Anda di halaman 1dari 7

NAMA : KHAERINA DWI AGUSTINA

NIM/PRODI : 2205036014/ PENDIDIKAN FISIKA 22

TUGAS 1 FISIKA LINGKUNGAN


1. Menjelaskan mengenai siklus karbon
2. Menjelaskan mengenai gas rumah kaca dan efek rumah kaca
3. Menjelaskan mengenai hujan asam dan proses terbentuknya
4. Menjelaskan fenomena el nino dan la nina
5. Menjelaskan mengenai proses dan perubahan iklim
Jawaban :
1. SIKLUS KARBON
Siklus karbon adalah cara alam menggunakan Kembali atom karbon , yang berpindah dari
atmosfer ke organisme di bumi kemudian Kembali lagi ke atmosfer. Sebagian besar karbon
disimpan dalam batuan dan sedimen, sedangkan sisanya disimpan di laut, atmosfer, dan
organisme hidup. Siklus karbon berperan penting dalam proses pemanfaatan CO2 yang
berada di udara untuk beberapa keperluan fotosintesis tumbuhan serta pembentukan CO2
kembali. CO2 atau karbondioksida adalah gabungan dari 1 molekul karbon serta 2 molekul
oksigen. Gas yang digunakan untuk menyusun yaitu ditemukan dalam sejumlah sedikit
kurang lebih 0,03%. CO2 yang berada di atmosfer berbanding terbalik dengan banyaknya
tumbuhan hijau yang berada di sekitar wilayah tersebut. Bagaimanapun juga CO2 adalah
komponen utama dalam proses fotosintesis tumbuhan.
Siklus karbon diawali dengan pembentukan karbon (CO2) di udara CO2 bisa terbentuk
karena 2 hal, Yaitu :
1) Karena Aktivitas Organisme
Contohnya: Respirasi mahluk hidup, dekomposisi makhluk hidup yang sudah
mati. Sumber karbon ternyata sangat melimpah di bumi. Respirasi yang terjadi pada
makhluk hidup akan menghasilkan senyawa karbon atau CO2. Penggunaan bahan
bakar fosil juga bisa menghasilkan karbon. Selain itu CO2 di udara juga dimanfaatkan
tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis. Adapun hasil akhir dari proses ini
adalah terbentuknya amilum serta oksigen. Oksigen merupakan zat yang dihasilkan
kemudian digunakan untuk bernafas bagi manusia serta hewan.
Proses pernapasan pada manusia serta hewan akan menghasilkan H2 serta CO2.
Selanjutnya CO2 akan dimanfaatkan oleh tumbuhan lagi, kemudian berulang kembali
begitupun seterusnya. Baik fotosintesis atau respirasi serta makhluk hidup merupakan
salah satu sumber terbentuknya karbondioksida atau CO2. Sedangkan tinggi
rendahnya kadar CO2 serta O2 di atmosfer dipengaruhi oleh beberapa aktivitas
fotosintetik. Semakin banyak populasi manusia serta hewan, maka jumlah karbon di
udara juga semakin meningkat. Menanam tumbuh -tumbuhan penghasil oksigen
merupakan salah satu cara untuk menjaga karbondioksida di udara.
Siklus Karbon Sederhana dan Singkat Pada Mahluk Hidup
Siklus ini pada dasarnya merupakan proses dari 2 langkah yang melibatkan fotosintesis
serta respirasi. Di mana tanaman hijau mengalami fotosintesis pada siang hari dengan
menghirup CO2 (Karbondioksida) selanjutnya melepaskan Oksigen (O2) dan Zat
Gula. Kemudian Hewan dan Manusia akan menghirup Oksigen dan mengeluarkan
CO2 Karbondioksida ke atmosfer yang selanjutnya kembali lagi ke tumbuhan.
Perlu diketahui Tumbuhan pada saat malam hari melakukan hal sebaliknya yaitu
dengan menyerap Oksigen kurang dari 1/2 Oksigen dan mengeluarkan
NAMA : KHAERINA DWI AGUSTINA
NIM/PRODI : 2205036014/ PENDIDIKAN FISIKA 22

