Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN

“TELENURSING & PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN DIGITAL”

DISUSUN OLEH:

1. PIA INDAH LESTARI (142012218053)


2. NOVITA INDAH SARI (142012218051)
3. NIKEN ADELIA PRATIWI (142012218049)
4. VIVIAN DWI OCTAVIYASNI (142012218066)
5. MARTRI SRIKANDI (142012218036)
6. M. RIDHO CESAR (142012218044)
7. NADILLA HADISTY. P (142012218046)

DOSEN PENGAMPU:

NS. M. RAMADHANI FIRMANSYAH, M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SITI KHADIJAH PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2022/2023


PENDAHULUAN
Sistem informasi adalah kombinasi dari orang, proses, data, dan teknologi yang bekerja
sama untuk mengumpulkan, memeroses, menyimpan dan menyebarkan informasi dalam suatu
organisasi (Rukmana dkk, 2023). Sistem informasi dirancang untuk membantu manusia dalam
pengelolaan informasi untuk memudahkan dan meningkatkan efektivitas pekerjaan. Selain itu,
sistem informasi juga memiliki fungsi sebagai kerangka kerja yang memungkinkan pengelolaan
dan pemanfaatan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, peningkatan efisiensi
operasional, dan mendorong inisiatif strategi terhadap kesuksesan sebuah organisasi. Perawat
ketika akan melaksanakan pelayanan kesehatan tidak terlepas dari sistem informasi. Sistem
informasi keperawatan adalah sistem yang terdiri dari komponen-komponen seperti manusia,
perangkat keras, perangkat lunak, data dan standar operasional yang terorganisasi secara
sistematis dalam mengumpulkan, memeroses, menyimpan, dan menyebarkan informasi yang
berhubungan ataupun berkaitan dengan pelayanan asuhan keperawatan.

Perangkat keras mengacu pada infrastruktur fisik, seperti komputer. server, dan peralatan
jaringan yang memeroses dan menyimpan data. Perangkat lunak mencakup aplikasi, sistem
operasi dan basis data yang memungkinkan terjadinya proses dan pengambilan informasi
(Stepanov, 2023 dalam Rukmana dkk, 2023). Data mewakili angka, fakta-fakta, atau deskripsi
dasar dari hal atau peristiwa, event, aktivitas, kemudian transaksi yang ditangkap, direkam,
disimpan, dan diklasifikasikan yang dikumpulkan dalam suatu organisasi tetapi tidak
diorganisasikan untuk tujuan spesifik tertentu. Contoh data seperti hasil laboratorium, hasil
pemeriksaan, jumlah pasien, jumlah perawat, dan lain sebagainya. Standar operasional prosedur
mencakup pedoman yang mengatur penggunaan sistem informasi dalam suatu organisasi.
Manusia atau orang memiliki peranan penting dalam sistem informasi sebagai pengembang,
pengguna, administrator, pembuat keputusan, berinteraksi dengan sistem untuk mengekstraksi
nilai dan membuat pilihan berdasarkan informasi yang diperlukan.

Telenursing adalah bagian dari telehealth yang terjadi ketika perawat memenuhi
kebutuhan dasar klien dengan menggunakan teknologi informasi, komunikasi, dan web based
system (Kawaguchi et al, 2004). Telenursing juga didefinisikan sebagai suatu proses pemberian,
manejemen dan koordinasi asuhan, serta pemberian layanan kesehatan melalui teknologi
informasi dan telekomunikasi (CNA, 2005).
PEMBAHASAN

2.1 TELENURSING

2.1.1 Definisi Telenursing

Telenursing adalah bagian dari telehealth yang terjadi ketika perawat memenuhi
kebutuhan dasar klien dengan menggunakan teknologi informasi, komunikasi, dan web based
system (Kawaguchi et al, 2004). Telenursing juga didefinisikan sebagai suatu proses pemberian,
manejemen dan koordinasi asuhan, serta pemberian layanan kesehatan melalui teknologi
informasi dan telekomunikasi (CNA, 2005).

