Skripsi Fixx Khoirunnisa Sari S.Farm Alhamdulillah
Skripsi Fixx Khoirunnisa Sari S.Farm Alhamdulillah
Oleh
KHOIRUNNISA SARI
NIM : 18.01.01.160
Disetujui oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
ii
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Sarjana Farmasi
iii
Dengan rasa syukur kepada Allah SWT,
Terimakasih atas semua masukan dan saran yang telah diberikan selama ini
tanpa kalian skripsi ini tak akan mungkin bisa diselesaikan tepat waktu,
Terimakasih kalian semua:)
iv
PERNYATAAN
1. Skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang
lain, kecuali yang secara tertulis diacc dalam naskah ini dan disebutkan dalam
daftar pustaka.
2. Sebagai tugas akhir dan memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana
kekayaan intelektual dari penelitian ini ada pada STIFI Bhakti Pertiwi
Palembang.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa paksaan dari
pihak manapun
Khoirunnisa Sari
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
pendidikan strata satu jurusan farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti
Pertiwi Palembang.
2. Bapak Dr. Ahmad Fatoni, M.Si. Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi
3. Ibu apt. Lidia, M.Si. Selaku Ketua Prodi Sarjana Farmasi Sekolah Tinggi
vi
4. Kepada ibu apt. Agnes Rendowaty, M.Farm. Selaku pembimbing akademik
yang telah memberikan saran serta nasehat selama saya menjadi mahasiswa
6. Bapak dan ibu dosen beserta staf Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti Pertiwi
Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan
Penulis
vii
ABSTRAK
viii
ABSTRACT
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
2.1.4 Kandungan Kimia Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) ...... 7
x
2.1.5 Manfaat Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) ...................... 7
3.2.1 Alat.......................................................................................... 17
xi
3.4 Prosedur Kerja .................................................................................. 19
5.1 Kesimpulan....................................................................................... 35
LAMPIRAN ................................................................................................. 43
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 4.1 Hasil uji antibakteri Staphylococcus aureus ATCC 6538 terhadap
ZnO, CuO dan ZnO-CuO (50:50) nanopartikel.............................28
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xv
Lampiran 14. Lanjutan ................................................................................. 57
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
ukuran nanometer atau skala per seribu mikron (Peni et al., 2019). Nanopartikel
juga merupakan partikel yang berukuran 1-100 nanometer (Abdassah, 2017). Sifat
intrinsik nanopartikel logam seperti seng oksida (ZnO), TiO, dan perak sebagian
umumnya berbentuk serbuk dan tidak bersifat toksik serta memiliki mobilitas
elektron dan stabilitas termal yang tinggi (Alfarisa et al., 2018). Nanopartikel
ZnO adalah nanopartikel oksida logam transisi, dan digunakan dalam aplikasi
yang luas. Salah satu aplikasinya adalah pada bidang mikrobiologi (Fatoni et al.,
2021).
yang memiliki berbagai sifat fisik yang potensial dan jauh lebih murah dari
oksidasi perak (Rifani et al., 2019). Nanopartikel CuO dapat diaplikasikan sebagai
suatu agen antimikroba dan memiliki kemampuan untuk menembus dinding sel
bakteri dan akan membentuk lubang pada permukaan sel yang kemudian akan
terakumulasi pada permukaan sel. Hal ini yang akan menyebabkan perubahan
struktural dalam membran sel seperti kematian sel (Ahmed et al., 2014).
obat dalam bidang farmasi, CuO memiliki aktivitas sebagai antimikroba yang
permukaan untuk efek antimikroba, dan pembalut luka (Grigore et al., 2016).
tumbuhan (Wendri et al., 2017). Sintesis nanopartikel ZnO dan CuO dapat
dilakukan dengan metode fisika dan kimia. Metode fisika yang umum digunakan
antara lain ball mill, laser ablation, spray pyrolisis, hydrothermal dan physical
vapor deposition (PVD) sedangkan metode kimia yang umum digunakan antara
mimosa pudica, Saputra et al (2020) menggunakan ekstrak daun tin ficus carica
L, dan Fatoni et al (2021) menggunakan ekstrak daun jambu biji Psidium guajava
aromaticum).
dan 50% berat tembaga sulfat pentahidrat (CuSO4.5H2O) serta dengan ekstrak
etanol daun jambu biji (Psidium guajava L.) sebagai media. ZnO-CuO
tentang biosintesis ZnO-CuO nanopartikel dari ekstrak etanol daun jambu biji
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi tanaman daun jambu biji (Psidium guajava L.) menurut Hutapea
(2001) adalah :
Divisi : Spermathophyta
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Psidium
glima breueh (Aceh), glimeu beru (Gayo), galiman (Batak Karo), masiambu
(Nias), jambu biji, (Melayu). Jawa: jambu klutuk (Sunda), jambu klutuk, (Jawa
Tengah), jambu biji (Madura). Nusa tenggara: sotong (Bali), gauwa (Flores),
kayawase (Seram Barat), kujawase (Seram Selatan), laine hatu, lutuhatu (Ambon),
Menurut Hutapea (2001) Habitus pohon jambu biji adalah perdu (tumbuhan
pohon jambu biji memiliki ciri-ciri berkayu, bulat, kulit batang licin, mengelupas,
coklat kehijauan, dan bercabang. Pada daunnya memiliki ciri-ciri antara lain bulat
telur, tunggal, ujung tumpul, pangkal membulat, tepi rata, berhadapan, panjang 6-
14 cm, lebar 3-6 cm, hijau kekuningan dan pertulangannya menyirip. Pada
bentuk corong, panjang 7-10 mm, mahkota bunga bulat telur, panjang 1½ cm,
benang sari pipih, putih, putik bulat, dan kecil. Pada buahnya, memiliki ciri-ciri
bentuk bulat telur dan berwarna putih kekuningan. Pada biji memiliki ciri-ciri
antara lain keras, berbentuk kecil dan berwarna kuning kecoklatan dan untuk
Daun jambu biji (Psidium guajava L.) memiliki kandungan senyawa flavonoid,
dan minyak atsiri (Prambudi, 2020). Adanya senyawa fenol yang cukup banyak
dalam daun jambu biji, salah satunya terdapat senyawa tanin dan flavonoid
Daun jambu biji (Psidium guajava L.) telah banyak dimanfaatkan untuk
menurunkan gula darah dan antibakteri. Kandungan daun jambu biji memiliki
senyawa tanin 9-12%, senyawa tanin tersebut mempunyai daya antiseptik yaitu
mencegah kerusakan yang disebabkan bakteri atau jamur. Manfaat daun jambu
spp, Escherichia coli, Salmonella typhi, Proteus mirabilis, dan Shigella dysenteria
2.2 Ekstrak
senyawa zat aktif dari simplisia nabati dan hewani menggunakan pelarut yang
sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut di uapkan dan massa atau
serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah
2.3 Ekstraksi
Ekstraksi merupakan pemisahan secara kimia atau fisika suatu bahan padat
Menurut Emelda (2019) metode ekstraksi dapat dilakukan dengan dua cara
1 Cara Dingin
sebelumnya.
2 Cara Panas
didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif
sebagaimana pada metode infus namun dengan waktu yang lebih lama
2.4 Nanopartikel
memecah padatan logam menjadi partikel yang berukuran nano, sedangkan teknik
fotokimia menggunakan radiasi tinggi dari sinar UV. Akan tetapi, cara yang
sangat populer dengan alasan faktor kemudahan, biaya yang relatif murah serta
kemungkinannya untuk diproduksi dalam skala besar adalah dengan cara reduksi
jamur, khamir, dan bakteri. Teknik bioreduksi dalam preparasi nanopartikel yang
kultur yang sulit dan waktu sintesis yang lama sehingga tumbuhan menjadi
ZnO merupakan senyawa serbuk amorf, sangat halus, putih atau putih
kekuningan, tidak berbau, tidak berasa, encer dan dalam larutan alkali hidroksida.
Kelarutan dari ZnO yaitu praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P ;
larut dalam asam mineral encer dan dalam larutan alkali hidroksida (Depkes RI,
2014).
dimiliki karena seng oksida merupakan material semi konduktor dengan celah pita
lebar, yaitu 3.37 eV dan energi eksitasi sebesar 60 meV dan oleh karenanya seng
2011).
Tembaga (II) oksida (CuO) adalah salah satu senyawa oksida logam transisi
oksida dapat diaplikasikan sebagai sel surya, fotodetektor, fotokatalis, dan field
digunakan saat ini dan memiliki banyak aplikasi dalam proses biologis, obat-
2021).
2.8 Bakteri
sekelompok organisme yang tidak mempunyai selubung inti sama sekali. Sebagai
berupa DNA dengan bentuk sirkuler, memanjang, dan biasa disebut nukleoid,
meskipun DNA tersebut tidak terlokalisasi pada suatu tempat khusus tertentu
umunya bakteri dikenal dengan tiga bentuk yang berbeda yaitu, Kokus (bulat),
(Syahrurachman, 1994).
Bakteri dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu bakteri gram positif
dan gram negatif. Menurut Rahmawati (2019) Bakteri gram negatif berbentuk
batang atau biasa disebut dengan istilah enterobacteriaceae. Bakteri ini berhabitat
positif bakteri yang bekerja membentuk spora diberbagai tempat, misalnya spesies
(batch culture) yaitu, fase adaptasi (lag phase), fase logaritmik atau
(Sulaiman, 2014).
Fase adaptasi atau fase penyesuaian adalah fase pengaturan sutu aktivitas
dalam lingkungan baru. Oleh karena itu selama fase ini pertumbuhan massa atau
pertumbuhan jumlah sel belum begitu terjadi, sehingga kurva fase ini umumnya
mendatar.
3. Fase Statisioner
Beberapa sel mati sedangkan yang lain tumbuh dan membelah, jumlah sel hidup
menjadi tetap. Fase ini menunjukkan jumlah bakteri hidup sama dengan jumlah
4. Fase Kematian
Pada fase ini sel menjadi mati lebih cepat dari pada terbentuknya sel-sel baru,
penyebab utama kematian adalah autolisis sel dan penurunan energi seluler.
Beberapa bakteri bisa bertahan hanya beberapa jam selama fase statis, dan bahkan
ada yang bertahan sampai puluhan tahun sebelum mati dengan mengubah sel
menjadi spora
Media adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran makanan (nutrient)
jenis media yaitu, media padat (nutrient agar), media cair (nutrient broth) dan
media setengah padat. Agar bakteri dapat hidup dan berkembang dengan baik di
dalam media diperlukan persyaratan yaitu, media harus mengandung semua unsur
mempunyai tekanan osmosa dan pH yang sesuai untuk bakteri dan harus dalam
Ordo : Eubacteriales
Famili : Micrococcaceae
Genus : Staphylococcus
bentuk bulat dan termasuk flora normal tubuh manusia. Bakteri Staphylococcus
aureus dapat menyebabkan infeksi pada kulit, adapun infeksi yang disebabkan
oleh bakteri ini diantaranya yaitu jerawat, bisul, impetigo dan infeksi pada luka
(Yani et al., 2020). Bakteri Staphylococcus aureus biasanya terdapat pada rongga
hidung dan dapat menyebar kekulit dan bagian tubuh lainnya (Rahardjo et al.,
2017) .
mengetahui indeks bidang ataupun karakteristik struktur kristal yang terdapat dari
suatu berkas elektron bebas berenergi kinetik tinggi menumbuk logam yang
merupakan sumber sinar dengan daya tembus yang besar. Penggunaan alat ini
interaksi antara sinar x dengan atom yang tersusun dalam sebuah sistem kristal.
Secara sederhana, prinsip kerja dari XRD dapat dijelaskan, setiap senyawa terdiri
dari susunan atom-atom yang membentuk bidang tertentu, jika sebuah bidang
memiliki bentuk tertentu maka partikel cahaya (foton) yang datang dengan sudut
tertentu hanya akan menghasilkan pola pantulan maupun pembiasan yang khas.
Dengan kata lain tidak mungkin foton yang datang dengan sudut tertentu pada
sebuah bidang dengan bentuk tertentu akan menghasilkan pola pantulan ataupun
berikut :
D=
Keterangan :
D = ukuran Kristalinitas
K = faktor bentuk dari Kristal (0,9-1)
λ = panjang gelombang dari sinar-X (1,54056 A)
β = nilai dari Full Width at Half Maximum (FWHM) (rad)
= sudut difraksi sinar-X (derajat)
berbeda. Radiasi inframerah terhadap range frekuensi tapi tidak dapat dilihat oleh
Prinsip dasar FTIR berupa energi yang dikeluarkan dari sumbernya berasal
dari sinar inframerah yang melewati celah dan mengenai sampel, celah tersebut
berfungsi mengontrol jumlah energi yang diserap oleh sampel, energi yang
diserap oleh sampel sehingga sinar IR tersebut selanjutnya akan melewati bagian
Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan April
Jurusan Kimia F-MIPA ITB Bandung dan X-Ray Diffraction (XRD) yang
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain autoklaf (Kaipu®),
alumunium foil, kertas perkamen, gelas kimia (Pyrex), cawan petri, erlenmeyer,
gelas ukur, hotplate, jangka sorong (Taffware), labu ukur (Pyrex), jarum ose,
kertas cakram, lampu spritus, pinset, pipet volumetrik, spatel, oven, magnetic
one).
17 STIFI Bhakti Pertiwi
18
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain daun jambu biji, seng
asetat dihidrat (Merck), tembaga (II) sulfat pentahidrat (Merck), aquadest (H2O),
etanol 70% v/v, NaOH 0,5 M, asam asetat, kloramfenikol, nutrien agar, bakteri
aktivitas antibakteri produk dari hasil biosintesis ZnO, CuO dan ZnO-CuO
(50:50) nanopartikel, pada penelitian ini menggunakan berbagai larutan uji untuk
Pada penelitian ini menggunakan metode biosintesis ZnO, CuO dan ZnO-
CuO (50:50) nanopartikel. Adapun metode ekstraksi yang digunakan pada studi
ini adalah metode maserasi. Karakterisasi yang dilakukan pada studi ini adalah
Pada penelitian ini metode uji aktivitas yang digunakan adalah metode difusi
agar, kertas cakram disterilkan dahulu kemudian ditetesi varian larutan uji, setelah
itu diletakkan pada media yang telah ditanami bakteri sehingga memudahkan
Pada penelitian ini bakteri uji yang digunakan adalah bakteri Staphylococcus
aureus ATCC 6538, bakteri gram positif yang diperoleh dari Laboratorium
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun jambu biji (Psidium
guajava L.) yang diambil di Jl. Karya Baru Lrg. Teladan No. 289 Rt.06 Rw.02,
provinsi Sumatera Selatan. Sebanyak 1 kg daun jambu biji (Psidium guajava L.)
3.4.2 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
Sebanyak 25 gram daun jambu biji kering dimaserasi dengan 250 mL etanol
70% masukkan kedalam botol gelap ukuran 2,5 liter. Proses maserasi didiamkan
selama 3 hari dan simpan ditempat yang tidak terkena cahaya matahari. Setelah 3
hari campuran kemudian disaring, dan filtrat yang diperoleh (maserat) disimpan
ditempat yang tidak terkena cahaya matahari untuk digunakan lebih lanjut,
kemudian ampas dilakukan proses maserasi kembali dengan cara yang sama yaitu
ampas direndam dalam 250 ml etanol 70% selama 3 hari dan kemudian
dipisahkan antara ampas dan filtratnya, lalu hasil filtrat (maserat) yang diperoleh
75 mL ekstrak etanol daun jambu biji kemudian campuran dikocok secara kontinu
diatas hotplate pada suhu 80°C selama 1 jam, hingga berubah warna campuran
menjadi gelap (hitam). Setelah dingin, campuran ditambahkan larutan NaOH 0,5
didiamkan pada suhu kamar selama 24 jam hingga terbentuk endapan. Endapan
dipisahkan dari filtrat dan endapan kemudian dicuci dengan aquadest sebanyak 15
dari filtrat, endapan yang didapat dicuci kembali dengan etanol absolut sebanyak
Endapan yang telah dicuci dikeringkan dalam oven pada suhu 60°C sampai kering
dalam 75 mL ekstrak etanol daun jambu biji kemudian campuran dikocok secara
kontinu diatas hotplate pada suhu 80°C selama 1 jam, hingga berubah warna
NaOH 0,5 M sebanyak 15 mL dan dikocok secara kontinu hingga pH menjadi 11.
Campuran didiamkan pada suhu kamar selama 24 jam hingga terbentuk endapan.
Endapan dipisahkan dari filtrat dan endapan kemudian dicuci dengan aquadest
endapan dipisahkan dari filtrat, endapan yang didapat dicuci kembali dengan
dalam endapan tersebut. Endapan yang telah dicuci dikeringkan dalam oven pada
Sebanyak 0,550 gram seng asetat dihidrat dan 0,625 gram tembaga sulfat
tambahkan secara perlahan dalam 75 mL ekstrak etanol daun jambu biji kemudian
campuran dikocok secara kontinu diatas hotplate pada suhu 80°C selama 1 jam,
hingga berubah warna campuran menjadi gelap (hitam). Setelah dingin, campuran
hingga pH menjadi 11. Campuran didiamkan pada suhu kamar selama 24 jam
endapan kembali, setelah itu endapan dipisahkan dari filtrate, endapan yang
menghilangkan kotoran yang mungkin ada dalam endapan tersebut. Endapan yang
telah dicuci dikeringkan dalam oven pada suhu 60°C sampai kering (Fouda et al.,
2020).
3.4.6 Karakterisasi
Untuk larutan uji sampel ZnO, CuO dan ZnO-CuO (50:50) nanopartikel
Alat-alat yang yang akan digunakan dicuci terlebih dahulu dan kemudian
dikeringkan, lalu bungkus alat-alat yang akan disterilkan dengan alumunium foil
atau kertas perkamen. Kemudian masukkan kedalam autoklaf dengan suhu 121°C
Sebanyak 1,4 gram serbuk nutrien agar (siap pakai) ditimbang, kemudian
untuk media agar miring dan biarkan hingga memadat (Uthayasoriyan et al.,
2016).
steril kemudian biakan murni dari agar miring ke medium agar nutrient (NA)
Mikroba uji yang telah diinokulasi diambil dengan jarum ose steril lalu di
NaCl 0,9% hingga diperoleh kekeruhan yang sama dengan standar kekeruhan
dengan panjang gelombang 580 nm dan transmitan 25% (Cappuccino & Sherman,
2014).
Sherman, 2014).
petri tersebut digoyangkan beberapa kali secara horizontal agar suspensi mikroba
ini merata pada seluruh permukaan media. Lalu dibiarkan pada suhu kamar
ppm dan asam asetat sebagai kontrol negatif dengan konsentrasi 1%. Kertas
larutan uji. Semua kertas cakram yang telah ditetesi dengan masing-masing
larutan uji diletakkan secara aseptik dalam cawan petri yang mengandung media
nutrien agar yang telah diinokulasi dengan bakteri Staphylococcus aureuss ATCC
6538. Cawan petri diinkubasi pada suhu 37 selama 48 jam, lalu diukur dengan
diameter zona bening yang terbentuk menggunakan jangka sorong (Cappuccino &
Sherman, 2014).
D=
Keterangan :
D = ukuran kristanilitas
λ = panjang gelombang
= FWHM
KBr dan spektrum dicatat pada bilangan gelombang antara 4500-500 cm-1.
200 ppm sebagai kontrol positif, dan asam asetat 1% sebagai kontrol negatif..
4.1 Hasil
berupa serbuk berwarna hijau kehitaman dengan berat 0,510 gram (Lampiran
5).
produk berupa serbuk berwarna coklat kehitaman dengan berat 0,265 gram
(Lampiran 7)
4. Analisa gugus fungsi ZnO, CuO dan ZnO-CuO (50:50) nanopartikel dengan
dan diperoleh hasil berupa gugus fungsi Zn-O yang terdeteksi pada bilangan
gelombang 468,70 cm-1, 621,08 cm-1 dan 675,09 cm-1, gugus fungsi Cu-O
terdeteksi pada bilangan gelombang 619,15 cm-1, dan gugus fungsi ZnO-CuO
terdeteksi pada bilangan gelombang 507,28 cm-1 dan 617,22 cm-1 (Lampiran
18).
6. Hasil uji antibakteri dari ZnO, CuO dan ZnO-CuO (50:50) nanopartikel
terhadap bakteri Staphylococcis aureus ATCC 6538 seperti dalam Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil uji antibakteri Staphylococcus aureus ATCC 6538 dari ZnO, CuO
dan ZnO-CuO (50:50) nanopartikel
NO Cawan Diameter Hambat (mm)
Petri
ZnO CuO ZnO-CuO Kontrol Kontrol
Nanopartikel Nanopartikel (50:50) (+) (-) Asam
Nanopartikel Kloramfe Asetat
nikol
1 1 14,21 15,12 15,67 22,57 11,88
2 2 16,33 13,68 15,18 24,83 12,25
3 3 13,92 16,51 17,14 28,07 11,45
Rata-rata ± 14,82 15,10 15,99 25.16 11,86
SD ± 1,1 ±1,1 ±0,8 ±2,8 ±0,3
Tabel 4 1 Hasil uji antibakteri Staphylococcus aureus pada ZnO, CuO dan ZnO-CuO (50:50) nanopartikeluji
antibakteri Eschericia coli pada ZnO, CuO dan ZnO-CuO (50:50) nanopartike
4.2 Pembahasan
Ekstrak etanol daun jambu biji mengandung senyawa kimia dan metabolit
reduksi dan oksidasi. Adanya molekul protein pada tanaman berfungsi untuk
mengkatalisis suatu proses reaksi dan berperan sebagai capping agent (agent
kimia yang terkandung dalam ekstrak etanol daun jambu biji, protein dan molekul
nanopartikel dengan cara mencampurkan larutan seng asetat dihidrat dan tembaga
(II) sulfat pentahidrat dengan ekstrak etanol daun jambu biji dalam suasana basa
basa karena biomolekul dalam suasana asam tidak bisa terbentuk, dilakukan
dalam suasana basa untuk mengubah ekstrak etanol daun jambu biji kemuatan
Adapun mekanisme reaksi antara ekstrak etanol daun jambu biji dengan seng
asetat dihidrat dan tembaga (II) sulfat pentahidrat dapat diilustrasikan pada
gambar 4.1
capping agent, oleh sebab itu ZnO dan CuO nanopartikel dapat direduksi dengan
menggunakan senyawa capping yang merupakan ekstrak etanol daun jambu biji
tersebut. Pada ekstrak etanol daun jambu biji terdapat enzim dan protein yang
fungsi yang terdapat dalam sampel. Pada tabel (lampiran 20) gugus fungsi ZnO
terdeteksi pada bilangan gelombang 468,70 cm-1 dimana bilangan gelombang ini
gelombang dari gugus fungsi ZnO yaitu 491 cm-1. Pada spektra FTIR ZnO
disebabkan oleh getaran peregangan ikatan kimia dari gugus –OH, yang dapat
berasal dari molekul air yang diabsorpsi oleh ZnO atau dapat menunjukkan
adanya pembentukan ikatan hidrogen (Yunita et al., 2020). Pita serapan pada
Pada spektra FTIR CuO nanopartikel pada bilangan gelombang pada tabel
(lampiran 20) yang menunjukkan adanya vibrasi ulur dari gugus fungsi –OH, pada
pita serapan bilangan gelombang 1625,99 cm-1 sesuai dengan C=O vibrasi ester.
Hal ini menunjukkan alkohol dan ester dari ekstrak etanol daun jambu biji
dan pada tabel (lampiran 20) gugus fungsi CuO muncul pada bilangan gelombang
619,15 cm-1 yang sama dengan hasil penelitian Fatoni et al (2020) bahwa
gelombang pita serapan pada table diatas yang disebabkan oleh getaran
peregangan ikatan kimia dari gugus –OH, yang dapat berasal dari molekul air
yang diabsorpsi oleh ZnO dan CuO atau dapat menunjukkan adanya pembentukan
ikatan hidrogen (Yunita et al., 2020). Pita serapan bilangan gelombang pada
tabel (lampiran 20) menunjukkan vibrasi ulur gugus fungsi C-H (Kumari et al.,
2015). Gugus fungsi ZnO-CuO pada tabel (lampiran 20) muncul pada bilangan
gelombang 507,28 cm-1 yang tidak jauh dari hasil penelitian Das & Srivastava
(2017) bahwa bilangan gelombang dari gugus fungsi ZnO-CuO yaitu 496 cm-1.
metabolit sekunder ekstrak etanol daun jambu biji. Senyawa fitogenik dari ekstrak
2 yaitu 36,40° ; 31,56° puncak difaktogram CuO nanopartikel dan 32,59° puncak
tersebut maka ada puncak tajam pada ZnO dan ZnO-CuO (50:50) nanopartikel
STIFI Bhakti Pertiwi
32
al., 2020). Sedangkan pada puncak yang melebar pada CuO nanopartikel
Ukuran kristalin ZnO nanopartikel didapat dari rumus Debye Sherrer, dimana
(0,15406 nm), β adalah panjang garis dari setengah intensitas maksimum (Full
Width at Half Maximum, FWHM), faktor konversi (0,0175 rad) dan adalah
(50:50) nanopartikel.
4. Uji Antibakteri
Uji antibakteri pada Staphylococcus aureus ATCC 6538 dengan sampel uji
10.000 ppm, kloramfenikol 200 ppm sebagai kontrol positif, dan asam asetat 1%
diameter hambat 14,82 mm, pada CuO nanopartikel 10.000 ppm diperoleh rata-
rata diameter hambat 15,10 mm, sedangkan pada ZnO-CuO (50:50) nanopartikel
dengan konsentrasi 10.000 ppm diperoleh rata-rata diameter hambat 15,99 mm.
ppm diperoleh rata-rata diameter hambat 25,26 mm. Sedangkan pada kontrol
11,86 mm. Pada uji antibakteri ini daya hambat yang paling besar terdapat pada
kloramfenikol.
aktivitas antibakteri dengan ditandai timbulnya daya hambat disekitar media. Pada
penelitian (Seil & Webster, 2012) menyatakan bahwa nanopartikel ZnO dapat
oleh karena itu ZnO nanopartikel bisa digunakan sebagai antibakteri. Sedangkan
pada penelitian (Benhalima et al., 2019) CuO bekerja dengan masuk kedalam
dinding sel bakteri sehingga tidak membuat aktif proses enzimatik, pengendapan
lebih besar dan semakin mudahnya interaksi dengan membrane sel mikroba
asam asetat 1% juga mempunyai sifat antibakteri oleh karena itu terdapat zona
Staphylococcus aureus ATCC 6538. Hal ini didasarkan bahwa pada senyawa
asam asetat ion H+ akan masuk kedalam bakteri dan akan meningkatkan jumlah
5.1 Kesimpulan
ekstrak etanol daun jambu biji dalam suasana basa sudah berhasil
dilakukan.
5.2 Saran
menggunakan alat SEM (Scanning Electron Microscope) dan PSA (Particle Size
Analyze) dan untuk uji antibakteri dapat dilakukan dengan metode lain dan bakteri
yang lain.
Alfarisa, S., Rifai, D. A., & Toruan, P. L. (2018). Studi Difraksi Sinar-X Struktur
Nano Seng Oksida ( ZnO ) X-ray Diffraction Study on ZnO Nanostructures.
Risalah Fisika, 2(2), 53–57.
Balogun, S. W., James, O. O., Sanusi, Y. K., & Olayinka, O. H. (2020). Green
synthesis and characterization of zinc oxide nanoparticles using bashful
(Mimosa pudica), leaf extract: a precursor for organic electronics
applications. SN Applied Sciences, 2(3), 1–8. https://doi.org/10.1007/s42452-
020-2127-3
Benhalima, L., Amri, S., Bensouilah, M., & Ouzrout, R. (2019). Antibacterial
effect of copper sulfate against multi-drug resistant nosocomial pathogens
isolated from clinical samples. Pakistan Journal of Medical Sciences, 35(5),
1322–1328. https://doi.org/10.12669/pjms.35.5.336
Cuong, H. N., Pansambal, S., Ghotekar, S., Oza, R., Thanh Hai, N. T., Viet, N.
M., & Nguyen, V. H. (2021). New frontiers in the plant extract mediated
biosynthesis of copper oxide (CuO) nanoparticles and their potential
applications: A review. Environmental Research, 203(August 2021), 111858.
https://doi.org/10.1016/j.envres.2021.111858
Desiyana, L., Husni, M., & Zhafira, S. (2016). Uji Efektivitas Sediaan Gel Fraksi
Etil Asetat Daun Jambu Biji (Psidium Guajava Linn) Terhadap
Penyembuhan Luka Terbuka Pada Mencit (Mus Musculus). Jurnal Natural,
16(2), 23–32. https://doi.org/10.24815/jn.v16i2.5017
Fatimah, I., Pradita, R. Y., & Nurfalinda, A. (2016). Plant Extract Mediated of
ZnO Nanoparticles by Using Ethanol Extract of Mimosa Pudica Leaves and
Coffee Powder. Procedia Engineering, 148(148), 43–48.
https://doi.org/10.1016/j.proeng.2016.06.483
Fatmalia, N., & Dewi, E. S. (2018). Uji Efektivitas Rebusan Daun Suruhan
(Peperomia Pellucida) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus
aureus. Sains, 8(15), 8–15.
Fatoni, A., Afrizal, M. A., Rasyad, A. A., & Hidayati, N. (2021). ZnO
Nanoparticles and Its Interaction With Chitosan : Profile Spectra And Their
Activity Against Bacterial. JKPK (Jurnal Kimia Dan Pendidikan Kimia),
6(2), 216. https://doi.org/10.20961/jkpk.v6l2.48000
Fatoni, A., Paramita, A. C., Untarib, B., & Hidayatic, N. (2020). Chitosan- CuO
Nanopartikel as antibacteri Shigella dysenteriae :Synthesis , caracterization ,
and In Vitro Study. 23(12), 432–439.
Fouda, A., Salem, S. S., Wassel, A. R., Hamza, M. F., & Shaheen, T. I. (2020).
Optimization of green biosynthesized visible light active CuO/ZnO nano-
photocatalysts for the degradation of organic methylene blue dye. Heliyon,
6(9), e04896. https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2020.e04896
Grigore, M. E., Biscu, E. R., Holban, A. M., Gestal, M. C., & Grumezescu, A. M.
(2016). Methods of Synthesis, Properties and Biomedical Applications of
CuO Nanoparticles. Pharmaceuticals, 9(75), 1–14.
https://doi.org/10.3390/ph9040075
Handayani, F., Sundu, R., & Sari, R. M. (2018). Formulasi dan Uji Aktivitas
Antibakteri Streptococcus mutans dari Sediaan Mouthwash Ekstrak Daun
Jambu Biji (Psidium guajava L.). Jurnal Sains Dan Kesehatan, 1(8), 422–
433. https://doi.org/10.25026/jsk.v1i8.62
Hutapea, J. ria. (2001). Inventaris Tanaman Obat Indonesia Jilid 2. Jakarta: Bakti
Husada.
Jayachandran, A., T.R., A., & Nair, A. S. (2021). Green synthesis and
characterization of zinc oxide nanoparticles using Cayratia pedata leaf
extract. Biochemistry and Biophysics Reports, 26(February), 100995.
https://doi.org/10.1016/j.bbrep.2021.100995
Kumari, S., Rath, P., Sri Hari Kumar, A., & Tiwari, T. N. (2015). Extraction and
characterization of chitin and chitosan from fishery waste by chemical
method. Environmental Technology and Innovation, 3, 77–85.
https://doi.org/10.1016/j.eti.2015.01.002
Meitasari, annisa diyan. (2017). Skrining Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji
(Psidium guajava), Daun Mint (Mentha piperita), Daun Serai (Cymbopogon
nardus), Rimpang Jahe (Zingiber officinale), dan Pelepah Pisang Ambon
(Musa paradisiaca) terhadap Methicillin Resistant Staphylococcus aureus.
Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Prambudi, H. (2020). Uji Analgetik Infus Daun Jambu Biji Berdaging Merah pada
Mencit Jantan dengan Metode Rangsangan Kimia. Health Information :
Jurnal Penelitian, 12(1), 76–85. https://doi.org/10.36990/hijp.vi.168
Rahardjo, M., Koendhori, E. B., & Setiawati, Y. (2017). Uji Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Etanol Lidah Buaya (Aloe vera) Terhadap Bakteri Staphylococcus
aureus. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, 17(2), 65.
https://doi.org/10.24815/jks.v17i2.8975
Rifani, N. D., Budiati, I. N., Sa’adah, F., & Prihatiningsih, T. (2019). Daya
Antibakteri Nanopartikel Cu Hasil Laser Ablation Terhadap Streptococcus
Mutans. Diponegoro Medical Journal (Jurnal Kedokteran Diponegoro),
8(3), 964–969.
Saputra, I. S., Suhartati, S., Yulizar, Y., & Sudirman, S. (2020). Green Synthesis
Nanopartikel Zno Menggunakan Media Ekstrak Daun Tin (Ficus carica
Linn). Jurnal Kimia Dan Kemasan, 42(1), 1–6.
https://doi.org/10.24817/jkk.v42i1.5501
Sari, R. N., Nurhasni, N., & Yaqin, M. A. (2017). Sintetis Nanopartikel ZnO
Ekstrak Sargassum sp. dan Karakteristik Produknya. Jurnal Pengolahan
Hasil Perikanan Indonesia, 20(2), 238–254.
https://doi.org/10.17844/jphpi.v20i2.17905
Sedira, S., Ayachi, A. A., Lakehal, S., Fateh, M., & Achour, S. (2014). Silver
nanoparticles in combination with acetic acid and zinc oxide quantum dots
for antibacterial activities improvement - A comparative study. Applied
Surface Science, 311, 659–665. https://doi.org/10.1016/j.apsusc.2014.05.132
Sirelkhatim, A., Mahmud, S., & Seeni, A. (2015). Review on Zinc Oxide
Nanoparticles : Antibacterial Activity and Toxicity Mechanism. Nano-Micro
Letters, 7, 219–242. https://doi.org/10.1007/s40820-015-0040-x
Vijayakumar, S., Mahadevan, S., Arulmozhi, P., Sriram, S., & Praseetha, P. K.
(2018). Green synthesis of zinc oxide nanoparticles using Atalantia
monophylla leaf extracts: Characterization and antimicrobial analysis.
STIFI Bhakti Pertiwi
42
Yunita, Y., Nurlina, N., & Syahbanu, I. (2020). Sintesis Nanopartikel Zink Oksida
(ZnO) dengan Penambahan Ekstrak Klorofil sebagai Capping Agent.
Positron, 10(2), 44. https://doi.org/10.26418/positron.v10i2.42136
Zhong, J., Xu, B., Feng, F. M., He, X., Li, J., & Hu, W. (2011). Fabrication and
photocatalytic activity of ZnO prepared by different precipitants using
paralled fl aw precipitation method. Materials Letters, 65(12), 1995–1997.
https://doi.org/10.1016/j.matlet.2011.03.063
Lampiran 1. Gambar Tanaman dan Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
Lampiran 1 1Gambar Tanaman dan Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
(a) (b)
Lampiran 1. Gambar Tanaman dari Daun Jam 1
Keterangan :
Lampiran 2. Skema Kerja Ekstraksi Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
Lampiran 2 1Skema Kerja Ekstraksi Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
Ampas Maserat I
Ampas Maseratt II
Maserat I,II,
Dicampurkan
Hasil Ekstraksi
Maserasi
45
Lampiran 3. Filtrat dan Ampas Hasil Ekstraksi Daun Jambu Biji (Psidium
guajava L.)
Lampiran 3 1 Filtrat dan Ampas Hasil Ekstraksi Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
Keterangan
Didinginkan
Ditambahkan dengan NaOH 0,5
M secara perlahan ssebanyak 15
mL sampai pH 10
Didiamkan selama 24 jam
Endapan
ZnO Nanopartikel
Keterangan :
0,625 g CuSO4.5H2O
Didinginkan
Ditambahkan dengan NaOH 0,5
M secara perlahan sebanyak 15
mL sampai pH 11
Didiamkan selama 24 jam
Endapan
CuO Nanopartikel
Keterangan :
0,55 g
Zn(CH3COO)2.2H2O +
0,625 g CuSO4.5H2O
Dilarutkan dalam 25 mL akuadest
Tambahkan kedalam 75 mL ekstrak
etanol daun jambu biji
Campuran diaduk secara kontinu
dengan suhu 80℃ selama 1 jam
Dan didapatkan hasil
Didinginkan
Ditambahkan dengan NaOH 0,5
M sebanyak 24 mL secara
perlahan sampai pH 11
Didiamkan selama 24 jam
Endapan
ZnO-CuO
Nanopartikel (50:50)
Keterangan :
a. Proses Biosintesis ZnO-CuO(50:50) nanopartikel dengan suhu 80
g 1000
M = x
BM V(m )
g 1000
0,05 M = x
219,51 g mol 100 m
1097,55 gram
g =
1000
g = 1,1 gram
Berat seng asetat dihidrat yang digunakan adalah 1,1 g, maka berat separuhnya
adalah
50
= 0,55 g
100
Lampiran 10 1 Perhitungan Molaritas Zn(CH3COO)2.2H2O untuk Biosintesis ZnO Nanopartikel
53
g 1000
M = x
BM V(m )
g 1000
0,05 M = x
249,70 g mol 100 m
1248,5 gram
g =
1000
g = 1,2 gram
Berat tembaga sulfat pentahidrat yang digunakan adalah 1,2 g, maka berat
separuhnya adalah
50
= 0,65 g
100
g 1000
M = x
BM V(m )
g 1000
0,5 M = x
40 g mol 100 m
2000 gram
g =
1000
g = 2 gram
Lampiran 12.Perhitungan 1
55
V1 C1 = V2 C2
V1 5% = 100 mL 1%
V1 5% = 100
100
V1 =
V1 = 20 mL
10.000 ppm =
10.000 ppm =
X = 100 mg
10.000 ppm =
10.000 ppm =
X = 100 mg
10.000 ppm =
10.000 ppm =
X = 100 mg
57
4) Kloramfenikol + 10 mL Etanol
200 ppm =
200 ppm =
X = 2mg
Lampiran 14 2Lanjutan
Lampiran 14 3 Lanjutan
58
Keterangan :
b. ZnO Nanopartikel
c. CuO Nanopartikel
Disterilisasi
Dimasukkan 10 mL
kedalam cawan petri
Lapisan Dasar
Lapisan Kedua
Diuji
3 kali pengulangan
Diinkubasi
Diuji aktivitas antibakteri
Diameter Hambat
Lampiran 16 1Skema Kerja Uji Daya Hambat Pertumbuha n Bakteri Staphyl ococcus aureusBakteri Staphylococcus aureus
60
Aktivitas Sampel
(Cawan Petri 1)
(Cawan Petri 2)
Lampiran 17 2 Hasil Uji Aktivitas Sampel Sebagai Antibakteri Staphylococcus aureus ATCC6538
61
Lampiran 17 3 Lanjutan
(Cawan Petri 3)
Keterangan :
A= ZnO Nanopartikel 10000 ppm
B= Kontrol (-) Asam Asetat
C= ZnO-CuO (50:50) Nanopartikel 10000 ppm
D= CuO Nanopartikel 10000 ppm
E= Kontrol (+) Kloramfenikol
62
Lampiran 18. Hasil uji antibakteri Staphylococcus aureus ATCC 6538 dari
ZnO, CuO dan ZnO-CuO (50:50) nanopartikel
NO Cawan Diameter Hambat (mm)
Petri
ZnO CuO ZnO-CuO Kontrol Kontrol
Nanopartikel Nanopartikel (50:50) (+) (-) Asam
Nanopartikel Kloramfe Asetat
nikol
1 1 14,21 15,12 15,67 22,57 11,88
2 2 16,33 13,68 15,18 24,83 12,25
3 3 13,92 16,51 17,14 28,07 11,45
Rata-rata ± 14,82 15,10 15,99 25.16 11,86
SD ± 1,1 ±1,1 ±0,8 ±2,8 ±0,3
SampellLampiran 18 1Hasil uji anti bakteri Staphylococcus aur eus AT CC6 538 dari ZnO, CuO dan ZnO -CuO (50:50) nanopartike l
63
1) ZnO Nanopartikel
Diketahui:
λ = 0,15406 nm
2 = 36,40°
Ditanya = D?
Maka :
2 = 36,40°
= 18,2
D=
= 1,0572 nm
Lampiran 20 2 Perhitun
2) CuO Nanopartikel
Diketahui:
λ = 0,15406 nm
2 = 31,56°
Ditanya = D?
Maka :
2 = 31,56°
= 15,78
D=
= 6,6315 nm
Lampiran 20 3 Lanjutan
69
Diketahui:
λ = 0,15406 nm
2 = 32,59°
Ditanya = D?
Maka :
2 = 32,59°
= 16,29
D=
= 2,3333 nm
Lampiran 20 4 Lanjuta
n
70