Karbondiokasida. Berikut ini penjelasan lengkap siklus karbon yang terjadi karena
organisme.
a. Fotosintesis
Selama terjadinya fotosintesis, maka tumbuhan hijau akan menggunakan energi
radiasi Matahari untuk mengubah air serta karbondioksida menjadi
karbohidrat. Photosynthetic Acid Radiation (PAR) merupakan sebuah proses
fotosintesis tanaman yang memanfaatkan radiasi cahaya matahari. Dalam proses
Fotosintesis Tumbuhan atau Pohon mengubah energi radiasi dari sinar matahari
menjadi energi kimia yang ditanggap oleh ikatan molekul karbon yang didapatkan
dari gas CO2 (Karbondioksida) di Udara dan di air. Proses fotosintsis pada
Tanaman menghasilkan Senyawa Glukosa yang dikatahui mengandung
C6H12O6 (6 Atom Carbon, 12 Atom Hydrogen, 6 Atom Oxygen). Pohon
menggunakan sumber energi pada molekul karbon untuk bisa tumbuh berkembang,
bertahan hidup serta berkembang biak.
b. Respirasi
Respirasi pada tumbuhan merupakan kebalikan dari Fotosintesis yaitu proses
penguraian bahan makanan untuk menghasilkan energi. Proses ini terjadi di
stomata atau mulut daun. Melalui stomata tumbuhan akan menyerap O2 (oksigen)
dan mengeluarkan atau menghasilkan CO2 (karbondioksida). Respirasi bertujuan
untuk mendapatkan energi, Respirasi sendiri terdapat pada tumbuhan tingkat
rendah dan tumbuhan tingkat tinggi. Respirasi pada Manusia dan Hewan yaitu
suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran sisa berupa
karbondioksida serta uap air. Untuk menghasilkan beberapa energi Adenosin Tri
Phosphat (ATP) dalam reaksi kimia Oksigen diperlukan oleh semua sel sel
tubuh. Menusia dan Hewan bernapas menghirup O2 (oksigen) dalam udara bebas
dan membuang CO2 (karbondioksida) ke lingkungan.
2 Aktivitas Alam
Sedangkan contoh aktivitas alam terdiri dari Kebakaran hutan dan erupsi vulkanik
karena aktivitas dari gunung berapi yang akan mengeluarkan Larva juga menjadi
salah satu sumber karbon bumi. Segala aktivitas di atas adalah salah satu contoh
sumber CO2 di alam dan banyaknya CO2 di udara bisa menyebabkan efek rumah
kaca. Gas karbon yang melimpah dapat mengakibatkan polusi serta suhu udara yang
panas. Perlu diketahui kegiatan manusia berupa aktifitas industri
dan transportasi yang menghasilkan emisi kendaraan bermotor menyebabkan
konsentrasi Karbondiokasida (CO2) di atmosfer meningkat drastis sehingga
malampaui kemampuan tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya. Hal tersebut
merupakan salah satu penyumbang polusi karbon terbesar di bumi.

2. Gas rumah kaca dan efek rumah kaca


Secara alamiah, gas rumah kaca dihasilkan dari kegiatan manusia sehari-hari, namun
sejak tahun 1950-an emisi gas CO2 meningkat secara drastis yang disebabkan oleh
semakin majunya industri yang berbanding lurus dengan konsumsi energi. Sumber
penghasil gas rumah kaca seringkali kita jumpai di sekeliling kita, misalnya penggunaan
energi listrik, aktivitas menggunakan kendaraan bermotor, juga membakar sampah. Nasi
dan sayuran yang berasal dari pertanian menggunakan pestisida, daging berasal dari
peternakan di mana kotoran hewannya menghasilkan gas metana. Limbah makanan dari
NAMA : KHAERINA DWI AGUSTINA
NIM/PRODI : 2205036014/ PENDIDIKAN FISIKA 22

