Anda di halaman 1dari 111

Materi

Audit Maternal Perinatal


Kabupaten Kepulauan Anambas 2022

dr. Muhammad Dwi Wicaksono, Sp.OG


Topics:
Kehamilan Ektopik
Preeklampsia & Eklampsia

gangguan Tiroid Pada Kehamilan


Solusio Placenta

Perdarahan post partum


Ectopic
Pregnancy
Kehamilan
ektopik
Kehamilan Ektopik

Definisi
Tertanamnya sel telur yang telah terfertilisasi di tempat lain

Selain dalam cavum uterus.


Diperkirakan 1-2% dari seluruh kehamilan
85-90 % ditemukan pada multigravida
usia >40 tahun 2.9 kali lebih berisiko
Bouyer & Colleagues, 2003
Faktor risiko
• Riwayat Pelvic Inflammatory Disease (PID)
• Riwayat Penyakit Menular Seksual (PMS)
• Kelainan kongenital tuba Fallopii
• Riwayat operasi pelvis
• Riwayat kehamilan ektopik berulang
• Riwayat ligasi tuba
• Riwayat mengonsumsi obat-obat fertilitas
• Lifetsyle (eg, merokok)
Etiologi
Salah satu penyebab kehamilan ektopik adalah
penyempitan saluran tuba Fallopii, abnormalitas morfologi
atau kerusakan mukosa sehingga sel telur yang telah
terfertilisasi tidak dapat sampai ke uterus kemudian terjadi
implantasi di saluran tuba atau tempat lain.
Tanda & GEjala
Trias Klasik Kehamilan Ektopik

Abdominal Pain

3A Amenorrhea

Abnormal Vaginal Bleeding

Gejala Kehamilan Ektopik umumnya terjadi pada usia kehamilan 6-8 minggu.
Tanda & GEjala
▪ Pucat, penurunan kadar Hb
▪ Hipotensi dapat berujung syok
akibat perdarahan
▪ Perdarahan
▪ Nyeri tekan pada adneksa
▪ Nyeri goyang portio
▪ Penonjolan cavum Douglass (bila
perdarahan banyak)
Tatalaksana
Umum

• Resusitasi cairan dengan kristaloid (RL atau NaCl 0.9%),


pasang 2 akses intravena

• Perujukan ke Rumah Sakit


Tatalaksana
Khusus

• Pemeriksaan Laboratorium

• Persiapan Laparatomi Eksplorasi

• Salpingektomi atau Salpingostomi

• Post op: penggunaan kontrasepsi, suplementasi Fe, dsb.


Preeclampsia
Eclampsia
Preeclampsia

Definisi
Hipertensi yang dapat disertai adanya proteinuria akibat
kehamilan

Setelah usia kehamilan 20 minggu.


Atau segera setelah persalinan (sampai 12 minggu pascasalin)
eclampsia

Definisi
Keadaan kejang akut atau penurunan
kesadaran pada penderita preeklamsia
Insidensi preeklamsia terjadi sekitar 2-8% dengan penyebab masih
belum dapat diketahui dengan pasti
Faktor risiko
1. Umur > 40 tahun
2. Nulipara
3. Multipara dengan Riwayat preeklamsia sebelumnya
4. Multipara dengan kehamilan oleh pasangan baru
5. Multipara dengan kehamilan sebelumnya >10 tahun
6. Riwayat preeklamsia di keluarga
7. Kehamilan multiple
8. DM
9. Hipertensi kronis
10. Penyakit ginjal
11. Sindrom antifosfolipid (APS)
12. Kehamilan dengan inseminasi donor
13. Obesitas (IMT >35)
Klasifikasi
1.Preeklamsia

2.Preeklamsia berat
Kriteria diagnosis
Preeclampsia
1. Tekanan darah (setelah usia kehamilan 20 minggu) :

