Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA MINAT BACA PADA SISWA

KELAS IV DI SDN 3 MUARA CIUJUNG TIMUR


Faqih Nurul Hayat
Email : faqihnurulhayat8@gmail.com

Abstrak:

Rendahnya minat baca pada siswa kelas IV SDN 3 Muara Ciujung Timur menjadi
masalah serius dalam upaya peningkatan literasi dan kemampuan membaca siswa. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor penyebab rendahnya minat baca pada
siswa kelas IV di sekolah. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dan observasi
terhadap siswa, serta wawancara dengan guru dan staf sekolah. Data yang terkumpul dianalisis
dengan menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
menyebabkan rendahnya minat baca siswa.

Hasil penelitian menunjukkan beberapa faktor penyebab rendahnya minat baca siswa
kelas IV SDN 3 Muara Ciujung Timur. Pertama, kurangnya dukungan dan peran aktif dari
keluarga dalam membentuk minat baca siswa. Kedua, terbatasnya akses bahan bacaan yang
menarik dan sesuai dengan minat siswa. Ketiga, rendahnya motivasi dan kesadaran siswa akan
pentingnya minat baca dalam pengembangan diri.

Anjuran untuk meningkatkan minat baca antara lain melibatkan orang tua dalam
kegiatan membaca siswa di rumah, memperbanyak koleksi buku di perpustakaan sekolah, dan
mengadakan kegiatan yang mendorong minat baca seperti klub buku atau kegiatan membaca
bersama. Selain itu, peran guru juga sangat penting dalam memotivasi siswa melalui strategi
pembelajaran yang menarik dan melibatkan siswa secara aktif.

Diharapkan dengan pemahaman yang lebih baik tentang faktor penyebab rendahnya
minat baca pada siswa kelas IV SDN 3 Muara Ciujung Timur, dapat dilakukan upaya yang
lebih efektif untuk meningkatkan minat baca siswa dan penguatan literasi di sekolah tersebut.
Kata Kunci: Faktor penyebab, Minat membaca, Penelitian
Abstract:
Low interest in reading in grade IV students at SDN 3 Muara Ciujung Timur is a serious
problem in efforts to improve literacy and reading abilities of students. The purpose of this
research is to analyze the factors that cause low interest in reading in grade IV students at
school. The research method used was a survey and observation of students, as well as
interviews with teachers and school staff. The data collected was analyzed using a qualitative
approach to identify the factors that contribute to students' low interest in reading.
The research findings indicate several factors causing low interest in reading in grade IV
students at SDN 3 Muara Ciujung Timur. First, the lack of support and active role from the
family in shaping students' interest in reading. Second, limited access to reading materials that
are interesting and according to students' interests. Third, low student motivation and
awareness of the importance of reading interest in self-development.
Recommendations for increasing interest in reading include involving parents in students'
reading activities at home, expanding the collection of books in the school library, and holding
activities that encourage reading interest such as book clubs or joint reading activities. In
addition, the teacher's role is also very important in motivating students through interesting
learning strategies and actively involving students.
It is hoped that with a better understanding of the factors causing low interest in reading in
grade IV students at SDN 3 Muara Ciujung Timur, more effective efforts can be made to
increase students' interest in reading and strengthen literacy in the school.

PENDAHULUAN

Minat membaca merupakan elemen kunci dalam pengembangan literasi dan


pembelajaran sepanjang hayat. Dalam dunia yang semakin kompleks dan terhubung, minat
baca berperan penting dalam memperluas pengetahuan, meningkatkan kemampuan berpikir
kritis, dan memfasilitasi pertumbuhan intelektual. Seperti yang dikatakan Albert Einstein,
seorang tokoh ilmiah terkenal, "Membaca adalah sumber pengetahuan yang tak terbatas."

Patut mengakui minat membaca masyarakat di Indonesia masih sangatlah rendah.


