Anda di halaman 1dari 6

CARA PENYEBARAN AGAMA ISLAM

DI INDONESIA

Disusun oleh:

Sabrina Puspamurti Khanal 8F/26


A. Pendidikan

Cara masuknya Islam melalui jalur pendidikan adalah dengan mendirikan sebuah pesantren.
Pesantren pertama di Indonesia adalah Pesantren Sidogiri. Pesantren ini didirikan oleh Sayyid
Sulaiman dengan dibantu oleh Kiai Aminullah pada 1718.

Sebelum berdakwah, para tokoh Islam, yaitu Wali Songo, akan lebih dulu mendirikan sebuah
bangunan sebagai sarana dakwah. Salah satunya adalah langgar atau masjid.

Umumnya, langgar atau masjid ini didirikan di dekat rumah-rumah yang mereka tinggali.
Tujuannya untuk memudahkan para ulama dalam menyebarkan ajaran Islam. Setelah dakwah
mereka diterima masyarakat, dibangunlah sebuah sarana pendidikan berupa pondok
pesantren.

Pondok pesantren ini kemudian digunakan untuk menampung warga sekitar atau orang dari
berbagai daerah yang ingin belajar ilmu Islam bersama para wali.Adapun ajaran Islam yang
diajarkan di pesantren adalah ilmu aqidah, hadis, fiqih, dan tafsir.
B. Perdagangan

Indonesia termasuk dalam jalur perdagangan internasional pada abad 7 M-16 M, sehingga
para pedagang muslim dari Arab, Persia, dan India turut berdatangan untuk berniaga. Selain
berdagang, mereka turut menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat yang waktu itu masih
menganut Hindu dan Budha.

Para pedagang mengambil jalur laut untuk datang ke Indonesia, sehingga perniagaan yang
terjadi antara Jazirah Arab, India, dan Asia Tenggara.
C. Perkawinan

Tahap perkawinan merupakan kelanjutan dari tahap perdagangan. Para pedagang yang datang
lama-kelamaan menetap dan terbentuklah perkampungan yang dikenal dengan nama
pekojan.Tahap selanjutnya, para pedagang yang menetap ada yang membentuk keluarga
dengan penduduk setempat dengan cara menikah, misalnya Raden Rahmat (Sunan Ampel)
dengan Nyai Manila.

Mengingat pernikahan Islam dengan agama lain tidak sah, maka penduduk lokal yang akan
dinikahi harus memeluk Islam terlebih dahulu. Penyebaran agama Islam dengan saluran ini
berjalan lancar mengingat akan adanya keluarga muslim yang menghasilkan keturunan-
keturunan muslim dan mengundang ketertarikan penduduk lain untuk memeluk agama Islam.
D. Dakwah

Penyebaran Islam melalui dakwah ini berjalan dengan cara para ulama mendatangi
masyarakat objek dakwah, dengan menggunakan pendekatan sosial budaya. Pola ini memakai
bentuk akulturasi, yaitu menggunakan jenis budaya setempat yang dialiri dengan ajaran Islam di
dalamnya.

Tokoh yang terkenal dengan penyampaian dakwahnya di Pulau Jawa adalah walisongo. Para
walisongo berdakwah sambil melakukan pertunjukan wayang, membuat syair, dan campuran
budaya-budaya lainnya. Bahkan Masjid Agung Demak yang merupakan salah satu peninggalan
Kerajaan Demak yang dipimpin oleh salah satu walisongo juga memiliki bangunan campuran
antara islam, hindu, dan budha.
E. Kesenian

Wayang adalah seni pertunjukan tradisional asli Indonesia yang berfungsi untuk
menyampaikan informasi, pesan, dan pelajaran. Beberapa ulama di Indonesia menggunakan
media wayang dalam menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat.

Wayang kulit digunakan oleh wali untuk menyebarkan Islam dilakukan oleh Sunan Kalijaga.
Sunan Kalijaga kerap memasukkan cerita-cerita tentang ajaran Islam yang kemudian
disampaikan dengan memanfaatkan media wayang.

Sunan Kalijaga membuat wayang bersama para gurunya, yaitu Sunan Bonang dan Sunan Giri,
yang juga merupakan tokoh Wali Songo. Cerita yang biasa disampaikan oleh Sunan Kalijaga
yaitu Mahabharata, yang kemudian diselipkan ajaran-ajaran Islam di dalamnya.

Selain wayang, seni musik juga biasa dijadikan media oleh para ulama untuk menyebarkan
ajaran Islam. Tokoh ulama yang menyebarkan dakwah Islam melalui tembang atau lagu adalah
Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, dan Sunan Muria. Sunan Bonang menciptakan tembang Tombo
Ati, yang sampai saat ini masih cukup populer di kalangan masyarakat Jawa.

Lagu Tombo Ati menceritakan tentang hukum-hukum yang ada dalam Islam. Sedangkan
Sunan Kalijaga menciptakan beberapa lagu bertajuk Lir Ilir dan Gundul Pacul. Cara ini sengaja
dipakai oleh beberapa anggota Wali Songo untuk lebih mudah menarik dan mengambil simpati
dari masyarakat sehingga bersedia menerima ajaran Islam.

Penyebaran Islam melalui kesenian juga dapat berupa Gamelan Jawa, yaitu ansambel musik
yang menonjolkan gendang dan gong. Gamelan Jawa sebenarnya merupakan salah satu
budaya Hindu, yang diubah dengan nuansa Islam. Sunan Bonang misalnya, memasukkan rabab
dan bonang sebagai pelengkap Gamelan Jawa. Sunan Kalijaga juga menciptakan Gamelan
Sekaten yang dibunyikan dengan gending-gending atau lagu yang ia ciptakan sendiri.

Anda mungkin juga menyukai