Anda di halaman 1dari 6

METODE DAN MEDIA PENDIDIKAN

KESEHATAN PADA KASUS 1


Soka Reska Dena
NPM. 2306288181
Kelas B - Ekstensi

1.1 Kasus 1
Sebuah Keluarga terdiri dari Ibu T (56 tahun), Nn. I (22 tahun), dan Nn.
N (16 tahun). Suami Ibu T sudah meninggal 6 tahun yang lalu karena Diabetes.
Pekerjaan Ibu T ialah sebagai antar jemput anak sekolah dan juga sebagai
penjahit sebagai pekerjaan sampingan, namun saat pandemi, Ibu T tidak lagi
mengantar ke sekolah dan hanya bekerja sebagai penjahit dirumah tempat
tinggalnya. Ibu T mengeluhkan pegal dipinggul hingga kaki beberapa kali. Ibu
T memiliki tinggi 160 cm dan berat badan 64,4 Kg. Sedangkan Nn. N memiliki
tinggi 155 dengan berat badan 73,2. Ibu T setiap pagi meminum teh hangat
dengan ukuran cangkir ditambah dengan gula 1 sendok makan. Selain itu, porsi
makan Ibu T dan Nn. I cukup banyak dengan takaran nasi 1 – 1,5 centong nasi.
Untuk Ibu T dan Nn, I makan 3 kali sehari, namun untuk Nn. N dapat makan 4
kali dalam sehari diikutin dengan memakan cemilan seperti biskuit. Keluarga
Ibu T sering mengonsumsi sayur dan bahkan hampir setiap hari, namun untuk
makan buah keluarga Ibu T jarang memakannya, dan membeli ketika ingin
saja.

2.1 Metode Pendidikan Kesehatan


Metode yang dipilih oleh kelompok sesuai kasus yang di dapat yaitu
menggunakan metode brainstorming. Menurut (Gilbert, Sawyer, & McNeill,
2011), brainstorming sebuah cara agar dapat menghasilkan ide-ide dan
informasi dari suatu kelompok melalui forum berpikir bebas atau bertukar
pikiran untuk mendapatkan sebanyak mungkin solusi terhadap suatu masalah.
Tujuan dari pemilihan menggunakan metode brainstorming ini agar individu
atau kelompok dapat mendefinisikan apa itu overweight, obesitas, dan pola diet
serta dapat mempertimbangkan kemungkinan solusi terhadap masalah
tersebut.
Metode ini dipilih karena sangat efektif dalam mengembangkan sikap
positif serta dapat mengajarkan kelompok untuk berpikir kritis dalam
memecahkan masalah obesitas yang sedang dihadapi. Sehingga, dengan
penerapan metode ini diharapkan dapat menarik perhatian terhadap partisipan
dan hal ini akan berdampak pada hasil yang diharapkan dari suatu pendidikan
kesehatan.

2.1.1 Keuntungan dan Kelemahan Metode Brainstorming


Metode brainstorming memiliki beberapa keuntungan dan
kelemahan dalam penggunaanya. Menurut (Gilbert, Sawyer, &
McNeill, 2011), keuntungan dan kelemahan dari metode brainstorming
adalah sebagai berikut:
a. Keuntungan
- Menciptakan lingkungan yang kooperatif.
- Semua orang yang terlibat adalah kontributor.
- Menciptakan ide-ide ketika anggota mengemukakan saran-
sarannya.
- Memanfaatkan pengalaman dan pengetahuan anggota
kelompok.
- Menciptakan semangat kebersamaan.
- Hanya membutuhkan sedikit peralatan.
a. Kelemahan
- Hasil dari peendidikan kesehatan tidak dapat diprediksi.
- Terancam gagal jika hanya sedikit partisipan yang
berpartisipasi.
- Jika semua langkah dilakukan maka dapat memakan waktu
yang panjang.
- Beberapa orang mungkin merada tidak nyaman dan terpaksa
untuk berkontribusi.
- Kegiatan dapat menjadi tidak fokus jika salah seorang kesulitan
untuk mengungkapkan saran dan ide-ide.
2.1.2 Aturan Penerapan Metode Brainstorming
Beberapa aturan saat dilakukan nya pendidikan kesehatan dengan
metode brainstorming harus di perhatikan untuk mendapatkan suasana
yang kondusif diantaranya tidak melontarkan komentar negatif
terhadap ide partisipan, ide dan solusi yang disampaikan harus
dipertimbangkan, buatlah posisi duduk melingkar, individu dapat
melewatkan gilirannya jika merasa tidak mempunyai ide untuk
disampaikan, lanjutkan proses tersebut sampai semua orang kehabisan
ide baru dan tidak berhenti sebelum ide baru muncul, proses ini dapat
berakhir atau berlanjut ke langkah kedua, langkah kedua yaitu
memperkuat tema dan gagasan bersama, dan langkah ketiga adalah
memprioritaskan ide-ide (Gilbert, Sawyer, & McNeill, 2011).

