Anda di halaman 1dari 56

PENGOLAHAN LIMBAH NASI ASRAMA PUTRI VAN LITH

SEBAGAI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP


PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI RAWIT (CAPSIUM
FRUTENCES L.)
Karya Tulis
Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Sebagai Siswa SMA Pangudi Luhur Van
Lith

Disusun oleh :
Serafin Berlin Mai Winda
21224894
SEKOLAH MENENGAH ATAS PANGUDI LUHUR VANLITH
MUNTILAN
2022
HALAMAN PENGESAHAN

PENGOLAHAN LIMBAH NASI ASRAMA PUTRI VAN LITH SEBAGAI


PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN
CABAI RAWIT (CAPSIUM FRUTENCES L.)

KARYA TULIS

Disusun oleh:

Serafin Berlin Mai Winda


21224894

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji


Pada Tanggal 27 Oktober 2023

Nama Lengkap Tanda Tangan


Penguji I : Sr. Christi Siti CB
Penguji II : Ibu Margareta Hastuti W., S.Pd

Muntilan, 27 Oktober 2023


Kepala Sekolah,

Br. Agustinus Giwal Santoso,


FIC., M.M

No. G 11.353

i
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa karya tulis yang saya susun sebagai
tugas akhir menjadi siswaSMA Pangudi Luhur Van Lith seluruhnya merupakan
hasil karya saya sendiri. Adapun bagian - bagian tertentu dalam penulisan karya
tulis yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan secara jelas dan
sesuai dengan norma, kaidah serta etika akademis. Apabila di kemudian hari
ditemukan seluruh atau sebagian karya tulis ini bukan karya saya sendiri atau
adanya plagiat dalam bagian bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi -
sanksi dari SMA Pangudi Luhur Van Lith

Muntilan,
Yang membuat pernyataan,

Serafin Berlin Mai Winda

ii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya tulis ini penulis persembahkan untuk:

Tuhan Yang Maha Esa yang selalu membimbing dan menjagai penulis sehingga
kara tulis ini dapat diselesaikan

Romo Fransiskus Gregorius Josephus Van Lith karena berkat jasanya, penulis
dapat bersekolah dengan baik di SMA Pangudi Luhur Van Lith

Keluarga penulis tercinta, Bapak, Ibu, mas Adven dan mbak Shinta atas
dukungan, semangat, dan doa yang selalu diberikan kepada penulis

Ibu Margareta Hastuti W., S.Pd selaku pembimbing karya tulis penulis yang telah
membimbing dan memberikan ilmunya dalam penulisan karya tulis penulis.

Teman - teman penulis Espe, Yoyo, Desty, Ineth, Lintang yang selalu
memberikan semangat dan menjadi pengingat yang diberikan kepada penulis

Unit Agnes 31, Unit Faustina 31, Unit Bernadetha 31

Daniel Pirlo Malau yang selalu menyemangati dan memberikan dukungan dalam
pembuatan karya tulis ini

Keluarga kecil penulis di Vanlith: Mbak Tungdes 27, Mbak Ejen 28, Mba Danes
29, Mas Caraka 29, Mas Wibi 29, Mbak Xanxan 30, Mas Rio 30, Mbak Tiara 30,
Ivan 31, Hana 31, Domi 31, Chresen 32, Dita 32, Sherin 33

Sofrosena Angkatan XXXI

iii
HALAMAN MOTTO

“Kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu.”

2 Tawarikh 15 : 7

“Do your best and let God do the rest”

Ben Carson

"Kartul yang baik adalah kartul yang selesai"

Anonymus

"Masalah besok kuserahkan pada diriku yang besok”

Saitama, One Punch Man

"Berjuang meraih bintang"

Sofrosena XXXI

"Nobody learns without gettin' it wrong"

Try Everything - Shakira

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis berjudul
"Pengolahan Limbah Nasi Asrama Putri Vanlith sebagai Pupuk Organik Cair
terhadap Pertumbuhan taaman Cabai Rawit (Capsium Frutences L.)" dengan baik
dan tepat waktu.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah
ikut berkontribusi dalam pembuatan karya tulis ini. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa, karena atas bimbingan dan rahmatnya penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis ini
2. Ibu Margareta Hastuti W., S.Pd selaku pembimbing karya tulis penulis
3. Bapak,Ibu, dan kakak penulis yang senantiasa mendukung penulis dalam
mengerjakan karya tulis ini.
4. Teman - teman Sofrosena yang tidak bisa penulis sebutkan satu - satu
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Banyak kekurangan dalam karya tulis ini mulai dari kesalahan penulisan,
pengumpulan data, analisis data, dan bahasa. Oleh karena itu, dengan kerendahan
hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat
menyempurnakan karya tulis ini pada kemudian hari. Semoga karya tulis ini dapat
berguna bagi para pembaca yang membaca karya tulis ini

Muntilan, 27 Oktober 2023

Penulis

v
ABSTRAK

Winda, Serafin Berlin Mai. 2023. Pengolahan Limbah Nasi Asrama Putri
Vanlith sebagai Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan taaman Cabai Rawit
(Capsium Frutences L.). Karya Tulis. Muntilan: SMA Pangudi Luhur Van Lith.
Pemanasan global (global warming) disebabkan oleh berbagai faktor
terutama banyaknya sampah. Banyaknya sampah terutama sampah makanan
berjenis nasi terkhusus di Asrama Putri Vanlith. Melihat limbah nasi ini yang
kurang dimanfaatkan ini memunculkan keprihatinan penulis. Penulis memutuskan
untuk membuat pupuk organik dari limbah tersebut dan membandingkan
pertumbuhan tanaman cabai pada tanaman yang diberi pupuk organik, pupuk
anorganik, dan tanpa pupuk sama sekali. Oleh karena itu, penyusunan Karya Tulis
ini bertujuan untuk melihat pertumbuhan tanaman cabai dengan mengunakan pupuk
organik cair yag berasal dari limbah nasi Asrama Putri Vanlith.
Jenis penelitian yang dilakukan penulis yakni eksperimen dan wawancara.
Penulis membuat tabel pengamatan untuk mengamati pertumbuhan tinggi dan
jumlah daun tanaman cabai. Penulis juga mewawancarai ibu dapur dengan tujuan
mendapatkan informasi mengenai tindakan yang dilakukan untuk mengatasi limbah
nasi dengan Data yang telah dikumpulkan dari hasil pengamatan diolah secara
kuantitatif deskriptif dengan tabel dan grafik sesuai dengan pupuk yang diberikan.
Hasil dari penelitian ini adalah limbah nasi yang sebelumnya hanya
diberikan untuk pakan ternak, penulis manfaatkan untuk membuat Pupuk Organik
Cair (POC). Pupuk ini dibuat dengan cara membusukan nasi hingga berwarna
orange, lalu mecampurnya dengan larutan gula dan difermentasi. Pertumbuhan
batang tanaman yang paling tinggi adalah tanaman yang diberi pupuk organik. Hal
ini disebabkan kandungan nitrogen dalam tanah humus akan bertambah jika diberi
pupuk organik. Pertumbuhan daun tanaman yang paling banyak adalah tanaman
yang tidak diberi pupuk sama sekali. Hal ini disebabkan karena nutrisi yang
diberikan pada pertumbuhan tinggi tanaman diberikan pada daun sehingga
pertumbuhan daunnya lebih pesat dibandingkan pertumbuhan tinggi.