Telenursing didefinisikan sebagai penggunaan telekomunikasi untuk memberikan


informasi dan layanan keperawatan dari jarak jauh. Penerapannya saat ini menggunakan
teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antar fasilitas medis di kedua negara dan
menggunakan peralatan konferensi video. Telemedicine merupakan bagian integral dari
telemedicine atau kesehatan jarak jauh.

Telenursing merupakan upaya pemanfaatan teknologi informasi dalam


penyelenggaraan pelayanan keperawatan di pelayanan kesehatan dimana terdapat jarak fisik
yang jauh antara seorang perawat dengan seorang pasien atau antara beberapa perawat. Dalam
konteks telehealth dan beberapa aspek yang terkait dengan aplikasi medis dan non-medis seperti
diagnosis jarak jauh, konsultasi jarak jauh, dan pemantauan jarak jauh.

Menurut American Nurse Association (ANA), telenursing adalah bagian dari


telehealth yang fokusnya pada praktek keperawatan (Asiri, 2016) yang terjadi ketika perawat
memenuhi kebutuhan dasar klien dengan menggunakan teknologi informasi komunikasi dan
sistem berbasis web (Schlachta et al, 2007).

Telenursing juga didefinisikan sebagai suatu proses pemberian, pengaturan dan


koordinasi asuhan serta pemberian layanan kesehatan melalui teknologi informasi dan
komunikasi (Scotia, 2017).
Telenursing mengacu pada perawat yang menggunakan teknologi komunikasi untuk
meningkatkan perawatan pasien. Telenursing menggunakan saluran elektromagnetik (kabel,
radio, optik) untuk mengirimkan sinyal komunikasi suara, data, dan video. Itu juga dapat
didefinisikan sebagai komunikasi jarak jauh menggunakan transmisi listrik atau optik antara
manusia dan / atau computer. Teknologi yang dapat digunakan dalam telenursing sangat
bervariasi meliputi: telepon, personal digital assistants, smartphone, mesin faksimili, tablet,
komputer, internet, video dan audio conferencing dan system informasi komputer (Scotia, 2017).

Telenursing dapat meningkatkan layanan untuk pasien kronis tanpa biaya dan
meningkatkan penggunaan teknologi telah berhasil mengurangi total biaya perawatan kesehatan
dan meningkatkan akses ke perawatan kesehatan tanpa membutuhkan banyak sumber
daya.Selain keunggulan di atas, teleursing dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan
keperawatan (model pelatihan jarak jauh) dan pengembangan riset keperawatan berbasis
informatika medik. Telenursing juga dapat digunakan di kampus dengan video conferencing, e-
learning dan multimedia distance learning.

2.1.2 Manfaat Telenursing

Menurut Ghai & Kalyan (2013) manfaat telenursing bagi perawat yaitu meningkatkan
penghasilan, jam kerja yang fleksibel, menurunkan biaya perjalanan perawatan karena perawat
memberikan pelayanan dari rumah, pelayanan yang diberikan hanya dari jarak jauh,
meningkatkan kepuasan kerja dan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan, menjadi
pilihan pekerjaan baru, bisa berbagi data serta respon waktu yang cepat. Sedangkan keuntungan
telenursing bagi pasien adalah penduduk yang tinggal di daerah terpencil dapat memperoleh
perawatan kesehatan jika mereka memiliki fasilitas internet di telepon atau komputer mereka,
dan akses yang mudah untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang berkualitas tinggi
dengan biaya yang rendah karena mereka tidak harus melakukan perjalanan ke lokasi yang jauh.

Telenursing dapat membantu kekurangan perawat, memperpendek jarak dan waktu.


Telenursing juga memudahkan pasien untuk mendapatkan pelayanan. Pasien tidak perlu datang
langsung ke rumah sakit atau perawat untuk mendapatkan pelayanan. Waktu yang diperlukan
untuk mendapatkan pelayanan juga menjadi semakin pendek. Pasien dapat memperoleh
informasi kesehatan, perawatan, sampai dengan pengobatan dari dirumah dengan melakukan
kontak melalui internet atau telepon (Fadhila & Afriani, 2019).

