Anda di halaman 1dari 10

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral


Republik Indonesia

Rapat Harmonisasi Penerbitan Izin Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik untuk Kepentingan Sendiri (IUPTLS) dan
Sertifikat Laik Operasi (SLO)
Oleh:
Direktorat Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan
Jakarta, 22 Juni 2021
DASAR HUKUM
UNDANG-UNDANG

❑ UU No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan jo. Peraturan Pelaksana UU Cipta


UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja Kerja?
❑ UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Telah terbit PP:
✓ PP 05/2021 Tentang Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
PERATURAN PEMERINTAH ✓ PP 25/2021 Tentang Penyelenggaraan
Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral
❑ PP No. 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga
Listrik jo. PP No. 23 Tahun 2014 RPM ESDM:
❑ PP No. 62 Tahun 2012 tentang Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik ✓ RPM ESDM Tentang Standar Kegiatan
Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
✓ RPM ESDM Tentang Keselamatan
Ketenagalistrikan
PERATURAN MESDM
✓ RPM ESDM Tentang Kualifikasi Usaha Jasa
❑ Peraturan Menteri ESDM Nomor 35 Tahun 2013 jo. Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Penunjang Tenaga Listrik dan Tata Cara
Tahun 2016 tentang Tata Cara Perizinan Usaha Ketenagalistrikan Akreditasi Serta Sertifikasi
❑ Permen ESDM No. 27 Tahun 2017 tentang Tingkat Mutu Pelayanan dan Biaya yang Terkait Ketenagalistrikan
Dengan Penyaluran Tenaga Listrik oleh PLN ✓ RPM ESDM Tentang Pedoman Pelaksanaan
❑ Peraturan Menteri ESDM Nomor 39 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Usaha Ketenagalistrikan
Terintegrasi Secara Elektronik Bidang Ketenagalistrikan
❑ Permen ESDM No. 38 Tahun 2018 tentang Tata Cara Akreditasi dan Sertifikasi
Ketenagalistrikan
❑ Permen ESDM Nomor 12 Tahun 2019 Tentang Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik untuk
Kepentingan Sendiri yang Dilaksanakan Berdasarkan Izin Operasi
USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK UNTUK KEPENTINGAN SENDIRI
(Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Resiko)

❑ Diselenggarakan berdasarkan IUPTL untuk Kepentingan Sendiri (IUPTLS) yang diterbitkan oleh
Menteri/Gubernur sesuai kewenangannya:
A. Kewenangan Menteri: B. Kewenangan Gubernur:
1. Fasilitas Instalasi lintas provinsi; 1. Fasilitas Instalasi dalam satu provinsi;
2. Berada di wilayah di atas 12 mil laut; 2. Berada di wilayah s.d. 12 mil laut;
3. Kapasitas pembangkit di atas 10 MW; 3. Kapasitas pembangkit s.d. 10 MW;
4. Instalasi tenaga listrik pada usaha
minyak dan gas bumi.
❑ Dapat dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha
Milik Daerah, Badan Usaha Swasta, Koperasi, Perseorangan, dan Lembaga/Badan Usaha Lainnya.

❑ Jenis usaha: ❑ Berdasarkan sifat penggunaan:


a. pembangkitan tenaga listrik; ₋ penggunaan utama
b. pembangkitan tenaga listrik dan ₋ penggunaan cadangan
distribusi tenaga listrik; atau ₋ penggunaan darurat
c. pembangkitan tenaga listrik, ₋ penggunaan sementara
transmisi tenaga listrik, dan ❑ Kelebihan tenaga listrik dapat dijual ke PLN melalui
distribusi tenaga listrik. skema excess power.