• Sistolik 140-160 mmHg

• Diastolik 90-110 mmHg

2. Proteinuria minimal positif (+1) dengan pemeriksaan


dipstick urin.
Kriteria diagnosis
Preeklamsia Berat
Minimal 1 gejala atau tanda sbb: 5. Nyeri perut epigastrik/kanan atas

1. Proteinuria >+2 (dipstick) 6. Edema paru

2. Kreatinin urin > 1,1 mg/dL, atau 7. Gejala neurologis: stroke, nyeri
peningkatan pada kondisi tidak ada kepala, gangguan visus
kelainan ginjal 8. Gangguan pertumbuhan janin akibat
3. Trombosit < 100.000/mm3 gangguan sirkulasi uteroplasenta

4. Peningkatan kadar enzim hati


transaminase 2 kali lipat
Klasifikasi
berdasarkan onset
1. Preeklamsia awitan dini
Preeklamsia yang muncul pada usia kehamilan< 34 minggu

2. Preeklamsia awitan lanjut


Preeklamsia yang muncul pada usia kehamilan > 34 minggu
Tatalaksana PEB
Konservatif

Bila memungkinkan kehamilan ditunggu hingga >34 minggu dengan


upaya pematangan paru & pemantauan tanda eklamsia
Tatalaksana PEB
Aktif

Pengakhiran kehamilan bila terjadi perburukan atau TD tidak mengalami


perbaikan (gagal rawat konservatif), dengan indikasi:

• Kehamilan > 34 minggu


• Impending eklamsia
• Eklamsia
• Gawat jalan
• Pertumbuhan janin terhambat
• Adanya syndrome HELLP
Tatalaksana
Terapi medikamentosa

• Infus RL

• Pemberian MgSO4

• Pemberian obat antihipertensi


Pemberian MgSO4
• Dosis Awal
4 gram MgSO4 (10 cc MgSO4 40%) dalam RL 100 cc,
selama 15-20 menit
- Diencerkan menjadi 20 cc lalu dibolus 15 menit

• Dosis Pemeliharaan
10 gram MgSO4 (25 cc MgSO4 40%) dalam RL 500
cc, kecepatan 1 gram/jam (20-30 tpm)
Syarat Pemberian MgSO4
1. WAJIB tersedia antidotum, Ca Gluconas 10% (1 gram dalam 10 cc)
IV dalam waktu 3-5 menit.
2. Refleks Patella kuat.
3. Frekuensi pernafasan > 16 kali permenit.
4. Produksi urin > 30 cc dalam 1 jam.

Penghentian MgSO4
1. Tanda intoksikasi
2. Setelah 24 jam postpartum
3. Dalam 6 jam postpartum sudah terjadi perbaikan TD
Pemberian Antihipertensi
dengan supervisi spesialis Obgyn

• Nifedipine
10 mg peroral dapat diulang 30 menit (maksimal 120
mg/24jam), dilanjutkan rumatan 4x10mg Peroral

• Metildopa
3x500mg peroral
Pencegahan Preeklamsia
▪ Aspirin
Pemberian aspirin dosis rendah (75mg/hari), optimal dimulai
pada usia 12 minggu kehamilan.

▪ Kalsium
Pemberian kalsium dosis 1.5 – 2 gram perhari. optimal dimulai
pada usia 13 minggu kehamilan.
Penyakit
tiroid
Pada kehamilan
Gangguan tiroid pada kehamilan

