Lina Mklah KPD
Lina Mklah KPD
Lina Mklah KPD
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “KETUBAN PECAH DINI” di
wilayah kerja puskesmas Kota tahun 2022.
Dalam penulisan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada :
1. Drg. Kristianus Ebo selaku kepala UPTD Puskesmas Kota
2. Dokter Puskesmas yang telah memberikan ijin untuk penulisan makalah ini.
3. Teman-Teman bidan Puskesmas Kota
4. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang
telah memberikan dukungan baik moril maupun materil sepenuhnya dan Semua pihak
yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam
penulisan makalah ini.
5. Segala kritik,saran dan masukan senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan
askeb ini.
1
DAFTAR ISI
JUDUL……………………………………………………………………………....................
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….....................1
DAFTAR ISI………………………………………………………………………....................2
BAB 1. PENDAHULUAN…………………………………………………………...................3
A. LATAR BELAKANG……………………………………………………………....3
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………….......4
C. TUJUAN…………………………………………………………………………....4
D. MANFAAT…………………………………………………………………............5
A. .DEFINISI……………………………………………………….........................6
B. .ETIOLOGI…………………………………………………………………......7
C. .PATOFISIOLOGI……………………………………………………………...7
D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK………………………………………………8
E. PENATALAKSANAAN……………………………………………..................8
A. PENGKAJIAN……………………………………………………………….....9
B. PEMERIKSAAN FISIK……………………………………………………….10
C. ANALISA……………………………………………………………………...11
D. PERENCANAAN……………………………………………………………...11
E. PELAKSANAAN………………………………………………………….......12
A. KESIMPULAN…………………………………………………………...........15
B. SARAN………………………………………………………………………...15
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………......................16
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Saat ini masalah kesehatan ibu dan anak masih merupakan masalah krusial di
Indonesia,karena masalah tersebut merupakan salah satu indikator kesejahteraan suatu
bangsa.Walaupunpemerintah sudah mengadakan berbagai upaya perbaikan namun belum
mengalami kemajuan yang signifikan.
Menurut SKDI 2012 ,dikatakan bahwa 64 persen kelahiran di Indonesia berada dalam
kategori resiko tinggi.Faktor –faktor yang memperberat keadaan ibu hamil seperti 4
terlalu(terlalu muda,terlalu tua,terlalu sering melahirkan dan terlalu dekat jarak kelahiran.
Dan 3 terlambat (terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan ,terlambat
mencapai fasilitas kesehatan ,dan terlambat dalam penanganan kegawatdaruratan)
Salah satu keadaan kegawatdaruratan pada ibu bersalin yaitu ketuban pecah dini.
B. RUMUSAN MASALAH
3
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis membuat makalah
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Penulis mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil NY.M.A.T Umur 20 tahun
G1P0A0 UK 36 minggu dengan ketuban pecah dini
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian secara menyeluruh pada ibu hamil NY.M.A.T
umur 20 tahun G1P0A0 UK 36 minggu dengan ketuban pecah dini
D. MANFAAT PENULISAN
4
Adapun manfaat penulisan dalam studi kasus tersebut adalah :
a. Bagi Penulis
BAB II
5
TINJAUAN TEORITIS
A. .DEFINISI
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda mulai persalinan
dan ditunggu satu jam sebelum terjadi inpartu. Ketuban pecah dini merupakan
pecahnya selaput janin sebelum proses persalinan dimulai. Terdapat 2 jenis ketuban
pecah dini yaitu:
a. KPD saat preterm (KPDP) adalah KPD pada usia <37 minggu
b. KPD memanjang merupakan KPD selama >24 jam yang berhubungan dengan
peningkatan risiko infeksi intra-amnion
Ketuban pecah dini dapat secara teknis didefinisikan sebagai pecah ketuban sebelum
persalinan, tanpa memperhatikan usia gestasi. Namun dalam praktik dan dalam
penelitian, pecah ketuban dini didefinisikan sesuai dengan jumlah jam dari waktu
pecah ketuban sampai awitan persalinan. Interval ini disebut periode laten dan dapat
terjadi kapan saja dari 1 sampai 12 jam atau lebih. Tidak terdapat keseragaman
metode yang diterima untuk menegakan diagnosis pecah ketuban menyebabkan
perbandingan penelitian sulit dilakukan sehingga tidak ada definisi operasional
standar. Insiden ketuban pecah dini adalah 2,7% sampai 17%, bergantung pada lama
periode laten yang digunakan untuk menegakkan diagnosis. Ketuban pecah dini
sebelum usia cukup bulan dalam bahasa Inggris disebut PPROM (preterm premature
of membranes). Ketuban pecah lebih dari 24 jam sebelum pelahiran disebut pecah
ketuban memanjang. (Purwandari, 2008).
Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung.
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran atau
meningkatnya tekanan intra uterin atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya
kekuatan mambran disebabkan adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina serviks.
(Sarwono Prawiroharjo, 2002)
Ketuban pecah dini atau sponkaneous/ early/ premature rupture of the
membrane (PROM) adalah pecahnya ketuban sebsalum partu : yaitu bila pembukaan
pada primigravida dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm. (Rustam Mochtar
1998)
6
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran atau
meningkatnya tekanan intrauterin atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan
membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks. Selain
itu ketuban pecah dini merupakan masalah kontroversi obstetri. Penyebab lainnya adalah
sebagai berikut :
a. Serviks inkompeten.
b. Ketegangan rahim berlebihan : kehamilan ganda, hidramion.
c. Kelainan letak janin dan rahim : letak sungsang, letak lintang
d. Kemungkinan kesempitan panggul : bagian terendah belum masuk PAP (sepalo pelvic
disproporsi).
e. Infeksi yang menyebabkan terjadinya biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk
preteolitik sel sehingga memudahkan ketuban pecah. (Amnionitis/ Korioamnionitis).
f. Faktor keturunan (ion Cu serum rendah, vitamin C rendah, kelainan genetik)
g. Masa interval sejak ketuban pecah sampai terjadi kontraksi disebut fase laten
h. Makin panjang fase laten, makin tinggi kemungkinan infeksi
i. Makin muda kehamilan, makin sulit upaya pemecahannya tanpa menimbulkan
morbiditas janin
C. PATOFISIOLOGI KETUBAN PECAH DINI
Banyak teori, mulai dari defect kromosom kelainan kolagen, sampai infeksi. Pada
sebagian besar kasus ternyata berhubungan dengan infeksi (sampai 65%) High virulensi :
Bacteroides Low virulensi : Lactobacillus Kolagen terdapat pada lapisan kompakta amnion,
fibroblast, jaringan retikuler korion dan trofoblas. Sintesis maupun degradasi jaringan
kolagen dikontrol oleh system aktifitas dan inhibisi interleukin -1 (iL-1) dan prostaglandin.
Jika ada infeksi dan inflamasi, terjadi peningkatan aktifitas iL-1 dan prostaglandin,
menghasilkan kolagenase jaringan, sehingga terjadi depolimerasi kolagen pada selaput
korion/ amnion, menyebabkan ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan.
4. Komplikasi ketuban pecah dini
a. Infeksi intrapartum (korioamnionitis)
b. Persalinan preterm, jika terjadi pada usia kehamilan preterm
c. Prolaps tali pusat
d. Oligohidramnion
7
a. Ultrasonografi
Ultrasonografi dapat mengindentifikasikan kehamilan ganda, anormaly janin atau
melokalisasi kantong cairan amnion pada amniosintesis.
b. Amniosintesis
Cairan amnion dapat dikirim ke laboratorium untuk evaluasi kematangan paru janin.
c. Pemantauan janin
Membantu dalam mengevaluasi janin
d. Protein C-reaktif
Peningkatan protein C-reaktif serum menunjukkan peringatan korioamnionitis
Perlu dilakukan pertimbangan tentang tata laksana yang paling tinggi mencapai well
born baby dan well health mother. Masalah berat dalam menghadapi ketuban pecah dini
adalah apabila kehamilan kurang dari 26 minggu karena untuk mempertahankannya
memerlukan waktu lama. Bila berat janin sudah mencapai 2000 gram, induksi dapat
dipertimbangkan. Kegagalan induksi disertai dengan infeksi yang diikuti histerektomi.
