Anda di halaman 1dari 31

TOPIK 2:

PENERAPAN HUKUM HUKUM FISIKA PADA TUBUH


MANUSIA

Disusun Oleh :
1. Ratna Dwi Anggraeni 5. Soka Reska Dena

2. Rian Fitriawati 6. Susilo

3.Rifqi Rizal 7.Yusnita Mariana Sihombing

4. Rosa Salsaprili

Kelas B Ekstensi 2023/Kelompok 4


Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia
SUB POKOK BAHASAN

8. Penjelasan sifat-sifat listrik dan kaitannya dengan proses di dalam tubuh manusia.
9. Penjelasan konsep mekanika yang berkaitan dengan pengaturan posisi dan pergerakan
tubuh manusia
10. Penjelasan sifat-sifat panas dan cara perpindahannya, serta jelaskan penggunaannya
dalam pengaturan suhu tubuh manusia.
BIOLISTRIK
• Kelistrikan : berkaitan dengan muatan, ion
dalam tubuh dan medan listrik yang

Biolistrik dihasilkan oleh ion dan muatan tersebut, serta


tegangan yang dibangkitkannya.

(Kelistrikan • Biolistrik adalah kelistrikan atau sifat

Dalam
kelistrikan yang terjadi pada sebuah proses
kehidupan atau sebuah mekanisme kelistrikan
yang terjadi pada makhluk hidup.
Tubuh)
• Bioelektrisitas: segala yang bersangkutan
dengan kelistrikan yang dihasilkan oleh tubuh
• Membran potensial merupakan
potensial yang diakibatkan
Potensial oleh adanya perbedaan muatan
pada sisi dalam dan sisi luar
membran sel.
Membran • Proses yang berperan pada
potensial membran adalah
difusi dan transpor aktif.
Potensial Difusi Pembentukan potensial "difusi" yang
melintasi membran sel, yang
disebabkan oleh difusi ion katium dari
• Difusi terjadi karena sifat membran sel bagian datam sel ke bagian luar melalui
yang semipermeabel, oleh karena suatu membran yang bersifat permeabet
konsentrasi dalam sel yang tinggi, ion K+ selektif hanya terhadap kalium
cenderung berdifusi keluar sel sehingga
mengurangi muatan positif didalam sel
dan membentuk elektropositif di luar sel
dan elektronegatif di dalam sel. Pembentukan "potensial difusi" bila
• Nilai potensial difusi yang melintasi membran hanya permeabet untuk ion
natrium. Perhatikan bahwa potensial
suatu membran, yang berbanding terbalik membran di sisi dalam bersifat negatif bila
dengan difusi net suatu partikel ion ion katium berdifusi, dan positif bila ion
melalui membran disebut potensial natrium berdifusi karena gradien
Nernst. konsentrasi yang berlawanan pada kedua
ion ini.

Diambil pada 07/09/23 pada halaman 57 buku :


Hall E. (2014). Guyton dan Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi Bahasa
Indonesia 12. Saunders: Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
TRANSPOR AKTIF
Transport aktif terjadi karena
adanya pompa Na+ dan K+
yang bersifat elektrogenik oleh
karena lebih banyak
mengeluarkan ion positif (3 ion
Na+ akan keluar setiap 2 ion K+
masuk). Kejadian ini
menimbulkan gradien
konsentrasi yang tinggi antara
ion Na+ dan ion K+ untuk Diambil pada 07/10/23 pada halaman 59 buku :
Hall E. (2014). Guyton dan Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi
Bahasa Indonesia 12. Saunders: Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
modal awal agar terjadi difusi.
Potensial Membran Istirahat
Potensial difusi yang disebabkan oleh difusi
kalium dan natrium akan memberi potensial
membran sekitar –86 milivolt, dan hampir
seluruhnya ditentukan oleh difusi kalium.