Rendahnya minat baca di Indonesia merupakan “pekerjaan rumah” bagi setiap pemangku
kepentingan di dunia pendidikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022,
diketahui tingkat minat baca masyarakat Indonesia secara umum sebesar 59,52 dengan durasi
membaca antara 3-5 jam per minggu (Acehtrend, 6 Maret 2023).

Salah satu hal yang menyebabkan minat baca rendah munculnya teknologi baru yang
lebih menarik. Menurut hasil riset (Central Connecticut State University 2016) yang terjadi
Indonesia mendapati peringkat 60 dari 61 negera dengan tingkat literasi rendah. Adapun data
statistik dari The United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization
(UNESCO) menyatakan minat baca masyarakat Indonesia, sangatlah memprihatinkan yaitu
hanya 0,001%.

Perlu untuk mendapatkan perhatian khusus dari semua pihak jadi itu masalahnya minat
baca dapat segera diatasi. Prasetyono (2008:21) menyatakan bahwa bunga rendah membaca
pada anak disebabkan oleh beberapa hal-hal seperti judul dan isi buku kurang menarik, harga
buku mahal, jadi bagilah mereka yang berpenghasilan pas-pasan tidak bisa membeli buku
untuk kebutuhan membaca. Bahkan ada hasil studi mengungkapkan bahwa milenial lebih
memilih membaca lewat smartphone (Kemen PP dan PA, 2018).

Kondisi seperti itu tentu memprihatinkan kita semua. Dalam konteks ini penting untuk
memberikan pemahaman dan pembelajaran yang terpadu dan menarik bagi anak-anak tentang
pentingnya membaca buku di era globalisasi ini. Itu mengingat bahwa buku dan kecerdasan
adalah modal dasar untuk meningkatkan akselerasi kemajuan bangsa. Akselerasi diperlukan
untuk mengatasi ketertinggalan Indonesia dari negara-negara lain.

Membacakan buku untuk anak memang menjadi kebutuhan yang mendesak. Masalah
ini sejalan dengan program pemerintah dalam meningkatkan kecintaan anak pada membaca
yang terutama ditujukan untuk anak-anak yang baru mulai menjadi pintar membaca. Ketika
anak dalam keadaan minat untuk pandai membaca, merupakan saat yang tepat untuk
mengarahkan dan mengembangkan kecintaan membaca tinggi.

Untuk mencapai hal tersebut, mereka perlu dibekali dengan buku bacaan yang
memadai, berkualitas, menarik dan praktis, baik dari segi isi, ilustrasi, maupun segi wajah, dan
dalam jumlah yang cukup.

Anak-anak adalah generasi yang akan tumbuh dan berkembang Bersama


perkembangan zaman. Sangat penting bagi anak-anak sejak usia dini untuk diberikan
pemahaman tentang pentingnya membaca untuk membimbing mereka mencapai tujuan
mereka. Karena itu, dirasa penting untuk mengkaji lebih dalam tentang upaya menumbuhkan
minat baca pada anak-anak.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan oleh penulis di SDN 3 Muara
Ciujung Timur banyak faktor yang menjadi kurangnya minat baca diantaranya dengan
berkembangnya teknologi dan kurangnya pengawasan oleh orang tua maupun guru beberapa
siswa lebih memilih smartphone yang hanya dipakai untuk melakukan hal negatif seperti main
game, nonton video.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil dari penelitian, minat membaca siswa kelas IV di SD Negeri 3 Muara Ciujung
Timur Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak Provinsi Banten sampai saat ini di tahun
2023 masih sangat rendah. Ada dua faktor yang menyebabkan minat membaca siswa menjadi
rendah yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor-faktor internal yang mempengaruhi minat baca terdiri dari intelegensi,


kemampuan membaca, sikap terhadap membaca, jenis kelamin (Harris dan Sippay, 1980) ;
konsep diri membaca (Denessen, Ecless dan Zareet, 2007); dan Usia ( Stoodt, 1996).
Dari hasil penelitian, yang menjadi faktor internal rendahnya minat membaca siswa
adalah dalam hal kemampuan membaca siswa. Siswa yang tidak punyakemampuan membaca
yang baik tentunya akan terganggu dalam proses membaca begitu dengan demikian dapat
menurunkan minat membaca.