Telenursing tidak bertujuan untuk membentuk diagnosis medis tetapi lebih fokus pada
informasi, dukungan, dan menambah pengetahuan. Melalui telenursing perawat mampu
memantau, memberikan edukasi kesehatan, tindak lanjut, pengkajian, melakukan intervensi,
menyediakan dukungan pada keluarga serta perawatan yang inovatif dan kolaborasi. Selain itu
dalam aplikasi telenursing, perawat dapat melaksanakan evaluasi lebih lanjut, perencanaan,
intervensi, dan evaluasi hasil perawatan (Fadhila and Afriani, 2019).

Selain itu telekomonuikasi elektronikal merupakan akses terbaik untuk kesempatan


pendidikan, metode baru dalam pendokumentasian, peningkatan akses informasi,
pengembangkan kemampuan pengambilan keputusan yang dapat membantu melakukan
perubahan dalam profesionalisasi perawat. Menurut Britton, Keehner, Still & Walden 1999 ada
beberapa keuntungan telenursing adalah yaitu:

1. Efektif dan efisiensi dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi
kunjungan ke pelayanan kesehatan (dokter praktek, ruang gawatdarurat, RS dan nursing
home).
2. Dengan sumber daya minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan
keperawatan tanpa batas geografis.
3. Telenursing dapat mengurangi jumlah kunjungan dan masa hari rawat di RS.
4. Dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis, tanpa memerlukan biaya dan
meningkatkan pemanfaatan teknologi.
5. Dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (model distance learning) dan
perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan.Telenursing dapat pula
digunakan dalam pembelajaran di kampus, video conference, pembelajaran online dan
multimedia distance learning. Keterampilan klinik keperawatan dapat dipelajari dan
dipraktekkan melalui model simulasi lewat secara interaktif.

Selain itu telenursing dapat memberikan kesempatan kepada perawat yang berpengalaman
klinik namun telah pensiun/ tidak lagi bekerja di pelayanan kesehatan, namun masih dapat
memberikan asuhan keperawatan secara online. Hal ini juga menghindari kontak langsung,
meminimalkan resiko infeksi nosokomial,memberikan privasi ruang dan waktu bagi pasien dan
perawat. Dapat dibayangkan bagi penderita HIV/AIDS, atau pasien pengguna narkotika/obat
terlarang /alkoholik akan lebih merasa terjaga privasinya dengan pelayanan telenursing ini.

2.1.3 Aplikasi Telenursing

Aplikasi telenursing dapat diterapkan di rumah, rumah sakit melalui pusat telenursing dan
melalui unit mobil. Telepon triase dan home care berkembang sangat pesat dalam aplikasi
telenursing. Di dalam home care perawat menggunakan system memonitor parameter fisiologi
seperti tekanan darah, glukosa darah, respirasi dan berat badan melalui internet. Dalam
perawatan pasien di rumah, maka perawat dapat memonitor tanda-tanda vital pasien seperti
tekanan darah, gula darah, berat badan, peak flow pernapasan pasien melalui internet. Dengan
melakukan video conference, pasien dapat berkonsultasi dalam perawatan luka, injeksi insulin
dan penatalaksanaan sesak napas. Melalui system interaktif video, pasien contact on-call perawat
setiap waktu untuk menyusun video konsultasi ke alamat sesuai dengan masalah, sebagai contoh
bagaimana mengganti baju, memberikan injeksi insulin atau diskusi tentang sesak nafas. Secara
khusus sangat membantu untuk anak kecil dan dewasa dengan penyakit kronik dan kelemahan
khususnya dengan penyakit kardiopulmoner.