3
TATA CARA PERMOHONAN DAN PENETAPAN IUPTLS
Badan usaha mengajukan
perizinan di OSS IUPTL untuk Kepentingan Sendiri (IUPTLS) adalah izin
(oss.go.id)
untuk usaha penyediaan tenaga listrik untuk
PEMOHON
kepentingan sendiri dengan total kapasitas
NIB
(Nomor Induk Berusaha) pembangkit tenaga listrik lebih dari 500 kW dalam 1
(satu) sistem instalasi tenaga listrik
Permohonan IUPTLS melalui
OSS
Telah memiliki :
NIB (Nomor Induk Berusaha);
Ditjen Gatrik KESDM
Penolakan Aplikasi Perizinan Persyaratan IUPTL untuk Kepentingan Sendiri:
melakukan verifikasi persyaratan
ESDM
(perizinan.esdm.go.id)
teknis
(komitmen Izin Usaha)
Kajian Teknis, dengan ketentuan dokumen
(berbahasa Indonesia) berisi:
a. Analisis kebutuhan tenaga listrik;
5
TIDAK LENGKAP
Hari
b. Lokasi instalasi termasuk tata letak (gambar
& SESUAI
? Kerja situasi)
YA c. Diagram Satu Garis;
d. Jenis dan kapasitas Instalasi Penyediaan
Penerbitan
IUPTLS
Surat Pemenuhan Komitmen Tenaga Listrik;
(perizinan.esdm.go.id)
(oss.go.id) e. Jadwal pembangunan; dan
IUPTLS f. Jadwal pengoperasian
Pemenuhan
Komitmen

4
PROSES SERTIFIKASI INSTALASI TENAGA LISTRIK PASCA UU 11/2020 DAN PERATURAN PELAKSANAANNYA

Permohonan Pemeriksaan dan Registrasi Penerbitan


Pengujian

PP 05/2021, Pasal 43 PP 25/2021, Pasal 49


(1) Kode KBLI/KBLI terkait, (4) Setiap instalasi tenaga listrik (6) Sertifikat laik operasi diterbitkan oleh Menteri atau gubernur sesuai dengan
judul KBLI, ruang lingkup yang beroperasi wajib kewenangannya atau lembaga inspeksi Teknik yang diakreditasi oleh Menteri.
kegiatan, parameter memiliki sertifikat laik (7) Sertifikat laik operasi wajib mendapatkan nomor registrasi dari Menteri.
Risiko, tingkat Risiko, operasi. (8) Permohonan nomor registrasi dikenakan biaya administrasi sesuai dengan ketentuan
Perizinan Berusaha, (5) Sertifikat laik operasi peraturan perundang-undangan di bidang penerimaan negara bukan pajak.
jangka waktu, masa diperoleh melalui sertifikasi (9) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara sertifikasi instalasi tenaga listrik diatur
berlaku, dan kewenangan instalasi tenaga listrik. dengan Peraturan Menteri.
Perizinan Berusaha
Perizinan Berusaha Untuk Lampiran 1.4.B.10 PP 05/2021
menunjang kegiatan
usaha tercantum dalam
Lampiran I.
(2) Persyaratan dan/atau
kewajiban Perizinan
Berusaha untuk
menunjang kegiatan
usaha tercantum dalam
Lampiran II.

5
MASA PERALIHAN SLO

sebelum terbit PP 05/2021 dan PP 25/2021 2 Februari 2021 setelah terbit PP 05/2021 dan PP 25/2021

SLO sudah terbit oleh gubernur sebelum terbitnya


PP 05/2021 dan PP 25/2021
“SLO berlaku sampai habis masa berlakunya”

Permohonan SLO masuk ke gubernur sebelum terbit PP 05/2021 dan PP 25/2021, namun masih proses
(belum terbit SLO)
“Penerbitan dan pemberian nomor registrasi SLO diteruskan proses ke Menteri”

Permohonan SLO setelah terbit terbitnya PP


05/2021 dan PP 25/2021
“Penerbitan dan pemberian nomor registrasi
SLO dilakukan ke Menteri”

6
MATRIKS PERSYARATAN PERMOHONAN IUPTLS DAN SLO
Sesuai Lampiran II.4.B.1 No. 1 PP 05/2021 Sesuai Lampiran II.4.B.108 No. 22 PP 05/2021
SLO Instalasi Penyediaan Tenaga Listrik dan
IUPTLS Pemanfaatan Tenaga Listrik (TT dan TM)
Kajian Teknis, dengan ketentuan dokumen ✓ IUPTL-U, IUPTL-S atau identitas pemilik
(berbahasa Indonesia) berisi: instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan
tinggidan tegangan menegah
✓ Analisis kebutuhan tenaga listrik;
✓ Lokasi instalasi termasuk tata letak (gambar ✓ Lokasi instalasi
situasi) ✓ Jenis dan kapasitas instalasi
✓ Diagram Satu Garis; ✓ Gambar instalasi dan tata letak yang dikeluarkan
✓ Jenis dan kapasitas Instalasi Penyediaan oleh badan usaha jasa konsultasi dan/atau badan
Tenaga Listrik; usaha jasa pembangunan dan pemasangan tenaga
✓ Jadwal pembangunan; dan listrik yang memiliki Izin Usaha Jasa Penunjang
✓ Jadwal pengoperasian Tenaga Listrik (IUJPTL)
✓ Diagram satu garis yang dikeluarkan oleh badan
usaha jasa konsultasi tenaga listrik badan usaha jasa
pembangunan dan pemasangan tenaga listrik yang
memiliki IUJPTL
✓ Spesifikasi teknik peralatan utama instalasi
✓ Standar yang digunakan