sisa makanan yang membusuk juga menghasilkan gas metana. Efek rumah kaca sejatinya
dibutuhkan untuk menjaga suhu bumi, supaya perbedaan suhu antara siang dan malam
tidak terlalu besar. Namun efek rumah kaca yang berlebihan akan menyebabkan
pemanasan global di mana suhu di bumi akan naik secara signifikan. Kondisi itu ditandai
dengan hal-hal antara lain mencairnya es di kutub, rusaknya ekosistem, naiknya ketinggian
permukaan air laut dan perubahan iklim yang ekstrem. Emisi Karbon Sama seperti emisi
gas rumah kaca, emisi karbon juga merupakan salah satu penyebab perubahan iklim di
dunia. Secara perlahan bumi semakin memanas dan cuaca semakin tidak menentu.
Menurut Cambridge Dictionary, emisi karbon adalah karbon dioksida yang diproduksi
oleh pesawat, mobil, pabrik, dan lain-lain yang dianggap berbahaya bagi lingkungan.
Sementara, menghitung Jejak Karbon akan membantu individu dan kelompok untuk
mengetahui seberapa besar produksi emisi karbon yang dihasilkan pada satu waktu periode
tertentu. Dampak Emisi Karbon & Gas Rumah Kaca Pelepasan dan peningkatan
konsentrasi emisi karbon atau pun GRK di atmosfer telah berdampak pada lingkungan,
kesehatan manusia dan ekonomi. Berikut ini adalah sejumlah dampak yang disebabkan
oleh emisi karbon dan GRK.
A. Dampak lingkungan Secara keseluruhan, suhu tahunan rata-rata diperkirakan akan
meningkat. Salju, es laut, dan cakupan gletser akan berkurang karena suhu yang lebih
tinggi, yang mengakibatkan naiknya permukaan laut dan peningkatan banjir pesisir.
Peningkatan suhu juga akan mencairkan lapisan es di Kutub Utara. Laju erosi pantai
di masa depan kemungkinan besar akan meningkat di sebagian besar wilayah karena
musim dingin yang lebih sejuk dan lapisan es yang lebih kecil. Peningkatan curah
hujan diperkirakan akan digabungkan dengan kejadian hujan lebat yang lebih sering,
yang mengakibatkan risiko banjir yang lebih tinggi. Gelombang panas kemungkinan
besar akan meningkat dalam frekuensi dan tingkat keparahannya, yang mengakibatkan
risiko kebakaran hutan yang lebih tinggi. Banyak spesies satwa liar akan mengalami
kesulitan beradaptasi dengan iklim yang lebih hangat dan kemungkinan besar akan
mengalami stres yang lebih besar.
B. Dampak Kesehatan Manusia Suhu yang lebih tinggi dan kejadian cuaca ekstrem yang
lebih sering dan parah dapat meningkatkan risiko kematian akibat dehidrasi dan
sengatan panas, dan cedera akibat perubahan cuaca lokal yang intens. Mungkin ada
risiko yang lebih besar terhadap masalah pernapasan dan kardiovaskular dan jenis
kanker tertentu, karena suhu meningkat dan memperburuk polusi udara. Risiko
penyakit yang ditularkan melalui air, makanan, vektor, dan hewan pengerat dapat
meningkat.
C. Dampak ekonomi Pertanian, kehutanan, pariwisata dan tempat rekreasi dapat
dipengaruhi oleh pola cuaca yang berubah. Dampak kesehatan manusia diperkirakan
akan menambah tekanan ekonomi pada kesehatan dan sistem dukungan sosial.
Kerusakan infrastruktur (misalnya, jalan dan jembatan) yang disebabkan oleh kejadian
cuaca ekstrem, pencairan permafrost dan kenaikan permukaan laut diperkirakan akan
meningkat, berdampak pada populasi lokal dan pengembangan sumber daya.

Efek rumah kaca merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan bumi
memiliki efek seperti rumah kaca , dimana panas matahari terperangkap oleh atmosfer
NAMA : KHAERINA DWI AGUSTINA
NIM/PRODI : 2205036014/ PENDIDIKAN FISIKA 22

