TUGAS 1 FISIKA LINGKUNGAN Khaerina Dwi Agustina
TUGAS 1 FISIKA LINGKUNGAN Khaerina Dwi Agustina
Karbondiokasida. Berikut ini penjelasan lengkap siklus karbon yang terjadi karena
organisme.
a. Fotosintesis
Selama terjadinya fotosintesis, maka tumbuhan hijau akan menggunakan energi
radiasi Matahari untuk mengubah air serta karbondioksida menjadi
karbohidrat. Photosynthetic Acid Radiation (PAR) merupakan sebuah proses
fotosintesis tanaman yang memanfaatkan radiasi cahaya matahari. Dalam proses
Fotosintesis Tumbuhan atau Pohon mengubah energi radiasi dari sinar matahari
menjadi energi kimia yang ditanggap oleh ikatan molekul karbon yang didapatkan
dari gas CO2 (Karbondioksida) di Udara dan di air. Proses fotosintsis pada
Tanaman menghasilkan Senyawa Glukosa yang dikatahui mengandung
C6H12O6 (6 Atom Carbon, 12 Atom Hydrogen, 6 Atom Oxygen). Pohon
menggunakan sumber energi pada molekul karbon untuk bisa tumbuh berkembang,
bertahan hidup serta berkembang biak.
b. Respirasi
Respirasi pada tumbuhan merupakan kebalikan dari Fotosintesis yaitu proses
penguraian bahan makanan untuk menghasilkan energi. Proses ini terjadi di
stomata atau mulut daun. Melalui stomata tumbuhan akan menyerap O2 (oksigen)
dan mengeluarkan atau menghasilkan CO2 (karbondioksida). Respirasi bertujuan
untuk mendapatkan energi, Respirasi sendiri terdapat pada tumbuhan tingkat
rendah dan tumbuhan tingkat tinggi. Respirasi pada Manusia dan Hewan yaitu
suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran sisa berupa
karbondioksida serta uap air. Untuk menghasilkan beberapa energi Adenosin Tri
Phosphat (ATP) dalam reaksi kimia Oksigen diperlukan oleh semua sel sel
tubuh. Menusia dan Hewan bernapas menghirup O2 (oksigen) dalam udara bebas
dan membuang CO2 (karbondioksida) ke lingkungan.
2 Aktivitas Alam
Sedangkan contoh aktivitas alam terdiri dari Kebakaran hutan dan erupsi vulkanik
karena aktivitas dari gunung berapi yang akan mengeluarkan Larva juga menjadi
salah satu sumber karbon bumi. Segala aktivitas di atas adalah salah satu contoh
sumber CO2 di alam dan banyaknya CO2 di udara bisa menyebabkan efek rumah
kaca. Gas karbon yang melimpah dapat mengakibatkan polusi serta suhu udara yang
panas. Perlu diketahui kegiatan manusia berupa aktifitas industri
dan transportasi yang menghasilkan emisi kendaraan bermotor menyebabkan
konsentrasi Karbondiokasida (CO2) di atmosfer meningkat drastis sehingga
malampaui kemampuan tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya. Hal tersebut
merupakan salah satu penyumbang polusi karbon terbesar di bumi.
sisa makanan yang membusuk juga menghasilkan gas metana. Efek rumah kaca sejatinya
dibutuhkan untuk menjaga suhu bumi, supaya perbedaan suhu antara siang dan malam
tidak terlalu besar. Namun efek rumah kaca yang berlebihan akan menyebabkan
pemanasan global di mana suhu di bumi akan naik secara signifikan. Kondisi itu ditandai
dengan hal-hal antara lain mencairnya es di kutub, rusaknya ekosistem, naiknya ketinggian
permukaan air laut dan perubahan iklim yang ekstrem. Emisi Karbon Sama seperti emisi
gas rumah kaca, emisi karbon juga merupakan salah satu penyebab perubahan iklim di
dunia. Secara perlahan bumi semakin memanas dan cuaca semakin tidak menentu.
Menurut Cambridge Dictionary, emisi karbon adalah karbon dioksida yang diproduksi
oleh pesawat, mobil, pabrik, dan lain-lain yang dianggap berbahaya bagi lingkungan.
Sementara, menghitung Jejak Karbon akan membantu individu dan kelompok untuk
mengetahui seberapa besar produksi emisi karbon yang dihasilkan pada satu waktu periode
tertentu. Dampak Emisi Karbon & Gas Rumah Kaca Pelepasan dan peningkatan
konsentrasi emisi karbon atau pun GRK di atmosfer telah berdampak pada lingkungan,
kesehatan manusia dan ekonomi. Berikut ini adalah sejumlah dampak yang disebabkan
oleh emisi karbon dan GRK.
A. Dampak lingkungan Secara keseluruhan, suhu tahunan rata-rata diperkirakan akan
meningkat. Salju, es laut, dan cakupan gletser akan berkurang karena suhu yang lebih
tinggi, yang mengakibatkan naiknya permukaan laut dan peningkatan banjir pesisir.