Definisi
Kelainan kadar hormon tiroid baik
meningkat atau menurun, pada masa kehamilan
yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin.
Insidensi gangguan hormon tiroid (hipertiroid,hipotiroid) terjadi sekitar 1 %.
Hipertiroidsime sekitar 1:2000 kasus kehamilan
Hipotiroidsime sekitar 1,3:1000 kasus kehamilan
Fisiologi tiroid dalam kehamilan
• Perubahan kadar tiroid maternal kadang
membingungkan dengan kelainan hormon tiroid.
• Dalam kehamilan normal kadar TRH (Thyrotropin-
Releasing Hormone) tidak meningkat, walaupun
demikian, TRH dapat melewati sawar uri dan merangsang
kelenjar pituitary janin untuk memproduksi TSH.
• Kadar hCG bervariasi sesuai usia kehamilan dan kadar
hCG dapat menstimulasi tiroid.
Faktor-faktor
▪ Peningkatan kadar hCG
Struktur α pada hCG identik dengan TSH
▪ Peningkatan kadar eksresi Iodida melalui urin
Peningkatan GFR pada kehamilan menurun kadar iodida
plasma sehingga merangsang pembesaran kelenjar tiroid
▪ Peningkatan TBG
Maternal hepatic dan Estrogen akan merangsang
Sintesis TBG 2 kali lipat.
Etiologi
Hashimoto’s Tiroiditis
Penyakit akibat sistem imun yang menyerang sel tiroid &
sebagian diturunkan secara genetik.
Chronic Lymphocytic Thyroiditis
Peradangan akibat sel limfosit pada sel tiroid.
Kekurangan Hormon Tiroid
Kebutuhan iodium relatif kecil namun harus terpenuhi (200 μg).
Terapi Radiasi
Pada pasien dengan pengobatan kanker.
Klasifikasi
1.Hipertiroidisme

2.Hipotiroidisme
Klasifikasi
hasil Lab hormon
TSH fT4 T3 Interpretasi
N N N Normal
↓ N N Hipertiroid subklinis
↓ ↑ ↑ Hipertiroid
↑ N N Hipotiroid subklinis
↑ ↓ ↓ Hipotiroid
Hipertiroidisme

Tanda :

• Takikardia

• Peningkatan denyut nadi istirahat

• Pembesaran kelenjar tiroid

• Exopthalmos

• Agitasi, tremor, mudah berkeringat

• Kegagalan pertambahan BB pada ibu hamil dengan


Riwayat asupan nutrisi normal/meningkat.
Hipertiroidisme

Pemeriksaan: ↑ FT4, ↑ T3, ↓ TSH

Kasus yang sering ditemukan ialah penyakit Graves (akibat


proses autoimun)
Hipertiroidisme
Tatalaksana :

• Propylthiouracil (PTU)
Menghambat konversi T4 menjadi T3, lebih sedikit melewati sawar uri
dan tidak menyebabkan aplasia kutis.

Dosis awal: 300-450 mg perhari (ACOG)

Dapat dievaluasi hingga 7-8 minggu untuk melihat


normalisasi kadar FT4
Hipertiroidisme

Thyroid Storm (Badai Tiroid)


Kasus jarang namun dapat muncul pada penyakit Graves
tanpa pengobatan atau tumor yang besar.

• Mortality rate berkisar 10%-30%.

• Pasien dengan badai tiroid harus di rawat di ruang ICU


dengan terapi tiroid PTU dan iodium (lugol).

• Dapat menggunakan skoring Burch & Wartofksy.


Thyroid Storm Scoring System Burch & Wartofksy.
Hipertiroidisme

Komplikasi pada Ibu

• Tirotoksikosis pada ibu menyebabkan keluhan


metabolic (takikardia, BB turun, dan gejala lain)

• Risiko keguguran atau kematian janin

• Risiko gagal jantung, preeklampsia meningkat


Hipertiroidisme

Komplikasi pada janin

• Tirotoksikosis pada janin dapat terjadi akibat TSA


dari ibu. Dengan gejala takikardia pada janin dan
dapat menyebabkan kematian

• Hipotiroid akibat terapi hipertiroid pada ibu


HiPOtiroidisme
Tanda :

• Kelelahan kronis

• Mual

• Gangguan saraf perifer (kesemutan dsb)

• Gangguan BAB

• Non-pitting edema

• Kulit kering
Hipotiroidisme

Pemeriksaan: ↓ FT4, ↓ T3, ↑ TSH

Klasifikasi:

1. Sentral ; akibat kerusakan hipofisis/hipotalamus

2. Primer ; akibat kerusakan kelenjar tiroid


Hipotiroidisme

Tatalaksana :

• Tiroksin

Dosis awal: 50-100 mg perhari (ACOG)

Dapat dievaluasi setiap 4-6 minggu untuk melihat


peningkatan dan dosis dapat dinaikkan.