bumi. Gas- gas di atmosfer seperti karbon dioksida (CO2) dapat menahan panas matahari
sehingga panas matahari terperangkap di dalam atmosfer bumi.
Ada beberapa dampak yang terjadi ketika efek rumah kaca menyebabkan pemanasan
global, yakni meningkatkan suhu udara di bumi menjadi lebih panas. Kemudian, terjadinya
perubahan iklim dengan peningkatan uap air sehingga curah hujan meningkat. Lalu,
mencairnya es di Kutub dan permukaan air di banyak wilayah mengalami kenaikan.
Dengan adanya kenaikan air, beberapa wilayah akan mengalami bencana, seperti banjir,
erosi, hilangnya daratan, dan masuknya air laut ke wilayah air tawar. Kemudian, dampak
efek rumah kaca di lautan bisa merusak habitat hewan laut. Pasalnya, suhu air laut
meningkat dan merusak terumbu karang dan habitat ikan.
Cara Mengatasi efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca bisa dikurangi dengan menanam banyak pohon sehingga karbon dioksida
bisa banyak diserap. Sebagai gantinya, kadar oksigen di bumi akan menjadi lebih baik.
Kemudian, menerapkan gaya hidup hemat dan sehat. Hal itu bisa dilakukan dengan
menggunakan kendaraan ramah lingkungan, sepeda atau mobil listrik. Selanjutnya,
detikers juga bisa membatasi pemakaian kantong plastik dengan beralih ke tas yang bisa
digunakan berkali-kali. Dengan begitu, limbah plastik akan berkurang menghasilkan gas
metana.
3. Proses terbentuknya hujan asam
Hujan asam adalah sebuah fenomena turunnya asam dari atmosfer ke permukaan bumi
akibat pencemaran udara yang sudah kelewat buruk.
Secara umum, hujan asam menggambarkan proses alami ketika semua material asam turun
ke bumi, entah itu yang bersifat basah maupun kering.
Hujan asam disebabkan oleh pencemaran udara yang bisa dipicu oleh aktivitas manusia
maupun alam.
Secara umum, fenomena ini disebabkan oleh tingginya konsentrasi sulfur dioksida (SO2)
dan nitrogen oksida di udara. Kedua senyawa tersebut kemudian bereaksi dengan air,
oksigen, dan bahan kimia lainnya untuk membentuk larutan sulfurik dan asam nitrat. Nah,
kedua polutan inilah yang memiliki sifat asam tinggi. Selain polusi udara, gas SO2 dan NOx
penyebab hujan asam juga dapat berasal dari:
• aktivitas vulkanik dari gunung berapi
• asap pabrik
• asap kendaraan bermotor
• pembangkit listrik tenaga batu bara
• peleburan logam, dan
• pembakaran minyak bumi.

Dampak terhadap lingkungan hidup


Fenomena alam ini juga berdampak pada ekosistem yang terdiri dari tumbuhan, hewan,
beserta lingkungan termasuk udara, air, dan tanah di dalamnya.
1. Kerusakan hutan
Pada dasarnya, air hujan yang merembes ke tanah membantu melarutkan zat-zat
penting yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan pepohonan. Akan
tetapi, fenomena ini dapat menyebabkan pelepasan zat berbahaya ke tanah,
misalnya aluminium. Asam juga dapat menghilangkan lapisan pelindung daun yang
terbuat dari lilin alami. Alhasil, daun tidak dapat berfotosintesis dengan baik. Tidak
hanya menyebabkan kerusakan pohon, ini juga sekaligus mematikan organisme lain
yang ada di dalam hutan tersebut.
NAMA : KHAERINA DWI AGUSTINA
NIM/PRODI : 2205036014/ PENDIDIKAN FISIKA 22

2. Terganggunya ekosistem perairan


Dampak hujan asam paling jelas terlihat pada ekosistem perairan. Hal ini jugalah
yang menyebabkan terjadinya pencemaran air. Danau dan sungai yang
terkontaminasi menyebabkan berbagai spesies biota air mati karena tidak mampu
bertahan di lingkungan yang asam. Jika spesies dalam air mati, hal ini tentu akan
berpengaruh terhadap rantai makanan makhluk hidup lainnya, termasuk spesies
non-perairan seperti manusia
3. Kerusakan bangunan
Fenomena ini juga dapat menyebabkan kerusakan pada banyak objek, termasuk
bangunan, patung, monumen, dan kendaraan. Bahan kimia yang terkandung dalam
air hujan menyebabkan perkaratan atau korosi pada benda-benda logam sehingga
membuatnya jadi lebih rapuh dan keropos. Jika korosi terjadi pada fasilitas umum,
seperti jembatan dari besi, ini tentu akan membahayakan orang-orang yang
menggunakannya Sementara pada objek dari batu, seperti patung dan monumen,
korosi membuat penampilannya jadi usang dan lapuk