Selain itu, dapat dilakukan pemberian kortikosteroid dengan pertimbangan. Tindakan ini
akan menambah reseptor pematangan paru, meningkatnya maturitas paru janin.
Pemberian betametason 12 minggu dilakukan dengan interval 24 jam dan 12 minggu
tambahan, maksimum dosis 24 minggu, masa kerjanya sekitar 2 – 3 hari. Bila janin
setelah satu minggu belum lahir, pemberian berakortison dapat diulang lagi.
Indikasi melakukan pada ketuban pecah dini adalah sebagai berikut :
a. Pertimbangan waktu dan berat janin dalam rahim. Pertimbangan waktu apakah 6, 12,
atau 24 jam. Berat janin sebaiknya lebih dari 2000 gram.
b. Terdapat tanda infeksi intra uteri. Suhu meningkat lebih dari 38°c, dengan
pengukuran per rektal. Terdapat tanda infeksi melalui hasil pemeriksaan laboratorium
dan pemeriksaan kultur air ketuban.
BAB 111.
8
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN.
Asuhan kebidanan pada Ny M.A.T G1P0A0 Umur 20 tahun uk 36 mgg dengan
Ketuban Pecah Dini
Identitas
Nama ibu : Ny M.A.T Nama suami : Tn W.M
Umur :20 Thn Umur suami : 23Thn
Agama : RK Agama : RK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Alamat : Tanalodu Alamat :Tanalodu
No KIS :-
Masuk Poli Puskesmas Kota, tanggal:13 Oktober 2022 Jam 08.20 wita
a. Keluhan Utama:
Ibu mengatakan keluhan keluar air air dari jalan lahir sejak Pkl 22.00 malam tgl 12
Oktober 2022 dan tidak ada keluhan sakit perut pinggang
b. Riwayat penyakit sekarang:
Riwayat Kehamilan Sekarang: Hari pertama haid terakhir tanggal 03 Pebruari 2022,
Usia kehamilan 36 minggu. Taksiran persalinan 10-11-2022. Gerakan janin
dirasakan aktif , ibu rutin ninum obat penambah darah yaitu tablet Fe yang diberikan
oleh bidan dan diminum 1 kali sehari pada pagi hari. tidak minum jamu-jamuan. Ibu
memeriksakan kehamilan lebih dari 6x Sudah 2 kali suntik TT pada saat usia
kehamilan 3 bulan dan TT kedua pada usia 6 bulan. Tidak ada kekhawatiran dan tidak
ada tanda-tanda penyulit pada kehamilan.
c. Riwayat menstruasi:
Umur Menarche: 14 tahun, lamanya haid: 3 - 4 hari, jumlah darah haid: 2 kali ganti.
HPHT:03-02-2022 HP:10-11-2022.
d. Riwayat perkawinan:
Status perkawinan:belum nikah sah, Usia perkawinan: 1 tahun.
e. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu:
9
Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit: DM, Hipertensi, penyakit Hati, TBC,
riwayat kembar.
h. Riwayat KB:
Ibu tidak pernah mengikuti program KB
i. Riwayat Gynekologi:
Ibu tidak memiliki riwayat penyakit Gynegkologi: Infeksi virus, PMS,
endometritis, kanker kandungan.
j. Pola makan / minum / Eliminasi / Istirahat:
Sebelum hamil
Pola makan 3 kali / hari.
Pola minum ± 300 cc / hari (air putih), Ibu minum minuman keras (alkohol)
Selama hamil :nafsu makan menurun ,mual sesekali muntah
Minum air putih dan tidak lagi minum alkohol
k. Riwayat psikososial:
Ibu mengatakan suami dan keluarga sangat mendukung kehamilan ibu.