Kata kunci: limbah, nasi, pupuk, tanaman cabai

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................i


PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iii
HALAMAN MOTTO .............................................................................................iv
KATA PENGANTAR .............................................................................................v
ABSTRAK ..............................................................................................................vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................ix
DAFTAR GRAFIK ..................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Pembat asan Masalah ....................................................................................3
C. Rumusan Masalah .........................................................................................4
D. Tujuan Penelitian ..........................................................................................4
E. Manfaat Penelitian ........................................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................................7
A. Limbah ..........................................................................................................7
1. Pengertian Limbah ....................................................................................7
2. Karakteristik Limbah .................................................................................7
B. Tanaman Cabai............................................................................................13
1. Sejarah dan Klasifikasi Tanaman Cabai ..................................................13
2. Jenis Tanaman Cabai ...............................................................................14
3. Manfaat Tanaman Cabai .........................................................................16
C. Pupuk ..........................................................................................................17
1. Pengertian Pupuk .....................................................................................17
2. Jenis Jenis Pupuk .....................................................................................18

vii
3. Pengaruh Pupuk Untuk Tanaman ............................................................22
4. Pengaplikasian Pupuk Terhadap Tanaman ..............................................23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...............................................................24
A. Metode Penelitian........................................................................................24
B. Populasi dan Sampel ...................................................................................25
C. Variabel Penelitian ......................................................................................25
D. Tempat dan Waktu Pengumpulan Data ......................................................26
E. Instrumen Pengumpulan Data .....................................................................26
F. Teknik Analisis Data ...................................................................................26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................28
A. Hasil Penelitian ...........................................................................................28
1. Penanganan limbah nasi Asrama Putri Vanlith .......................................28
2. Perbandingan Pupuk Organik Cair (POC) dan Pupuk Anorganik .........29
B. Pembahasan .................................................................................................32
1. Penanganan limbah nasi Asrama Putri Vanlith .......................................32
2. Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari Limbah ..............................33
3. Perbandingan Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan Tanaman
Cabai Rawit.....................................................................................................34
BAB V PENUTUP .................................................................................................38
A. Kesimpulan .................................................................................................38
B. Saran ............................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................41
LAMPIRAN ...........................................................................................................42
BIOGRAFI PENULIS ...........................................................................................43

viii
DAFTAR TABEL

Table 1 " Tabel Pertumbuhan Tinggi Tanaman Cabai" ...........................................30


Table 2 "Tabel Pertumbuhan Daun Tanaman Cabai" .............................................31

ix
DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 "Grafik Pertumbuhan Tinggi Tanaman Cabai" .......................................30


Grafik 2 "Grafik Pertumbuhan Daun Tanaman Cabai" .........................................31

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Tanaman Cabai Pupuk Organik Awal .................................................. 42


Gambar 2 Tanaman Cabai Pupuk Anorganik ....................................................... 42
Gambar 3 Tanaman Cabai Tanpa Pupuk .............................................................. 42
Gambar 4 Hasil Pupuk Organik Cair .................................................................... 42
Gambar 5 Tanaman Cabai Pupuk Anorganik ....................................................... 42
Gambar 6 Tanaman Cabai Awal Tanpa Pupuk ..................................................... 42

xi
BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Lingkungan adalah salah satu hal yang menunjang kehidupan

manusia. Namun, seiring berjalannya waktu manusia mulai menyadari

bahwa semakin banyak perubahan iklim dan pemanasan global (Global

Warming) yang berlebihan sehingga banyak mengubah sendi sendi

kehidupan manusia. Salah satu penyebab global warming adalah karena

menumpuknya sampah. Setiap harinya, manusia pasti menghasilkan

berbagai jenis sampah baik dari sampah masker, sampah plastik, sampah

botol, sampah sisa makanan dan lain sebagainya. Sampah makanan adalah

sampah yang paling banyak dihasilkan di dunia.

Indonesia termasuk ke dalam penyumbang sampah makanan (food

waste) terbesar kedua setelah Arab Saudi dan Amerika Serikat di peringkat

ketiga. Sampah makanan adalah sampah organik yang berasal dari sisa

makhluk hidup sehingga akan cepat membusuk. Jika dibiarkan terlalu lama

dan tidak diolah dengan baik maka akan membusuk dan mengeluarkan bau

tidak sedap yang berpotensi mengganggu orang disekitar.

Indonesia tergolong tidak memiliki ketersediaan Tempat

Pembuangan Akhir (TPA) yang cukup. Ketersediaan Tempat Pembuangan

Akhir (TPA) juga tergolong kurang terutama di wilayah Magelang, Jawa

Tengah. Sehingga banyak sekali sampah yang menumpuk dan menimbulkan

bau kurang sedap.

1
2

Penuhnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dapat disiasati dengan

cara menekankan pengolahan sampah khususnya sampah organik yang

cepat membusuk. Terdapat berbagai cara yang dapat digunakan untuk

mengolah sampah organik khususnya limbah makanan agar memiliki nilai

guna yang lebih. Contohnya dengan mengolahnya menjadi kompos, biogas,

pupuk cair, eco enzym, dan lain sebagainya. Adanya pengolahan tersebut

dapat mengurangi frekuensi sampah yang ada di Tempat Pembuangan Akhir

(TPA) sehingga tidak terlalu penuh dan dapat menampung sampah lain.

Asrama Putri Vanlith adalah bagian dari SMA Pangudi Luhur Van

Lith Muntilan. Sekolah ini berlokasi di Muntilan, Magelang, Jawa Tengah.

Fenomena limbah makanan (food waste) juga terjadi di sini. Selain limbah

yang sudah tidak dapat dikonsumsi seperti cangkang telur dan kulit buah,

kulit sayur, dan tulang ikan terdapat juga sisa makanan yang tidak habis

dikonsumsi seperti nasi, sayur, dan lauk. Makanan sisa ini akan terbuang sia

- sia jika tidak diolah menjadi produk yang memiliki nilai guna. Nasi adalah

salah satu limbah makanan paling banyak yang terdapat di asrama putri

Vanlith. Nasi yang tidak habis dikonsumsi ini dapat dimanfaatkan untuk

membuat makanan lain seperti kerak nasi atau diolah kembali menjadi

Pupuk Organik Cair (POC) yang dapat digunakan untuk menyokong

pertumbuhan tanaman.

Tanaman cabai rawit adalah tanaman yang tidak asing lagi di

kalangan masyarakat Indonesia, terkhusus di Muntilan, Magelang Jawa

Tengah. Tanaman cabai rawit juga memiliki banyak manfaat yang dapat
3

dirasakan secara langsung seperti untuk bumbu pelengkap masakan.

Menurut beberapa literatur dan jurnal terdahulu, tanaman cabai rawit adalah

tanaman yang mudah ditanam dan mudah dianalisis pertumbuhannya. Maka

dari itu, penulis memutuskan tanaman cabai sebagai media perbandingan

dari pupuk organik hasil limbah nasi dan pupuk anorganik

Fenomena limbah makanan terkhusus limbah nasi di Asrama Putri

Vanlith ini memunculkan keprihatinan penulis. Munculnya keprihatinan itu

membuat penulis tertarik untuk membuat dan memanfaatkan limbah nasi

sisa untuk pembuatan Pupuk Organik Cair (POC). Pupuk Organik Cair

(POC) yang telah dibuat dibandingkan dengan pupuk anorganik pada

tanaman cabai rawit (Capsium Frutences L) .

B. Pembatasan Masalah

Supaya penyusunan makalah ini dapat lebih terencana dan fokus

terhadap pembahasan makalah, penulis membatasi penelitian pada limbah

nasi yang berasal dari sisa makanan Asrama Putri Vanlith. Limbah nasi yang

digunakan ini akan diolah sebagai pupuk cair. Penelitian ini berfokus

terhadap pertumbuhan tinggi dan jumlah daun dari tanaman cabai selama 4

minggu. Tanaman cabai rawit yang akan digunakan sebagai sampel

memiliki tinggi rata rata 30 cm. Media yang dipakai adalah tanah humus di

dalam polybag dan memiliki jenis yang sama untuk setiap sampel. Tanaman

cabai rawit akan dikelompokan menjadi tiga. Dua kelompok tanaman akan

diberikan pupuk sementara kelompok tanaman lain akan dijadikan sebagai


4

variabel kontrol. Pertama, adalah yang diberikan Pupuk Organik Cair (POC)

dan yang kedua akan diberikan pupuk cair anorganik. Ketiga kelompok

tanaman tersebut diberi perlakuan yang sama mulai dari sinar matahari, air,

dan tempat penyimpanan.

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut penulis membuat beberapa rumusan

masalah agar masalah makin mengerucut antara lain:

1. Bagaimana penanganan limbah nasi Asrama Putri Vanlith sejauh ini?

2. Bagaimana cara pengolahan limbah nasi menjadi pupuk organik untuk

media tanam?

3. Bagaimana perbandingan pertumbuhan dari pemberian pupuk antara


pupuk organik berbahan dasar nasi buatan sendiri dengan pupuk

anorganik?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang penulis buat, penulis dapat

menemukan tujuan dari penelitian antara lain:

1. Mengetahui penanganan limbah nasi Asrama Putri Vanlith sejauh ini.

2. Mengetahui cara pengolahan limbah nasi menjadi pupuk organik untuk

media tanam.
5

3. Mengetahui perbandingan pertumbuhan dari pemberian pupuk antara


pupuk organik berbahan dasar nasi buatan sendiri dengan pupuk

anorganik.

E. Manfaat Penelitian

Percobaan membandingkan pertumbuhan tanaman cabai

menggunakan pupuk organik dari limbah nasi dan pupuk anorganik, penulis

mendapat beberapa manfaat antara lain:

1. Manfaat Teoritis

a. Penulis dapat memberikan tambahan ilmu yang dapat

menambah wawasan mengenai pembuatan pupuk organik dari

limbah nasi.

b. Penulis dapat memberikan informasi pupuk mana yang lebih

cocok digunakan untuk tanaman cabai rawit.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi warga Asrama Putri Vanlith

Warga Asrama Putri Vanlith diharapkan dapat

mengurangi limbah makanan khususnya limbah nasi. Salah

satu cara mengolahnya adalah dengan menjadikannya pupuk

organik yang dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan

tanaman
6

b. Bagi pembaca

Pembaca diharapkan dapat memanfaatkan limbah nasi

menjadi pupuk organik untuk menekan biaya pengeluaran

untuk membeli pupuk dan pembaca juga dapat mendapatkan

hasil produk pangan yang lebih sehat karena menggunakan

pupuk organik.
BAB II LANDASAN TEORI

LANDASAN TEORI

A. Limbah

1. Pengertian Limbah

Menurut Arief (2016) limbah adalah hasil buangan yang berasal dari

suatu proses produksi, baik rumah tangga (domestik) atau industri.

Berdasarkan keputusan Menperindag RI No. 231/MPP/Kep/7/1997 Pasal

I tentang prosedur impor limbah, menyebutkan bahwa limbah adalah

barang atau bahan sisa dan bekas dari kegiatan atau proses produksi yang

fungsinya sudah berubah. Lalu, dikutip dari Peraturan Pemerintah No.

18/1999 Jo.PP 85/1999, limbah didefinisikan sebagai sisa atau buangan

dari suatu usaha dan atau kegiatan manusia.

Berdasarkan ketiga pengertian limbah menurut para ahli, Penulis

membuat kesimpulan bahwa limbah adalah hasil buangan yang berupa

bahan atau sisa dalam proses produksi domestik maupun industri

kegiatan manusia. Limbah dianggap sebagai bahan sisa yang sudah tidak

berguna dan tidak memiliki nilai ekonomis. Oleh karena itu, limbah

jarang dimanfaatkan menjadi sesuatu yang berguna dan kerap kali hanya

dibuang begitu saja.

2. Karakteristik Limbah

Limbah sering dijumpai di kehidupan sehari - hari sehingga banyak

orang tidak asing lagi dengan karakteristiknya. Limbah memiliki

7
8

karakteristik umum seperti berukuran besar sehingga bisa dilihat oleh

mata, memiliki dampak jangka panjang, dan persebarannya memiliki

dampak yang luas atau besar. Adapun karakteristik khusus antara lain:

a. Karakteristik Fisik

Karakteristik fisik limbah adalah karakteristik yang paling

terlihat. Karakteristik ini dapat dirasakan melalui indra manusia

seperti indra penglihatan, indra penciuman, dan indra peraba.

Beberapa karakteristik fisik limbah adalah zat padat, bau, suhu, warna

dan kekeruhan. Zat padat berarti limbah tersebut merupakan padatan

yang solid. Bau dari limbah sendiri biasanya memiliki bau busuk yang

menyengat dan kurang enak. Suhu limbah cenderung lebih panas

daripada lingkungan sekitar. Warna dan kekeruhan limbah tergantung

dari seberapa pekat dan berbahayanya limbah. Limbah yang lebih

berbahaya akan memiliki bau yang menyengat warna yang keruh dan

bersuhu lebih panas.

b. Karakteristik Kimia

Karakteristik kimia limbah adalah karakteristik yang

berhubungan dengan zat. Zat yang dimaksud adalah zat

penyusunnya, struktur dan sifat dari bahan tersebut. Karakteristik

kimia limbah antara lain ada Bahan organik, Biological Oxygen

Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Dissolved

Oxygen (DO), Puissance d'Hydrogene Scale (PH), dan logam berat.


9

c. Karakteristik Biologi

Karakteristik biologi berhubungan dengan makhluk hidup

lain. Karakteristik ini sering digunakan sebagai indikator untuk

mengetahui seberapa mencemarinya limbah tersebut. Hal ini sering

digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air yang

dikonsumsi.

3. Jenis Jenis Limbah

a. Limbah Berdasarkan Senyawanya

Berdasarkan senyawanya atau zat pembentuknya limbah

dibagi menjadi beberapa jenis lagi antara lain:

1) Limbah Organik

Limbah organik adalah limbah yang berasal dari sisa

makhluk hidup yang mudah diuraikan. Limbah ini lebih cepat

membusuk dan jika sudah busuk akan mengeluarkan bau tidak

sedap. Contoh dari limbah organik ini seperti dedaunan,

ranting, bangkai hewan, kulit buah dan sayur, serta sisa

makanan.

2) Limbah Anorganik

Limbah anorganik adalah limbah yang sulit untuk

terurai. Limbah ini biasanya memerlukan waktu yang lama

untuk terurai, dapat hingga puluhan atau bahkan ratusan tahun.


10

Contoh dari limbah anorganik ini seperti kantong plastik,

styrofoam, botol plastik, kaleng, kertas, dan lain lain

3) Limbah B3

Istilah "B3" dalam limbah B3 adalah akronim dari

Bahan Berbahaya dan Beracun. Istilah tersebut sudah

menunjukan bahwa limbah B3 merupakan limbah yang

berbahaya dan beracun sehingga dalam pengolahannya harus

hati - hati. Contoh dari limbah B3 ini adalah Sianida, Zat zat

logam berat, sisa obat,sisa masker, limbah medis dan lain lain.

b. Limbah Berdasarkan Wujudnya

Limbah berdasarkan wujudnya berarti mengacu pada

bagaimana bentuk dari limbah tersebut. Beberapa limbah yang

dikelompokkan berdasarkan wujudnya adalah:

1) Limbah Padat

Berdasarkan namanya, limbah padat adalah limbah

yang berupa padatan yang solid. Contoh dari limbah padat

adalah kertas serbuk besi dan kayu - kayuan. Bangkai hewan,

sampah abu, serta sampah organik juga masuk ke dalam

limbah padat.

2) Limbah Cair

Limbah cair adalah limbah yang memiliki bentuk

cair. Biasanya limbah ini berasal dari sisa kegiatan rumah


11

tangga atau pabrik. Contoh dari limbah ini adalah bekas air

cucian sabun dan sisa produksi pabrik.

3) Limbah Gas

Limbah gas adalah limbah yang berbentuk gas.

Limbah ini lebih sering dihasilkan dari kegiatan industri.