Suplementasi Iodida selama kehamilan 220mg/hari


Hipotiroidisme

Komplikasi pada Ibu


• Abortus / abortus habitualis
• Kelahiran prematur
• Anemia
• Kelainan plasenta
• Perdarahan pascasalin
• Gagal jantung, gagal ginjal, eklamsia
Hipotiroidisme

Komplikasi pada bayi yang dilahirkan:

• Gangguan perkembangan, fungsi intelektual atau


retardasi mental

• Cacat kongenital

• Hipotiroid kongenital

• Kretinisme

• BBLR
Hipotiroid Kongenital

• Insidensi 1:3000 bayi global, sedangkan Indonesia 1:2135 bayi


Solusio
Placenta
Solusio Plasenta

Definisi
Lepasnya sebagian atau seluruh plasenta yang normal
implantasinya

Setelah usia kehamilan 22 minggu.


Dan sebelum lahirnya anak
Insidensi solusio placenta terjadi sekitar 1:800 kehamilan
Menjadi penyebab 35% kematian perinatal
Perbedaan Perdarahan Antepartum
Solusio Plasenta Plasenta Previa
Nyeri Tanpa Nyeri
Perdarahan Segera disusul partus Berulang sebelum partus
Sedikit Banyak
Palpasi Bagian anak sulit ditentukan Bagian terendah masih tinggi
DJJ Ada/tidak ada Ada/tidak ada
Inspekulo Tidak teraba plasenta Dapat teraba jaringan plasenta
Terdapat impresi pada jaringan plasenta karena Tidak ada
Cekungan plasenta
hematoma
Selaput ketuban Robek normal Robek marginal
Solusio Plasenta

Jenis Perdarahan

Revealed Haemorrhage Concealed Haemorrhage


(perdarahan keluar) (perdarahan tersembunyi)
• Pelepasan inkomplit • Pelepasan komplit
• Jarang disertai toksemia • Sering disertai toksemia
• 80 % dari total kasus • 20 % dari total kasus
solusio plasenta solusio plasenta
Etiologi
1.Hipertensi esensial

2.Tali pusat pendek

3.Trauma

4.Tekanan pada IVC oleh Rahim


Faktor RIsiko
1.Usia tua saat hamil
2.Multiparitas
3.KPD
4.Defisiensi asam folat
5.Alkohol, rokok, kokain
6.Mioma uteri
gejala
• Perdarahan disertai nyeri, Keluar cenderung lebih sedikit dibanding plasenta previa

• Anemia dapat berujung syok

• Saat palpasi bagian anak sulit diraba

• Saat PD ; tidak teraba placenta

• Rahim keras

• DJJ sulit dinilai

• Ketuban menonjol akibat tambahan volume darah

• Setelah plasenta lahir, terdapat impresi (cekungan ) pada bagian maternal plasenta
akibat hematom retroplacental.
Grading

0 Asimptomatik ( perdarahan < 150 cc)


1 Perdarahan pervaginam 150-500 cc, uterus mungkin
nyeri tanpa tanda syok atau gawat janin
2 Perdarahan pervaginam > 500 cc, uterus mungkin
nyeri tanpa tanda syok atau gawat janin
3 Perdarahan pervaginam uterus keras & nyeri, akut
abdomen, maternal shock, kematian janin, gangguan
koagulopati
Tatalaksana
Umum Konservatif

1. Oksigenisasi, Resusitasi cairan 1. Bila perdarahan tidak

2. Antibiotik profilaksis bertambah

3. Transfusi sesuai indikasi 2. Ibu dan janin dalam kondisi


stabil
4. RUJUK
3. Usia kehamilan muda
Khusus - Terminasi kehamilan
❑ Pervaginam : bertujuan untuk membuat tekanan pada
plasenta sehingga menutup pembuluh-pembuluh darah.

Kondisi ibu yang Stabil, Perdarahan yang sedikit, pembukaan besar,


multiparitas dapat menjadi indikasi persalinan pervaginam

❑ Seksio Sesarea : bertujuan untuk mengosongkan Rahim


sehingga diharapkan Rahim berkontraksi dan perdarahan berhenti.

Perdarahan yang banyak, pembukaan kecil, nullipara dapat menjadi


indikasi SC
Postpartum
haemorrhage
Perdarahan pasca
salin
Perdarahan menyebabkan 25% kematian ibu di dunia berkembang

Diperkirakan ada 14 juta kasus perdarahan dalam kehamilan setiap tahunnya

paling sedikit 128.000 wanita mengalami perdarahan sampai meninggal.


Definisi
Perdarahan yang terjadi setelah janin lahir yang
jumlahnya >500 mL pasca persalinan,
Atau kurang dari itu namun muncul masalah klinis akibat perdarahan
Klasifikasi
1. Perdarahan postpartum dini
Perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2. Perdarahan postpartum lambat


Perdarahan yang terjadi setelah 24 jam persalinan
Algortima manajemen PPH
H Help (cari bantuan), Hand (tangan siap masase uterus)
A Assess (asesmen dan resusitasi); tangani syok
E Establish Etiology (temukan sebab perdarahan); 4T
M Massage (masase uterus)
O Oxytocin (infus atau prostaglandin atau intramyometrial)
S Shift to theatre (Lakukan Tindakan); penekanan aorta, Kompresi bimanual dll
T Tamponade ballon (setelah faktor Tissue dan trauma disingkirkan)
A Apply compression sutures (Ligasi arteri, B-lynch)
S Systematic pelvic devascularization (baik di uterus, ovarium, internal iliac)
I Interventional radiology (seperti embolisasi arteri)
S Subtotal/total abdominal hysterectomy
Penyebab Perdarahan Post Partum
TONE
• Atonia uteri

TISSUE
4T • Plasenta akreta, inkreta, dan perkreta
• retensio plasenta, dan sisa plasenta
TRAUMA
• Laserasi, ruptur, inversio uteri

THROMBIN
• Koagulopati
Perdarahan Post Partum

- Kontraksi - Perdarahan dari - Perdarahan dari


uterus baik -Tampak tali - Kontraksi - Fundus uteri
OUI OUI - Kontraksi uterus
- Terdapat pusat uterus baik tidak teraba atau
- Kontraksi buruk, - Kontraksi uterus baik
robekan - Tinggi - Plasenta yang teraba lekukan
-Tanda akut buruk - Tidak ada sisa
jalan lahir fundus uteri lahir tidak di fundus
abdomen (nyeri -Konsistensi uterus jaringan
sepusat lengkap - Tampak tali
perut bawah) lunak/lembek - Tidak ada
- Kontraksi - Perdarahan pusat (jika
- Eksplorasi - Tinggi fundus uteri robekan jalan
uterus baik berulang plasenta belum
ditemukan masih tinggi lahir
- Fundus uteri lahir)
robekan pada - Tidak ada luka - Hasil lab
masih tinggi, - Teraba massa/
uterus jalan lahir terbukti ada
Robekan subinvoulusi tumor dalam
- Tidak ada sisa gangguan
jalan lahir - Bila ada infeksi, vagina
plasenta pembekuan
Retensio nyeri tekan, dan - Terlihat
darah
Ruptur plasenta demam masa/tumor
uteri - PD : teraba sisa berwarna merah
plasenta di luar vulva
Atonia uteri

Koagulopati
Sisa Inversio
plasenta uteri
Klasifikasi Syok Hemoragik
Atonia uteri
Perdarahan pascasalin yang paling sering adalah
gagalnya uterus untuk berkontraksi yang
mengakibatkan perdarahan di tempat implantasi
plasenta terjadi dalam 24 jam pertama .
Serat otot uterus dan system perdarahan uteri
Faktor Predisposisi
• Anestesi umum • Paritas tinggi

• Overdistensi uterus • Persalinan buatan


(kehamilan kembar, • Serotinus
hidramnion, anak besar)
• Riwayat atonia uteri
• Partus lama
• Pimpinan kala III yang salah
• Induksi persalinan dengan
• Mioma uteri
oksitosin
Gejala
• Kontraksi rahim buruk

• Perdarahan pervaginam

• Tidak ada perlukaan jalan lahir

• Tidak ada sisa plasenta

• Dapat disertai tanda syok hipovolemik


Terapi
• Tindakan pengelolaannya terdiri atas :

▪ Masase Rahim

▪ Oksitosin 10 IU dalam 500 cc kristaloid dapat diberikan


hingga total 3 liter dengan tetesan 40 tpm.

▪ Dan Ergometrin 0,2 mg IV lambat atau IM dapat diulang 1 kali


setelah 15 menit dan bila diperlukan dapat diberikan tiap 2 –
4 jam sampai maksimal 1 mg atau 5 dosis)

▪ Misoprostol 400 mikrogram per oral atau per rektal dapat


diulang tiap 2 – 4 jam sampai maksimal 1200 μg atau 3 dosis)
Bila perdarahan masih berlangsung harus dipikirkan
penyebab lain seperti :

1. Robekan serviks

2. Sisa plasenta atau plasenta suksenturiata

3. Rupture uteri

4. Kelainan koagulopati
Bila perdarahan melampaui 1000cc meski sudah dilakukan

manajemen yang lazim dan kemungkinan robekan serviks/ rupture

uteri bukan penyebabnya, kemungkinan koagulopati dalam kala IV

harus dipikirkan.

RUJUK
Bila masih ada perdarahan,
kompresi bimanual Hamilton dilakukan.
Satu tangan masuk ke dalam vagina dan dijadikan tinju dengan rotasi guna
merangsang dinding depan Rahim, sedangkan tangan luar menekan dinding
perut di atas fundus agar dapat merangsang dinding belakang Rahim. Dengan
demikian, uterus ditekan dan dirangsang diantara tangan dalam dan tangan
luar. Perasat ini sekurang-kurangnya dilakukan selama 15 menit.
Macam-macam bimanual
Kompresi Bimanual Eksternal

Menekan uterus melalui dinding


abdomen dengan jalan saling
mendekatkan kedua belah telapak
tangan yang melingkupi uterus.
Macam-macam bimanual
Kompresi Bimanual Internal

Uterus ditekan di antara telapak tangan


pada dinding abdomen dan tinju tangan
dalam vagina untuk menjepit pembuluh
darah di dalam miometrium (sebagai
pengganti mekanisme kontraksi).
Macam-macam bimanual
Kompresi Aorta Abdominalis

Raba arteri femoralis dengan


ujung jari tangan kiri,
pertahankan posisi tersebut,
genggam tangan kanan
kemudian tekankan pada daerah
umbilikus, tegak lurus dengan
sumbu badan, hingga mencapai
kolumna vertebralis.
Transfusi darah dapat diberikan bersamaan.

Jika pendarahan tak teratasi dapat dilakukan pemasangan


tampon ballon bila masih belum teratasi dilakukan laparotomi
bahkan histerektomi yang sebelumnya sudah diupayakan
melakukan jahitan B-Lynch atau jahitan ligasi arteri uteri.
Balloon Tamponade
Menggunakan Foley catheter 24F
hingga 30F dengan balloon
kateter diisi hingga 60 – 80 mL
normal saline.

Bila perdarahan tertangani,


kateter biasanya dapat dilepas
setelah 12 hingga 24 jam.
B lynch
ligation
Jenis Uterotonika & Cara Pemberiannya
Jenis dan cara Oksitosin Ergometrin Misoprostol

IV: 10 unit dalam 500cc


Dosis dan cara pemberian larutan garam fisiologis IM atau IV (lambat): Oral atau rektal
awal dengan tetesan cepat 0,2 mg 400 μg
IM: 10 unit

Ulangi 0,2 mg IM
IV: 10 unit dalam 1 L setelah 15 menit
400 μg 2-4 jam
Dosis lanjutan larutan garam fisiologis Bila masih diperlukan,
setelah dosis awal
dengan 40 tetes/menit beri IM/IV setiap 2-4
jam

Tidak lebih dari 3 L larutan Total 1 mg atau 5 Total 1200 μg atau


Dosis maksimal per hari
dengan oksitosin dosis 3 dosis
Pemberian IV secara cepat Preeklamsi, vitium Nyeri kontraksi
Indikasi kontra atau hati-hati
atau bolus kordis, hipertensi Asma
RETENSIO PLASENTA

Bila plasenta tetap tertinggal dalam uterus setengah


jam setelah anak lahir
RETENSIO PLASENTA
Penyebab
1. Sebab fungsional
• His kurang kuat
• Plasenta sukar terlepas (plasenta adhesiva)

2. Sebab patologis-anatomis
• Plasenta akreta → vili korialis menanamkan diri
sampai batas atas lapisan otot
• Plasenta inkreta → vili korialis menanamkan diri
sampai masuk ke dalam lapisan otot
• Plasenta percreta → vili korialis menembus lapisan
otot dan serosa
RETENSIO PLASENTA
Faktor predisposisi terjadinya plasenta akreta adalah

• plasenta previa
• bekas seksio sesarea
• kuret berulang
• multiparitas
RETENSIO PLASENTA
Sisa plasenta bisa diduga bila
• kala uri berlangsung tidak lancar setelah melakukan
plasenta manual
• menemukan kotiledon yang tidak lengkap pada saat
melakukan pemeriksaan plasenta
• masih ada perdarahan dari ostium uteri eksternum pada
saat kontraksi rahim sudah baik dan robekan jalan lahir
sudah terjahit.
RETENSIO PLASENTA
Dilakukan eksplorasi ke dalam rahim dan cara
manual/digital atau kuret dan pemberian utero tonika.
Inversio Uteri
Uterus terputar balik, sehingga fundus uteri terdapat dalam
vagina dengan selaput lendir di sebelah luar.

• Inversio uteri inkomplit


Bila fundus hanya menekuk ke dalam dan tidak sampai keluar
ostium uteri

• Inversio prolaps
Bila uterus sampai keluar dari vulva
Inversio Uteri
Penyebab
• Tonus otot Rahim lemah

• Implantasi plasenta terletak di fundus uteri

• Traksi umbilical cord dilakukan sebelum terjadi pelepasan


plasenta dari dinding Rahim

• Implantasi plasenta abnormal (accrete syndrome)

• Kanalis servikalis yang terlalu lemah/longgar. Maka, inversi


uteri dapat terjadi ketika penderita batuk, bersin atau
mengejan, serta juga karena perasat crede
Gejala dan Tanda
• Syok
• Fundus uteri sama sekali tidak teraba atau teraba
tekukan di fundus
• Terkadang tampak tumor berwarna merah diluar
vulva, yang sebenarnya adalah fundus uteri yang
terbalik, atau teraba tumor di dalam vagina
• Perdarahan
Terapi
• Mengatasi syok
• Melakukan reposisi manual Johnson dalam anestesi
umum. Bila plasenta belum lepas, sebaiknya plasenta tidak dilepas
terlebih dahulu sebelum uterus dieposisi Karena dapat menimbulkan
perdarahan yang banyak.
• Setelah reposisi berhasil, diberikan tetes oksitosin
serta dilakukan kompresi bimanual. Tampon
dipasang agar inversi tidak terjadi lagi.
• Bila reposisi manual tidak berhasil, dilakukan reposisi
operatif bahkan dipertimbangkan histerektomi
reposisi manual Johnson
Ruptur Perineum

Robeknya mukosa vagina dan atau kulit badan


perineum yang disebabkan proses persalinan normal,
episiotomi, persalinan buatan, atau trauma lainnya.
Derajat Ruptur Perineum

Derajat 1 Derajat 2 Derajat 4

Derajat 3a Derajat 3b Derajat 3c


Derajat Ruptur Perineum menurut RCOG
• Derajat 1 : Laserasi epitel kulit vagina atau perineum

• Derajat 2 : Robekan mencapai otot perineum tetapi tidak mencapai


sfingter ani

• Derajat 3 : Robekan otot sfingter ani:

▪ <50% ketebalan sfingter eksterna (3A)

▪ >50% ketebelan sfinget eksterna(3B)

▪ Robekan mencapai otot sfingter interna (3C)

• Derajat 4 : sampai seluruh anus.


Terapi

Perbaikan perineum harus langsung dilakukan setelah


persalinan dengan golden period 6-8 jam
Robekan Serviks Uteri
Robekan yang harus diperhatikan ialah robekan dalam yang terkadang
sampai ke forniks, robekan biasanya terdapat di tepi serviks, bahkan
sampai ke bawah segmen rahim dan membuka parametrium.

Terjadi akibat:
• Ekstraksi Forsep
• Ekstraksi Letak Sungsang
• Versi Dan Ekstraksi
• Dekapitasi
Robekan Serviks Uteri

Robekan serviks harus dijahit bila berdarah aktif dan


ukuran > 0,5 cm. Kadang-kadang, bagian depan
serviks tertekan diantara kepala anak dan simfisis,
sehingga mengalami nekrosis lalu terlepas.
RUPTUR UTERI
Robeknya dinding rahim

PRIMER
Terjadi pada uterus yang intak tanpa bekas jejas

SEKUNDER
Berkaitan dengan riwayat insisi sebelumnya, jejas atau anomali
miometrium
RUPTUR UTERI
Faktor resiko:
• Granda multipara
• Usia
• Letak lintang
• Hidrosefalus
• Tumor yang menghalangi jalan lahir
• Presentasi dahi atau muka
RUPTUR UTERI
Gejala ancaman robekan rahim:
1. Lingkaran retraksi patologis/lingkaran Bandl yang tinggi, mendekati
pusat dan naik terus
2. Gejala syok
3. Gelisah, nyeri perut bawah hebat, diluar his
4. Palpasi bawah segmen rahim, nyeri
5. Bagian janin teraba langsung dibawah kulit ibu
6. BJA tidak terdengar
7. Air kencing bercampur darah
RUPTUR UTERI
RUJUK

Tanganin syok, oksigenisasi, transfusi darah,


antibiotika.
Perdarahan Post Partum

Pelepasan Retensio
plasenta plasenta

Plasenta
terlepas Manual
plasenta

Robekan Atonia Ruptur uteri Inversio uteri Koagulopati Sisa plasenta


jalan lahir uteri

Uterotonika Reposisi Transfusi Uterotonika


Penjahitan Laparatomi darah
Masase Lepas Transfusi bila
Histerorafi/ plasenta perlu
uterus histerektomi
Kompresi Drip oxytocin Antibiotik
Bimanual Tampon Kuretase
uterus

- Perdarahan + Histerektomi
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai