Modul Perencanaan Pembelajaran
Modul Perencanaan Pembelajaran
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
OLEH :
M. HILAL PRAMONO, S.Pd.,M.I.K
2023
KATA PENGANTAR
Puja dan Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT sehingga penulis dapat
menyelesaikan Modul Perencanaan Pembelajaran. Undang-Undang menyatakan bahwa
pendidik adalah tenaga professional yang mampu membangun pembelajaran yang
menyenakngkan dan sesuai dengan karaketer peserta didik, melakukan bimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dengan
demikian, salah satu kompetensi yang mesti dimiliki seorang pendidik adalah mampu
merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif.
Modul Perencanaan Pembelajaran ini disusun sebagai bahan ajar bagi mahasiswa di
lembaga pendidikan tenaga kependidikan. Penguasaan terhadap materi modul ini
diharapkan memberi mereka kemampuan untuk melaksanakan pembelajaran yang ideal.
Penulis menyadari bahwa di dalam modul ini mungkin saja masih terdapat kekurangan dan
ketidaksempurnaan. Untuk itu masukan dari pembaca demi perbaikan modul ini di masa
yang akan datang sangat diharapkan. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan modul ini penulis ucapkan terima kasih. Kiranya karya ini dapat memberi
manfaat kepada pembaca, dan menorehkan secercah manfaat bagi peningkatan kualitas
siswa sebagai calon pendidik yang profesional.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
1
BAB I
ORGANISASI KOMPETENSI, TUJUAN SATUAN
PENDIDIKAN DAN STRUKTUR KURIKULUM
A. TUJUAN
Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat memahami dan rasional
kurikulum SD.
B. POKOK-POKOK MATERI
1. Organisasi Kompetensi
2. Tujuan Satuan Pendidikan
3. Struktur Kurikulum
C. URAIAN MATERI
C.1 Organisasi Kompetensi
Mata pelajaran adalah unit organisasi Kompetensi Dasar yang terkecil. Untuk
kurikulum SD/MI, organisasi Kompetensi Dasar dilakukan melalui pendekatan
terintegrasi. Berdasarkan pendekatan ini maka terjadi reorganisasi Kompetensi Dasar
mata pelajaran yang mengintegrasikan konten mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
dan Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas I, II, dan III ke dalam mata pelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, serta Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Dengan pendekatan ini maka Struktur Kurikulum
SD/MI menjadi lebih sederhana karena jumlah mata pelajaran berkurang.
Di kelas IV, V, dan VI nama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu
Pengetahuan Sosial tercantum dalam Struktur Kurikulum dan memiliki Kompetensi
Dasar masing-masing. Untuk proses pembelajaran, Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan
Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial, sebagaimana Kompetensi Dasar mata pelajaran lain,
diintegrasikan ke dalam berbagai tema. Oleh karena itu, proses pembelajaran semua
Kompetensi Dasar dari semua mata pelajaran terintegrasi dalam berbagai tema.
Substansi muatan lokal termasuk bahasa daerah diintegrasikan ke dalam mata
pelajaran Seni Budaya dan Prakarya. Sedangkan substansi muatan lokal yang berkenaan
dengan olahraga serta permainan daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.
2. Beban Belajar
Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar
selama satu semester. Beban belajar di SD/MI kelas I, II, dan III masing- masing 30, 32, 34
sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI masing-masing 36 jam setiap minggu. Jam belajar
SD/MI adalah 35 menit.
Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi
Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran yang
berorientasi siswa aktif. Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yang lebih
panjang dari proses pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan
untuk mengamati, menanya, mengasosiasi, dan berkomunikasi. Proses pembelajaran yang
dikembangkan menghendaki kesabaran guru dalam mendidik peserta didik sehingga
mereka menjadi tahu, mampu dan mau belajar dan menerapkan apa yang sudah mereka
pelajari di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya. Selain itu bertambahnya jam
belajar memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar.
D. Ringkasan Materi
Mata pelajaran adalah unit organisasi Kompetensi Dasar yang terkecil. Untuk
kurikulum SD/MI, organisasi Kompetensi Dasar dilakukan melalui pendekatan terintegrasi.
Berdasarkan pendekatan ini maka terjadi reorganisasi Kompetensi Dasar mata pelajaran
yang mengintegrasikan konten mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu
Pengetahuan Sosial di kelas I, II, dan III ke dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan. Dengan pendekatan ini maka Struktur
4
Kurikulum SD/MI menjadi lebih sederhana karena jumlah mata pelajaran berkurang. Di
kelas IV, V, dan VI nama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan
Sosial tercantum dalam Struktur Kurikulum dan memiliki Kompetensi Dasar masing-
masing. Untuk proses pembelajaran, Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu
Pengetahuan Sosial, sebagaimana Kompetensi Dasar mata pelajaran lain, diintegrasikan ke
dalam berbagai tema. Oleh karena itu, proses pembelajaran semua Kompetensi Dasar dari
semua mata pelajaran terintegrasi dalam berbagai tema.
Penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang dinyatakan
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang:a.) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; b). berilmu, cakap, kritis, kreatif,
dan inovatif; c). sehat, mandiri, dan percaya diri; dan d). toleran, peka sosial, demokratis,
dan bertanggung jawab.Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten
kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum,
distribusi konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata
pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap peserta didik.
Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian
konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem
pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk
kurikulum yang akan datang adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban
belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester. Beban belajar
dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar selama satu semester.
Beban belajar di SD/MI kelas I, II, dan III masing-masing 30, 32, 34 sedangkan untuk
kelas IV, V, dan VI masing- masing 36 jam setiap minggu. Jam belajar SD/MI adalah 35
menit.
F. Rambu-rambu Jawaban
1. Pertama, tuntutan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk
teknologi informasi dan komunikasi. Kedua, tuntutan terhadap kompetensi yang
harus dimiliki oleh lulusan satuan pendidikan berkaitan dengan pengetahuan,
keterampilan dan sikap untuk mereka dapat perform dan eksis di dunia kerja
maupun di masyarakat.
5
2. Pertama, berbicara kurikulum berarti terkait 4 hal dari 8 standar nasional pendidikan,
yaitu standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses dan standar penilaian.
Kedua, dari sisi standar kompetensi, pada kurikulum sebelumnya kompetensi
dirumuskan berdasarkan masing-masing pelajaran, sehingga kom-petensi yang ingin
dicapai cenderung ada pemisahan antara pelajaran satu dengan lainnya. Pada kurikulum
2013, dengan filosofi bahwa kompetensi yang harus dimiliki seseorang adalah
merupakan kompetensi utuh, maka kompetensi utuh yang harus dimiliki siswa
dirumuskan terlebih dahulu yang selanjutnya menjadi payung bagi pengembangan
kompetensi yang lebih spesifik dari masing-masing pelajaran. Kompetensi ini yg
disebut kompetensi inti. Ketiga, standar isi berkaitan dengan struktur kuri-kulum dan
muatan materi. Dari sisi struktur kurikulum antara lain terjadi perubahan dimana di SD
kelas I-III pelajaran IPA dan IPS tidak dimunculkan seba-gai pelajaran, pada jenjang
SMP dan SMA pelajaran TIK ditiadakan, dan pada jenjang SMA/SMK siswa diarahkan
melalui program peminatan. Dari sisi muatan materi terdapat beberapa penye-suaian
disesuaikan dengan kebutuhan kekinian.
6
BAB II
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SATUAN PENDIDIKAN
A. TUJUAN
Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat memahami Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar.
B. POKOK-POKOK MATERI
1. Pengertian Standar Kompetensi Lulusan
2. Fungsi Standar Kompetensi Lulusan
3. Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan
C. URAIAN MATERI
C.1 Pengertian Standar Kompetensi Lulusan
Kompetensi adalah kemapuan bersikap, berpikir dan bertindak secara konsisten
sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki peserta
didik. Standar kompetensi adalah ukuran kompetensi minimal yang harus dicapai peserta
didik setelah mengikuti suatu proses pembelajaran pada satuan pendidikan tertentu.
Sehingga Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dapat dikatakan sebagai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan yang di miliki
peserta didik sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati, sebagaimana yang
ditetapkan dengan Peraturan menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006. Standar
kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan
peserta didik dari satuan pendidikan.
D. Ringkasan Materi
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dapat dikatakan sebagai kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan yang di miliki peserta didik sesuai
dengan standar nasional yang telah disepakati, sebagaimana yang ditetapkan dengan Peraturan
menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006.
Adapun fungsi dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL), sebagai berikut: 1). Standar
kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta
didik,dari satuan pendidikan, 2). Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar
bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut, dan 3). Standar
kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah umum bertujuan untuk meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan untuk
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan
menengah memiliki kompetensi pada tiga dimensi yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
BAB III
STANDAR ISI SATUAN PENDIDIKAN
A. TUJUAN
Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat memahami Standar Isi Pendidikan
Dasar.
B. POKOK-POKOK MATERI
1. Pengertian Standar Isi
2. Tingkat Kompetensi
3. Ruang Lingkup Materi
Tingkat Kompetensi dimulai dari Tingkat Kompetensi Pendidikan Anak Usia Dini. Berdasarkan
pertimbangan di atas, Tingkat Kompetensi dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
SDLB, SMPLB, dan SMALB yang dimaksud hanya diperuntukkan bagi tuna netra, tuna
rungu, tuna daksa, dan tuna laras yang intelegensinya normal. Bloom Taxonomy yang pertama
kali dikenalkan oleh sekelompok peneliti yang dipimpin oleh Benjamin Bloom pada tahun 1956
dan dikembangkan lebih lanjut oleh Anderson and Krathwol pada tahun 2001 digunakan sebagai
rujukan pada Standar Kompetensi Lulusan. Bloom Taxonomy mengkategorikan capaian
pembelajaran menjadi tiga domain, yaitu dimensi pengetahuan yang terkait dengan penguasaan
pengetahuan, dimensi sikap yang terkait dengan penguasaan sikap dan perilaku, serta dimensi
ketrampilan yang terkait dengan penguasaan ketrampilan. Dimensi pengetahuan diklasifikasikan
menjadi faktual, konseptual, prosedural, serta metakognitif yang penguasaannya dimulai sejak
Tingkat Pendidikan Dasar hingga Tingkat Pendidikan Menengah.
Structure of Observed Learning Outcome (SOLO) Taxonomy yang pertama kali
dikembangkan oleh Biggs dan Collin (1982) dan telah diperbarui tahun 2003 digunakan sebagai
dasar untuk mengelompokkan Tingkat Kompetensi untuk aspek pengetahuan. Menurut SOLO
Taxonomy ada lima tahap yang dilalui oleh peserta didik untuk menguasai suatu pengetahuan,
yaitu tahah pre-struktural, uni-struktural, multi-struktural, relasional dan abstrak yang diperluas.
Kelima tahap ini dapat
14
disederhanakan menjadi tiga tahap, yaitu surface knowledge, deep knowledge dan conceptual atau
constructed knowledge.
Tahap surface knowledge diperoleh pada Tingkat Pendidikan Dasar untuk Sekolah Dasar,
tahap deep knowledge diperoleh pada Tingkat Pendidikan Dasar untuk Sekolah Menengah Pertama
dan tahap conceptual/constructed knowledge diperoleh pada Tingkat Pendidikan Menengah yaitu
ada Sekolah Menengah Atas. Walaupun demikian, untuk jenis pengetahuan tertentu, ketiga tahap
ini dapat dicapai dalam satu jenjang pendidikan atau dalam satu tingkat kelas.
Berdasarkan Tingkat Kompetensi tersebut ditetapkan Kompetensi yang bersifat generik
yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan Kompetensi dan ruang lingkup
materi yang bersifat spesifik untuk setiap mata pelajaran. Secara hirarkis, Standar Kompetensi
Lulusan digunakan sebagai acuan untuk menetapkan Kompetensi yang bersifat generik pada tiap
Tingkat Kompetensi. Kompetensi yanag bersifat generik ini kemudian digunakan untuk
menentukan kompetensi yang bersifat spesifik untuk tiap mata pelajaran. Selanjutnya, Kompetensi
dan ruang lingkup materi digunakan untuk menentukan Kompetensi Dasar pada pengembangan
kurikulum tingkat satuan dan jenjang pendidikan.
Kompetensi yang bersifat generik mencakup 3 (tiga) ranah yakni sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Ranah sikap dipilah menjadi sikap spiritual dan sikap sosial. Pemilahan ini
diperlukan untuk menekankan pentingnya keseimbangan fungsi sebagai manusia seutuhnya yang
mencakup aspek spiritual dan aspek sosial sebagaimana diamanatkan dalam tujuan pendidikan
nasional. Dengan demikian, Kompetensi yang bersifat generik terdiri atas 4 (empat) dimensi yang
merepresentasikan sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan, yang selanjutnya
disebut Kompetensi Inti (KI).
Setiap Tingkat Kompetensi berimplikasi terhadap tuntutan proses pembelajaran dan
penilaian. Penjabaran Tingkat Kompetensi lebih lanjut pada setiap jenjang pendidikan sesuai
pencapaiannya pada tiap kelas akan dilakukan oleh Pihak Pengembang Kurikulum. Tingkat
Kompetensi yang berbeda menuntut pembelajaran dan penilaian dengan fokus dan penekanan yang
berbeda pula. Semakin tinggi Tingkat Kompetensi, semakin kompleks intensitas pengalaman
belajar peserta didik dan proses pembelajaran serta penilaian.
Uraian revisi Kompetensi Inti untuk setiap Tingkat Kompetensi disajikan dalam tabel
berikut.
15
d. mandiri,
e. kolaboratif, dan
f. komunikatif
Tingkat Kompetensi dan ruang lingkup materi diterapkan untuk setiap muatan
sebagaimana diatur dalam Pasal 77I ayat (1), Pasal 77C ayat (1), dan Pasal 77K ayat (2), ayat (4)
dan ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan sebagai berikut.
- Sikap menghargai
pendapat.
- Sikap sederhana.
- Sikap ikhlas.
- Sikap berbaik sangka
kepada sesama.
- Perilaku hidup rukun
- Sikap tabligh.
- Sikap sabar dan
pengendalian diri.
Fiqih
- Puasa Ramadhan,
makna dan hikmahnya.
- Shalat tarawih dan
tadarus.
- Zakat, infak, sedekah,
makna dan hikmahnya.
- Kisah keteladanan
Luqman.
- Kisah keteladanan
Ashabul Kahfi.
22
D. Ringkasan Materi
Standar isi pada standar nasional pendidikan mencakup lingkup materi dan tingkat
kompetensi untuk mencapai kompeteni lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar
isi tersebut memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat
satuan pendidikan, dan kalender pendidikan/akademik. Tingkat Kompetensi dikembangkan
berdasarkan kriteria; (1) Tingkat perkembangan peserta didik, (2) Kualifikasi kompetensi
Indonesia, (3) Penguasaan kompetensi yang berjenjang. Selain itu Tingkat Kompetensi juga
memperhatikan tingkat kerumitan/kompleksitas kompetensi, fungsi satuan pendidikan, dan
keterpaduan antar jenjang yang relevan.
Kompetensi yang bersifat generik mencakup 3 (tiga) ranah yakni sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Ranah sikap dipilah menjadi sikap spiritual dan sikap sosial. Pemilahan ini
diperlukan untuk menekankan pentingnya keseimbangan fungsi sebagai manusia seutuhnya yang
mencakup aspek spiritual dan aspek sosial sebagaimana diamanatkan dalam tujuan pendidikan
nasional. Dengan demikian, Kompetensi yang bersifat generik terdiri atas 4 (empat) dimensi yang
merepresentasikan sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan, yang selanjutnya
disebut Kompetensi Inti (KI).
Setiap Tingkat Kompetensi berimplikasi terhadap tuntutan proses pembelajaran dan
penilaian. Penjabaran Tingkat Kompetensi lebih lanjut pada setiap jenjang pendidikan sesuai
pencapaiannya pada tiap kelas akan dilakukan oleh Pihak Pengembang Kurikulum. Tingkat
Kompetensi yang berbeda menuntut pembelajaran dan penilaian dengan fokus dan penekanan yang
berbeda pula. Semakin tinggi Tingkat Kompetensi, semakin kompleks intensitas pengalaman
belajar peserta didik dan proses pembelajaran serta penilaian.
F. Rambu-rambu Jawaban
Menurut Permendikbud Nomor 64 tahun 2013 tentang Standar Isi, Kompetensi Inti (KI)
adalah Kompetensi yang bersifat generik yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam
mengembangkan kompetensi yang bersifat spesifik dan ruang lingkup materi untuk setiap muatan
kurikulum. Kompetensi yang bersifat generik mencakup 3 (tiga) ranah yakni sikap, pengetahuan
dan keterampilan. Ranah sikap dipilah menjadi sikap spiritual dan sikap sosial. Pemilahan ini
diperlukan untuk menekankan pentingnya keseimbangan fungsi sebagai manusia seutuhnya yang
mencakup aspek spiritual dan aspek sosial sebagaimana diamanatkan dalam tujuan pendidikan
nasional. Dengan demikian, Kompetensi yang bersifat generik terdiri atas 4 (empat) dimensi yang
merepresentasikan: (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) keterampilan, dan (4) pengetahuan.
Kompetensi pada tingkat SD, yaitu: Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air. Memahami
pengetahuan faktual dengan cara mengamati, dan mencoba menanya berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di
23
rumah, di sekolah dan tempat bermain. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,
sistematis dan logis, dan kritis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
24
BAB IV
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
A. TUJUAN
Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menganalisis kompetensi inti
dan kompetensi dasar pada kurikulum 2013 tingkat pendidikan dasar.
B. POKOK-POKOK MATERI
1. Kompetensi inti
2. Kompetensi dasar
C. URAIAN MATERI
humanisme. Karena filosofi yang dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti
dikemukakan di bagian landasan filosofi maka nama mata pelajaran dan isi mata
pelajaran untuk kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu terikat pada kaedah
filosofi esensialisme dan perenialisme.
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap
kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar SD/MI untuk setiap mata
pelajaran mencakup mata pelajaran: Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan
Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan Prakarya, dan Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah yang merupakan satu kesatuan ide masing-masing mata
pelajaran dimuat dalam tabel-tabel berikut ini:
Contoh: Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Agama dan
Budi Pekerti
1. Menerima dan menjalankan Terbiasa berdoa sebelum dan sesudah belajar sebagai
ajaran agama yang dianutnya bentuk pemahaman terhadap Q.S. Al- Fatihah
1.2 Meyakini adanya Allah SWT yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang.
1.3 Mensyukuri karunia dan pemberian sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Fatihah dan
Q.S. Al-Ikhlas
Terbiasa bersuci sebelum beribadah
Terbiasa membaca Basmalah setiap memulai aktivitas
28
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, 2.1 Memiliki sikap jujur sebagai implementasi dari
tanggung jawab, santun, peduli, pemahaman sifat "shiddiq" Rasulullah SAW
dan percaya diri dalam Memiliki perilaku hormat dan patuh kepada orangtua dan
berinteraksi dengan keluarga, guru sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Luqman
teman, dan guru (31): 14
2.3 Memiliki perilaku hormat kepada sesama anggota
keluarga sebagai implementasi dari pemahaman
Q.S. An-Nisa (4): 36
2.4 Memiliki sikap pemaaf sebagai implementasi dari
pemahaman kisah keteladanan Nabi Muhammad
SAW
3. Memahami pengetahuan faktual 3.1 Mengenal pesan-pesan yang terkandung di dalam
dengan cara mengamati Q.S Al Fatihah, Al Ikhlas dan Al "Alaq (9)6): 15
[mendengar, melihat, membaca] 3.2 Mengenal keesaan Allah SWT bemdasarkan
dan menanya berdasarkan rasa pengamqtan terhadap dirinya dan makhluk ciptaan- Nya
ingin tahu tentang dirinya, yang dijumpai di sekitar rumah dan sekolah
makhluk ciptaan Tuhan dan 3.3 Mengenal m akna Annaul Husna: Ar-Rahman,
kegiatannya, dan benda-benda Ar-Rahim, Al-Malik
yang dijumpainya di rumah dan di 2.4 Mengenal makna dua kalimat s yahadat sebagai
sekolah bagian dari rukun Isl am yang pertama
3.5 Meesee6.l makna do"a. sebelum dan sesudah
29
D. Ringkasan Materi
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionaliaasi Saandar Kompetensi
Lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah
menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu,
gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang
sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang
seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills. Kompetensi Inti dirancang dalam
empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (Kompetensi
Inti 1), sikap sosial (Kompetensi Inti 2), pengetahuan (Kompetensi Inti 3), dan penerapan
pengetahuan (Kompetensi Inti 4).
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas
yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang
terdiri atas sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang bersumber pada kompetensi inti yang
harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata
pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak
selalu
30
diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya pada filosofi
esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang
dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut
filosofi rekonstruksi sosial, progresifisme atau pun humanisme. Karena filosofi yang dianut
dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian landasan filosofi maka nama
mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu
terikat pada kaedah filosofi esensialisme dan perenialisme. Kompetensi Dasar merupakan
kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti.
F. Rambu-rambu Jawaban
1. Fungsi kompetensi Inti adalah sebagai unsur pengorganisasi (organizing element)
Kompetensi Dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan
pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar.
Organisasi vertical Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi
Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga
memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara
konten yang dipelajari peserta didik. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara
konten Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari
mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama
sehingga terjadi proses saling memperkuat.
2. Kompetensi Inti adalah tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi
Lulusan yang harus dimiliki oleh peserta didik pada setiap tingkat, kelas atau program.
Kompetensi dasar adalah kemampuan untuk mencapai Kompetensi Inti yang harus
diperoleh oleh peserta didik melalui pembelajaran. Kompetensi Dasar adalah konten
atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber
pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut
dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal,
serta ciri dari suatu mata pelajaran
31
BAB V
PROGRAM SEMESTER DAN TAHUNAN
A. TUJUAN
Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menyusun program semester
dan program tahunan.
B. POKOK-POKOK MATERI
1. Program Tahunan
2. Program Semester
C. URAIAN MATERI
C.1 Program Tahunan (Prota)
Program Tahunan merupakan rencana umum pelaksanaan pembelajaran tematik
terpadu yang berisi rencana penetapan alokasi waktu satu tahun pembelajaran. Program
tahunan perlu dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun pelajaran, karena
merupakan pedoman bagi pengembangan program- program berikutnya, yakni Program
Semester, Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
Guru diberikan kebebasan menentukan format yang digunakan. Berikuti ini adalah contoh
Format Program Tahunan untuk Kelas 5
32
1.4 Kegiatan
Satuan Berbasis Proyek Sekolah Dasar V
Pendidikan
Kelas / Semester (Lima) / 1 & 2
2. Udara Bersih Bagi Kesehatan
Tahun Ajaran 2017/2018
2.1 Cara Tubuh Mengolah Udara Bersih 1 minggu
2.2 Pentingnya Udara Bersih bagi Pernapasan 1 minggu
2.3 Memelihara Kesehatan Organ Pernapasan 1 minggu
Manusia
2.4 Kegiatan Berbasis Proyek dan Literasi
3. Makanan Sehat
3.1 Bagaimana tubuh mengolah makanan? 1 minggu
3.2 Pentingnya makanan sehat bagi tubuh 1 minggu
3.3 Pentingnya menjaga asupan makanan sehat. 1 minggu
3.4 Karyaku prestasiku 1 minggu
4. Sehat itu Penting
4.1 Peredaran darah itu sehat 1 minggu
4.2 Gangguan Kesehatan pada organ peredaran 1 minggu
darah.
4.3 Cara Memelihara Kesehatan Organ
Peredaran Darah Manusia 1 minggu
4.4 Kegiatan Berbasis Proyek dan Literasi
5. Ekosistem
5.1 Komponen Ekosistem 1 minggu
5.2 Hubungan antar makhluk hidup dalam 1 minggu
ekosistem
33
UTS 1 minggu
UAS 1 minggu
JUMLAH 18 minggu
Smt TEMA / SUB TEMA Alokasi Waktu
II 6. Panas dan Perpindahannya
6.1 Suhu dan Kalor 1 minggu
6.2 Perpindahan Kalor di Sekitar Kita 1 minggu
6.3 Pengaruh Kalor terhadap Kehidupan 1 minggu
6.4 Kegiatan Berbasis Proyek dan literasi 1 minggu
7. Peristiwa dalam Kehidupan
7.1 Peristiwa Kebangsaan Masa Penjajahan 1 minggu
7.2 Peristiwa Kebangsaan Seputar Proklamasi 1 minggu
Kemerdekaan
7.3 Peristiwa Mengisi Kemerdekaan 1 minggu
7.4 Kegiatan Berbasis Proyek dan literasi 1 minggu
8. Lingkungan Sahabat Kita
8.1 Manusia dan Lingkungan 1 minggu
8.2 Perubahan Lingkungan 1 minggu
8.3 Usaha Pelestarian Lingkungan 1 minggu
8.4 Kegiatan Berbasis Proyek dan literasi 1 minggu
9. Peristiwa Alam
9.1 Benda Tunggal dan Campuran 1 minggu
9.2 Benda dalam Kegiatan Ekonomi 1 minggu
9.3 Manusia dan Benda di Lingkungannya 1 minggu
9.4 Kegiatan Berbasis Proyek dan literasi 1 minggu
UTS 1 minggu
UAS 1 minggu
JUMLAH 18 inggu
PROGRAM SEMESTER
TEMA SUB TEMA Pembe- AW Juli Agustus September Oktober November Desember
lajaran 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 12 3 4 5 1 2 3 45
Ke-
Organ Gerak Hewan 1. Organ Gerak Hewan 1 26 JP V
.... .... .....
dan Tumbuhan 2 V
3 V
4 V
5 V
6 + UH V
2. Manusia dan Lingkungan 1 26 JP V
2 V
3 V
4 V
5 V
6 + UH V
3. Lingkungan dan 1 26 JP V
Manfaatnya 2 V
Kegiatan Berbasis Proyek 3 V
4 V
36
5 V
6 + UH V
2. Udara Bersih Bagi 1. Cara Tubuh Mengolah 1 26 JP
Kesehatan Udara Bersih 2
3
4
5
6 + UH
2. Pentingnya Udara Bersih 1 26 JP
bagi Pernapasan 2
3
4
5
6 + UH
3. Memelihara Kesehatan 1 26 JP
Organ Pernapasan Manusia 2
Kegiatan Berbasis Proyek dan 3
Literasi 4
5
V
6 + UH
V
3. Makanan Sehat 1. Bagaimana tubuh 1 26 JP
V
mengolah makanan? 2
V
3
V
37
V
V
6 + UH V
2. Pentingnya 7 V
makanan sehat V
bagi tubuh V
V
V
6 + UH V
1 V
3. Pentingnya menjaga V
asupan makanan sehat V
V
V
V
6 + UH
1
V
V
4. Karyaku prestasiku
V
V
V
V
V
6 + UH V
4. Sehat itu 1. Peredaran darah itu 1
Penting sehat
38
2. Gangguan Kesehatan
pada organ peredaran V
darah. V
V
6 + UH
V
7 V
3. Cara Memelihara
V
Kesehatan Organ V
Peredaran Darah V
Manusia Kegiatan V
Berbasis Proyek dan V
6 + UH
Literasi 1
V
1. Komponen Ekosistem
V
V
V
V
6 + UH V
5. Ekosistem 1 V
V
V
V
V
V
6 + UH
V
2. Hubungan antar makhluk 1
39
D. Ringkasan Materi
Prota atau program tahunan adalaha rencana penetapan alokasi waktu satu
tahun ajaran untuk mencapai tujua (standar kompetensi dan kompetensi dasar) yang telah
ditetapkan. Program tahunan juga nantinya merupakan pedoman bagi pengembangan
program-program berikutnya, seperti program semester, mingguan dan harian serta
pembuatan silabus dan sistem penilaian.
Program semester atau promes merupakan langkah dalam menyampaikan materi
kepada peserta didik, dengan program semester ini akan rinci yang akan dilakukan guru
daam kelangsungan belajar mengajar. Program semester juga dikatakan sebagai penjabaran
dari program tahunan. Sedangkan kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk
kegiatan pembelajaran peserta didik selama atu tahun yang mencakup permulaan tahun
pelajaran, minggu efeketif belajar, waktu pembelajaran yang efektif dan hari libur.
F. Rambu-rambu Jawaban
Program tahunan dan program semester yang anda buat akan benar
jika komponen-komponen utama prota dan promes tercantum dengan
tepat.
41
BAB VI
STANDAR PROSES PENDIDIKAN
A. TUJUAN
Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat memahami standar proses
pendidikan dasar.
B. POKOK-POKOK MATERI
1. Komponen Silabus kurikulum 2013
2. Komponen RPP kurikulum 2013
C. URAIAN MATERI
C.1 Pengertian Standar Proses
Dalam rangka pembaharuan sistem pendidikan nasional telah ditetapkan visi, misi
dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi pendidikan nasional adalah
terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang
berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
Terkait dengan visi tersebut telah ditetapkan serangkaian prinsip penyelenggaraan
pendidikan untuk dijadikan landasan dalam pelaksanaan reformasi pendidikan. Salah satu
prinsip tersebut adalah pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Dalam proses tersebut
diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan
mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik. Implikasi dari prinsip ini adalah
pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma
pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan,
dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien.
Mengingat kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dan karakteristik peserta
didik, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu, proses pembelajaran untuk
setiap mata pelajaran harus fleksibel, bervariasi, dan memenuhi standar. Proses
pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk bersartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah
42
standar proses. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan.
Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar
dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar
proses ini berlaku untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah pada jalur formal, balk
pada sistem paket maupun pada sistem kredit semester.
Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk
terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan
atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan
dengan penjadwalan di satuan pendidikan.
Komponen RPP adalah
1. Identitas mata pelajaran
Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan,kelas, semester, program/program
keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.
2. Standar kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan
dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.
3. Kompetensi dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik*dalam
mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu
pelajaran.
4. Indikator pencapaian kompetensi
Indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi
untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian
mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata
kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
5. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai
oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
6. Materi ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam
bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
7. Alokasi waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban
belajar.
8. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator
yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan
kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang
hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran tematik digunakan
untuk peserta didik kelas 1 sampai kelas 3 SD/M I.
44
9. Kegiatan pembelajaran
a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang
ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta
didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
b. Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan
pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara
sistematis dan sistemik melalui proses.eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
c. Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas
pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan,
penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindaklanjut.
10. Penilaian hasil belajar
Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator
pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.
11. Sumber belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar,
serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan
pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, ::ayiatan inti dan kegiatan penutup. 1.
Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
b. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari;
c. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;
d. menyampaikan cakupan materi dan penjelasanuraian kegiatan sesuai silabus.
2. Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi,
dan konfirmasi.
47
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema
materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan
belajar dari aneka sumber;
2) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber
belajar lain;
3) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
5) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau
lapangan.
b. Elaborasi
Dalarn kegiatan elaborasi, guru:
1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-
tugas tertentu yang bermakna;
2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain- lain untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
3) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut;
4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif can kolaboratif;
5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi
belajar;
6) rnenfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan balk lisan
maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
7) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan r iasi; kerja individual
maupun kelompok;
8) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk
yang dihasilkan;
9) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupunhadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber,
48
D. Pelaporan
Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran dilaporkan
kepada pemangku kepentingan.
E. Tindak lanjut
1. Penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar.
2. Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi
standar.
3. Guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataran Iebih lanjut.
50
D. Ringkasan Materi
Standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan. Dari pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa : 1)Standar proses
pendidikan berlaku untuk semua sekolah di Indonesia, 2). Standar proses pendidikan berisi
tentang bagaimana seharusnya proses, dan 3).Standar kompetensi lulusan merupakan
sumber atau rujukan utama dalam menentukan standar proses pendidikan. Supaya
pelaksanaan pendidikan di Indonesia dapat mencapai tujuan yang dimaksud dalam undang-
undang maka diperlukan suatu standar proses dalam pelaksanaannya.
Fungsi Standar Proses Secara umum, standar proses pendidikan sebagai standar
minimal yang harus dilakukan memiliki fungsi sebagai pengendali proses pendidikan untuk
memperoleh kualitas hasil dan proses pembelajaran. Standar proses pendidikan merupakan
jantung dalam sistem pendidikan bagaimanapun bagusnya standar yang lain apabila tidak
diimplementasikan dalam standar proses tidak akan berarti apa-apa. Guru mempunyai
peran penting dalam implementasi SPP. Pertama, pemahaman dan perencanaan program
pendidikan. Kedua, pemahaman dalam disain dan implementasi strategi pembelajaran.
Ketiga, pemahaman tentang evaluasi
F. Rambu-rambu Jawaban
Jawab: Pembelajaran yang dilakukan sebenarnya dapat saja dijalankan tanpa mengikuti
alur. Namun, pembelajaran yang diselenggarakan jadi sulit untuk diukur tingkat
ketercapaiannya. Dengan demikian, idealnya memang pembelajaran yang dilakukan ialah
mengikuti alur tersebut. Ini akan memberikan kesan bahwa pembelajaran yang dilakukan
step by step atau langkah demi langkah. Dalam alur ini, pendahuluan atau kegiatan awal
dimaksudkan untuk memberi pancingan dan curah pendapat (brain storming) agar dapat
diarahkan pada materi pelajaran. Sementara itu, kegiatan inti merupakan langkah praktik
yang dipakai dalam kegiatan belajar seperti penggunaan metode ajar. Pada bagian akhir
hendaknya diberikan kesimpulan sehingga apa yang telah dipelajari akan diulas dan
disimpulkan dengan lebih singkat untuk mudah dipahami siswa.
51
BAB VII
STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DASAR
A. TUJUAN
Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat memahami standar
penilaian pendidikan tingkat pendidikan dasar.
B. POKOK-POKOK MATERI
1. Pengertian Standar Pendidikan
2. Prinsip Pendekatan Penilaian
3. Ruang Lingkup, Teknik dan Instrumen Penilaian
C. URAIAN MATERI
C.1 Pengertian Standar Pendidikan
Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian pendidikan sebagai proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio,
ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat
kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah,
yang diuraikan sebagai berikut.
1. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif
untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output)
pembelajaran.
2. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik
secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang
telah ditetapkan.
3. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk
menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan
perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya
pada sikap/perilaku dan keterampilan.
4. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam roses pembelajaran,
untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.
5. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk
menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi
Dasar (KD) atau lebih.
6. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah
52
Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria (PAK). PAK
merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria
ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal
yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik
Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik.
D. Ringkasan Materi
Standar penilaian pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
dalam lampiran Peraturan Menteri ini, bahwa dalam rangka mengendalikan mutu hasil
pendidikan sesuai standar nasional pendidikan yang dikembangkan oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan, perlu menetapkan Standar Penilaian Pendidikan dengan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional.
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidkan dasar dan menengah
didasarkan pada prinsip prinsip. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan
berbagai tehnik penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok,
dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan
peserta didik
Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas :
penilaian hasil belajar oleh pendidik; penilaian hasil belajar oleh satuan pendidik; dan
penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.
Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan
oleh pendidik,satuan pendidikan dan pemerintah. Perancangan strategi penilaian oleh
pendidik dilakukan pada saat penyusunan silabus yang penjabaranya merupakan bagian
dari rencana pelaksanaan pembelanjaran (RPP).Ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, dan ulangan kenaikan kelas dilakukan oleh pendidik dibawah koordinasi satuan
pendidikan.
F. Rambu-rambu Jawaban
1. Berdasarkan Permen no.20 tahun 2007 (Standar Penilaian Pendidikan), PP no.19
tahun 2005 (Standar Nasional Pendidikan), Permendikbud no.23 tahun 2016
(Standar Penilaian Pendidikan), dan Permendikbud no.53 tahun 2015, penilaian
adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik. Bagi pendidik, penilaian digunakan untuk
mengetahui capaian belajar peserta didik dalam aspek sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Dengan mengetahui capaian belajar peserta didik, pendidik
(diharapkan) dapat memantau proses, kemajuan belajar dan perbaikan hasil belajar
secara berkesinambungan. Selanjutnya, bagi satuan pendidikan, penilaian sendidiri
ditujukan untuk menilai pencapaian SKL (Standar Kompetensi Lulusan) untuk
semua mata pelajaran, memetakan mutu pendidikan dan membuat kebijakan-
kebijakan. Terkhir, bagi pemerintah, penilaian ditujukan untuk menilai pencapaian
kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dan untuk
membuat kebijakan- kebijakan.
60
DAFTAR PUSTAKA