Warna dari limbah ini biasanya lebih pekat daripada udara di

sekitarnya sehingga dapat mudah dikenali. Limbah ini jika

terlalu banyak dan tidak diolah lebih lanjut akan mencemari

udara di sekitarnya sehingga akan menimbulkan penyakit.

c. Limbah Berdasarkan Sumbernya

Berdasarkan sumbernya limbah dibagi menjadi enam (6)

antara lain:

1) Limbah Rumah Tangga

Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal

dari sisa kegiatan rumah tangga. Limbah ini biasanya

tidak terlalu banyak dan sering disebut limbah domestik.

Contoh dari limbah ini adalah limbah sisa makanan,

limbah kain, dan limbah air bekas cucian.

2) Limbah Industri

Limbah industri seperti namanya, adalah limbah

yang berasal dari kegiatan industri. Limbah ini sering

dijumpai pada pabrik. Contoh dari limbah ini adalah misal


12

pada pabrik pakaian maka limbah industrinya adalah sisa

kain, sisa pewarna, sisa benang dan lain sebagainya.

3) Limbah Pertanian

Limbah Pertanian berasal dari sisa kegiatan pertanian

yang sering ditemukan berada di kawasan desa. Banyak

sedikitnya limbah ini tergantung dari seberapa luas

pertanian tersebut. Contoh limbahnya adalah jerami.

4) Limbah Medis

Limbah medis sering ditemui di tempat - tempat

penanganan medis seperti rumah sakit maupun

puskesmas. Kebanyakan dari limbah jenis ini termasuk

dalam limbah berbahaya sehingga penanganannya perlu

diperhatikan secara seksama. Masker bekas, suntikan

bekas, dan obat obatan kadaluarsa termasuk dalam limbah

medis.

5) Limbah Pariwisata

Limbah pariwisata didapat dari hasil aktivitas

manusia yang sedang berwisata. Limbah ini banyak

dihasilkan dari tempat tempat yang ramai dikunjungi

ataupun tempat wisata seperti taman bermain. Contoh dari

limbah ini sendiri sangat banyak seperti asap kendaraan,

sisa makanan dan minuman.

6) Limbah Pertambangan
13

Limbah pertambangan dihasilkan dari kegiatan

pertambangan dan sisa proses pertambangan yang sudah

tidak digunakan lagi. Limbah dari pertambangan ini dapat

mencemari lingkungan sekitar juga terlalu banyak dan

tidak diolah dengan baik. Contoh dari limbah

pertambangan itu sendiri seperti asap, asam sulfat, timbal,

dan lain sebagainya.

B. Tanaman Cabai

1. Sejarah dan Klasifikasi Tanaman Cabai

Tanaman cabai masuk ke Indonesia pada abad ke-16.

Namun, pada mulanya tanaman ini berasal dari Amerika tepatnya di

Amerika selatan yang memiliki iklim tropis. Penyebarannya

dilakukan oleh Christophorus Colombus yang merupakan penemu

benua Amerika. Penyebaran ini dilakukan oleh Christophorus

Colombus dengan membawa biji cabai merah ke Spanyol, lalu

disebarluaskan kembali oleh pedagang Spanyol ke kawasan Asia

yaitu India pada tahun 1542. Tanaman cabai merah ini dapat dengan

mudah tumbuh di Asia, khususnya Indonesia karena Indonesia

memiliki iklim tropis yang sama dengan Amerika yang merupakan

asal dari tanaman ini.Berikut adalah klasifikasi tanaman cabai rawit

menurut Warisno dan Darhana, 2010:

Kingdom : Plantae
14

Divisi : Spermatophyta

Class : Dicotyledonae

Ordo : Solanales

Family : Solanaceae

Genus : Capsium

Tanaman cabai termasuk kedalam divisi Spermatophyta

karena termasuk tumbuhan berbiji. Berdasarkan bijinya, ia termasuk

kedalam tanaman dikotil yakni berbiji dua. Tanaman cabai masuk

ke dalam Ordo Solanales dan masuk ke dalam famili solanaceace.

Dengan demikian, tanaman cabai masih satu famili dengan terong

dan tomat.

2. Jenis Tanaman Cabai

a. Cabai Besar

Cabai besar, adalah cabai yang berukuran besar

seperti namanya. Cabai besar memiliki rasa pedas yang tidak

sekuat cabai kecil. Cabai besar dibagi lagi menjadi:

1) Cabai Merah

Cabai merah memiliki nama ilmiah Capsium

annum L. Cabai ini memiliki rasa yang tidak terlalu

pedas. Rasanya yang tidak terlalu pedas,

membuatnya sering kali digunakan untuk hiasan atau

garnish pada makanan.


15

2) Cabai Keriting

Cabai keriting adalahh cabai yang memiliki

bentuk keriting dan mengkerut. Cabai ini juga tidak

terlalu pedas seperti jenis cabai besar lainnya. Cabai

keriting biasanya digunakan oleh orang yang ingin

menambahkan rasa pedas pada maskan, tetapi tidak

ingin rasa masakan yang dibuat terlalu pedas.

3) Cabai Paprika

Cabai paprika memiliki bentuk yang berbeda

dari cabai lainnya. Bentuk yang dimiliki oleh cabai

paprika besar dan bulat. Paprika dapat dipanen pada

saat masih hijau, kuning, maupun saat sudah merah.

Masakan yang sering menggunakan cabai paprika

adalah masakan western seperti spagetti aglio o olio.

4) Cabai Domba

Cabai domba memiliki karakteristik bentuk

yang bulat, pendek namun kecil. Cabai ini lebih

pedas dibandingkan cabai besar lainnya. Meskipun

begitu, tingkat kepedasan cabai domba masih

dibawah cabai rawit.

b. Cabai kecil

Cabai kecil seperti namanya, pastinya berukuran

kecil kira kira di bawah 10cm. Cabai kecil memiliki rasa


16

pedas yang kuat dan cukup populer di kalangan masyarakat.

Cabai kecil dibagi lagi menjadi:

1) Cabai Rawit

Cabai rawit memiliki bentuk buah kecil dan

pendek namun memiliki rasa yang pedas. Cabai ini

adalah cabai yang paling sering digunakan sebagai

bumbu masakan yang memiliki cita rasa pedas. Cita

rasa pedas dari cabai ini dihasilkan oleh kandungan

capsaicin di dalamnya.

2) Cabai Hias

Cabai hias memiliki bentuk yang unik.

Dikarenakan bentuknya yang unik, cabai ini

dijadikan sebagai tanaman hias. Cabai ini juga

memiliki warna lain selain merah yaitu ungu.

3. Manfaat Tanaman Cabai

Salah satu manfaat dan manfaat tanaman cabai yang paling

umum digunakan dari dulu hingga saat ini adalah sebagai bumbu

masakan. Buah cabai dianggap sebagai alat untuk menggugah dan

menambah selera pada masakan. Berbagai makanan dianggap

kurang lengkap jika tanpa adanya cabai, seperti mie instan dan

gorengan.

Tanaman cabai memiliki kandungan capsaicin yang

memberikan rasa pedas yang juga berguna untuk meredakan rasa


17

sakit maupun rasa nyeri jika diaplikasikan ke bagian tubuh.

Kandungan capsaicin juga berguna untuk meredakan psoriasis.

Psoriasis adalah sebuah kondisi dimana tubuh mengalami ruam,

gatal, dan bersisik. Selain itu, kandungan capsaicin juga efektif

untuk membakar lemak dalam tubuh lebih cepat.

Selain itu, cabai mengandung banyak vitamin seperti

betakaroten dan lutein. Keduanya mengandung zat antioksidan yang

baik untuk tubuh. Zat antioksidan ini berfungsi untuk memperbaiki

kerusakan sel dan melindungi kerusakan sel akibat radikal bebas.

Kandungan lutein yang terdapat pada tanaman cabai berfungsi untuk

mencegah kerusakan mata.

