Kelompok 2 Sistem Informasi Keperawatan (Psik B)
Kelompok 2 Sistem Informasi Keperawatan (Psik B)
DISUSUN OLEH:
DOSEN PENGAMPU:
Perangkat keras mengacu pada infrastruktur fisik, seperti komputer. server, dan peralatan
jaringan yang memeroses dan menyimpan data. Perangkat lunak mencakup aplikasi, sistem
operasi dan basis data yang memungkinkan terjadinya proses dan pengambilan informasi
(Stepanov, 2023 dalam Rukmana dkk, 2023). Data mewakili angka, fakta-fakta, atau deskripsi
dasar dari hal atau peristiwa, event, aktivitas, kemudian transaksi yang ditangkap, direkam,
disimpan, dan diklasifikasikan yang dikumpulkan dalam suatu organisasi tetapi tidak
diorganisasikan untuk tujuan spesifik tertentu. Contoh data seperti hasil laboratorium, hasil
pemeriksaan, jumlah pasien, jumlah perawat, dan lain sebagainya. Standar operasional prosedur
mencakup pedoman yang mengatur penggunaan sistem informasi dalam suatu organisasi.
Manusia atau orang memiliki peranan penting dalam sistem informasi sebagai pengembang,
pengguna, administrator, pembuat keputusan, berinteraksi dengan sistem untuk mengekstraksi
nilai dan membuat pilihan berdasarkan informasi yang diperlukan.
Telenursing adalah bagian dari telehealth yang terjadi ketika perawat memenuhi
kebutuhan dasar klien dengan menggunakan teknologi informasi, komunikasi, dan web based
system (Kawaguchi et al, 2004). Telenursing juga didefinisikan sebagai suatu proses pemberian,
manejemen dan koordinasi asuhan, serta pemberian layanan kesehatan melalui teknologi
informasi dan telekomunikasi (CNA, 2005).
PEMBAHASAN
2.1 TELENURSING
Telenursing adalah bagian dari telehealth yang terjadi ketika perawat memenuhi
kebutuhan dasar klien dengan menggunakan teknologi informasi, komunikasi, dan web based
system (Kawaguchi et al, 2004). Telenursing juga didefinisikan sebagai suatu proses pemberian,
manejemen dan koordinasi asuhan, serta pemberian layanan kesehatan melalui teknologi
informasi dan telekomunikasi (CNA, 2005).
Telenursing dapat meningkatkan layanan untuk pasien kronis tanpa biaya dan
meningkatkan penggunaan teknologi telah berhasil mengurangi total biaya perawatan kesehatan
dan meningkatkan akses ke perawatan kesehatan tanpa membutuhkan banyak sumber
daya.Selain keunggulan di atas, teleursing dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan
keperawatan (model pelatihan jarak jauh) dan pengembangan riset keperawatan berbasis
informatika medik. Telenursing juga dapat digunakan di kampus dengan video conferencing, e-
learning dan multimedia distance learning.
Menurut Ghai & Kalyan (2013) manfaat telenursing bagi perawat yaitu meningkatkan
penghasilan, jam kerja yang fleksibel, menurunkan biaya perjalanan perawatan karena perawat
memberikan pelayanan dari rumah, pelayanan yang diberikan hanya dari jarak jauh,
meningkatkan kepuasan kerja dan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan, menjadi
pilihan pekerjaan baru, bisa berbagi data serta respon waktu yang cepat. Sedangkan keuntungan
telenursing bagi pasien adalah penduduk yang tinggal di daerah terpencil dapat memperoleh
perawatan kesehatan jika mereka memiliki fasilitas internet di telepon atau komputer mereka,
dan akses yang mudah untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang berkualitas tinggi
dengan biaya yang rendah karena mereka tidak harus melakukan perjalanan ke lokasi yang jauh.