Peningkatan suhu juga akan mencairkan lapisan es di Kutub Utara. Laju erosi pantai
di masa depan kemungkinan besar akan meningkat di sebagian besar wilayah karena
musim dingin yang lebih sejuk dan lapisan es yang lebih kecil. Peningkatan curah
hujan diperkirakan akan digabungkan dengan kejadian hujan lebat yang lebih sering,
yang mengakibatkan risiko banjir yang lebih tinggi. Gelombang panas kemungkinan
besar akan meningkat dalam frekuensi dan tingkat keparahannya, yang mengakibatkan
risiko kebakaran hutan yang lebih tinggi. Banyak spesies satwa liar akan mengalami
kesulitan beradaptasi dengan iklim yang lebih hangat dan kemungkinan besar akan
mengalami stres yang lebih besar.
B. Dampak Kesehatan Manusia Suhu yang lebih tinggi dan kejadian cuaca ekstrem yang
lebih sering dan parah dapat meningkatkan risiko kematian akibat dehidrasi dan
sengatan panas, dan cedera akibat perubahan cuaca lokal yang intens. Mungkin ada
risiko yang lebih besar terhadap masalah pernapasan dan kardiovaskular dan jenis
kanker tertentu, karena suhu meningkat dan memperburuk polusi udara. Risiko
penyakit yang ditularkan melalui air, makanan, vektor, dan hewan pengerat dapat
meningkat.
C. Dampak ekonomi Pertanian, kehutanan, pariwisata dan tempat rekreasi dapat
dipengaruhi oleh pola cuaca yang berubah. Dampak kesehatan manusia diperkirakan
akan menambah tekanan ekonomi pada kesehatan dan sistem dukungan sosial.
Kerusakan infrastruktur (misalnya, jalan dan jembatan) yang disebabkan oleh kejadian
cuaca ekstrem, pencairan permafrost dan kenaikan permukaan laut diperkirakan akan
meningkat, berdampak pada populasi lokal dan pengembangan sumber daya.
Efek rumah kaca merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan bumi
memiliki efek seperti rumah kaca , dimana panas matahari terperangkap oleh atmosfer
NAMA : KHAERINA DWI AGUSTINA
NIM/PRODI : 2205036014/ PENDIDIKAN FISIKA 22
bumi. Gas- gas di atmosfer seperti karbon dioksida (CO2) dapat menahan panas matahari
sehingga panas matahari terperangkap di dalam atmosfer bumi.
Ada beberapa dampak yang terjadi ketika efek rumah kaca menyebabkan pemanasan
global, yakni meningkatkan suhu udara di bumi menjadi lebih panas. Kemudian, terjadinya
perubahan iklim dengan peningkatan uap air sehingga curah hujan meningkat. Lalu,
mencairnya es di Kutub dan permukaan air di banyak wilayah mengalami kenaikan.
Dengan adanya kenaikan air, beberapa wilayah akan mengalami bencana, seperti banjir,
erosi, hilangnya daratan, dan masuknya air laut ke wilayah air tawar. Kemudian, dampak
efek rumah kaca di lautan bisa merusak habitat hewan laut. Pasalnya, suhu air laut
meningkat dan merusak terumbu karang dan habitat ikan.
Cara Mengatasi efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca bisa dikurangi dengan menanam banyak pohon sehingga karbon dioksida
bisa banyak diserap. Sebagai gantinya, kadar oksigen di bumi akan menjadi lebih baik.
Kemudian, menerapkan gaya hidup hemat dan sehat. Hal itu bisa dilakukan dengan
menggunakan kendaraan ramah lingkungan, sepeda atau mobil listrik. Selanjutnya,
detikers juga bisa membatasi pemakaian kantong plastik dengan beralih ke tas yang bisa
digunakan berkali-kali. Dengan begitu, limbah plastik akan berkurang menghasilkan gas
metana.
3. Proses terbentuknya hujan asam
Hujan asam adalah sebuah fenomena turunnya asam dari atmosfer ke permukaan bumi
akibat pencemaran udara yang sudah kelewat buruk.
Secara umum, hujan asam menggambarkan proses alami ketika semua material asam turun
ke bumi, entah itu yang bersifat basah maupun kering.
Hujan asam disebabkan oleh pencemaran udara yang bisa dipicu oleh aktivitas manusia
maupun alam.
Secara umum, fenomena ini disebabkan oleh tingginya konsentrasi sulfur dioksida (SO2)
dan nitrogen oksida di udara. Kedua senyawa tersebut kemudian bereaksi dengan air,
oksigen, dan bahan kimia lainnya untuk membentuk larutan sulfurik dan asam nitrat. Nah,
kedua polutan inilah yang memiliki sifat asam tinggi. Selain polusi udara, gas SO2 dan NOx
penyebab hujan asam juga dapat berasal dari:
• aktivitas vulkanik dari gunung berapi
• asap pabrik
• asap kendaraan bermotor
• pembangkit listrik tenaga batu bara
• peleburan logam, dan
• pembakaran minyak bumi.