C. Pupuk

1. Pengertian Pupuk

Menurut Arisman (1981) pupuk adalah bahan bahan yang

mengandung zat hara dalam upaya meningkatkan atau

mengembalikan kesuburan tanah. Menurut Sutedjo (1999) Pupuk

adalah bahan organik maupun anorganik yang diberikan ke dalam

lahan pertanian khususnya tanah yang dilakukan guna mengganti

ataupun memaksimalkan kesuburan yang ada dalam lapisan tanah

tersebut. Dari kedua pengertian pupuk menurut ahli tersebut, penulis

menyimpulkan bahwa pupuk adalah bahan yang mengandung zat

hara baik organik maupun anorganik yang diberikan bagi lahan


18

pertanian dengan tujuan meningkatkan, mengganti atau

mengembalikan kesuburan tanah.

2. Jenis Jenis Pupuk

a) Pupuk Menurut Asalnya

1) Pupuk Alam

Pupuk alam adalah pupuk yang berasal dari alam.

Pupuk ini terbuat dari bahan - bahan yang didapat dari alam.

Contoh dari pupuk ini adalah pupuk kompos dan pupuk

kandang.

2) Pupuk Buatan

Pupuk buatan adalah pupuk yang diproduksi oleh

pabrik. Pupuk ini dihasilkan melalui proses kimia maupun

fisika. Contoh pupuk buatan adalah pupuk Urea.

b) Pupuk Menurut Bentuknya

1) Pupuk Padat

Sesuai dengan namanya, pupuk padat adalah pupuk

yang berbentuk padatan. Pupuk ini kebanyakan memiliki

unsur hara makro di dalamnya. Pupuk tablet dan pupuk

briket termasuk dalam pupuk padatan.

2) Pupuk Cair

Sesuai dengan namanya, pupuk cair adalah pupuk

yang memiliki bentuk fisik cair. Kebanyakan dari pupuk

ini memilii unsur hara mikro dan makro didalamnya.


19

Contoh dari pupuk cair ini adalah pupuk cair organik hasil

pengolahan sisa nasi.

c) Pupuk Menurut Jumlah Unsur Haranya

1) Pupuk Tunggal

Tunggal memiliki makna berarti satu. Pupuk tunggal

berarti hanya memiliki satu unsur hara di dalamnya.

Unsur hara di dalamnya dapat K, N, Mg, maupun lainnya.

2) Pupuk Majemuk

Pupuk majemuk berarti memiliki unsur hara lebih

lebih dari satu. Dalam pupuk ini dapat terkandung dua

atau lebih senyawa yang bermanfaat bagi tumbuhan.

Contoh dari pupuk majemuk adalah pupuk NPK yang

mengandung nitrogen, pospor, dan potassium

d) Pupuk Menurut Pengaplikasiannya

1) Pupuk Akar

Pupuk akar adalah pupuk yang diaplikasikan pada

akar. Pupuk ini langsung ditaburkanr atau dibenamkan

dalam tanah. Pupuk ini bertujuan agar kandungannya

dapat langsung diserap oleh tumbuhan melalui akar.

2) Pupuk Daun

Pupuk daun adalah pupuk yang diaplikasikan pada

daun. Seperti namanya, pupuk daun disemprotkan pada

daun agar daun menjadi lebih segar. Pupuk ini


20

memberikan unsur hara tambahan dan diserap melalui

daun.

e) Pupuk Menurut Reaksi Fisiologi

1) Pupuk Masam

Pupuk masam memiliki fungsi untuk meningkatkan

keasaman tanah. Jika tanah yang akan digunakan untuk

menanam terlalu basa, maka pupuk masamlah yang

digunakan agar ph tanah semakin menurun. Contoh dari

pupuk masam ini adalah ZA/Amonium Sulfat.

2) Pupuk Basa

Pupuk basa memiliki fungsi untuk menurunkan

keasaman tanah. Jika tanah yang akan digunakan terlalu

asam, maka pupuk basa digunakan untuk menaikan ph

tanaman. Pupuk natrium nitrat adalah pupuk yang

termasuk dalam pupuk basa.

3) Pupuk Netral

Pupuk netral dapat juga disebut pupuk biasa. Pupuk ini

tidak menaikan atau menurunkan ph tanah. Contoh pupuk

yang termasuk dalam pupuk netral adalah amonium nitrat.

f) Pupuk Menurut Pelepasan Unsur Haranya

1) Pupuk Fast Release

Fast sendiri memiliki arti cepat. Maka, pupuk fast

release adalah pupuk yang dapat melepaskan kandungan


21

haranya dengan cepat. Contoh dari pupuk ini adalah ZA

dan KCl.

2) Pupuk Slow Release

Berbeda dari fast, slow berarti lambat. Maka, Slow

release adalah pupuk yang melepaskan kandungan

haranya secara lambat. Contoh dari pupuk slow release

adalah pupuk organik atau pupuk kandang.

g) Pupuk Menurut Macam Unsur Haranya

1) Pupuk Mikro

Pupuk mikro berarti hanya memiliki unsur mikro di

dalamnya. Unsur mikro adalah unsur yang hanya

dibutuhkan sedikit oleh tanaman. Contoh unsur mikro

adalah Besi (Fe), tembaga (Cu), Mangan (Mn).

2) Pupuk Makro

Pupuk makro berarti hanya memiliki unsur makro di

dalamnya. Unsur makro adalah unsur yang dibutuhkan

oleh tanaman dalam jumlah banyak. Contoh unsur makro

adalah Nitrogen (N), Kalium (K), dan Magnesium (Mg).

3) Pupuk Mikro Makro

Pupuk mikro makro dapat diartikan juga sebgai

pupuk campuran. Sesuai dengan namanya, pupuk ini

memiliki campuran antara unsur mikro dan unsur makro.

Pupuk ini memiliki efektivitas yang lebih tinggi


22

dibandingkan dengan pupuk yang memiliki kandungan

makro saja maupun mikro saja.

h) Pupuk Menurut Senyawanya

1) Pupuk Organik

Pupuk organik adalah pupuk yang dibuat dari bahan

bahan sisa yang dapat terurai melalui proses dekomposisi

(pembusukan) oleh bakteri pengurai. Pupuk ini biasanya

berasal dari sisa makanan ataupun sisa kotoran ternak (pupuk

kandang). Banyak orang yang beranggapan bahwa pupuk

organik dianggap lebih ramah lingkungan dibandingkan

dengan pupuk anorganik.

2) Pupuk Anorganik

Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat atau

diproduksi oleh pabrik menggunakan bahan bahan kimia.

Pupuk ini dibagi menjadi dua jenis menurut jumlah hara

yang menjadi penyusunnya, yakni pupuk kimia tunggal dan

pupuk kimia majemuk. Pupuk kimia tunggal adalah pupuk

kimia yang hanya mengandung satu (1) unsur zat hara.

Sedangkan pupuk kimia majemuk adalah pupuk kimia yang

mengandung lebih dari satu unsur zat hara.

3. Pengaruh Pupuk Untuk Tanaman

Pupuk menjadi salah satu faktor pendukung yang

mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Tanaman yang diberi pupuk


23

akan mengalami pertumbuhan yang lebih dibandingkan dengan

tanaman yang tidak diberi pupuk sama sekali. Pengaruh

penambahan pupuk terhadap tanah adalah untuk menciptakan suatu

kadar zat hara yang tinggi, serta dapat meningkatkan produksi dan

kualitas hasil tanaman (Sarief, 1986). Penambahan unsur hara dan

zat lain yang bermanfaat bagi tanaman akan memberikan efek yang

baik bagi tanaman. Dengan pemberian pupuk yang sesuai dengan

dosis dan kebutuhan akan memberikan kesuburan bagi tanah dan

tanaman yang ditanami.

4. Pengaplikasian Pupuk Terhadap Tanaman

Pengaplikasian pupuk bagi tanaman harus memiliki dosis

yang tepat, tidak boleh kekurangan atau kelebihan supaya tanaman

dapat tumbuh. Pada tanaman cabai rawit penulis memutuskan untuk

memberikan pupuk setiap lima (5) hari sekali. Pemupukan dilakukan

langsung kepada akar. Pupuk organik cair dicampur dengan air

menggunakan perbandingan 1 : 5. Sementara itu untuk pupuk

anorganik adalah mencampurkan pupuk urea dan Phonska masing

masing 2 gram dan ditambahkan air hingga kurang lebih 240ml.