Media telenursing antara lain:

1) Telepon ( telepon seluler )


2) Personal Digital System (PDA)
3) Mesin faksimili (faks)
4) Internet
5) Video atau audio conferencing
6) Teleradiolog
7) Komputer sistem informasi
8) Teleborotic

Pedoman praktek lainnya yang menggunakan telenursing adalah:


1) Menyampaikan informasi penting klien seperti data elektrokardiogram, CT Scan,foto
rontgen, dsb.
2) Menggunakan video, komputer untuk memantau kondisi kesehatan klien.
3) Memantau status kesehatan klien di rumah sakit atau rumah misal, tekanan darah,nadi
pernafasan, suhu dan sebagainya.
4) Membantu wisatawan untuk mendapatkan perawatan kesehatan di tempat tujuan mereka.
5) Membantu operasi klien dari jarak jauh.
6) Menggunakan video konference untuk menyediakan sesi pendidikan keperawatan
berkelanjutan.
7) Mengembangkan website untuk memberikan informasi kesehatan dan waktu konseling.

Untuk dapat diaplikasikan maka ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian:

1. Faktor Legalitas

Dapat didefinisikan sebagai otonomi profesi keperawatan atau institusi keperawatan yang
mempunyai tanggung jawab dalam pelaksanaan telenursing.

2. Faktor Financial

Pelaksanaan telenursing membutuhkan biaya yang cukup besar karena sarana dan prasaranya
sangat banyak. Perlu dukungan dari pemerintah dan organisasi profesi dalam penyediaan aspek
financial dalam pelaksanaan telenursing.

3. Faktor Skill

Ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu pengetahuan dan skill tentang telenursing. Perawat
dan pasien perlu dilakukan pelatihan tentang aplikasi telenursing. Terlaksananya telenursing
sangat tergantung dari aspek pengetahuan dan skill antara pasien dan perawat. Pengetahuan
tentang telenursing harus didasari oleh pengetahuan teknologi informasi.

4. Faktor Motivasi

Motivasi perawat dan pasien menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan telenursing. Tanpa ada
motivasi dari perawat dan pasien, telenursing tidak akan bisa berjalan dengan baik.
2.1.4 Faktor Penghambat Aplikasi Telenursing dan Cara Mengatasi

Isu yang terjadi dalam pemberian pelayanan kesehatan dalam bentuk telenursing
yaitu praktek telenursing masih dilarang, sebagai contoh disalah satu negara adidaya yakni
Amerika serikat praktek telenursing dilarang karena perawat yang online sebagai koordinator
harus memiliki izin atau lisensi di setiap Negara bagian dan pasien yang menerima telecare harus
bersifat lokal guna menghindari malpraktek perawat antar negara bagian.

Ada beberapa isu yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan yaitu:

 Pembiayaan.

Pembiayaan adalah hambatan dalam penyelenggaraan telehealth. Meskipun dijumpai


bahwa telehealth banyak mempunyai manfaat. Pemerintah masih kurang dalam mengembangkan
telehealth.

 Aspek hukum

Aspek hokum menyatakan bahwa warga negara harus dilindungi dari praktek petugas
kesehatan yang tidak baik.

 Standar keamanan
Perhatian dalam apliksi tekhnologi dalam pelayanan kesehatan adalah
keamaan/keselamatan pasien. Sistem pelayanan telehealth harus bisa menjamin keselamatan bagi
pasien. Berkaitan dengan hal tersebut ANA (American Nursing Association) menerbitkan 3
pedoman telehealth yaitu: Prinsip dasar telehealth pada tahun 1998, kompetensi telehealth tahun
1999 dan mengembangkan protocol telehealth pada tahun 2001 Keamanan data Telehealth
memerlukan pencatatan elektronik (elektronik health record). yang rawan akan privasi,
kerahasiaan dan keamanan data. Sehingga penyelenggaraan telehealth harus bisa menjamin
keamanan data Infrastruktur komunikasi infrastruktur telekomunikasi merupakn bagian dari
telehealth yang mempunyai biaya dengan prosentase paling besar. Isu yang lain, adalah alat
untuk hubungan antarmuka (interface) akan sulit menyelenggarakan telehealth jika tidak ada
saling hubungan (interkoneksi) antar alat.
2.1.5 Cara Mengatasi Hambatan aplikasi Telenursing

Diperlukan kebijakan umum kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/


standar operasi prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan
informasi yang diberikan. Kegiatan telenursing mesti terintegrasi dengan startegi dan kebijakan
pengembangan praktek keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan keperawatan, dan sistem
pendidikan dan pelatihan keperawatan yang menggunakanmodel informasi kesehatan/berbasis
internet.

Pelaksanaan telenursing di Indonesia masih belum berjalan dengan baik disebabkan oleh
karena keterbatasan sumberdaya manusia, keterbatasan sarana dan prasarana serta kurangnya
dukungan pelaksanaan telenursing dari pemerintah. Untuk mensiasati keterbatasan pelaksanaan
telenursing bisa dimulai dengan peralatan yang sederhana seperti pesawat telepon yang sudah
banyak dimiliki oleh masyarakat tetapi masih belum banyak dimanfaatkan untuk kepentingan
pelayanan kesehatan atau pelayanan keperawatan. Telenursing menggunakan telepon ini dapat
diaplikasikan diunit gawat darurat dan home care. Cara kerja Telenursing, dimana perawat
menggunakan pengetahuan, ketrampilan, pertimbangan dan pemikiran kritis yang yang tidak bias
dipisahkan di (dalam) ilmu Pendidikan perawatan. Aktivitas tersebut sudah dapat diberikan
Lisensi melakukan asuhan keperawatan.

Definisi legal ilmu perawatan hampir selalu meliputi:

1) Penggunaan ilmu perawatan pendidikan.


2) Pemikiran kritis, dan
3) Pengambilan keputusan.

Jadi jelaslah bahwa Telenursing merupakan peluang kerja profesi keperawatan yang legal.
Tentunya dukungan organisai profesi dalam perizinan sangat dibutuhkan.

2.1.6 Prinsip Telenursing

Prinsip-prinsip telenursing adalah : tidak mengubah sifat dasar dari praktek asuhan
keperawatan, dimana perawat terlibat dalam telenursing mulai dari pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi asuhan keperawatan. Perawat juga terlibat dalam
informasi, pendidikan, arahan dan dukungan secara pribadi dalam telenursing hubungan
ditetapkan melalui penggunaan telepon, komputer, internet atau teknologi komunikasi lainnya.

2.1,7 Kekurangan Telenursing

Kekhawatiran dengan adanya telenursing ini adalah tidak adanya interaksi langsung
perawat dengan klien yang akan mengurangi kualitas pelayanan kesehatan. Kekhawatiran ini
muncul karena beranggapan kontak langsung dengan pasien sangat penting terutama untuk
dukungan emosional dan sentuhan terapeutik. Sedangkan kekurangan lain dari telenursing ini
adalah kemungkinan kegagalan teknologi, meningkatkan risiko terhadap keamanan dan
kerahasiaann dokumen klien.

2.2 PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN DIGITAL

2.2.1 Definisi Asuhan Keperawatan Digital

Asuhan Keperawatan Elektronik (e-ASKEP) adalah suatu modul keperawatan yang


dikombinasikan dengan sistem komputer rumah sakit kepada staff perawat dan berbasis media
elektronik (Terkomputerisasi). Dokumentasi keperawatan yang terkomputerisasi dibuat dalam
rangka memudahkan dan mempercepat pendokumentasian asuhan keperawatan yang dibuat,
sehingga tindakan perawatan menjadi lebih efektif, efisien dan akurat. Peran sistem informasi
dan asuhan keperawatan elektronik (e-ASKEP) dan sangatlah membantu tugas perawat dan
mempunyai peran yang sangat penting dalam proses peningkatan pelayanan dan manajemen
informasi kesehatan di rumah sakit.

2.2.2 Manfaat Penggunaan Sistem Informasi Berbasis Elektronik


a. Meningkatkan efesiensi dan kualitas pelayanan pasien yang lebih baik Dalam jurnal
Information and Communication Technology in the Role of Information System of
Healthcare Facility in the Slovak Republic, dijelaskan bahwa EHealth Memberikan
kesempatan untuk mendapatkan data dari Pasien, fasilitas medis, dan rumah sakit
untuk satu tempat di tim yang sama. Ini Memastikan kualitas dan keamanan
pelayanan, kelangsungan layanan, dan biaya talangan. Seperti diketahui di berbagai
negara, e-health adalah salah satu cara untuk membuat pekerjaan lebih mudah dan
lebih efektif. (Gavurová Beáta, 2019).
b. Menjaga keamanan dan kerahasiaan data pasien Keamanan dan kerahasiaan data
pasien merupakan hal yang penting diperhatikan untuk menjaga kepercayaan pasien
pada pemberi layanan kesehatan. Untuk itu, Electronic Health Record (EHR) menjadi
sumber daya informasi pada perawatan pasien untuk dokter dan dokumentasi
keperawatan yang merupakan bagian penting dari perawatan pasien secara
komprehensif.
c. Memberikan informasi yang bermanfaat dan akurat
Procter Paula and Ian Woodburn (2012) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa
perawat merupakan profesi yang sangat dekat dengan pasien karena terus menerus
memberi pelayanan selama 24 jam sehari. Sehingga mereka menjadi dasar utama,
arus masuknya informasi pasien ke dalam sistem manajemen informasi dalam
perawatan kesehatan.
d. Penghematan biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan.
e. Membantu dalam mencari informasi yang cepat sehingga dapat membantu dalam
pengambilan keputusan yang cepat juga.

2.2.3 Keuntungan Asuhan Keperawatan Digital


a) Mengurangi biaya.
b) Kualitas pelayanankeperawatan dapat diukur.
c) Dokumentasi keperawatan secara otomatis
d) Real time, tepat, lengkap.
e) Dapat dipertanggungjawabkan.

2.2.4 Kekurangan Asuhan Keperawatn Digital


a) Membutuhkan banyak waktu untuk memahami cara memasukkan data.
b) Biaya dibutuhkan banyak untuk menyediakan provider, instalasi elektronik, staf
tekhnologi informasi dan perangkat lainnya.
c) Gangguan jaringan
.
2.2.5 Cara Kerja Dokumentasi Digital/Elektronik

Dokumentasi dengan sistem informasi International Clasification for Nursing Practice


(ICNP) menggunakan windows 2000 dan dirancang dengan sedemikian rupa kusus untuk
dokumentasi keperawatan. Di dalamnya aplikasi dokumentasi terdapat kata kunci pencarian
menggunakan bahasa korea dan inggris. Tampilannya pun juga ada macam-macam yaitu menu
pencarian, klasifikasi, manajenen, feedback, user dan menu administrator. cara kerja ICNP juga
hampir sama dengan dokumentasi lainnya yang berbasis komputerisasi. Sistem ini dirancang
dengan membuat kumpulan kata menggunakan sumbu ICNP dan untuk menentukan hubungan
tiap konsep,artinya langkah-langkah asuhan keperawatannya berurutan mulai dari pengkajian-
diagnosa-intervensi-implementasi-evaluasi. Setelah askep selesai,harus disimpan di
komputerisasi sebagai bukti legal telah menjalankan asuhan keperawatan kepada klien. berikut
adalah cara pengoperasiannya. Langkah-langkah yang harus dijalankan, antara lain:

a. Hidupkan komputer sesuai prosedur.


b. Buka aplikasi ICNP yang sudah di install dan di setting sedemikian rupa.
c. Persiapkan pasien yang sudah siap untuk dilakukan asuhan keperawatan .
d. Mulai pengkajian dengan menanyakan apa masalahnya, setelah mendapatkan
masalah itu. misal mendapat penyakit DM.
e. Kemudian langsung klik pada kanan atas Pencarian, ketik “penyakit Diabetes
militus”.
f. Setelah itu akan muncul soft file pengisian table untuk penyakit DM mulai dari
pengkajian evaluasi.
g. Kemudian check kembali pengisian, untuk memastikan benar dan tepat,
h. Setelah itu simpan data yang telah dilakukan tadi, sebagai bukti legal telah
mendokumentasikan keperawatan terhadap klien.
i. Selanjutnya memberi salam kepada klien atas kesediaanya untuk di kaji.

Anda mungkin juga menyukai