Hal diatas di perkuat oleh pendapat Berdasarkan Shofaussamawati (2014:53)


keterampilan membaca anak merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya
minat baca anak karena kemampuan membaca yang kurang baik dapat menghambat
kesuksesan membaca.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Program Team of International Student


Assesment (PISA) Badan Litbang Depdiknas menunjukkan bahwa kemampuan membaca anak
usia 15 tahun di Indonesia sangat memprihatinkan. Sekitar 37,6 persen hanya bisa membaca
tanpa bisa menangkap maknanya dan 24,8 persen hanya bisa mengasosiasikan teks yang
dibacanya dengan satu pengetahuan informasi.

Kurangnya pembiasaan untuk membaca juga menjadi faktor internal penyebab


rendahnya minat baca siswa kelas IV. Soeatimah (Idris & Ramdani, 2015: 27) mengungkapkan
bahwa siswa yang memiliki kebiasaan/hobi membaca, tentunya memiliki minat membaca
membaca buku. Intensitas/jumlah waktu yang dibutuhkan oleh siswa yang gemar membaca
dengan mereka yang tidak suka membaca tentu sangat berbeda. Siswa yang gemar membaca
dalam satu hari akan menyempatkan waktu untuk membaca buku/bacaan daripada anak yang
tidak suka membaca.

Ciri-ciri siswa yang gemar membaca jika ada waktu senggang akan menggunakan
waktu senggangnya untuk membaca buku/bacaan. Di lingkungan sekolah, siswa senang
membaca ketika ada waktu luang akan digunakan untuk membaca baik di kelas maupun di
perpustakaan sekolah.

Hal ini berbanding terbalik dengan siswa yang tidak memiliki minat baca yang tinggi
jika ada waktu luang siswa akan menggunakan waktu luangnya untuk aktivitas lain seperti
bermain dan sebagainya.
Hasil dari penelitian faktor eksternal penyebab kurangnya minat membaca siswa adalah
faktor lingkungan sekolah yang kurang mendukung, peran perpustakaan sekolah belum
optimal, keterbatasan buku/bahan bacaan, lingkungan keluarga yang kurang mendukung, dan
pengaruh dari perkembangan teknologi yang begitu pesat yang dampaknya terasa yang
menimbulkan efek negatif seperti siswa hanya ingin bermain game dan social media (Kominfo,
10 Maret 2017).

Hasil observasi menunjukkan lingkungan sekolah di SD Negeri 3 Muara Ciujung Timur


kurang mendukung minat baca siswa, hal ini diketahui dari budaya membaca di lingkungan
sekolah masih rendah, program literasi belum berjalan secara maksimal, dan sekolah yang tidak
memiliki tempat khusus untuk membaca selain di perpustakaan seperti pojok baca.

Pendapat Soeatminah (Idris & Ramdani, 2015: 29) yang mengungkapkan bahwa
sekolah memiliki peran kontribusi yang besar dalam upaya untuk tumbuh dan berkembang
mengembangkan minat baca anak. Karena itu, lingkungan sekolah yang belum mampu
berperan dalam menumbuhkan minat baca dapat menjadi salah satu penyebab rendahnya minat
membaca siswa.

Faktor eksternal penyebab rendahnya minat baca siswa yang lain meliputi kurangnya
peran perpustakaan sekolah yang belum maksimal. Peran perpustakaan yang belum maksimal
sangat berpengaruh dalam penyebab rendahnya minat baca siswa seperti kurangnya perawatan
ruangan perpustakaan, pelayanan petugas perpustakaan kurang maksimal, tata perpustakaan
yang kurang rapi, dan tidak adanya kartu perpustakaan untuk siswa.

