Struktur Organisasi Komite Keperawatan
Struktur Organisasi Komite Keperawatan
Menurut Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 49 tahun 2013 tentang Komite Keperawatan
Rumah Sakit memiliki fungsi, tugas dan kewenangan. Tentang fungsi, tugas dan kewenangan
Komite Keperawatan tersebut tertuang pada Bagian ketiga, pasal 11 dan pasal 12.
Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan untuk menentukan kelayakan
pemberian kewenangan klinis.
Sedangkan re-kredensialadalah proses re-evaluasi terhadap tenaga keperawatan yang telah
memiliki kewenangan klinis untuk menentukan kelayakan pemberian kewenangan klinis
tersebut.
Masih menurut Robert Priharjo, Ada 4 tahap proses Kredensial Keperawatan, diantaranya:
1. Lisensi. Seperti Surat Izin Kerja (SIK), dan Surat Izin Praktek Perawat (SIPP).
2. Registrasi. Seperti Surat Tanda Registrasi (STR).
3. Sertifikasi. Seperti Surat Uji Kompetensi profesi, dan sertifikat pelatihan.
Akreditasi. Terkait ijazah, sertifikat dan dokumen seperti di atas apakah sudah terakreditasi atau
belum.
Dalam melaksanakan fungsi menjaga disiplin dan etika profesi tenaga keperawatan,
Komite Keperawatan memiliki tugas sebagai berikut:
Tujuan dibentuknya komite keperawatan menurut Peraturan Mentri Kesehatan (PMK) Nomor 49
tahun 2013 adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga
keperawatan melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi, dan pemeliharaan etika
dan disiplin profesi. Maknanya, tertumpu tanggung jawab besar di pundak komite keperawatan,
yakni mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan di Rumah Sakit.
Perlu diketahui yang dimaksud tenaga keperawatan oleh PMK No.49 tahun 2013 adalah
Perawat dan Bidan , jadi komite keperawatan sebagai wadah non struktural memiliki
tanggung jawab besar dalam meningkatkan profesionalisme Perawat dan Bidan di Rumah Sakit.
Ada tiga (3) bagian tanggung jawab komite keperawatan , diantaranya:
1. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan, dikelola oleh sub komite mutu profesi.
Secara umum sub komite mutu profesi bertugas melakukan audit asuhan keperawatan
dan asuhan kebidanan. Serta melakukan analisis kasus yang tidak sesuai standar dan
kriteria. Sub komite mutu profesi juga mempercepat serta mendorong pembuatan standar
prosedur operasional yang baru sesuai dengan kondisi sekarang, sebagai pedoman bagi
perawat dan bidan dalam melaksanakan tugas.
2. Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga keperawatan yang
memberikan asuhan keperawatan dan kebidanan memiliki kompetensi dan kewenangan
klinis yang jelas. Hal ini dikelola oleh Sub Kredensial melalui penyusunan dan
pembentukan daftar rincian kewenangan klinis Perawat dan Bidan.
3. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan oleh sub komite etik
dan disiplin profesi dengan cara memberikan rekomendasi pencabutan kewenangan klinis
diusulkan kepada ketua komite keperawatan untuk diteruskan kepada kepala/direktur
Rumah Sakit.
Setelah komite keperawatan melaksanakan tugas, seperti melaksanakan kredensial dan re-
kredensial, serta memberikan laporan tentang kewenangan klinis tenaga keperawatan, maka
komite keperawatan melalui ketua komite keperawatan memberikan usulan ( rekomendasi)
kepada direktur/ pimpinan rumah sakit.
Kewenangan komite keperawatan itu hanya sedikit, yaitu memberikan rekomendasi atau usulan
berupa data hasil evaluasi atas temuan kepada pengambil kebijakan di rumah sakit (
direktur/pimpinan).
Usulan komite keperawatan dalam meningkatkan mutu profesionalisme Perawat dan Bidan
berbentuk pembinaan. Misal, Perawat dan Bidan yang tidak berkompeten maka diusulkan
diberikan pendidikan atau pelatihan untuk meningkatkan kompetensinya, dan usulan paling berat
dari komite keperawatan yang diamanahkan PMK No 49 tahun 2013 adalah memberi
rekomendasi mencabut kewenangan klinis Perawat dan Bidan, bukan memecat atau
memberhentikan Perawat dan Bidan dari pekerjaannya.