Telenursing tidak bertujuan untuk membentuk diagnosis medis tetapi lebih fokus pada
informasi, dukungan, dan menambah pengetahuan. Melalui telenursing perawat mampu
memantau, memberikan edukasi kesehatan, tindak lanjut, pengkajian, melakukan intervensi,
menyediakan dukungan pada keluarga serta perawatan yang inovatif dan kolaborasi. Selain itu
dalam aplikasi telenursing, perawat dapat melaksanakan evaluasi lebih lanjut, perencanaan,
intervensi, dan evaluasi hasil perawatan (Fadhila and Afriani, 2019).
1. Efektif dan efisiensi dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi
kunjungan ke pelayanan kesehatan (dokter praktek, ruang gawatdarurat, RS dan nursing
home).
2. Dengan sumber daya minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan
keperawatan tanpa batas geografis.
3. Telenursing dapat mengurangi jumlah kunjungan dan masa hari rawat di RS.
4. Dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis, tanpa memerlukan biaya dan
meningkatkan pemanfaatan teknologi.
5. Dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (model distance learning) dan
perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan.Telenursing dapat pula
digunakan dalam pembelajaran di kampus, video conference, pembelajaran online dan
multimedia distance learning. Keterampilan klinik keperawatan dapat dipelajari dan
dipraktekkan melalui model simulasi lewat secara interaktif.
Selain itu telenursing dapat memberikan kesempatan kepada perawat yang berpengalaman
klinik namun telah pensiun/ tidak lagi bekerja di pelayanan kesehatan, namun masih dapat
memberikan asuhan keperawatan secara online. Hal ini juga menghindari kontak langsung,
meminimalkan resiko infeksi nosokomial,memberikan privasi ruang dan waktu bagi pasien dan
perawat. Dapat dibayangkan bagi penderita HIV/AIDS, atau pasien pengguna narkotika/obat
terlarang /alkoholik akan lebih merasa terjaga privasinya dengan pelayanan telenursing ini.
Aplikasi telenursing dapat diterapkan di rumah, rumah sakit melalui pusat telenursing dan
melalui unit mobil. Telepon triase dan home care berkembang sangat pesat dalam aplikasi
telenursing. Di dalam home care perawat menggunakan system memonitor parameter fisiologi
seperti tekanan darah, glukosa darah, respirasi dan berat badan melalui internet. Dalam
perawatan pasien di rumah, maka perawat dapat memonitor tanda-tanda vital pasien seperti
tekanan darah, gula darah, berat badan, peak flow pernapasan pasien melalui internet. Dengan
melakukan video conference, pasien dapat berkonsultasi dalam perawatan luka, injeksi insulin
dan penatalaksanaan sesak napas. Melalui system interaktif video, pasien contact on-call perawat
setiap waktu untuk menyusun video konsultasi ke alamat sesuai dengan masalah, sebagai contoh
bagaimana mengganti baju, memberikan injeksi insulin atau diskusi tentang sesak nafas. Secara
khusus sangat membantu untuk anak kecil dan dewasa dengan penyakit kronik dan kelemahan
khususnya dengan penyakit kardiopulmoner.
Untuk dapat diaplikasikan maka ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian:
1. Faktor Legalitas
Dapat didefinisikan sebagai otonomi profesi keperawatan atau institusi keperawatan yang
mempunyai tanggung jawab dalam pelaksanaan telenursing.
2. Faktor Financial
Pelaksanaan telenursing membutuhkan biaya yang cukup besar karena sarana dan prasaranya
sangat banyak. Perlu dukungan dari pemerintah dan organisasi profesi dalam penyediaan aspek
financial dalam pelaksanaan telenursing.
3. Faktor Skill
Ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu pengetahuan dan skill tentang telenursing. Perawat
dan pasien perlu dilakukan pelatihan tentang aplikasi telenursing. Terlaksananya telenursing
sangat tergantung dari aspek pengetahuan dan skill antara pasien dan perawat. Pengetahuan
tentang telenursing harus didasari oleh pengetahuan teknologi informasi.
4. Faktor Motivasi
Motivasi perawat dan pasien menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan telenursing. Tanpa ada
motivasi dari perawat dan pasien, telenursing tidak akan bisa berjalan dengan baik.
2.1.4 Faktor Penghambat Aplikasi Telenursing dan Cara Mengatasi
Isu yang terjadi dalam pemberian pelayanan kesehatan dalam bentuk telenursing
yaitu praktek telenursing masih dilarang, sebagai contoh disalah satu negara adidaya yakni
Amerika serikat praktek telenursing dilarang karena perawat yang online sebagai koordinator
harus memiliki izin atau lisensi di setiap Negara bagian dan pasien yang menerima telecare harus
bersifat lokal guna menghindari malpraktek perawat antar negara bagian.
Pembiayaan.
Aspek hukum
Aspek hokum menyatakan bahwa warga negara harus dilindungi dari praktek petugas
kesehatan yang tidak baik.
Standar keamanan
Perhatian dalam apliksi tekhnologi dalam pelayanan kesehatan adalah
keamaan/keselamatan pasien. Sistem pelayanan telehealth harus bisa menjamin keselamatan bagi
pasien. Berkaitan dengan hal tersebut ANA (American Nursing Association) menerbitkan 3
pedoman telehealth yaitu: Prinsip dasar telehealth pada tahun 1998, kompetensi telehealth tahun
1999 dan mengembangkan protocol telehealth pada tahun 2001 Keamanan data Telehealth
memerlukan pencatatan elektronik (elektronik health record). yang rawan akan privasi,
kerahasiaan dan keamanan data. Sehingga penyelenggaraan telehealth harus bisa menjamin
keamanan data Infrastruktur komunikasi infrastruktur telekomunikasi merupakn bagian dari
telehealth yang mempunyai biaya dengan prosentase paling besar. Isu yang lain, adalah alat
untuk hubungan antarmuka (interface) akan sulit menyelenggarakan telehealth jika tidak ada
saling hubungan (interkoneksi) antar alat.
2.1.5 Cara Mengatasi Hambatan aplikasi Telenursing
Pelaksanaan telenursing di Indonesia masih belum berjalan dengan baik disebabkan oleh
karena keterbatasan sumberdaya manusia, keterbatasan sarana dan prasarana serta kurangnya
dukungan pelaksanaan telenursing dari pemerintah. Untuk mensiasati keterbatasan pelaksanaan
telenursing bisa dimulai dengan peralatan yang sederhana seperti pesawat telepon yang sudah
banyak dimiliki oleh masyarakat tetapi masih belum banyak dimanfaatkan untuk kepentingan
pelayanan kesehatan atau pelayanan keperawatan. Telenursing menggunakan telepon ini dapat
diaplikasikan diunit gawat darurat dan home care. Cara kerja Telenursing, dimana perawat
menggunakan pengetahuan, ketrampilan, pertimbangan dan pemikiran kritis yang yang tidak bias
dipisahkan di (dalam) ilmu Pendidikan perawatan. Aktivitas tersebut sudah dapat diberikan
Lisensi melakukan asuhan keperawatan.
Jadi jelaslah bahwa Telenursing merupakan peluang kerja profesi keperawatan yang legal.
Tentunya dukungan organisai profesi dalam perizinan sangat dibutuhkan.
Prinsip-prinsip telenursing adalah : tidak mengubah sifat dasar dari praktek asuhan
keperawatan, dimana perawat terlibat dalam telenursing mulai dari pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi asuhan keperawatan. Perawat juga terlibat dalam
informasi, pendidikan, arahan dan dukungan secara pribadi dalam telenursing hubungan
ditetapkan melalui penggunaan telepon, komputer, internet atau teknologi komunikasi lainnya.
Kekhawatiran dengan adanya telenursing ini adalah tidak adanya interaksi langsung
perawat dengan klien yang akan mengurangi kualitas pelayanan kesehatan. Kekhawatiran ini
muncul karena beranggapan kontak langsung dengan pasien sangat penting terutama untuk
dukungan emosional dan sentuhan terapeutik. Sedangkan kekurangan lain dari telenursing ini
adalah kemungkinan kegagalan teknologi, meningkatkan risiko terhadap keamanan dan
kerahasiaann dokumen klien.