Ka Hiv
Ka Hiv
No.Revisi :
PEDOMAN
Tanggal : 02 Januari 2023
Halaman : 1 / 8
Puskesmas
Harliani, S. ST. MM
Pugaan 19690629 199002 2 001
A. PENDAHULUAN
B. LATAR BELAKANG
Strategi penanggulangan HIV-AIDS di tunjukan untuk
mencegah dan mengurangi resiko penularan HIV, meningkatkan
kualitas hidup ODHA, serta mengurangi dampak sosial dan
ekonomi akibat HIV dan AIDS pada individu,keluarga dan
masyarakat, agar inndividu dan masyarakat menjadi produktif dan
bermanfaat utuk pemanguan.Hal ini memerlukan peran aktif
multipihak baik pemerintah maupun masyarakat termasuk mereka
yang terinfeksi dan terdampak, sehingga keseluruhan upaya
penangulangan HIV dan AIDS dapatdi lakukan dengan sebaik-
baiknya, yang menyangkut area pencegahan, pengobatan, mitigasi
dampak dan pembangunan lingkungan yang kondusif.
Untuk keberhasilan program pencegahan dan pengobatan di
perlukan peran aktif dari keompok populasi kunci yaitu: (1) Orang-
orang beresiko tertular atau rawan tertular karena prilaku seksual
beresiko yang tidak terlindung bertukaran alat suntik tidak steri;
(2) Orang-orang yang rentan adalah orang yang karena
pekerjaan,lingkungannya rentan terhadap penularan HIV,seperti
buruh migran, pengungsi dan kalangan muda beresiko;dan (3)
ODHA adalah Orang yang sudah terinfeksi HIV .
Seperti di ketahui situasi epidemi HIV dan Aids di indonesia
telah memasuki epidemi terkonsentrasi.Berdasarkan hasi
surveilans Terpadu HIV dan Prilaku (STHP, populasi kunci 2007)
menunjukan prevalensi HIV pada populasi terkunci;Wanita Pekerja
Seks(WPS)langsung 10,4%,WPS tidak Langsung 4,6%,Waria
24,45;pelanggan WPS 0.8 % lelaki seks dengan lelaki (LSL) 5,2
%:penguna nafza suntik 52,4%.Di Provinsi Papua dan Papua Barat
terdapat pergerakan kearah generalizd epidemic dengan prevalensi
HIV sebesar 2,4% pada penduduk 15-49 tahun(STHP, Penduduk
papua,2017).
Dalam rangka menghadapi epidemi HIV tersebut perlu
dilakukan upaya pencegahan dan penangulanga HIV dan AIDS
yang lebih intensif, menyeluruh,terpadu dan terkordinasi,
menghasilkan program yang cakupanya tinggi, efektif dan
berkelanjutan.
Puskesmas Pugaan sebagai salahsatu puskesmas Perbatasan
yang ada di Kabupaten Tabalong ikut serta dalam upaya
pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS dengan mengadakan
kegiatan VCT dan IMS, penyuluhan tentang HIV-AIDS dan IMS ke
kelompok beresiko tinggi dan kelompok yang rentan tertular HIV
yang menjadi populasi kunci dalam keberhasilan penangulangan
HIV-AIDS ini.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum program HIV AIDS dan IMS di Puskesmas
Pugaan adalah pencegahan dan penangulangan HIV-AIDS di
masyarakat, khususnya di wilayah kerja Kec.Pugaan
2. Tujuan Khusus program Hiv-Aids dan IMS di Puskesmas
Pugaan adalah :
Menemukan Dini Kasus penderita HIV
Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak
Pemantaun tersangka atau penderita dengan HIV dan IMS
Meningkatkan pengetahuan kelompok resiko tinggi dan
kelompok rentan tertular HIV tentang HIV-AIDS dan
Penyakit Infeksi Menular Seksual(IMS)
D. KEGIATAN
1. Kegiatan Program HIV AIDS dan IMS pada penyelengaraan UKP :
- Test HIV atas Inisiasi petugas Kesehatan (PITC) pasien yang
berkunjung ke pelayanan klinis puskesmas Pugaan.
- Melakukan konseling dan test HIV sukarela (VCT)maupun
konseling IMS baik rujukan dari dalam gedung maupun luar
gedung Puskesmas Pugaan
- Deteksi Dini Penyakit Hiv-Aids pada Ibu Hamil
- Merujuk pasien ke unit laboratorium untuk test HIV dan IMS
2. Kegiatan Program HIV AIDS dan IMS pada Penyelenggaraan
UKM :
a Penemuan aktif kasus HIV dan IMS pada Populasi beresiko
sesuai dengan kegiatan pada perencanaan BOK.
b Pemantaun tersangka atau penderita dengan HIV dan IMS
dengan cara Penyelidikan dan Respon Kasus HIV AIDS
c Pelaksanaan Kegiatan berupa Penyuluhan kepada kelompok
resiko tinggi dan rentan tertular Hiv tentang Hiv-Aids dan
penyakit IMS. Penyuluhan dapat di lakukan di luar gedung
maupun di dalam gedung dengan mengundang kader
kesehatan maupun kelompok resiko tinggi dan rentan
tertular HIV-AIDS dan Penyakit IMS
F. SASARAN KEGIATAN
1. Konseling dan test terutama pada :
a. Semua yang termasuk dalam kelompok resiko tinggi dan
rentan tertular HIV-Aids dan penyakit Infeksi Menular
Seksual (IMS), yaitu wanita penjaja seks (WPS), Penderita
TB , penguna nafza suntik, waria, LSL dan pasangan
beresiko tinggi.
b. Pelanggan yang berkunjung ke puskesmas Pugaan yang
menunjukan adanya gejala IMS.
c. Semua Ibu hamil baik yang berkunjung ke puskesmas
maupun rujukan dari faskes lain.
2. Merujuk pasien dengan HIV positiv ke layanan CST untuk
mendapatkan terapi ARV sebesar 100%
3. Deteksi Dini HIV/Aids pada populasi beresiko dan IMS
sekaligus penyuluhan di lakukan minimal 3 kali dalam Setahun
untuk di dalam maupun luar gedung
4. Deteksi Dini HIV/Aids pada ibu hamil dan penderita IMS
pasien dirujuk ke unit laboratorium untuk test HIV dan IMS
untuk dalam gedung
5. Laporan Program HIV-Aids dan IMS (Entri Data di Aplikasi
SIHA) paling lambat tanggal 5 setiap bulan
1 Konseling
dan test √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 Merujuk
pasien √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kelayanan
CST
3 Deteksi Dini
dan √ √ √
Penyuluhan
4 merujuk
pasien ke √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
unit
laboratorium
5 Laporan
Bulanan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Evaluasi Kegiatan
1. Program akan di Evaluasi oleh tim mutu puskesmas 3 bulan
sekali
2. Program akan di evaluasi oleh Dinas Kesehatan 1 tahun
sekali