Anda di halaman 1dari 4

Tugas 3 Pendidikan Agama Islam.

Nama. : Janter Prasiwi


NIM : 041219594
Jurusan : S1/ Ilmu Administrasi Bisnis

Soal :
1. Jelaskan pengertian budaya akademik!
2. Jelaskan tentang bagaimana apresiasi atau penghargaan Al-Quran terhadap orang-orang
yang berilmu (berbudaya akademik)?
3. Bagaimana petunjuk Al-Quran untuk meningkatkan etos kerja?
4. Jelaskan tentang arti penting sikap terbuka dan jujur sebagai bagian dari cara meningkatkan
etos kerja dan meraih keberhasilan!
5. Jelaskan tentang makna sikap adil dalam Islam!

Jawaban :

1. Budaya akademik dalam pandangan islam adalah suatu tradisi atau kebiasaan yang
berkembang dalam dunia islam menyangkut persoalan keilmuan. Atau dalam bahasa yang
lebih sederhana adalah tradisi ilmiah yang dikembangkan islam.
2. Penghargaan Al-qur’an terhadap orang-orang yang berilmu, diantaranya adalah :
A. Wahyu Al-qur’an yang turun pada masa awal mendorong manusia untuk
memperoleh ilmu pengetahuan
Mayoritas ulama khususnya ulama Al-qur’an sepakat bahwa wahyu Al-qur’an yang
pertama kali turun adalah lima ayat disurat al-alaq 1-5.

‫اْقَر ْأ ِباْس ِم َر ِّبَك اَّلِذ ي َخ َلَق‬


Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,

‫َخ َلَق اِإْل ْنَس اَن ِم ْن َع َلٍق‬


Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

‫اْقَر ْأ َو َر ُّبَك اَأْلْك َر ُم‬


Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,

‫اَّلِذ ي َع َّلَم ِباْلَقَلِم‬


Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,

‫َع َّلَم اِإْل ْنَس اَن َم ا َلْم َيْع َلْم‬


Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Dalam ayat-ayat diatas tergambar dengan jelas betapa kitab suci Al-qur’an
memberi perhatian yang sangat serius kepada perkembangan ilmu
pengetahuan. Sehingga Allah menurunkan petunjuk pertama kali adalah
terkait dengan salah satu cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
B. Tugas manusia sebagai khalifah Allah dibumi akan sukses kalau memiliki ilmu
pengetahuan
Ditegaskan dalam surat al-baqarah/2: 30-31

‫َو ِإْذ َقاَل َرُّبَك ِلْلَم اَل ِئَك ِة ِإِّني َج اِع ٌل ِفي اَأْلْر ِض َخ ِليَفًةۖ َقاُلوا َأَتْج َعُل ِفيَها َم ْن ُيْفِس ُد ِفيَها َو َيْسِفُك الِّد َم اَء‬
‫َو َنْح ُن ُنَسِّبُح ِبَح ْم ِد َك َو ُنَقِّد ُس َلَكۖ َقاَل ِإِّني َأْع َلُم َم ا اَل َتْع َلُم وَن‬

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya


Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata:
“Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”
Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui”(30)

‫َو َع َّلَم آَد َم اَأْلْس َم اَء ُك َّلَها ُثَّم َع َر َضُهْم َع َلى اْلَم اَل ِئَك ِة َفَقاَل َأْنِبُئوِني ِبَأْس َم اِء َٰه ُؤاَل ِء ِإْن ُك ْنُتْم َص اِدِقيَن‬

Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,


kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:
“Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar
orang-orang yang benar!”(31)
Dari ayat diatas nampak jelas bahwa untuk suksesnya tugas kekhalifahan
manusia dimuka bumi maka Allah menganugrahkan kepada potensi untuk
dapat mengetahui dan memahami segala sesuatu yang bermanfaat bagi
kehidupannya. Dari rangkaian ayat diatas juga terlihat bahwa dengan
kemampuan untuk memahami dan mengetahui itulah sumber dan cara
mendapatkan ilmu pengetahuan, menjadikan manusia memiliki kelebihan
dibandingkan dengan malaikat.
C. Muslim yang baik tidak pernah berhenti untuk menambah ilmu, berdoa
memohon kepada Allah agar ditambahkan ilmu pengetahuan adalah bagian
dari kebutuhan hidup. Islam mengajarkan menuntut ilmu adalah salah satu
bentuk ibadah yang bernilai tinggi dan harus dilakukan oleh setiap muslim
sepanjang hidupnya. Bagi yang tidak memiliki pengetahuan jelas nilainya
akan jauh berbeda dengan orang yang memiliki pengetahuan.
D. Orang yang berilmu akan dimuliakan oleh Allah, kemuliaan dan kesuksesan
hidup hanya dimiliki orang yang berilmu dan beriman. Orang yang beriman
tetapi tidak memiliki ilmu pengetahuan maka dia tidak akan memperoleh
kemuliaan disisi Allah, sebaliknya bagi orang yang hanya berilmu saja tanpa
disertai iman maka juga tidak akan membawa manfaat bagi kehidupannya
khususnya diakhirat kelak.
3. Pertama adalah manajemen waktu, seorang muslim dituntut untuk dapat
mempergunakan waktu seefektif mungkin untuk dapat diisi dengan segala bentuk
aktivitas yang baik, terlebih apabila sedang mengerjakan satu pekerjaan. Dalam surat
Al-Insyirah/94:7-8
‫َفِإَذ ا َفَر ْغ َت َفاْنَصْب‬
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-
sungguh (urusan) yang lain,(7)
‫َو ِإَلٰى َر ِّبَك َفاْر َغ ْب‬
Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.(8)