4. Fenomena EL NINO dan LA NINA


EL NINO
El Nino terjadi selama periode rentang 2-7 tahun dan bertahan hingga 12-15 bulan. Ciri-
ciri terjadi El Nino adalah meningkatnya suhu muka laut di kawasan Pasifik secara berkala
dan meningkatnya perbedaan tekanan udara antara Darwin dan Tahiti. Singkatnya, El
Nino memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum.
ama El Nino awalnya digunakan selama abad ke-19 oleh para nelayan di Peru utara
mengacu pada aliran tahunan perairan khatulistiwa yang hangat ke selatan sekitar waktu
Natal. Ilmuwan Peru kemudian mencatat bahwa perubahan yang lebih intens terjadi pada
interval beberapa tahun dan dikaitkan dengan bencana banjir musiman di sepanjang pantai
yang biasanya gersang, sedangkan anomali termal berlangsung selama satu tahun atau
lebih.
Proses Terjadinya El Nino Pada saat-saat tertentu air laut yang panas dari perairan
Indonesia bergerak ke arah timur menyusuri equator, hingga sampai ke pantai barat
Amerika Selatan (Peru-Bolivia). Pada saat yang bersamaan, air laut yang panas dari pantai
Amerika Tengah bergerak ke arah selatan, hingga sampai ke pantai barat PeruEquador.
Akhirnya akan terjadilah pertemuan antara air laut yang panas dari Indonesia dengan air
laut yang panas dai Amerika Tengah di pantai barat Peru-Equador, dan berkumpulan
massa air laut panas dalam jumlah yang besar dan menempati daerah yang luas.Permukaan
air laut yang panas tersebut, kemudian menularkan panasnya pada udara di atasnya,
sehingga udara di daerah itu memuai ke atas (konveksi), dan terbentuklah daerah
bertekanan rendah, di pantai barat PeruEquador. Akibatnya angin yang menuju Indonesia
hanya membawa sedikit uap air, sehingga terjadilah musim kemarau yang panjang El Nino
juga memiliki efek yang kuat pada kehidupan laut di lepas pantai Pasifik. Pada kondisi
normal, upwelling membawa air dari kedalaman ke permukaan; air ini dingin dan kaya
nutrisi. Selama El Niño, upwelling melemah atau berhenti sama sekali. Tanpa nutrisi dari
dalam, ada lebih sedikit fitoplankton di lepas pantai . Ini mempengaruhi ikan yang
memakan fitoplankton dan, pada gilirannya, mempengaruhi semua yang memakan ikan.
Perairan yang lebih hangat juga dapat membawa spesies tropis, seperti tuna ekor kuning
dan albacore ke daerah yang biasanya terlalu dingin.
LA NINA
NAMA : KHAERINA DWI AGUSTINA
NIM/PRODI : 2205036014/ PENDIDIKAN FISIKA 22

Berasal dari Bahasa Spanyol, memiliki pengertian sebagai “gadis kecil”. La Nina adalah
fenomena alam di mana suhu air laut di Samudera Pasifik menurun, sehingga berada di
bawah rata-rata dari daerah sekitarnya. Pendinginan yang tidak biasa ini bahkan bisa
terjadi hingga anomali suhu melebihi -0,5 derajat celcius. Biasanya kejadian ini terjadi
setiap 2 hingga 7 tahun sekali, tetapi tidak mustahil juga bisa terjadi secara berturut-turut.
Umumnya, berlangsung dalam durasi selama beberapa bulan hingga 2 tahun. Menurut
catatan yang ada, La Nina pernah terjadi selama 15 kali, yang jika dirata-ratakan, terjadi
sekitar 6 tahun sekali. El Nino dan La Nina merupakan fase ekstrim di dalam siklus ENSO
(El Nino Southern Oscillation). Ini merupakan fenomena iklim yang terjadi secara berkala
dan berubah-ubah di antara 3 fase yaitu netral, La Nina, dan El Nino. Pada kondisi El Nino,
kondisi air menjadi lebih hangat di Pasifik Timur. Sementara La Nina berlawanan dengan
El Nino. Menyebabkan kondisi perairan di daerah Pasifik menjadi lebih dingin. Jadi,
daerah yang terdampak kekeringan selama terjadinya La Nina, bisa mendapatkan lebih
banyak hujan di tahun-tahun El Nino, begitupun sebaliknya.