7
AGENDA RAPAT

Harmonisasi perizinan dimana di beberapa Pemerintah Daerah terdapat ketentuan SLO sebagai
salah satu persyaratan untuk IUPTLS

1. Penjelasan proses perizinan ketenagalistrikan dari Dinas PMPTSP dan Dinas ESDM Provinsi
Sumatera Utara
2. Penjelasan proses perizinan ketenagalistrikan dari Dinas PMPTSP dan Dinas ESDM Provinsi
Bangka Belitung
3. Penjelasan proses perizinan ketenagalistrikan dari Dinas PMPTSP dan Dinas ESDM Provinsi
DKI Jakarta
4. Penjelasan proses perizinan ketenagalistrikan dari Dinas PMPTSP dan Dinas ESDM Provinsi
Papua
5. Diskusi dan lain-lain

8
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Republik Indonesia

TERIMA KASIH

9
SERTIFIKASI INSTALASI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK UNTUK KEPENTINGAN SENDIRI
PP No. 25 Tahun 2021, Pasal 27
(5) Pembangkit tenaga listrik untuk kepentingan sendiri dengan total kapasitas lebih dari
500 kW (lima ratus kilowatt) yang terhubung dalam 1 (satu) sistem Instalasi Tenaga
Listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki sertifikat laik operasi. Keterangan:
(6) Pembangkit tenaga listrik untuk kepentingan sendiri dengan total kapasitas sampai ❑ Pembangkit tenaga listrik untuk kepentingan sendiri
dengan 500 kW (lima ratus kilowatt) sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dengan dengan total kapasitas sampai dengan 500 kW (lima ratus
spesifikasi teknis: kilowatt) dengan spesifikasi teknis kontrol panel menjadi
a. kontrol panel menjadi 1 (satu) bagian terpisahkan wajib memiliki sertifikat laik 1 (satu) bagian tidak terpisahkan memiliki kriteria antara
operasi; dan lain:
b. kontrol panel menjadi 1 (satu) bagian tidak terpisahkan dinyatakan telah memenuhi a. perangkat sakelar dan kendali dengan fungsi
ketentuan wajib sertifikat laik operasi. perpindahan beban, penyalaan dan proteksi menyatu
(7) Pembangkit tenaga listrik yang dinyatakan memenuhi ketentuan wajib sertifikat laik dengan kesatuan pembangkit; dan
operasi sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf b wajib dilengkapi dengan dokumen b. dapat dioperasikan secara plug and play.
berupa:
a. sertifikat produk; atau
b. surat pernyataan bertanggung jawab terhadap aspek keselamatan Ketenagalistrikan ❑ Dokumen pemenuhan ketentuan wajib sertifikat laik
dari pemilik Instalasi Tenaga Listrik yang dilengkapi dengan dokumen: operasi dievaluasi oleh Menteri dan wajib mendapatkan
1. garansi pabrikan yang masih berlaku; nomor registrasi dari Menteri.
2. hasil uji komisioning dari teknisi distributor; atau Sesuai lampiran 1.4.B.10 Nomor 18 PP No. 05 Tahun 2021
3. dokumen pemeliharaan instalasi pembangkit tenaga listrik. kewenangan terkait Sertifikat Laik Operasi (SLO) untuk
(8) Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dievaluasi oleh Menteri atau gubernur instalasi penyediaan tenaga listrik, instalasi pemanfaatan
dan wajib mendapatkan nomor registrasi dari Menteri. tenaga listrik tegangan tinggi dan instalasi pemanfaatan
(9) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk tenaga listrik tegangan menengah merupakan
kepentingan sendiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan kewenangan Menteri.
Menteri.

10

Anda mungkin juga menyukai