Menurut data Deputi Pengembangan Perpustakaan Nasional RI (PNRI) dari sekitar


300.000 SD sampai SLTA, baru sampai 5% yang memiliki perpustakaan yang layak. Bahkan,
hanya 1% dari 260.000 SD yang mempuyai perpustakaan. Selain itu, diketahui juga baru
sekitar 20% dari 66.000 desa/kelurahan yang memiliki perpustakaan memadai.

Faktor eksternal penyebab rendahnya minat membaca selanjutnya adalah jumlah buku
bacaan yang tersedia belum memenuhi kebutuhan seperti yang siswa inginkan. Menurut
Prasetyono (2008: 32) kondisi pembukuan di Indonesia tidak banyak mengundang minat baca,
banyaknya buku bacaan yang tersedia tidak memenuhi kebutuhan penduduk Indonesia.
Pembelajaran yang diterapkan oleh guru juga menjadi faktor eksternal alasan
rendahnya minat baca siswa, hal ini karena pembelajaran yang diterapkan oleh guru kelas
sering kali memerintahkan para siswa mengerjakan soal. Hampir setiap hari siswa di berikan
soal-soal yang harus di kerjakan.

Pembelajaran semacam itu hampir terjadi setiap hari di kelas. itu menyebabkan siswa
lelah belajar dan membuat siswa malas membaca . Selain itu, siswa jarang ditugaskan untuk
membaca materi yang telah di bahas disekolah ketika di rumah.

Hal ini terlihat dari pernyataan Prasetyono (2008:32), yang menyatakan


bahwa banyak guru yang lebih lemah membangkitkan kemampuan berpikir dan kreativitas
siswa. Guru dapat melakukan banyak dialog dengan gunakan sumber informasi yang ada,
seperti buku. Informasi/pengetahuan yang diperoleh siswa sendiri biasanya lebih melekat.

Guru boleh bertanya bagi siswa untuk mempelajari sendiri tema atau materi tertentu
diuji keesokan harinya. Materi yang diuji tidak harus bersumber dari buku teks yang
merupakan panduan utama bagi siswa, tetapi dapat diperoleh dari berbagai sumber bacaan.
Sebagian besar buku pelajaran buku yang digunakan di sekolah umumnya dianggap suci dan
wajib dimiliki tetapi tidak diwajibkan oleh siswa untuk membaca.

Faktor eksternal penyebab rendahnya minat membaca siswa juga bisa dari lingkungan
keluarga yang kurang mendukung. Keluarga merupakan faktor utama yang mempengaruhi
minat baca pada anak-anak. Wahyuni (2010: 181) mengungkapkan bahwa lingkungan keluarga
dan lingkungan yang tidak mendukung kebiasaan membaca dapat menyebabkan rendahnya
minat membaca pada anak. Orang tua sibuk di berbagai kegiatan berdampak pada kurangnya
waktu luang bahkan hampir tidak ada waktu untuk melakukan kegiatan membaca. Anak yang
jarang bertemu setiap hari keluarga mereka melakukan kegiatan membaca pada umumnya juga
kurang kesukaan membaca. Begitu juga dengan lingkungan sekitar seperti masyarakat tidak
mendukung kebiasaan membaca juga akan berdampak rendah minat baca siswa.
Faktor eksternal penyebab rendahnya minat membaca siswa yang terakhir adalah
pengaruh social media dan bermain games di handphone. Siswa cenderung lebih memilih
memainkan handphone untuk mengakses social media dan game seperti facebook, Instagram,
tiktok dan lainnya .Dalam data wearesocial per Januari 2017 mengungkap orang Indonesia bisa
menatap layar gadget kurang lebih 9 jam sehari.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Nisa Khairuni (2:2016) yang mengemukakan
bahwa banyak dampak negatif dari social media terhadap pengaruhnya kepada pembelajaran
siswa yang membuat siswa lalai dalam mengerjakan tugas tugasnya.

