar yang merupakan bukti
atau saksi utama dari kejadian yang lalu. Contoh dari data atau sumber
primer adalah: catatan resmi yang dibuat pada suatu acara atau upacara,
suatu keterangan oleh saksi mata, keputusan-keputusan rapat, foto-foto dan
sebagainya.
Data primer juga dapat diperoleh dalam bentuk verbal atau kata-kata
serta ucapan lisan dan perilaku dari subyek (informan). Jadi, data primer ini
diperoleh secara langsung melalui pengamatan dan pencatatan dilapangan.
Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara langsung
kepada pengurus masjid,pengurus gereja, pengurus kuil, dan pengurus-pegurus lainnya sesuai
agama yang dianutnya. selain itu peneliti juga melakukan pengamatan (observasi) mengenai
kondisi dan keberadaan masjid atau gereja yang ada di kota Medan (Tarutung), fasilitasnya dan
cara masyarakat untuk menghindari penyebaran covid 19 di dalam tempat ibadah tersebut.

b. Sumber Data Sekunder


Sumber data sekunder merupakan sumber pendukung, baik berupa
buku, artikel, media sosial (internet), vidio, jurnal ilmiah dan lain sebagainya yang relevan
denganpermasalahan yang dibahas dalam penelitian. Sebagai bahan pendukung,
peneliti menggunakan artikel yang relevan dengan penelitian. Selain itupeneliti juga
menggunakan beberapa media sosial (internet) sebagai pelengkap dan juga buku pedoman
sebagai penelitian tesis.

D. Metode Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data empiris yang sebaik-baiknya, maka diperlukan
adanya metode pengumpulan data yang tepat sesuai dengan masalah dan obyek
yang diteliti. Dalam pengumpulan data ini, peneliti menggunakan beberapa metode
antara lain :17
a. Observasi
Metode observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan
secara sistemstis dengan prosedur terstandar. Di dalam pengertian psikologi, observasi atau yang
disebut pula dengan pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek
dengan menggunakan seluruh alat indera. mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan,
penciuman, pendengaran dan pengecapan.
Jadi observasi dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematik tentang
objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan harus dilakukan dengan cermat dan kritis agar tidak
ada satu pun yang terlepas dari pengamatan.
Metode obeservasi ini digunakan untuk mendapatkan data-datadengan melihat langsung fakta-
fakta yang ada dilokasi penelitian secaracermat, akurat dan sistematis mengenai kondisi fisik, letak
geografis,sarana dan prasaranaPencegahan Penyebaran Penyebaran Covid 19 Terhadap Tata Cara
Ibadah. Dengan adanya data yang dihasilkandari observasi tersebut, peneliti dapat mendiskripsikan
pengembanganPencegahan Penyebaran Penyebaran Covid 19 Terhadap Tata Cara Ibadah Melalui
metode observasi terhadapsegala aspek yang menyangkut objek penelitian dan terhadap
dewanpengurus/pencegahan covid 19, maupun para pemuka agama,peneliti menemukan dampak
penyebaran virus covid 19 dan cara Pencegahan Penyebaran Penyebaran Covid 19 Terhadap Tata
Cara Ibadah.
peneliti juga melakukan kesesuaian antara hasil observasi dengan wawancara dan dokumentasi.
18

17
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif,(Bandung: Alfabeta, 2005).

18
Lexy J. Moeleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008).
b. Wawancara
Menurut Lincoln dan Guba sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J Moleong, wawancara
diadakan unutk mengkontruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi,
tuntutan, kepedulian dan lain-lain.Dalam melaksanakan teknik wawancara, pewawancara atau
peneliti harus mampu menciptakan hubungan yang baik sehinggainforman bersedia bekerja sama
dan merasa bebas berbicara dan dapat memberikan informasi yang sebenarnya.
Tehnik wawancara yang digunakan adalah secara terstruktur (tertulis) yaitu dengan
menyusun terlebih dahulu beberapa pertanyaan yang akan disampaikan kepada informan.hal ini
dimaksudkan agar pembicara dalam wawancara lebih terarah dan fokus pada tujuan yang
dimaksud dan menghindari pembicaraan yang terlalu melebar. selain itu juga digunakan sebagai
patokan umum dan dapat dikembangkan peneliti melalui pertanyaan yang muncul ketika
kegiatan wawancara berlangsung.
Data yang dikumpulkan dalam wawancara bersifat Verbal dan Non verbal, pada
umumnya yang diutamakan adalah data verbal yang diperoleh melalui percakapan atau tanya
jawab. dalam hal ini, peneliti menggunakan alat perekam agar memudahkan dalam pengumpulan
data, akan tetapi alat ini digunakan senyaman mungkin agar tidak mengganggu proses
wawancara dan informan tidak keberatan serta merasa tidak terganggu dengan keberadaan alat
tersebut.
Selainmenggunakan alat perekam, peneliti juga menggunakan buku catatankarena ada
pesan-pesan seperti gerak muka dan tubuh responden yang bermakna dan yang tidak dapat
ditangkap oleh alat perekam Percakapan dicatat dalam buku tulis, akan tetapi mencatat
mempunyaisejumlah kelemahan. mencatat dapat mengganggu lancarnya pembicaraan dan tidak
mudah mengadakan pencatatan sambil mengadakan wawancara. Apa yang dicatat sangat terbatas
dan perlu dilengkapi dengan ingatan. ingatan tidak selalu dipercaya, selain itu sukar dibedakan
antara data deskriptif dengan data tafsiran. itu sebabnya diusahakan untuk merekan kegiatan
wawancara tersebut.
Dengan metode ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang cara pencegahan
penyebaran covid 19 terhadap tata cara ibadanya. wawancara tersebut diawali dengan membuat
janji untuk bertemu dengan beberapa responden, diantaranya adalah pengurus tempat ibadah,
ustad, pendeta serta masyarakat setempat. kemudian setalah peneliti dan responden melakukan
janji temu peneliti melakukan wawancara dengan responden beberapa kali hingga seluruh data
yang dibutuhkan telah didapatkan.