Gambar A.
Bila potensial membran seluruhnya disebabkan oleh difusi kalium saja Selanjutnya, penambahan potensial membran
sebesar -4 milivolt oleh pompa elektrogenik,
menghasilkan potensial membran istirahat
neto sebesar –90 milivolt

Gambar B. Gambar C.
Bila potensial membran disebabkan oleh difusi natrium dan kalium Bila potensial membran disebabkan oleh difusi ion natrium dan kalium
ditambah pemompaan kedua ion ini oleh pompa Na+-K+

Diambil pada 08/10/23 pada halaman 60 buku :


Hall E. (2014). Guyton dan Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi Bahasa Indonesia 12. Saunders: Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
KANAL ION
Kanal pasif Kanal berpintu
• Terbuka tanpa rangsang • Pengaturan kimia
• Pada keadaan istirahat, • Pengaturan listrik/voltase
membran sel lebih mudah • Pengaturan mekanik
dilalui oleh K+ dibandingkan
Na+ karena terdapat jauh lebih
banyak kanal pasif K+
dibandingkan kanal pasif Na+
• Aliran ionik positif dan negative yang
bergerak di membran sel.

Potensial • Semakin besar diameter akson semakin


cepat penghantaran potensial aksi karena
tahanan arus listrik berbanding terbalik

Aksi dengan luas penampang penghantar arus


listrik.
• Potensial aksi ditimbulkan oleh adanya
sensasi yang dirasakan oleh tubuh.
POTENSIAL AKSI
Tahap-tahap potensial aksi adalah sebagai 2. Tahap Repolarisasi
berikut: Tahapan ini berlangsung setelah tahap
1. Tahap Depolarisasi depolarisasi berakhir, dan membran menjadi
lebih permeabel terhadap ion kalium.
Pada tahap ini, membran secara tiba- Berakhirnya tahap depolarisasi adalah ketika
tiba menjadi sangat permeabel kanal ion natrium tertutup dengan cepat
terhadap ion natrium. Hal ini yang diikuti oleh pembukaan kanal ion
menyebabkan kanal ion natrium kalium secara lambat.
terbuka dengan cepat dan sejumlah 3. Tahap Hiperpolarisasi
besar ion natrium yang bermuatan Setelah tahap repolarisasi berakhir, dikenal
positif berdifusi masuk ke dalam suatu kondisi yang disebut positif after
akson. Keadaan membran yang potential. Keadaan ini merupakan kondisi
awalnya terpolarisasi dengan nilai -90 potensial membran yang lebih negatif dari
kondisi istirahat. terjadi akibat lambatnya
milivolt secara cepat menjadi semakin penutupan kanal ion K.
positif.
SINYAL
BIOLISTRIK PADA
JANTUNG

• Elektrokardiografi
• P : gelombang yang timbul karena depolarisasi atrium
• QRS : merepresentasikan depolarisasi ventrikel
• T : gelombang yang timbul oleh repolarisasi ventrikel
• Elektromiografi (EMG) : Teknik untuk mengevaluasi
• SINYAL dan merekam aktivitas listrik yang dihasilkan oleh
BIOLISTRIK otot rangka.
PADA OTOT
• Sinyal dapat dianalisis untuk mendeteksi kelainan
medis, tingkat aktivasi, perintah rekrutmen atau
untuk menganalisa biomekanik gerakan manusia
atau hewan.
SINYAL
BIOLISTRIK
PADA OTAK

https://www.brightbraincentre.co.uk/
electroencephalogram-eeg-brainwaves/

Sinyal EEG memiliki amplitudo yang sangat kecil (orde


mikrovolt) karena aktivitas listrik otak diukur di
permukaan kulit, melalui tulang tengkorak. Sangat rentan
terhadap noise dan artefak dengan amplitudo lebih besar
KONSEP MEKANIKA
KONSEP MEKANIKA

Mekanika adalah suatu cabang ilmu dari bidang fisika yang


mempelajari gerakan, dan perubahan bentuk suatu materi yang
diakibatkan oleh gangguan mekanik yang disebut gaya
(Asriwati, 2017).
Konsep Mekanika