Perkembangan teknologi khususnya ponsel juga menarik minat siswa. Siswa rata-rata
sudah memiliki ponsel, kali digunakan untuk bermain ponsel dengan waktu yang cukup lama,
sekitar 3-4 jam. Sebagian besarsiswa menggunakan ponsel untuk bermain game. Minat siswa
dalam bermain handphone terutama untuk game akan mengalihkan minat
siswa dari belajar dan membaca buku.

Hal tersebut sesuai dengan Prasetyono (2008: 29) yang menunjukkan bahwa kemajuan
di lapangan teknologi, seperti komputer atau video game, namun di satu sisi membawa banyak
manfaat disisi lain itu buruk untuk pembangunan anak. Hal yang harus diperhatikan adalah
waktu berlama-lama bermain game karena berbagai hal ini akan menjauhkan anak dari
aktivitas tersebut membaca.

PENUTUP
Minat membaca didasarkan pada perhatian, kemauan, dorongan dan kesenangan
untuk membaca membaca. Anak dalam perkembangannya sangat penting untuk dimiliki
kecintaan membaca yang besar. Membaca memiliki banyak manfaat bagi setiap orang
menuju manusia yang kaya akan ilmu pengetahuan dan memiliki daya nalar serta wawasan
tinggi. Mengenali minat baca di kalangan anak-anak belum menggembirakan, jadi sangat
Penting untuk mencari cara untuk menumbuhkan minat baca anak.
Upaya tersebut antara lain perlu adanya kerjasama yang baik antara guru, orang tua
anak, dan pihak lain untuk bersatu dan berkomitmen untuk meningkatkan minat baca anak.
Ditambah lagi, perpustakaan sebagai pusat sumber informasi dan pusat sumber belajar juga
dapat berpartisipasi dalam meningkatkan minat baca melalui berbagai cara, diantaranya
dengan penyediaan bahan bacaan sesuai kebutuhan anak, penyediaan layanan perpustakaan
berbasis IT, memberikan pelayanan yang memuaskan serta menyediakan sarana dan
prasarana yang memadai dan menyenangkan untuk anak-anak.
Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang dapat dituliskan sangat banyak kolaborasi
dan komunikasi yang terintegrasi dan berkesinambungan antara guru, orang tua, siswa,
pimpinan sekolah, perpustakaan dan pengambil keputusan untuk bersama-sama berkomitmen
untuk meningkatkan minat baca anak.
DAFTAR PUSTAKA

Lisdawanti.(2023). Rendahnya Minat Baca Millennial dan Siswa Apa Peran


Perpustakaan Sekolah.Di akses dari https://www.acehtrend.com/news/rendahnya-minat-baca-
millennial-dan-siswa-apa-peran-perpustakaan-sekolah/index.html pada 19 Mei 2023.

Prasetyono, D.S. (2008). Rahasia Mengajarkan Gemar Membaca pada Anak Sejak
Dini. Yogyakarta: Think Yogyakarta.

Roy Gustaf, T.A. (2020). Membangun Minat Baca Pada Siswa Sekolah Dasar.
Purwokerto. Pena Persada

Shofaussamawati. (2014). Menumbuhkan Minat Baca dengan Pengenalan Pada


Perpustakaan Sejak Dini. Jurnal Perpustakaan Libraria. 2(1), 53.

Idris, M.H. & Ramdani, I. (2015). Menumbuhkan Minat Membaca pada Anak Usia
Dini.Jakarta: Luxima

Evita Devega. (2017). Teknologi Masyarakat Indonesia: Malas Baca Tapi Cerewet di
Medsos.Di akses dari https://www.kominfo.go.id/content/detail/10862/teknologi-masyarakat-
indonesia-malas-baca-tapi-cerewet-di-medsos/0/sorotan_media di akses pada 20 Mei 2023

Wahyuni, S. (2010). Menumbuhkan Minat Baca Menuju Masyarakat Liberat. Jurnal


Diksi, 17, 181-183.

Nisa, Khairuni. (2016).Dampak Positif dan Negatif Social Media Terhadap


Pendidikan Akhlak. Jurnal Edukasi, 2, 91-106

Anda mungkin juga menyukai