Penyiraman dilakukan pada pagi hari dan sore hari serta saat

tanaman terlihat kering.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian kuantitatif

terfokus dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Penelitian

eksperimen adalah penelitian dimana penulis melakukan manipulasi

variabel kontrol supaya dapat mempengaruhi satu atau lebih variabel bebas,

bersamaan dengan melakukan pengamatan terhadap variabel lainnya agar

dapat menemukan variasi baru yang muncul akibat manipulasi yang telah

dilakukan oleh penulis. Penelitian eksperimen dibagi menjadi empat (4)

jenis menurut John W Best yakni pre-eksperimental design, true

experimental design, factorial design, dan quasi eksperimental design.

Penulis memilih untuk menggunakan quasi eksperimental design karena

quasi eksperimental design adalah metode penelitian eksperimen yang di

dalamnya termuat variabel kontrol namun variabel tersebut tidak terlalu

berpengaruh. Dalam metode ini dibagi pula menjadi tiga yakni time series

design, nonequivalent control group design, dan counterbalanced design.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan time series design karena time

series design adalah metode penelitian dimana membuat perbandingan

eksperimen sebelum dan sesudah eksperimen dalam kurun waktu tertentu.

24
25

B. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan keseluruhan dari subyek penelitian, sementara

sampel merupakan sebagian dari populasi tersebut. Dalam penelitian ini,

sampel tanaman yang digunakan adalah tanaman cabai. Sampelnya adalah

tanaman cabai sebanyak 6 tanaman.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini menggunakan variabel berdasarkan

hubungan antar variabel. Variabel bebas (independent variable) adalah

variabel yang berpengaruh terhadap perubahan yang berlaku pada variabel

lainnya. Terfokus pada penelitian ini, penulis menggunakan variabel bebas

yakni Pupuk Organik Cair (POC) hasil dari pengolahan limbah nasi dan

Pupuk anorganik menggunakan campuran pupuk kimia phonska dan pupuk

urea. Untuk variabel kontrol yakni variabel yang sama untuk setiap sampel

adalah pemberian air, penempatan ruang, dan penyinaran cahaya matahari.

Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang diteliti dalam

penelitian. Penulis meneliti pohon cabai dengan varietas berumur sekitar 4

minggu. Penulis ingin meneliti bagaimana perkembangan batang tanaman

cabai dan berapa banyak daun serta buah cabai yang tumbuh.
26

D. Tempat dan Waktu Pengumpulan Data

Tempat pengumpulan data adalah tempat dimana penulis

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian. Waktu pengumpulan

data adalah kapan pengambilan data tersebut dilaksanakan. Penelitian

dilakukan di Asrama Putri Van Lith, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah.

Waktu pengumpulan data dimulai pada saat percobaan pembuatan pupuk

pada tanggal 12 April 2023. Pengumpulan data ini akan terus berlanjut

hingga bulan 12 Oktober 2023.

E. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan adalah sebuah cara yang digunakan untuk

mendapatkan data penelitian. Untuk wawancara, penulis membuat beberapa

pertanyaan yang diajukan kepada orang yang khusus di bidang tersebut

yakni Ibu dapur Asrama Putri Vanlith. Untuk eksperimen, penulis

mengamati pertumbuhan tanaman cabai yang nantinya akan ditulis pada

lembar penelitian yang berisi mengenai tinggi tanaman cabai dan jumlah

daun yang terdapat pada tanaman cabai.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan oleh penulis adalah deskriptif

kuantitatif. Deskriptif kuantitatif merupakan teknik analisis data dimana

pengumpulan data ini digunakan untuk mengukur dan menguji berdasarkan


27

perhitungan statistik dan matematika. Teknik deskriptif kuantitatif adalah

penelitian yang dilakukan dengan memberi penjelasan mengenai objek yang

diamati secara lengkap tanpa rekayasa. Penulis menggunakan adalah data

yang telah diperoleh dari hasil pengamatan eksperimen penulis ditambah

dengan adanya data dari hasil wawancara. Data tersebut dikumpulkan dan

diolah menjadi suatu kesimpulan yang dapat menjawab rumusan masalah

penulis.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Penanganan limbah nasi Asrama Putri Vanlith

Menindaklanjuti dari rumusan masalah pertama mengenai

penanganan limbah nasi Asrama Putri Vanlith sejauh ini, penulis

memutuskan untuk melakukan wawancara. Wawancara tersebut

dilakukan dengan ibu dapur Asrama Putri Vanlith sebagai narasumber.

Penulis melakukan wawancara dengan pertanyaan sebagai berikut:

a) Berapa banyak nasi sisa setiap harinya?

Jawaban: “Biasanya satu baskom, tergantung lauk kalau

lauknya ayam dan enak sisanya sedikit. Jika lauknya kurang

enak seperti tahu sisanya lebih banyak.”

b) Tanggapan ibu melihat sisa nasi refter?

Jawaban: “Sedih, sayang, kalau sisa pagi masih bisa dipanasi

untuk refter siang. Sisa malam langsung dibuang.”

c) Selama ini, apa yang dilakukan dengan limbah nasi tersebut?

Langsung dibuang atau diolah?

Jawaban: “Biasanya diambil oleh frater untuk makan ternak.”

d) Apakah ada cara lain untuk mengolah sisa limbah nasi refter?

Jawaban: “Sebenarnya bisa, terdapat banyak cara namun

waktunya kurang mencukupi karena kami sibuk dan harus

28
29

mengerjakan hal lainnya. Nasi tadi bisa dibuat legendar maupun

karak nasi.”

e) Bagaimana kedepannya mengurangi limbah nasi refter?

Jawaban: “Tergantung ke anaknya. Sebenarnya dari kami sudah

menyesuaikan saat lauknya enak ditambah saat lauknya kurang

enak nasinya dikurangi. Namun kadang masih tetap ada sisa. “

2. Perbandingan Pupuk Organik Cair (POC) dan Pupuk Anorganik

Berdasarkan hasil percobaan pembuatan Pupuk Organik Cair

dari limbah nasi Asrama Putri Vanlith, penulis melakukan penelitian

lebih lanjut dengan menguji efektivitasnya. Pupuk Organik Cair (POC)

akan dibandingkan dengan pupuk anorganik pada tanaman cabai rawit.

Hasil dari perkembangannya akan dituliskan pada tabel dan akan

dievaluasi di akhir waktu penelitian.

Keterangan:

PK1: Tanaman cabai rawit 1 yang diberi pupuk kimia

PK2: Tanaman cabai rawit 2 yang diberi pupuk kimia

PO1: Tanaman cabai rawit 1 yang diberi pupuk organik

PO2: Tanaman cabai rawit 2 yang diberi pupuk organik

TP1: Tanaman cabai rawit 1 tanpa diberi pupuk

TP2: Tanaman cabai rawit 2 tanpa diberi pupuk


30

a) Tinggi tanaman cabai rawit (setiap lima hari sekali)

Hari PK1 PK2 Rata - PO1 PO2 Rata - TP1 TP2 Rata -
ke- Rata Rata Rata

1 35 30 32,5 37,5 30 33,75 19 28 23,5

6 35 31 33 39 31 35 19 28 23,5

11 35 31,2 33,1 40 32 36 19,5 29 24,25

16 35,3 33 34,15 43 32,6 37,8 21 30 25,5

21 35,6 33 34,3 45 33 39 24 30,6 27,3

26 36 33,5 34,75 48 34,5 41,25 25 31 28

31 39 36 37,5 51 35 43 30 33 31,5
Table 1 " Tabel Pertumbuhan Tinggi Tanaman Cabai"