2. Menurut Hukum Newton II


1. Menurut Hukum Newton 1
(Inertia =Kelembaman): • F = m.a
• Apabila ada gaya yang
• Benda bersifat
bekerja pada suatu benda,
mempertahankan keadaan.
maka benda akan mengalami
• Semua benda atau objek akan
suatu percepatan yang
bergerak jika ada gaya.
arahnya sama dengan arah
gaya.
3. Hukum Newton III
Untuk setiap aksi selalu ada reaksi yang arahnya berlawanan

• Massa > Jumlah unsur suatu


objek dengan satuan kg.
• Gaya gravitasi > Gaya tarik
bumi terhadap suatu benda.
• Gaya yang bekerja pada
manusia :
 Dalam keadaan statis
 Dalam keadaan dinamis
Dalam kaitannya dengan keperawatan prinsip mengenai
mekanik tubuh :

1. Mekanik tubuh yang baik


dapat memberikan penampilan 3. Mekanik tubuh yang baik
serta fungsi tubuh yang baik. dicapai melalui pengetahuan.

2.Penggunaan tubuh yang tepat


dan benar dapat meningkatkan 4. Mekanik tubuh menyangkut
fungsi musculoskeleta, serta
berbagai usaha pencegahan cedera
mencegah terjadinya penyakit
dan kecelakaan. pada system musculoskeletal.
Koordinasi Mekanik tubuh

Kordinasi Mekanik tubuh terdiri dari :


1. Tulang
2. Otot 5. Sendi
3. Ligamen 6. Kartilago
4. Tendon
TERMODINAMIKA
TERMODINAMIKA
 Termodinamika: Ilmu yang
mempelajari penggunaan energi
termasuk panas dan berbagai bentuk
energi lain, terutama kerja mekanik
serta kaitannya dengan suhu, volume
dan tekanan yang menggambarkan
fisika sistem termodinamika.

 Suhu Jaringan dalam tubuh yaitu inti


tubuh dipertahankan secara konstant ±
1°F (± 0,6°C), kecuali tubuh sedang
demam akan meningkat . Suhu tubuh
normal 36 °C-37,5 °C .
Hukum Termodinamika

Hukum Termodinamika 1 Hukum Termodinamika 2


(Hukum Konservasi Energi)
• Alam semesta mempunyai jumlah energi yang • Semua proses spontan alamiah akan berubah dari
tetap dan dianggap sebagai suatu sistem yang keadaan teratur menjadi tidak teratur (entropi).
tertutup (tidak ada yang dapat masuk atau • Membuat dan mempertahankan keteraturan dalam
keluar).
tubuh manusia (sistem terbuka) membutuhkan
• Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk asupan energi.
lain. Jumlah total energi dalam sistem tertutup
• Kehilangan energi ke sekitar tanpa penggantian >
adalah tetap.
entropi sistem terbuka tersebut ↑ (contoh: proses
• Manusia adalah sistem terbuka : pertukaran penuaan)
materi dan energi dengan lingkungan
2, Sifat Panas dan cara perpindahannya
Perpindahan Panas dari kulit
kelingkungan:
a. Radiasi (60%) : pengeluaran secara
total, yang mengandung inframemah
yang mengandung elektromagnetik.
b. Konduksi (3%) ; perpindahan panas
melalui kontak secara langsung.
c. Evaporasi : Proses penguapan uap air
dari kulit (keringat) dari permukaan
kulit menunjukan adanya proses
pelepasan panas dari tubuh.
Diambil pada 08/09/23 pada halaman 869 buku :
d. Konveksi (15%) :perpindahan panas Hall E. (2014). Guyton dan Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi Bahasa Indonesia
12. Saunders: Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
dari dalam tubuh melalui udara.
Penggunaan sifat Panas dalama pengatuaran suhu tubuh
Manusia

Pengaturan suhu dikendalikan • pp


oleh keseimbangan antara
pembentukan panas dan
pengeluaran Panas.
Aliran darah dari kulit dan inti
tubuh membantu transfer panas.
Pengeluaran Panas
pembentukannya didalam tubuh
dihasilkan di organ dalam Diambil pada 08/09/23 pada halaman 868 buku :
Hall E. (2014). Guyton dan Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi Bahasa Indonesia 12.
Saunders: Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
Berkeringat dan pengaturannya
oleh system Saraf Otonom
• Ransangan area preoptik
dibagian anterior hipotalamus
baik secara listrik atau oleh
panas yang berlebihan yang
dapat menyebabkan berkeringat.