Penyebab La Nina
Lautan tentu memainkan peran penting dalam cuaca di bumi. Kamu masih ingat kan
dengan proses terbentuknya awan hingga menjadi hujan? Proses ini terjadi di atas air laut
hangat yang menguap. Lalu, ketika ada angin kencang yang berhembus, air hangat beserta
awan dan badai bergerak menuju ke bagian barat. Kalau dalam kondisi normal hal ini
akan menyebabkan cuaca yang normal. Namun, pada saat La Nina terjadi, angin di
Samudera Pasifik jauh lebih kuat sehingga mendorong lebih banyak air laut hangat ke
barat. Hal ini menyebabkan massa air dingin di bagian timur Samudera Pasifik bergerak
ke atas atau kita kenal dengan upwelling. Sehingga, sering muncul di daerah barat Pasifik,
Indonesia, dan Australia Utara yang menyebabkan curah hujan jadi lebih tinggi.

Dampak LA NINA
▪ Potensi hujan meningkat yang terjadi di bagian barat ekuator Samudera Pasifik.
▪ Curah hujan jadi berkurang di bagian timur Samudera Pasifik.
▪ Angin pasat timur dan juga sirkulasi monsoon menguat.
▪ Terjadinya bencana hidrometeorologis seperti longsor dan banjir.
▪ Berisiko merusak tanaman seperti tanaman-tanaman semusim dan juga sawah karena
hujan yang berkepanjangan lalu banjir.
▪ Berkurangnya tangkapan ikan para nelayan karena kurangnya kandungan klorofil-a
yang merupakan makanan ikan di lautan.
▪ Dampak positif bagi pertanian karena kondisi pengairan di lahan pertanian akan tetap
basah karena hujan tetap turun meskipun sedang musim kemarau.

5. Proses perubahan iklim


Perubahan iklim adalah perubahan pola dan intensitas unsur iklim dalam periode waktu
yang sangat lama. Bentuk perubahan berkaitan dengan perubahan kebiasaan cuaca atau
perubahan persebaran kejadian cuaca. Penyebab utama terjadinya perubahan iklim
yaitu pemanasan global. Percepatan pemanasan global merupakan akibat dari
meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer bumi yang mengubah peran
NAMA : KHAERINA DWI AGUSTINA
NIM/PRODI : 2205036014/ PENDIDIKAN FISIKA 22

dari efek rumah kaca. Aktivitas manusia juga dapat mengubah iklim bumi, dan saat ini
mendorong perubahan iklim melalui pemanasan global Tidak ada kesepakatan umum
dalam dokumen ilmiah, media, atau kebijakan mengenai istilah yang tepat untuk
digunakan merujuk pada antropogenik perubahan yang dipaksakan; baik "pemanasan
global" atau "perubahan iklim" dapat digunakan. Perubahan iklim akan berdampak kepada
peningkatan tinggi permukaan air laut, meningkatnya jumlah bencana alam, pergeseran
rentang geografis, dan kerusakan ekosistem. Dampak perubahan iklim akan dirasakan
oleh manusia, hewan, tumbuhan, maupun mikroorganisme. Perumbahan iklim akan
memberi dampak di lautan, daratan maupun di lapisan udara. Perubahan iklim terjadi
melalui interaksi antarunsur iklim selama puluhan hingga jutaan tahun. Masing-masing
unsur iklim memberikan pengaruh terhadap kondisi iklim dengan tingkat pengaruh yang
berubah-ubah. Pengaruh perubahan iklim dapat dimulai dalam skala Kawasan
perkotaan atau kabupaten hingga kawasan benua. Perubahan iklim dapat terjadi karena
pengaruh dari luar berupa radiasi matahari maupun pengaruh dari dalam Bumi berupa
peningkatan kadar karbon dioksida di atmosfer.

Anda mungkin juga menyukai