Berasal dari Bahasa Spanyol, memiliki pengertian sebagai “gadis kecil”. La Nina adalah
fenomena alam di mana suhu air laut di Samudera Pasifik menurun, sehingga berada di
bawah rata-rata dari daerah sekitarnya. Pendinginan yang tidak biasa ini bahkan bisa
terjadi hingga anomali suhu melebihi -0,5 derajat celcius. Biasanya kejadian ini terjadi
setiap 2 hingga 7 tahun sekali, tetapi tidak mustahil juga bisa terjadi secara berturut-turut.
Umumnya, berlangsung dalam durasi selama beberapa bulan hingga 2 tahun. Menurut
catatan yang ada, La Nina pernah terjadi selama 15 kali, yang jika dirata-ratakan, terjadi
sekitar 6 tahun sekali. El Nino dan La Nina merupakan fase ekstrim di dalam siklus ENSO
(El Nino Southern Oscillation). Ini merupakan fenomena iklim yang terjadi secara berkala
dan berubah-ubah di antara 3 fase yaitu netral, La Nina, dan El Nino. Pada kondisi El Nino,
kondisi air menjadi lebih hangat di Pasifik Timur. Sementara La Nina berlawanan dengan
El Nino. Menyebabkan kondisi perairan di daerah Pasifik menjadi lebih dingin. Jadi,
daerah yang terdampak kekeringan selama terjadinya La Nina, bisa mendapatkan lebih
banyak hujan di tahun-tahun El Nino, begitupun sebaliknya.
Penyebab La Nina
Lautan tentu memainkan peran penting dalam cuaca di bumi. Kamu masih ingat kan
dengan proses terbentuknya awan hingga menjadi hujan? Proses ini terjadi di atas air laut
hangat yang menguap. Lalu, ketika ada angin kencang yang berhembus, air hangat beserta
awan dan badai bergerak menuju ke bagian barat. Kalau dalam kondisi normal hal ini
akan menyebabkan cuaca yang normal. Namun, pada saat La Nina terjadi, angin di
Samudera Pasifik jauh lebih kuat sehingga mendorong lebih banyak air laut hangat ke
barat. Hal ini menyebabkan massa air dingin di bagian timur Samudera Pasifik bergerak
ke atas atau kita kenal dengan upwelling. Sehingga, sering muncul di daerah barat Pasifik,
Indonesia, dan Australia Utara yang menyebabkan curah hujan jadi lebih tinggi.
Dampak LA NINA
▪ Potensi hujan meningkat yang terjadi di bagian barat ekuator Samudera Pasifik.
▪ Curah hujan jadi berkurang di bagian timur Samudera Pasifik.
▪ Angin pasat timur dan juga sirkulasi monsoon menguat.
▪ Terjadinya bencana hidrometeorologis seperti longsor dan banjir.
▪ Berisiko merusak tanaman seperti tanaman-tanaman semusim dan juga sawah karena
hujan yang berkepanjangan lalu banjir.
▪ Berkurangnya tangkapan ikan para nelayan karena kurangnya kandungan klorofil-a
yang merupakan makanan ikan di lautan.
▪ Dampak positif bagi pertanian karena kondisi pengairan di lahan pertanian akan tetap
basah karena hujan tetap turun meskipun sedang musim kemarau.
dari efek rumah kaca. Aktivitas manusia juga dapat mengubah iklim bumi, dan saat ini
mendorong perubahan iklim melalui pemanasan global Tidak ada kesepakatan umum
dalam dokumen ilmiah, media, atau kebijakan mengenai istilah yang tepat untuk
digunakan merujuk pada antropogenik perubahan yang dipaksakan; baik "pemanasan
global" atau "perubahan iklim" dapat digunakan. Perubahan iklim akan berdampak kepada
peningkatan tinggi permukaan air laut, meningkatnya jumlah bencana alam, pergeseran
rentang geografis, dan kerusakan ekosistem. Dampak perubahan iklim akan dirasakan
oleh manusia, hewan, tumbuhan, maupun mikroorganisme. Perumbahan iklim akan
memberi dampak di lautan, daratan maupun di lapisan udara. Perubahan iklim terjadi
melalui interaksi antarunsur iklim selama puluhan hingga jutaan tahun. Masing-masing
unsur iklim memberikan pengaruh terhadap kondisi iklim dengan tingkat pengaruh yang
berubah-ubah. Pengaruh perubahan iklim dapat dimulai dalam skala Kawasan
perkotaan atau kabupaten hingga kawasan benua. Perubahan iklim dapat terjadi karena
pengaruh dari luar berupa radiasi matahari maupun pengaruh dari dalam Bumi berupa
peningkatan kadar karbon dioksida di atmosfer.