c. Dokumentasi
Data dalam penelitian kualitatif, selain bersumber dari manusia, ada pula yang bersumber bukan
dari manusia diantaranya, dokumen, foto, vidio, dan bahan statistik. Dokumentasi, asal katanya dari
dokumen yang artinya barang-barang tertulis seperti buku-buku, Koran, TV, notulen rapat,
catatan harian, dan lain sebagainya.
Dokumentasi dalam pengumpulan data ini mencakup data pengurus ibadah,
ustad/pendeta, dan masyarakat. Metode dokumentasi dilaksanakan dengan cara menacari
dokumen-dokumen sampai dokumen resmi dari berbagai instansi, berupa dokumen tentang awal
mula terjadinya covid 19, gejala dan penularannya.

E. Teknik Analisia Data


Analisa data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis dari
catatan hasil observasi, wawancara dan dokumen. Menurut Miles & Huberman, dalam analisis
kualitatatif yaitu :
a. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan, perhatian, pengabstrakan
dan informasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. reduksi data
bukanlah suatu hal yang terpisah dari analisis merupakan bagian dari analisis data.
Reduksi data juga merupakan suatu bentuk analisis yang memajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara yang
sedemikian rupa sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik kesimpulan dan
diverifikasi.
b. Penyajian Data
Penyajian data termasuk teknik analisis data peyejian sebagai sekumpulan informasi
tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan,
dengan demikian maka kita akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus
dilakukan. lebih jauh menganalisis atau mengambil tindakan berdasakan atas pemahaman yang
didapat dari penyajian-penyajian data tersebut.
c. Menarik Kesimpulan/Verifikasi
Merik kesimpulan/verifikasi merupakan kegiatan paling penting dalam analisis data
kualitatif. kesimpulan final mungkin tidak muncul sampai pengumpulan data berakhir tergantung
pada besarnya kumpulan-kumpulan catatan lapangan. penarikan kempulan hanyalah sebagai dari
suatu kegiatan konfigurasi yang utuh, komponen-komponen analisis data dapat digambarkan.
19

F. Pengecekan Keabsahan Data


Pengecekan keabsahan data sangat perlu dilakukan agar data yang
dihasilkan dapat dipercaya dan dapat dipertanggung jawabkan. Pengecekan
keabsahan data merupakan suatu langkah untuk mengurangi kesalahan
dalam proses perolehan data penelitian yang tentunya akan berimbas pada hasil akhir dari suatu
penelitian.
Adapun teknik pengecekan keabsahan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Trianggulasi dilakukan dengan cara
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi
yang diperoleh dari informan satu ke informan lainnya, Misalnya pengurus musolah dan
pengurus gereja.
Trianggulasi sumber dilakukan dengan membandingan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
penelitian kualitatif. hal itu dapat dicapai dengan jalan :
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang
dikatakannya secara pribadi
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu
d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang
19
Matthew B. Miles & A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta:
Universitas Indonesia, 1992)
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
Dalam penelitian ini, teknik trianggulasi sumber dilakukan peneliti adalah
dengan membandingkan data yang diperoleh dari lapangan (data primer dengan
data sekunder) yang didapat dari dokumen-dokumen serta relevansi buku-buku dan
artikel-artikel yang berkaitan dengan penelitian. Teknik ini berguna mengetahui
tentang cara Pencegahan Penyebaran Penyebaran Covid 19 Terhadap Tata Cara Ibadah.

G. Tahap Pelaksanaan Penelitian


Kegiatan yang dilakuakan dalam tahap ini adalah mengumpulkan data
dengan instrumen yang sudah dipersiapkan, mengolah data, menganalisis data dan
menyimpulkan data. Dalam kegiatan ini peneliti membawa surat izin dari
Universitas untuk langsung terjun ke lokasi penelitian guna pengambilan data
penelitian.

H. Tahap Penyelesaian
Tahap penyelesaian merupakan tahap akhir dari sebuah penelitian. Data
yang sudah diolah, disusun, disimpulkan, diverifikasi selanjutnya disajikan dalam
bentuk penelitian laporan penelitian. Kemudian peneliti melakukan member chek,
agar hasil penelitian mendapat kepercayaan dari informan dan benar-benar valid.
Langkah terakhir yaitu penelitian laporan penelitian yang mengacu pada peraturan
penelitian karya ilmiah di kampus.

DAFTAR PUSTAKA

Virus corona_ Apa dampak Covid-19 terhadap tata cara ibadah agama_ - BBC News Indonesia
Virus Corona - Penyebab, Gejala, dan Pencegahan - Halodoc
Lexy J. Moeleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008).
Abdul Majid & Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2012).
Matthew B. Miles & A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta:
Universitas Indonesia, 1992)
Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003).
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif,(Bandung: Alfabeta, 2005).
Hasby Ash Shiddiqy, Falsafah Hukum Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1975),
M. Abdul Majieb et. el, Kamus Istilah Fiqih, (Jakarta : PT Pustaka Firdaus, 1995),
Simak lebih lanjut di Brainly.co.id - https://brainly.co.id/tugas/27767978#readmore
Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2012.

Anda mungkin juga menyukai