• Mekanisme sekresi keringat :


1. bagian yang bergalung
2. bagian ductus
Pengaturan suhu tubuh dan peran
Hipotalamus :
• Peran Area preoptic- hipotalamik anterior dalam
mendeteksi suhu termostatik.
• Deteksi suhu oleh reseptor di kulit dan jaringan
tubuh bagian dalam
• Hipotalamus posterior mengabungkan sinyal
sensorik suhu pusat dan perifer
• Mekanisme efektor neuron yang menurunkan atau
meningkatkan suhu tubuh.
• Mekanisme penurun suhu bila tubuh terlalu panas
secara vasodilatasi pembuluh darah kulit,
berkeringat dan penurunan pembentukan panas.
• Meningkatkan suhu tubuh saat tubuh terlalu
dingin secara vasokontriksi kulit di seluruh tubuh, Diambil pada 08/09/23 pada halaman 868 buku :
piloereksi dan peningkatan thermogenesis. Hall E. (2014). Guyton dan Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi
Bahasa Indonesia 12. Saunders: Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
Rangsangan Hipothalamus terhadap
menggigil

 Ekstitasi simpatis Kimiawi pada pembentukan panas


 Peningkatan keluaran tiroksin sebagai penyebab peningkatan pembentukan
panas jangka Panjang .
 Konsep set point untuk pengaturan suhu
Kelainan pengaturan suhu
tubuh:

• Demam merupakan suhu tubuh di atas normal


penyebabnya adalah tumor pada otak, bakteri,Jamur
dan keadaan lingkungan yang dapat berakhir dengan
heat stroke.
Daftar Pustaka
• Hall E. (2014). Guyton dan Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi Bahasa Indonesia
12. Saunders: Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
• Nurul Sawitri Vanani, FKM UI, 2008
https://lib.ui.ac.id
• Davidovits, P. (2019). Physics in Biology and Medicine Fifth Edition. London, United
Kingdom: Academic Press.
• Nana, M., P. (2021). Fisika Kesehatan. Jakarta, Indonesia: Penerbit Lakeisha.
• Potter & Perry. (2010). Fundamental of Nursing: Keperawatan Buku 2 Edisi 7. Jakarta,
Indonesia: Salemba Medika.
• Sherwood, Lauralee. (2011). Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem Edisi 6. Jakarta,
Indonesia: EGC.
• Washudi. (2016). Biomedik Dasar: Anatomi, Fisiologi, Biokimia, Fisika, Biologi. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Ri.
• Putra, R. M. (2022). Cahaya dan Penerapan Sifat-Sifat Cahaya. CV MEDIA EDUKASI
CREATIVE.
• Maryoto, A. (2020). Mengenal Mata dan Cara Merawatnya. Alprin.
• Saefudin, H., Mardiyah, F. H., Zahra, N., Muzzaki, N. A., Rachmawati, N., Rahmania, S.,
& Darmawati, W. T. RESPIRASI DITINJAU DARI ASPEK ONTOLOGI,
EPISTEMOLOGI DAN AKSIOLOGI.
• Haryanto Tanto dan Washudi (2016). Biomedik Dasar (Anatomi, Fisiologi, Biokimia,
Fisika, Biologi) Cetakan Pertama, Pusdik SDM Kesehatan, Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
• Asriwati. 2017. Fisika Kesehatan dalam keperawatan Edisi 1.
Yogyakarta:Deepublish
• Sherwood. L. 2010. Human Physiology from Cell to System 7th Ed. Belmont,
CA:Brooks/cole.

Anda mungkin juga menyukai