B. PEMERIKSAAN FISIK
a. Pemeriksaaan Umum
Keadaan umur : baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda – tanda vital :
Tekanan darah: 100 / 70 mmhg
Suhu : 36,7 0c
Nadi : 80 x / menit
Pernapasan : 18 x / menit
Pemeriksaaan Fisik:
a. Inspeksi:
Kepala : Tidak ada kelainan
Mata : Sclera putih, konjungtiva: merah
Hidung : Tidak ada secret dan polip
Mulut : Bibir merah
Gigi : Tidak ada karies
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe
Dada : Payudara; Puting susu menonjol, arieola mamae hitam
Perut : pembesaran perut sesuai uk
Vulva / Vagina: Tidak ada pembesarn kelenjar bartolini
Anus : Tidak ada hemeroid
10
b. Palpasi:
Perut : Leopold 1 :TFU 26 Cm
Leopold 2 :Pu-ki
Leopold 3 :Kepala
Leopold :4/5
c. Auskultasi:
Dada :tidak terdengar ronki dan stridor
Djj : 138x/Mnt
d. Perkusi:
Refleks patela : + / +
e. VT: V/v :terdapat cairan ketuban berwarna putih
Portio :Effesement 25%
Pembukaan:2cm
f. Inspekulo:
Tidak dilakukan.
g. Pemeriksaan labor:
Test HCG :Positif
Golongan darah istri :O Suami :A
HBSAG istri :Negative Suami :Negative
HB Istri :11gr%
HIV Istri :Negative Suami :Negative
Sifilis Istri :Negative Suami :Negative
C. .ANALISA
D. PERENCANAAN
a. observarsi KU ibu dan tanda – tanda vital
b. Berikan informasi hasil pemeriksaan fisik pada ibu dan keluarga
c. Berikan konseling tanda bahaya KPD pada ibu ,suami dan keluarga
d. Observasi Djj tiap 15 menit
e. Anjurkan ibu menarik napas dalam untuk resusitasi intrauteri
f. Lakukan kolaborasi dengan Dokter dalam pemberian antibiotik untuk
mencegah infeksi pada ibu dan bayi
g. Berikan kie untuk dirujuk ke rumah sakit karena ketuban pecah sudah lewat
dari 12 jam dan tidak disertai sakit /his
11
h. Berikan inform conset rujukan
i. Melakukan persiapan rujukan
j. Merujuk ibu k rsu dengan sistim BAKSOKU
E. .PELAKSANAAN
12
Palpasi:
Perut : Leopold 1 : TFU 26 Cm
Leopold 2 : Pu-ki
Leopold 3 : Kepala
Leopold 4 : 4/5
VT:
V/v : terdapat cairan ketuban berwarna
putih
Portio : Effesement 25%
Pembukaan : 2cm
Pemeriksaan labor:
Test HCG : Positif
Golongan darah istri :O Suami :A
HBSAG istri : Neg Suami :Neg
HB Istri : 11 gr%
HIV Istri : Neg Suami :Neg
Sifilis Istri : Neg Suami :Neg
13
Jam 09.15 Memberikan konseling pada ibu hamil dan suami
tentang tanda KPD seperti:
Bayi lahir Asfiksia, IUFD,Atonia Uteri dan
perdarahan Paska Persalinan.
Jam 10.00 E.
Ku ;baik Kes :CM
DJJ: 154 x/menit teratur
Ibu dan suami memahami penjelasan yang
diberikan
Ibu ,suami dan keluarga bersediah untuk dirujuk ke
RSU dan sdh tanda tangan inform consent
Jam 10:30 Ibu dirujuk ke RSU dengan menggunakan mobil
ambulans
14
BAB IV
A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny.M.A.T. usia 20 tahun G1P0A0 usia
kehamilan 36 minggu dengan KPD maka dapat disimpulkan sebagai berikut
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran atau
adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks.
B. Saran
2. Untuk Klien: Dapat lebih memperhatikan kesehatan diri sendiri seperti menjaga
pola nutrisi, memperhatikan personal hygiene dan kebutuhan istirahat. Dan juga
memperhatikan bayi yang baru dilahirkan dengan memberikan ASI Eksklusif
selama 6 bulan, memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi dan juga
pemberian imunisasi.
3. Untuk Profesi Bidan: Agar lebih meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam
berbagai kasus kegawatdaruratan dan komplikasi pada ibu hamil khususnya pada
kasus KPD dan memberikan pelayanan sesuai tugas dan wewenang.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
17