Grafik Pertumbuhan Tinggi Tanaman Cabai


45

40

35

30

25

20
Hari 1 Hari 6 Hari 11 Hari 16 Hari 21 Hari 26 Hari 31

Pupuk Anorganik Pupuk Organik Tanpa pupuk

Grafik 1 "Grafik Pertumbuhan Tinggi Tanaman Cabai"


31

b) Jumlah daun tanaman cabai rawit (setiap lima hari sekali)

Hari PK1 PK2 Rata - PO1 PO2 Rata - TP1 TP2 Rata -
ke- Rata Rata Rata

1 28 7 17,5 12 5 8,5 14 19 16,5

6 32 9 20,5 31 14 22,5 32 43 37,5

11 41 20 30,5 36 16 26 34 45 39,5

16 52 24 38 37 25 31 43 57 50

21 78 31 54,5 41 28 36,5 56 68 62

26 91 33 62 45 36 38,5 69 75 72

31 103 43 73 50 47 48,5 75 84 79,5


Table 2 "Tabel Pertumbuhan Daun Tanaman Cabai"

Grafik Pertumbuhan Daun Tanaman Cabai


85

75

65

55

45

35

25

15

5
Hari 1 Hari 6 Hari 11 Hari 16 Hari 21 Hari 26 Hari 31

Pupuk Anorganik Pupuk Organik Tanpa pupuk

Grafik 2 "Grafik Pertumbuhan daun tanaman cabai"


32

B. Pembahasan

1. Penanganan limbah nasi Asrama Putri Vanlith

Melanjutkan dari rumusan masalah penulis mengenai penanganan

limbah nasi Asrama Putri Vanlith, penulis telah melakukan wawancara

dengan Ibu dapur Asrama Putri Vanlith. Penulis memilih utnuk

melakukan wawancara terhadap Ibu dapur karena menurut penulis ibu

dapur adalah orang yang tepat. Dikarenakan ibu dapur mengetahui

mengenai bidang yang penulis teliti yakni mengenai penanganan

limbah nasi Asrama Putri Vanlith.

Berdasarkan hasil wawancara, penulis dapat membuat kesimpulan.

Ibu dapur merasa sedih ketika warga Asrama Putri Vanlith menyisakan

limbah nasi. Limbah nasi setiap hari kira kira terkumpul satu baskom.

Namun, sisa nasi ini juga dapat dipengaruhi oleh lauk. Misalnya jika

lauk hari tersebut enak seperti ayam, maka sisanya akan lebih sedikit

dibandingkan dengan sisa nasi di hari lain yang lauknya adalah tahu.

Nasi hanya dapat tetap dikonsumsi jika nasi tersebut ada pada pagi hari

agar dapat dipanaskan untuk refter siang. Terdapat berbagai cara untuk

mengurangi sisa limbah nasi tadi seperti membuat kerak nasi atau

legendar, namun hal tersebut tidak dilakukan oleh mereka karena

mereka tidak memiliki waktu luang dan harus memasak untuk refter

selanjutnya. Nasi yang sudah tidak dapat diolah itu biasanya diminta

oleh frater untuk pakan ternak. Perilaku menyisakan nasi ini dapat
33

diubah dan dapat dihentikan tergantung bagaimana setiap orang

menyikapi hal tersebut.

2. Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari Limbah

Pembuatan Pupuk Organik Cair dari pengolahan limbah nasi

Asrama Putri Van Lith dilakukan selama kurang lebih dua minggu.

Berikut beberapa alat dan bahan serta langkah pembuatan Pupuk

Organik Cair (POC) dari limbah nasi Asrama Putri Vanlith

Alat yang dibutuhkan:

a. Wadah besar (baskom atau ember)

b. Panci

c. Kain atau penutup lainnya

d. Sendok

e. Botol plastik 1L

Bahan yang dibutuhkan:

a. Nasi 500 gram

b. Air 1L

c. Gula jawa ½ kilogram

Langkah - langkah pembuatan:

a. Ambil limbah nasi yang akan digunakan dan masukan ke dalam

wadah.

b. Tutup wadah berisi limbah nasi tersebut dengan kain dan biarkan

hingga 5-7 hari hingga tumbuh jamur berwarna orange.


34

c. Setelah nasi tersebut menjadi basi, rebus air satu liter dengan gula

jawa ½ kilogram.

d. Jika gula tersebut telah larut dalam air, tunggu hingga hangat.

e. Campurkan nasi yang basi tersebut dengan larutan air gula jawa dan

aduk hingga merata.

f. Masukan campuran nasi dan larutan gula jawa ke botol plastik dan

simpan selama 7 hari ditempat yang tidak terkena sinar matahari

langsung

g. Setelah 7 hari, jika tercium aroma fermentasi seperti tape maka

tandanya pupuk tersebut telah jadi secara sempurna. Sementara itu,

jika tercium aroma busuk yang menyengat berarti pupuk yang dibuat

gagal.

3. Perbandingan Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan Tanaman

Cabai Rawit

a. Pertumbuhan Batang Tanaman Cabai Rawit

Dari hasil eksperimen mengenai pertumbuhan tanaman cabai

rawit yang dipengaruhi oleh pupuk organik dan pupuk anorganik

penulis dapat mengetahui bahwa, Pupuk organik cair dapat

memberikan pertumbuhan tinggi tanaman. setinggi 9,25. Dalam

sehari, kira kira tanaman tumbuh sekitar 0,3cm. Setelahnya,

tanaman tanpa pupuk setinggi 8 cm dan tanaman cabai rawit dengan

pupuk anorganik setinggi 5 cm. Tanaman tanpa pupuk kira - kira


35

bertumbuh 0,25cm per hari dan tanaman dengan pupuk anorganik

kira - kira tumbuh 0,16cm perhari.

Pupuk organik pertumbuhan batangnya lebih tinggi

dibandingkan dengan tanaman yang diberi pupuk kimia maupun

tanaman yang tanpa diberi pupuk. Hal ini dikarenakan pupuk

organik cair memiliki kandungan nitrogen yang lebih cocok untuk

media tanam tanah humus dibandingkan dengan pupuk anorganik.

Tanaman tanpa pupuk memiliki pertumbuhan batang yang

lebih baik dibandingkan pupuk anorganik. Tanaman tanpa pupuk

telah memiliki kandungan zat hara yang berasal dari tanah itu sendiri

sebelum di tambah pupuk. Tanah humus tersebut adalah tanah yang

subur sehingga tanaman dapat tetap tumbuh meskipun tidak diberi

pupuk.

Pupuk anorganik kurang cocok digunakan untuk tanah

humus karena tanah humus berasal dari sisa tumbuhan. Pupuk

anorganik lebih cocok digunakan untuk media tanam yang

diharuskan untuk menghasilkan buah secara cepat. Penggunaan

pupuk anorganik pada tanah humus dapat menjadikan Ph tanah

menjadi lebih asam dan merubah kandungan alami yang berada di

dalam tanah. Penggunaan pupuk anorganik berlebihan dalam jangka

waktu yang lama juga dapat menimbulkan residu bagi tanah. Karena

hal tersebut, pupuk yang bekerja paling baik di tanah humus adalah

pupuk organik.
36

b. Pertumbuhan Daun Tanaman Cabai Rawit

Pada pertumbuhan daun pada tanaman cabai rawit,

pertumbuhan daun yang paling banyak terdapat pada tanaman yang

tidak diberi pupuk sama sekali. Tanaman yang tanpa pupuk dapat

menumbuhkan rata rata 63 daun. Lalu, pada tanaman dengan pupuk

anorganik 55,5 daun dan pupuk organik dengan 40 daun. Meskipun

tanaman cabai rawit tanpa pupuk memiliki pertumbuhan daun yang

paling banyak, daun yang terdapat pada tanaman cabai rawit tanpa

pupuk ini adalah daun yang kering dan kuning serta tidak terlihat

segar. Hal ini dikarenakan tanaman ini kekurangan zat hara dan

nutrisi yang diperlukan untuk bertumbuhnya tanaman terkhusus di

daun.

Sementara itu, tanaman yang diberi pupuk anorganik

memiliki kualitas daun paling bagus dibanding kedua tanaman

lainnya. Meskipun pertumbuhannya tidak terlalu bagus dibanding

tanaman tanpa pupuk. Daun yang dihasilkan berwarna hijau, tidak

layu, segar, dan tidak dikerubungi serangga. Daun yang dihasilkan

tanaman ini lebih bagus karena kandungan pupuk anorganik yang

mempercepat tanaman.

Terakhir adalah daun yang diberi pupuk organik. Tanaman

yang diberi pupuk organik menghasilkan daun yang paling sedikit

dibandingkan kedua tanaman lainnya. Hal tersebut dapat terjadi

karena nutrisi untuk pertumbuhan daun dialihkan kepada


37

pertumbuhan batang, akibatnya batang tanaman cabai yang diberi

pupuk organik menjadi paling tinggi sementara pertumbuhan

daunnya paling rendah diantara kedua tanaman lainnya. Hasil daun

yang dihasilkan oleh tanaman cabai yang diberi pupuk organik lebih

baik dibandingkan dengan tanaman yang sama sekali tidak diberi

pupuk. Daun pada variabel ini lebih segar dan kokoh namun terdapat

lubang karena dimakan serangga seperti ulat ataupun dikerubungi

oleh semut. Hal ini adalah hal yang lumrah terjadi karena memang

salah satu ciri dari tanaman organik adalah terdapat banyak

serangga. Serangga cenderung tidak menyukai tanaman dengan

pupuk anorganik karena zat buatan berlebihan akan bereaksi dengan

kulit serangga yang menyebabkan kulit mereka menjadi panas.


BAB V PENUTUP

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melewati proses penelitian dan analisis penelitian, penulis

dapat menarik kesimpulan. Kesimpulan yang telah penulis dapat adalah

bahwa berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu dapur, Limbah nasi yang

tersisa di Asrama Putri Vanlith hanya diserahkan kepada para bruder untuk

makan ternak. Limbah nasi ini belum ditangani untuk diubah menjadi

produk lain yang berguna pula untuk Asrama Putri Vanlith.

Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) yang berasal dari limbah nasi

dilakukan dengan cara fermentasi atau pembusukan. Cara membuat pupuk

ini adalah dengan membusukan nasi hingga berwarna orange setelah itu

dicampur dengan gula atau molase cair dan tunggu hingga 7 hari. Setelah 7

hari, jika berbau tape maka pupuk tersebut berhasil, namun jika berbau

busuk pupuk tersebut tidak berhasil.

Perbandingan pertumbuhan antara Pupuk Organik Cair (POC) hasil

limbah nasi dan pupuk anorganik terfokus pada pertumbuhan banyaknya

daun dan tinggi tanaman cabai. Pertumbuhan tinggi tanaman yang

menggunakan pupuk organik paling tinnggi dibanding kedua tanaman lain,

namun pertumbuhan daunnya paling rendah dan dikerubungi serangga.

Pertumbuhan tinggi tanaman dengan pupuk anorganik tidak setinggi

tanaman dengan pupuk organik, namun pertumbuhan daunnya lebih banyak

38
39

dan kualitas daun yang dihasilkan lebih baik dibandingkan tanaman dengan

pupuk organik.

B. Saran

1. Warga Asrama Putri Vanlith

Bagi warga Asrama Putri diharapan agar mengurangi

kebiasaan menyisakan nasi. Selain karena hal tersebut berarti tidak

menghargai makanan yang telah disediakan, limbah nasi yang

dihasilkan juga semakin banyak. Limbah nasi yang ada sebaiknya

tidak hanya diberikan kepada frater tetapi diolah juga menjadi

produk lain seperti Pupuk Organik Cair (POC) agar dapat juga

berguna untuk memberikan nutrisi tambahan bagi tanaman di

Asrama Putri Vanlith.

2. Pembaca atau peneliti selanjutnya

Bagi pembaca diharapkan untuk menggunakan Pupuk

Organik Cair (POC) untuk mendukung pertumbuhan tanaman.

Tanaman yang dihasilkan dengan pupuk organik juga lebih baik

karena tidak mengandung pestisida. Bagi peneliti selanjutnya,

diharapkan untuk membuat penelitian ini menjadi lebih kompleks

lagi. Peneliti selanjutnya dapat mengkaji lebih dalam mengenai

dosis pupuk organik yang paling tepat untuk tanaman,

memperbanyak jumlah sampel misalnya 10 tanaman per sampel.

Peneliti dapat juga membandingkan pupuk organik nasi dengan


40

pupuk organik tulang ayam, meneliti jumlah buah dan bunga serta

lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Deepublish. 2023, Penelitian Eksperimen: Tujuan, Jenis, Langkah, Contoh,


dikutip dari https://penerbitdeepublish.com/penelitian-eksperimen/
diakses 12 Oktober 2023

Judiono. 2012, Rentabilitas Ekonomi Usahatani Cabai Merah (Capsium


Annum L.) Di Desa Lumpakuwus, Kecamatan Sumbang,
Kabupaten Banyumas, Universitas Muhhamadiyah Purwokerto
diakses 12 Agustus 2023

Poltekes Denpasar. Skripsi: BAB II Landasan Teori (hlm:9-12) dikutip dari


http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7634/3/BAB%20II.pdf
diakses 20 Juni 2023

Ramadhani, Ani. 2023, 2 Pengertian Pupuk Menurut Para Ahli dan


Jenisnya, https://www.pinhome.id/blog/pengertian-pupuk-dan-
jenisnya-organik-an-organik-lengkap/ diakses 3 April 2023

Rifka Ayu. 2021, 12 Jenis-Jenis Limbah Serta Pengertian dan


Karakteristiknya, Pahami, Dampaknya, dikutip dari
https://www.liputan6.com/hot/read/4725025/12-jenis-jenis-limbah-
serta-pengertian-dan-karakteristiknya-pahami-dampaknya?page=4
diakses 20 April 2023

Teniwut, Melani. 2022, Memahami Pengertian Penelitian Kuantitatif, Jenis,


Instrumen, dan Contoh,
https://mediaindonesia.com/humaniora/519085/memahami-
pengertian-penelitian-kuantitatif-jenis-instrumen-dan-contoh
diakses 19 Oktober 2023

Universitas Siliwangi. Skripsi:BAB II Landasan Teori (hlm: 6-7) dikutip


dari http://repositori.unsil.ac.id/5583/6/BAB%20II.pdf diakses 20
Juni 2023

41
LAMPIRAN

Gambar 4 Tanaman Cabai Pupuk


Organik Awal Gambar 3 Tanaman
Cabai Pupuk Anorganik

Gambar 2 Tanaman Cabai Tanpa Gambar 1 Hasil Pupuk Organik Cair


Pupuk

Gambar 6 Tanaman Cabai Gambar 5 Tanaman Cabai Awal Tanpa


Pupuk Anorganik Pupuk

42
BIOGRAFI PENULIS

Serafin Berlin Mai Winda atau biasa dipanggil Sera

lahir di Magelang, 21 April 2006, Anak ketiga dari tiga

bersaudara. Menempuh pendidikan di Taman Kanak

Kanak Kanisius Bina Ari Borobudur, selanjutnya

melanjutkkan pendidikan sekolah dasar di SD Kanisius

Borobudur, kemudian melanjutkan pendidikan sekolah

menengah pertama di SMP Kanisius Muntian lulus tahun

2020. Saat ini, penulis sedang menempuh pendidikan sekolah menengah atas di

SMA Pangudi Luhur Vanlith. Penulis membuat Karya Tulis dengan judul "

Pengolahan Limbah Nasi Asrama Putri Vanlith sebagai Pupuk Organik Cair

terhadap Pertumbuhan taaman Cabai Rawit (Capsium Frutences L.)" Sebagai tugas

akhir syarat kelulusan dari SMA Pangudi Luhur Van Lith.

43
44

Anda mungkin juga menyukai