Ayat tersebut memberikan isyarat seseorang yang ingin meraih keberhasilan dalam
usahanya maka tidak ada waktu yang disia-siakan untuk berlalu begitu saja tanpa
menghasilkan suatu karya yang bermanfaat. Serta pentingnya sebuah perencanaan
dalam suatu pekerjaan. Inilah salah satu petunjuk yang amat jelas bahwa seorang
muslim dalam bekerja harus memiliki etos kerja yang tinggi dan harus disandarkan
pada ridha Allah.
Kedua adalah bekerja sesuai bidang dan kompetensinya. Dalam Al-qur’an surat Al-
Israa'/17:84
‫ُقْل ُك ٌّل َيْع َمُل َع َلٰى َشاِكَلِتِه َفَر ُّبُك ْم َأْع َلُم ِبَم ْن ُهَو َأْهَد ٰى َس ِبياًل‬
Katakanlah: “Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing”. Maka
Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.
Ayat ini memberikan isyarat bahwa setiap orang telah dianugerahi oleh Allah potensi
dan kecenderungan tertentu, dalam bahasa modern bisa disebut talenta atau bakat.
Maka seseorang yang dapat dengan baik mengenali dan menggali potensi anugerah
Allah tersebut kemudian dapat diwujudkan dalam bentuk kecakapan dan
kompetensi dalam bidang tertentu maka bukan suatu yang sulit bagi orang tersebut
untuk dapat meningkatkan etos kerja yang tinggi dan meraih hasil yang maksimal.
4. Sikap positif yang harus dimiliki oleh seseorang yang ingin berhasil dalam
kehidupannya adalah sikap terbuka atau jujur. Islam sangat menekankan supaya
manusia bersikap jujur. Diantara ayat-ayat yang memerintahkan supaya bersikap
jujur diantaranya adalah surat Al-Ahzab/33:70

‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َو ُقوُلوا َقْو اًل َسِد يًدا‬

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah
perkataan yang benar,
Sikap terbuka yang dimiliki seseorang akan menjadikan hidupnya merasa nyaman,
tidak perlu ada yang ditutupi, sehingga etos kerja dan kinerjanya akan menjadi
maksimal. Cara untuk menjadi orang yang selalu bersikap jujur dan terbuka yaitu
dengan cara bergabung dengan lingkungan yang kondusif yang dapat memberi
pengaruh dan dampak yang positif bagi kepribadiannya.
5. Dalam sebuah riwayat yang sahih dikisahkan bahwa seorang sahabat yang bernama
Abu Darda al-Anshari, selalu puasa disiang ban dan selalu shalat malam semalam
suntuk sehingga keluarganya kurang mendapat perhatian. Melihat hal tersebut
saudara angkatnya yaitu sahabat Salman al-Farisi datang mengingatkan bahwa
tindakan tersebut keliru. Yang benar adalah bahwa badan kita punya hak untuk
diistirahatkan, keluarga kita punya hak untuk diperhatikan, masing-masing harus
seimbang ditunaikan hak nya. Itulah salah satu makna adil dalam islam. Dalam
kamus besar bahasa Indonesia kata adil diartikan tidak berat sebelah/tidak memihak,
berpihak kepada kebenaran, dsn sepatutnya/tidak sewenang-wenang.
Bersikap adil yang di bicarakan Al-qur’an khususnya islam pada umumnya
mengandung berbagai spektrum makna, tidak hanya proses penetapan hukum atau
terhadap pihak yang berselisih melainkan menyangkut segala aspek kehidupan
beragama, diantaranya adalah :
A. Adil dalam aspek aqidah
B. Adil dalam aspek syariah khususnya yang berkaitan dengan muamalah Al-
qur’an menekankan perlunya manusia berlaku adil
C. Adil dalam aspek akhlak keadilan dituntut bukan hanya kepada orang lain
namun

Anda mungkin juga menyukai