2.1.3 Tips Penerapan Brainstorming yang Efektif


Fasilitator harus mendorong peserta untuk memasukkan semua ide
mengenai obesitas dan pengaturan pola diet yang mereka tahu. Sebelum
dimulai, beri tahu peserta waktu yang digunakan pada setiap tahap yaitu
maksimal 7 menit agar kegiatan berjalan dengan lancar, fasilitator harus
siap memberikan saran untuk merangsang setiap individu yang sulit
untuk menyampaikan ide-ide nya, berikan batas waktu kepada setiap
individu dalam menyampaikan ide-ide nya agar kegiatan lebih
terstruktur, menegaskan kepada setiap individu dalam kelompok untuk
tidak memberi respons terhadap individu lain yang sedang memberikan
gagasan ide-ide nya (Gilbert, Sawyer, & McNeill, 2011).

2.1.4 Prosedur Operasional


Prosedur pelaksanaan pendidikan kesehatan dalam mengatur pola diet
keluarga menggunakan metode brainstorming yang terdapat dalam
(Gilbert, Sawyer, & McNeill, 2011) akan dijabarkan dibawah ini.
a. Tentukan tujuan utama: mengubah perilaku gaya hidup sehat dalam
pengaturan pola diet.
b. Mengajukan pertanyaan kepada peserta terkait masalah kesehatan.
- Apa yang peserta ketahui tentang overweight, obesitas, dan
pola diet?
- Apakah yang menyebabkan terjadinya overweight dan
obesitas?
- Mengapa bisa terjadi overweight dan obesitas?
- Apa saja makanan yang harus dihindari dan yang harus
dikonsumsi oleh seseorang dengan overweight dan obesitas?
- Bagaimana cara melakukan pola diet yang tepat?
c. Persiapkan tim
d. Berikan batas waktu: pelaksanaan brainstorming sekitar 30 menit.
e. Pilih seseorang untuk menjadi pemimpin
f. Beri kesempatan semua peserta berbicara
g. Catat semua ide: mencatat semua gagasan ide yang dikemukakan
oleh peserta.
h. Hindari kritik: hindari dalam mengeluarkan kritik antar peserta
agar semua peserta berani untuk menyampaikan ide nya.
i. Manfaatkan visualisasi untuk mendukung diskusi: gunakan
gambar atau symbol-simbol yang menarik untuk membantu peserta
memberikan pendapat.

3.1 Media Pendidikan Kesehatan


Media yang digunakan kelompok sebagai penunjang dari metode yaitu
menggunakan booklet. Tujuan dari penggunaan media booklet ini adalah agar
petugas dapat menyampaikan banyak informasi dalam bentuk buku kecil
disertai dengan gambar-gambar yang menarik dalam pengaturan pola diet
individu maupun kelompok. Media booklet sangat menarik dalam
penyampaian informasi karena dapat mengulas pesan yang ingin disampaikan
petugas dengan lebih terperinci dan jelas. Isi dalam booklet akan menjelaskan
secara rinci mengenai gagasan ide yang disampaikan oleh peserta selama
proses brainstorming.
3.1.1 Keuntungan dan Kelemahan Media Booklet
Menurut (Hartiningsih, 2018), terdapat beberapa keuntungan dan
kelemahan media booklet dalam penggunaannya yaitu:
a. Keuntungan
- Media yang menarik karena dapat menstimulasi indra
penglihatan sehingga lebih mudah dalam penyampaian
informasi.
- Isi halaman booklet tidak lebih dari 24 halaman sehingga pesan
yang ingin disampaikan lebih terperinci dan jelas.
- Booklet dikemas semenarik mungkin sehingga tidak mudah
bosan untuk dibaca kembali.
- Dapat disimpan sebagai panduan peserta setelah proses
pendidikan kesehatan selesai serta dapat dibaca sewaktu-waktu.
- Dapat dibawa kemana saja karena ukurannya yang kecil.
- Sebagai solusi pengembangan media pembelajaran yang dibuat
untuk meningkatkan minat dan pemahaman pembacanya.
b. Kelemahan
- Menggunakan media cetak yang memungkinkan mengeluarkan
biaya.
- Tidak melaksanakan prinsip penghematan kertas.
- Mudah rusak/ robek dan mudah hilang jika tidak disimpan
dengan baik.
Daftar Pustaka

Gilbert, G. G., Sawyer, R. G., & McNeill, E. B. (2011). Health Education: Creating

Strategies for School and Community Health (Vol. 3 rd Ed). Canada: Jones

and Bartlett Publishers, LLC.

Hartiningsih, S. N. (2018). Pengaruh pendidikan kesehatan dengan media

audiovisual dan media booklet terhadap perilaku caregiver dalam mencegah

tuberkulosis pada anggota keluarga. Health Sciences and Pharmacy

Journal, 2, 100-101.Diperoleh dari https://journal.stikessuryaglobal.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai