Anda di halaman 1dari 47

BUKU PRAKTIKUM

DIII KEBIDANAN UNS

Topik :
 STERILISASI & DESINFEKSI
 BAKTERIOLOGI UDARA
 BAKTERIOLOGI URINE
 PEWARNAAN GRAM

NAMA :............................................................................
NIM :............................................................................
KLAS :............................................................................
REGU :............................................................................

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS
1
TATA TERTIB SKILLS-LAB DI LAB MIKROBIOLOGI

1. Mahasiswa D3 Kebidanan Sekolah Vokasi UNS yang akan menempuh praktikum Mikrobiologi
di Lab.Mikobiologi FK UNS diharuskan mendaftarkan diri terlebih dahulu untuk mendapakan
kartu praktikum sebagai identitas praktikan, yang harus dibawa setiap praktikum.
2. Setiap praktikan mahasiswa harus memakai jas praktikum
3. Setiap mahasiswa menyediakan sendiri :
a. Buku Rencana Kerja
b. Pensil warna
c. Sarung tangan/handscoen
d. Masker
4. Setiap regu praktikum, menyediakan sendiri :
a. Pena marker
b. Selotip bening
c. Korek api Dimasukkan dalam box alat
d. Serbet/lap
e. Pinset/penjepit
f. Label/sticker
5. Dilarang membawa tas dan buku-buku selain Buku Rencana Kerja ke dalam ruangan praktikum.
6. Mahasiswa yang berhalangan karena sakit, harus ada surat ijin dari dokter pada hari praktikum
dilaksanakan.
7. Laporan praktikum dikumpulkan segera setelah praktikum selesai.
8. Mahasiswa wajib bekerja sama dengan hati-hati, berbicara seperlunya dan memperhatikan cara
kerja dengan seksama. Segala resiko yang timbul akibat kecerobohan praktikan menjadi
tanggung jawab praktikan sepenuhnya.
9. Jangan lupa mencuci tangan dengan desinfektan sebelum pulang.
10. Hal-hal yang belum tercantum, akan diatur kemudian.

2
Daftar Isi

Topik I. Sterilisasi dan Desinfektan


a.Praktikum Sterilisasi Fisis
b.Praktikum Desinfeksi

Topik II Pewarnaan Gram


a. Praktikum Pewarnaan sederhana
b. Praktikum Pewarnaan Gram

Topik III Pemeriksaan Bakteriologi Udara


Praktikum pemeriksaan bakteriologi udara

Topik IV Pemeriksaan Bakterologi Urine


Praktikum pemeriksaan bakteriologi urine

3
TOPIK I
STERILISASI DAN DESINFEKTAN
Sterilisasi adalah upaya menghilangkan jasad renik (mikroorganisme) dalam
suatu benda. Sterilisasi lazim digunakan di rumah sakit, laboratorium kesehatan dan
laboratorium pangan, industri makanan dan minuman, industri obat-obatan, dan
industri alat-alat kedokteran.
MACAM-MACAM CARA STERILISASI :
A. Sterilisasi Fisis
1. Sterilisasi Panas
Penggunaan panas merupakan cara termudah untuk mensterilkan bahan,
dengan syarat bahan tersebut tahan terhadap pemanasan. Panas bekerja dengan
cara mendenaturasikan protein sel dan asam nukleat serta merusak selaput sel.
Suhu 1000C akan mematikan semua bakteri dalam 2-3 menit kecuali bentuk
spora.
a. Panas Basah
- Tanpa tekanan, dengan metode perebusan langsung, Tindalisasi,
Pasteurisasi, dan metode dandang Arnold
- Dengan tekanan, dengan metode Autoclave
Kelebihan: spora kuman dapat dibunuh secara radikal, dapat
mensterilkan banyak alat sekaligus.
Kekurangan: mahal, bahan yang disterilkan dapat berubah kualitasnya,
b. Pembakaran
Dapat dilakukan dengan cara :
- Memijarkan

4
Cocok untuk alat-alat logam, yang dibakar sampai memijar. Dengan
cara ini seluruh mikroorganisme, termasuk spora dapat dibasmi.
- Melintaskan
Yaitu melintaskan alat gelas (ujung pipet, bibir tabung, mulut
Erlenmeyer, dll), melalui nyala api. Cara ini merupakan hal darurat
dan tidak memberikan jaminan bahwa mikroorganisme yang melekat
pada alat dengan pasti terbunuh.
Catatan :
Cara mensterilkan oshe : Oshe disterilkan dengan cara dibakar pada nyala
api lampu spiritus atau lampu gas. Pada waktu memanaskan oshe, dimulai
dari pangkal kawat dan setelah terlihat merah berpijar secara pelan-pelan
pemanasan dilanjutkan ke ujung oshe. Hal ini dimaksudkan untuk
mencegah “terloncatnya” sisa kuman akibat pemanasan langsung dan
terlalu cepat pada mata oshe.
c. Panas Lembab (uap air panas)
Untuk mensterilkan media-media yang akan mengalami kerusakan bila
dikerjakan dengan autoclave. Cara ini dijalankan dengan pemanasan 100 0C
selama 1 jam. Perlu diingat bahwa spora tidak mati dan ada beberapa
media yang tidak tahan pada panas tersebut (media Loewenstein, Urea
Broth).
d. Uap Air Bertekanan
Dengan menggunakan autoclave. Bakteri lebih cepat mati bila basah dan
uap merupakan suatu cara untuk meratakan panas ke seluruh ruang tempat
sterilisasi. Selain itu dengan autoclave spora kuman dapat dibunuh secara
radikal dan dapat mensterilkan banyak alat sekaligus. Sterilisasi biasanya
5
dilakukan dengan menggunakan panas 1200C selama 10-70 menit
tergantung kebutuhan. Dalam keadaan lembab jauh lebih cepat menerima
panas daripada keadaan kering sehingga sterilisasi basah lebih cepat bila
dibandingkan dengan sterilisasi kering.
e. Air Mendidih
Biasanya vegetatif patogen mati pada suhu 80 0C, namun endospora dapat
bertahan dalam air mendidih sampai 20 jam. Digunakan untuk
mensterilkan alat-alat seperti : gunting, pinset, scalpel, jarum, spuit
injeksi, dengan cara direbus dalam suasana mendidih selama 30-60 menit.
Efek mematikan air mendidih sangat ditingkatkan dengan penambahan
natrium karbonat 2% atau deterjen (Spora dapat dimatikan pada 98 0C
dalam waktu 10-30 menit).
f. Sterilisasi Fraksi/Tyndalisasi
Media yang akan disterilisasi dihadapkan pada uap langsung selama 30
menit setiap hari selama 3 hari berturut-turut.
g. Sterilisasi Panas Kering (dengan udara panas/Hot Air Oven)
Untuk mensterilkan bahan-bahan yang harus tetap kering. Digunakan
untuk mensterilisasi serbuk, perban kain, substansi berminyak (salep), alat-
alat laboratorium dari gelas (petri, tabung gelas, botol pipet, dll). Bahan
dari karet, kain, kapas, dan kasa tidak dapat disterilkan dengan cara ini.
Setelah dicuci, alat-alat yang akan disterilisasi dikeringkan dan dibungkus
dengan kertas tahan panas, kemudian dimasukkan ke dalam oven. Suhu
yang paling sering digunakan 160-1700C selama 90-120 menit.

6
Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa di antara bahan yang disterilkan
harus terdapat ruang antara yang cukup, untuk menjamin suatu pergerakan
udara yang tidak terhambat.
h. Pasterurisasi
Dilakukan dengan pemanasan bahan sampai suhu tertentu (61,7 0C) selama
jangka waktu tertentu (30 menit), kemudian didinginkan dengan cepat.
Biasanya digunakan untuk mensterilkan susu dan minuman beralkohol.
i. Pengeringan
Bakteri harus tumbuh dalam lingkungan yang lembab sehingga ketiadaan
air akan menyebabkan kematian. Namun hal ini tidak efektif terhadap
endospora, virus, dan beberapa bakteri tertentu (M. tuberculosis, dll).
2. Sterilisasi Dingin
Sterilisasi dingin digunakan untuk menghambat pertumbuhan kuman dalam
suatu media. Suhu 20C-80C digunakan untuk pengawetan makanan, untuk
sterilisasi dilakukan pada suhu kurang dari -350C.
3. Radiasi
a. Sinar Pengion (sinar-x, sinar gamma)
Menyebabkan kerusakan DNA dan menyebabkan pembentukan radikal
bebas yang terjadi sewaktu radiasi berenergi tinggi berjalan melewati air
(radikal bebas ini membentuk peroksida yang bertindak sebagai oksidator
kuat).
Digunakan untuk sterilisasi cawan petri, kateter, alat suntik.
b. Sinar Ultraviolet (panjang gelombang 15-390 nm)
Sinar ultraviolet diserap oleh asam nukleat sehingga menyebabkan kaitan
silang pada lingkaran benang DNA antar molekul-molekul timin yang
7
berdekatan. Dimmer timin ini menghalangi replikasi DNA normal dengan
menutup jalan enzim replikasi.
Digunakan untuk mengurangi populasi mikroorganisme di udara dalam
ruangan operasi, ruangan penyakit menular, laboratorium bakteriologi, dll.
4. Filtrasi
Bahan yang tidak dapat terkena panas atau perlakuan kimia dapat disterilisasi
dengan proses filtrasi. Bakteri tidak mati tetapi secara fisik terpisah dari cairan
dengan cara ini. Digunakan untuk sterilisasi media yang tidak tahan terhadap
pemanasan (Urea Broth), sterilisasi vaksin, serum, enzim, vitamin. Bisa juga
digunakan untuk meminimalkan kuman udara masuk untuk ruangan kerja
secara aseptis.
Macam filter :
1. Filter Pasteur dan Filter Chamberlain
Terdiri atas lilin berongga yang tersusun dari protein tidak berlapis.
2. Filter Berkefeld
Terbuat dari tanah diatom.
3. Filter Sietz
Terbuat dari bantalan asbes/bubuk gelas.
4. Filter Gelas
5. Filter Membran (ester selulosa)

B. Sterilisasi Kimiawi
Sterilisasi dengan menggunakan zat kimia untuk merusak/menghambat
pertumbuhan bakteri dikenal sebagai desinfeksi. Bahan kimia yng dapat
menghambat kuman disebut DESINFEKTAN.
8
Mekanisme kerja desinfektan :
a. Bekerja pada membran plasma.
Kerusakan pada membran sitoplasma menyebabkan ion anorganik penting,
nukleotida, koenzim, dan asam amino merembes ke luar sel. Selain itu,
kerusakan pada membran plasma juga mencegah masuknya bahan-bahan
penting ke dalam sel.
Membran sitoplasma tersusun terutama dari protein dan lemak, karena itu
rentan terhadap agen-agen yang menurunkan tegangan permukaan, al :
benzalkonium, fenol, kresol, karbol, hexachlorofene, etil/propil alkohol. Juga
sabun dan deterjen.
b. Cara kerja pada protein sel (memodifikasi fungsi protein dan asam nukleat)
Agen-agen yang merusak sel melalui efeknya pada protein : asam, basa, fenol,
kresol, alkohol, garam logam berat (senyawa merkuri, senyawa silver),
formaldehida, halogen, iodine, chlorine, trifenil metan, agen pengoksidasi
(hidrogen peroksida), dan kalium permanganat.
c. Denaturasi protein
Desinfektan yang mempunyai mekanisme keja mendenaturasi protein kuman
antara lain : asam benzoat, asam salisilat, asam sulfat, asam chlorida, NaOH,
KOH, NH4OH, L1OH

Jenis-jenis desinfeksi:
- High-level disinfectant: efektif melawan mikroba pathogen, kecuali spora
bakteri.
- Intermediate-level disinfectant: efektif melawan mycobacteria, bakteri
vegetative, virus dan jamur, kecuali spora bakteri dan jamur.
9
- Low-level disinfectant: pada umumnya efektif melawan bakteri vegetative,
beberapa virus dan jamur, namun tidak efektif melawan mycobacteria dan
spora.
Antiseptik adalah desinfektan yang digunakan untuk membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan hidup, misalnya kulit.
Faktor-faktor yang mempengaruhi aktifitas desinfektan:
- Konsentrasi dan formula desinfektan
- Jangka waktu dan efektivitas kontak
- Temperature
- pH
- kelembaban
- adanya materi organic atau sintetik
Resistensi mikroba terhadap desinfektan:
Mikroorganisme Contoh
More resistant Prion Scrapie, Creutzfeldt-Jakob disease
Spora bakteri Bacillus, Clostridium
Oocyst protozoa Cryptosporidium
Telur cacing Ascaris, Enterobius
Mycobacteria M. tuberculosis
Small, non-enveloped virus Poliovirus, parpovirus, papillomavirus
Protozoal cyst Giardia, Acanthamoeba
Spora jamur Aspergillus
Bakteri Gram negative Pseudomonas, Escherichia
Jamur dan alga vegetative Candida, Tricophyton
Cacing dan protozoa vegetative Ascaris, Giardia
Large, non-enveloped virus Adenovirus, rotavirus
Bakteri Gram positif Staphylococcus, Streptococcus
Less resistant
Enveloped virus HIV, HBV, HSV

10
11
PRAKTIKUM STERILISASI FISIS

Tujuan : membuktikan bahwa pemanasan langsung (pembakaran) dapat digunakan


sebagai langkah sterilisasi.
Prinsip dasar: panas kering langsung membunuh kuman melalui mekanisme
denaturasi protein.
Alat/bahan: - sendok logam 2 batang
- media kaldu pepton steril 1 tabung
- media nutrient agar 1 plate
- lampu spirtus / Bunsen 1 buah
- kapas lidi steril 2 buah
Cara kerja:
1. Media nutrient agar ditandai/dibagi menjadi 2 sektor (A dan B) dengan
menggunakan pena marker pada bagian bawah petri
2. Sendok A diusap dengan kapas lidi yang telah dibasahi kaldu pepton kemudian
kapas lidi digoreskan pada media nutrient agar pada sector A.
3. Sendok B dilewatkan pada lampu spirtus beberapa kali, setelah dingin diusap
dengan kapas lidi yang telah dibasahi kaldu pepton, kemudian kapas lidi
digoreskan pada media nutrient agar pada sektor B.
4. Media nutrient agar diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam.
5. Lihat hasilnya keesokan harinya.
Interpretasi hasil:
- didapatkan koloni bakteri  tidak steril
- tidak didapatkan koloni bakteri  steril

12
PRAKTIKUM
STERILISASI FISIS

DASAR :

TUJUAN :

ALAT/BAHAN :

13
CARA KERJA :

HASIL :

14
DISKUSI :

DISPLAY :

15
PRAKTIKUM DESINFEKTAN

Tujuan: Menguji efektivitas beberapa macam bahan desinfektan dalam


menghilangkan kuman dari suatu benda.

Prinsip dasar: Desinfektan digunakan untuk membunuh mukroorganisme secara


kimiawi dengan mekanisme kerja yang beragam.

Alat/bahan: - Media kaldu pepton 1 tabung


- Media agar darah 1 plate
- Bahan desinfektan 1 botol
- Kapas lidi steril 2 buah
- Lampu spirtus 1 buah
Cara kerja:
1. Media agar darah dibagi menjadi 2 sektor (A dan B) dengan menggunakan
pena marker pada bagian bawah petri.
2. Telapak tangan kanan diusap dengan kapas lidi yang telah dibasahi dengan
kaldu pepton, kemudian kapas lidi digoreskan pada sektor A media agar darah.
3. Telapak tangan kiri dicuci dengan desinfektan, ditunggu hingga kering,
kemudian diusap dengan kapas lidi yang telah dibasahi dengan kaldu pepton,
kemudian kapas lidi digoreskan pada sector B media agar darah.
4. Media agar darah diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam.
5. Lihat hasilnya keesokan harinya.
Interpretasi hasil:
- didapatkan koloni bakteri  tidak steril
- tidak didapatkan koloni bakteri  steril

16
PRAKTIKUM DESINFEKTAN

DASAR :

TUJUAN :

ALAT/BAHAN :

17
CARA KERJA :

HASIL :

DISKUSI :
18
DISPLAY :

19
TOPIK II
BAKTERIOLOGI UDARA

Flora mikroba di udara bersifat sementara dan beragam. Udara bukanlah suatu
medium tempat mikroorganisme tumbuh, tetapi merupakan pembawa bahan partikulat,
debu, dan tetesan cairan, yang kesemuanya ini mungkin mengandung mikroorganisme.
Jumlah dan tipe mikroorganisme yang mencemari udara ditentukan oleh sumber
pencemaran dalam lingkungan, misalnya dari saluran pernafasan manusia yang
dikeluarkan melalui batuk dan bersin, partikel-partikel debu dari permukaan bumi yang
diedarkan oleh aliran udara. Mikroorganisme udara dapat terbawa oleh partikel debu,
dalam tetesan cairan berukuran besar dan dalam titik-titik cairan yang berukuran kecil
membentuk inti tetesan bila titik-titik cairan itu menguap.
Mikroorganisme yang memasuki udara dapat terbawa oleh udara sampai
beberapa meter bahkan kilometer, sebagian mikroorganisme tersebut mati dalam
beberapa detik namun sebagian yang lain dapat bertahan hidup hingga berminggu-
minggu, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Kemampuan hidup mikroorganisme
di udara terutama dipengaruhi oleh ketahanannya terhadap keadaan fisik atmosfir.
Tingkat pencemaran udara dalam ruangan oleh mikroorganisme dipengaruhi
oleh faktor-faktor : laju ventilasi, kepadatan penghuni, sifat serta taraf kegiatan
penghuni ruangan tersebut. Mikroorganisme dihembuskan dalam bentuk percikan air
dari hidung dan mulut saat bersin, batuk, bahkan bercakap-cakap. Titik air yang
ukurannya kecil akan berada lama di udara, sedang titik air yang berukuran besar akan
segera jatuh ke lantai atau permukaan benda lain. Debu dari permukaan ini sebentar-
sebentar akan berada dalam udara selama berlangsungnya kegiatan dalam ruangan
tersebut.
20
Mikroorganisme terdiri atas spora kapang terutama Aspergillus, basilus Gram (+),
cocus Gram (+), basilus Gram (-), & spora bakteri.

21
PRAKTIKUM PEMERIKSAAN UDARA

Dasar : Udara dalam ruangan dapat dicemari oleh mikroorganisme yang berasal
terutama dari penghuni ruangan tersebut. Pencemaran udara ruangan oleh
mikroorganisme dapat mengakibatkan menularnya penyakit antar
penghuni ruangan tersebut.
Tujuan : Menentukan adanya mikoorganisme dalam udara ruangan, dan melihat
jenis mikroorganisme tersebut berdasarkan morfologinya.

Alat/Bahan :
1. Media agar darah plate 1 plate
2. Cat Gram 1 set
3. Oshe kosong 1 buah
4. Larutan NaCl 0,9% tabung
5. Lampu spiritus 1 buah
6. Object glass 1 buah
7. Mikroskop 1 buah

Cara Kerja :
1. Letakkan media agar darah plate dalam keadaan terbuka dalam ruangan selama  1
jam.
2. Tutup media agar darah plate, inkubasi 370C semalaman.
3. Lihat hasilnya : bentuk dan ukuran koloni, warna koloni, dan jumlah koloni.

22
PRAKTIKUM
PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGI UDARA

DASAR :

TUJUAN :

ALAT/BAHAN :

23
CARA KERJA :

HASIL :

DISKUSI :

DISPLAY :

24
PRAKTIKUM III
BAKTERIOLOGI URINE (INFEKSI SALURAN KEMIH)

Pada keadaan normal ginjal, ureter dan vesika urinaria tidak mengandung
mikroorganisme, baik pada laki-laki maupun wanita. Mungkin ada sedikit bakteri
pada bagian distal uretra, namun bakteri ini terbatas pada segmen pendek dekat
meatus uretra. Organisme-organisme yang terdapat pada bagian distal uretra
antara lain Acinetobacter sp, Candida albicans dan khamir, Corynebacterium sp,
kuman enterik, Mycobacterium sp, Niesseria sp dan Trichomonas vaginalis.
Infeksi saluran kemih merupakan suatu keadaan patologis dimana terjadi
perkembangbiakan mikroorganisme pada jumlah tertentu didalam saluran kemih
mulai dari uretra sampai dengan cortexrenalis.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya infeksi saluran kemih


antara lain : lamanya penggunaan kateter, umur dan jenis kelamin, setelah
persalinan, kondisi tubuh penderita yang menurun. Diagnosa infeksi
saluran kemih ditegakkan dengan membuktikan adanya
mikroorganisme didalam saluran kemih. Pada umumnya mikroorganisme
penyebabnya adalah bakteri, sehingga bacteriuria merupakan dasar diagnosa
infeksi saluran kemih. Bakteri penyebab ISK antara lain E.coli, Proteus sp,
Klebsiella sp, Pseudomonas sp, Staphylococcus sp, Candida sp, Chlamediasp.

Bakteri dihitung berdasarkan kriteris Kass yaitu :

1. Jumlah kuman >100.000/ml berarti ada infeksi

2. Jumlah kuman 1.000-100.000/ml bisa berarti ada infeksi sebelumnya dan telah

diobati atau meragukan sehingga harus diulang

3. Jumlah kuman <1.000/ml berart tidak ada infeksi


25
Pengambilan Sample untuk pemeriksaan urine:

Prinsip pengambilan sample:


1. Meminimalkankontaminasi.
2. Tepat dalam pemilihan waktupengambilan.
3. Jumlah spesimenmencukupi.
4. Menggunakan kontainaer yangsesuai.
5. Sampel diambil sebelum pemberianantibiotika.
6. Sebelum dikirim diberi label dan dipastikan wadah tidakbocor.
7. Meminimalkan waktupengiriman
8. Dilakukan sesuai dengan prosedur pengambilanspesimen.
9. Jenis spesimen yang diambil sesuai dengan jenis permintaan pemeriksaan.

Sumber spesimen urin


• Mid stream urine (urin porsi tengah)
• Urin kateter
• Urin pungsi suprapubik

26
Mid stream urine (urin porsi tengah)
• Prinsip umum:
- sebisa mungkin ambil urine pagi - tampung urine sebanyak 3 -5 ml ke containersteril
- sesegera mungkin dikirim ke lab. Jika tidak mungkin dilakukan kultur dalam 30
menit, urine dapat disimpan di refrigerator selama 24 jam
- jika mungkin urine diambil sebelum pemberian terapiantibiotika
- label dengan baik dan kirim ke lab Prosedur pengambilan urine porsi tengah
Dewasa:
- cuci tangan dankeringkan
- buka tutup container steril dan letakkan tutup sedemikian rupa sehingga hanya
bagian luar saja yang terkenalantai
- bersihkan daerah di sekitar meatus dari depan ke belakang dengan sabun atau
tissuebasah
- buka labia dengan satu tangan. Pegang container dengan tangan yang lain, hati-hati
jangan menyentuh bagian dalam container
- buang ± 25 ml urine pancaran I, dan langsung tampung urine berikutnya tanpa
menghentikan pancaran urine hingga volume yang cukup. Hindari container
menyentuh kaki, baju dll
- tutup kembali container, hati-hati jangan mengkontaminasi bagian dalam tutup
- cuci dan keringkan tangan - beri label dengan baik - perhatikan prinsip kewaspadaan
saat membawa spesimen

27
• Bayi dan anak-anak:
- gunakan peralatan plastik tertentu untuk menampung urine. Karena urine bag
mengandung kontaminan dari kulit, maka harus diperiksa sesegera mungkin
- Bersihkan area urethra dengan baik sebelum memasang urine bag.

Urine dari kateter


• Jangan mengambil urine dari urine bag
• Jika perlu klamp catheter tube untuk mengumpulkan urine, tapi tidak boleh lebih dri
30 menit
• Bersihkan tempat pengambilan sampel dengan swabalkohol
• Masukkan jarum ke tempat pengambilan sampel, dan hisap urine ke syringe
• Pindahkan urine ke containersteril
• Label denganbaik
• Kirim sesegera mungkin kelab

28
PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGI URINE

Dasar : Urin pada dasarnya steril, dengan menemukan


bakteri/mikroorganisme lain dalam jumlah tertentu dapat membantu
menegakkan diagnosa ISK

Tujuan : Menegakkan diagnosa ISK pada sampel urin pasien

Alat / Bahan :
1. Urin mid stream 20ml
2. Blood Agar 1 plate
3. Mac Concey 1 plate
4. Ohse disposible 1 buah
5. Pembakar spirtus
CaraKerja :
1. Lakukan homogenisasi urine dengan cara mengocok urin perlahan secara
merata
2. Ambil urine dengan ohse sebanyak 10μ menggunakan disposible loop
kalibrasi
3. Deposit 10μ urine ke Mc conkey agar dan agar darah secara merata dari
atas ke bawah
4. Inkubasi pada 35°C selama 18-24 jam
5. Hitung jumlah koloni kuman. Hasilnya dikalikan dengan 100 (dengan
asumsi 0,01 ml urine yang tertinggal dalam media
Interpretasi :
ISK ditegakkan apabila jumlah koloni ≥100, (jumlah kuman ≥105/ml)
Catatan : Bila urin diambil dari metode supra pubic punctie, diagnosa ISK
ditegakkan bila jumlah kuman 104/ml

29
PRAKTIKUM
PEMERIKSAANBAKTERIOLOGI URIN

DASAR :

TUJUAN :

ALAT/BAHAN :

30
CARA KERJA :

HASIL :

DISKUSI :

DISPLAY :

31
TOPIK IV
PEWARNAAN BAKTERI

A. PEMBUATAN PREPARAT
Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan mikroskopik yang baik, diperlukan :
- preparat yang dapat dilihat dengan baik yaitu tidak terlalu tebal dan
tidak terlalu tipis
- pengecatan preparat yang baik

Pembuatan preparat yang berasal dari bahan langsung dari penderita:


Bahan dapat berupa : sputum, pus, discharge telinga/hidung, urin (urin ini
disentrifus dahulu, endapannya dibuat preparat).
- Bahan diambil dengan oshe steril atau kapas lidi steril dan digoreskan
pada object glass setipis mungkin. Panaskan object glass di atas nyala
api spiritus sambil digoncangkan (jarak preparat sampai api spiritus
kira-kira 20 cm) sampai preparat tersebut kering. Setelah kering tetesi
formalin 1%, tunggu 5 menit dan keringkan sekali lagi dan preparat siap
dicat.
Pembuatan preparat dari biakan cair :
- Ambil object glass yang bersih dan steril, bebaskan dari lemak dengan
memanaskan di atas nyala api spiritus. Ambil kuman dari biakan cair
dengan menggunakan oshe steril, diratakan pada object glass sehingga
membentuk diameter 1-2 cm.
- Preparat yang sudah dibuat kemudian dikeringkan dan ditetesi formalin.

32
Pembuatan preparat dari pertumbuhan media padat :
- Teteskan satu oshe kaldu pada object glass yang telah dibersihkan dan
dibebaskan dari lemak. Dengan oshe steril ambil sedikit dari satu koloni
kuman, campurlah dengan kaldu tersebut, buat menjadi homogen, lalu
tipiskan. Preparat kemudian dikeringkan di atas nyala api spiritus dan
selanjutnya dikerjakan seperti membuat preparat dari bahan langsung.

B. KLASIFIKASI PEWARNAAN KUMAN


1. Pewarnaan Sederhana
Hanya menggunakan 1 macam cat. Biasanya bakteri maupun daerah
sekitarnya akan mempunyai warna yang sama tetapi dengan intensitas
yang berbeda.
Contoh :
- Karbol fuschin
- Gentian violet
- Methylen blue
2. Pewarnaan Differensial/majemuk
Menggunakan lebih dari satu macam cat. Pewarnaan ini dapat
digunakan untuk identifikasi karena masing-masing bakteri mempunyai
reaksi tertentu.
a. PEWARNAAN GRAM
Dari sifat bakteri terhadap cat Gram, bakteri dapat digolongkan
menjadi Gram positif dan Gram negatif.
Bakteri Gram positif adalah bakteri yang pada pengecatan Gram
tahan terhadap alkohol sehingga tetap mengikat cat warna pertama

33
dan tidak mengikat cat kontras sehingga bakteri akan berwarna
ungu.
Bakteri Gram negatif adalah bakteri yang pada pengecatan Gram
tidak tahan alkohol sehingga warna cat yang pertama dilunturkan
dan bakteri akan mengikat warna kontras sehingga tampak merah.
Ada beberapa teori tentang dasar perbedaan kedua golongan
tersebut :
-1. Teori Salton
Teori ini berdasarkan kadar lipid yang tinggi (20%) di dalam
dinding sel bakteri Gram negatif. Zat lipid ini larut selama
pencucian dengan alkohol. Pori-pori pada dinding sel
membesar, sehingga zat warna yang sudah diserap mudah
dilepaskan dan bakteri menjadi tidak berwarna.
Bakteri Gram positif mengalami denaturasi protein pada
dinding selnya oleh pencucian dengan alkohol. Protein menjadi
keras dan beku, pori-pori mengecil sehingga kompleks ungu
kristal yodium dipertahankan dan bakteri tetap berwarna ungu.
-2. Teori Permeabilitas Dinding Sel
Teori ini berdasarkan tebal-tipisnya lapisan peptidoglikan
dalam dinding sel.
Bakteri Gram positif mempunyai susunan dinding yang
kompak dengan lapisan peptidoglikan yang terdiri dari 30
lapisan. Permeabilitas dinding sel kurang dan kompleks yodium
tidak dapat keluar.

34
Bakteri Gram negatif mempunyai lapisan peptidoglikan yang
tipis, hanya 1-2 lapisan dan susunan dinding sel tidak kompak.
Permeabilitas dinding sel lebih besar sehingga masih
memungkinkan terlepasnya kompleks ungu kristal yodium.

Komposisi cat Gram :


Cat Gram A (ungu)
Kristal violet 2 gram
Alkohol 96% 20 cc
Ammonium Oxalat 1% inaqua 80 cc
Cat Gram B (coklat)
Jodium 1 gram
Kalium Jodida 2 gram
Aquadest 300 cc
Cat Gram C (tak berwarna)
Aseton 30 cc
Alkohol 70 cc
Cat Gram D (merah)
Safranin 1 gram
Alkohol 96 % 10 cc
Aquadest 90 cc

Contoh bakteri Gram positif :


a. bentuk coccus : Streptococcus, Staphylococcus, Pneumococcus,
Peptococcus, Peptostreptococcus

35
b. bentuk batang : Corynebacterium diptheriae, Bacillus,
Clostridia
Contoh bakteri Gram negatif :
a) bentuk coccus : Neisseria, Veillonella
b) bentuk batang : E. coli, Shigella, Salmonella, Klebsiella,
Hemophilus, Pasteurella, bacteroides, Fusobacterium, Brusella

PRAKTIKUM
PEMBUATAN PREPARAT / SLIDE

Tujuan: Melekatkan suspensi bakteri pada object glass sehingga siap


untuk diwarnai.
Alat/bahan :
 Suspensi kuman cair 1 tabung
 Oshe kolong 1 buah
 Lampu spiritus 1 buah
 Object glass 2 buah
 Kapas alkohol 1 botol

Cara Kerja :
1. Pindahkan 1-2 oshe suspensi kuman di atas object glass, ratakan.
2. Lalu lewatkan di atas nyala api sampai suspensi kuman melekat pada
object glass.
3. Preparat/slide siap siap diwarnai.

36
PRAKTIKUM
PEMBUATAN PREPARAT / SLIDE

DASAR :

TUJUAN :

ALAT/BAHAN :

37
CARA KERJA :

HASIL :

38
DISKUSI :

DISPLAY :

39
PRAKTIKUM
PEWARNAAN GRAM

Tujuan : Membedakan bakteri Gram (+) dan Gram (-)


Dasar : Gram (+) mempertahankan pewarna I, Gram (-) tidak dapat
mempertahankan warna pewarna II, luntur oleh peluntur
alkohol.
Alat/bahan :
 Cat Gram A (warna ungu) :
Kristal violet 1 botol
Aquadest
 Cat Gram B (warna coklat) :
Kalium Iodida 1 botol
Yodium
Aquadest
 Cat Gram C:
Alkohol 90% 1 botol
 Cat Gram D (warna merah) :
Safranin 1 botol
Aquadest
 Suspensi kuman cair 1 tabung
 Object glass 2 buah
 Lampu spiritus 1 buah
 Oshe kolong 1 buah
 Kapas alkohol 1 botol

40
Cara Kerja :
1. Buat preparat/slide dari suspensi kuman.
2. Preparat tipis yang telah direkatkan, digenangi cat Gram A selama 1
menit.
3. Dicuci, kemudian genangi dengan cat Gram B selama 1 menit.
4. Segera dicuci dengan air lalu digenangi dengan cat Gram C sampai
warna cat Gram A luntur (preparat berwarna pucat).
5. Segera dicuci dengan air lalu digenangi dengan cat Gram D selama 1
menit.
6. Preparat dicuci, dikeringkan lalu diperiksa dibawah mikroskop dengan
pembesaran 1000x dengan menggunakan minyak imersi.

Interprestasi Hasil :
 Gram positif : bakteri berwarna ungu.
 Gram negatif : bakteri berwarna merah.

41
PRAKTIKUM
PEWARNAAN GRAM

DASAR :

TUJUAN :

ALAT/BAHAN :

42
CARA KERJA :

HASIL :

43
DISKUSI :

DISPLAY :

44
LEMBAR PENGESAHAN

ACC RENCANA KERJA

HARI/TANGGAL ASISTEN KETERANGAN

Nama : .......................
............

ACC LAPORAN

HARI/TANGGAL ASISTEN KETERANGAN

Nama : .........................
.............

45
DAFTAR STAF DOSEN & KARYAWAN
LAB. MIKROBIOLOGI FK UNS

 Marwoto, dr., M.Sc., Sp.MK


 Maryani, dr., M.Si., Sp.MK(K)
 Betty Suryawati, dr., MBiomed.Sc., Ph.D, Sp.MK
 Dr. Leli Saptawati, dr., Sp.MK(K)
 Tri Nugraha Susilawati, dr., M.Med., Ph.D
 Nur Dwi Handayani, A.Md
 Sundoro Sari, A.Md

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS

Jl Ir Sutami 36 A, Solo
Telp/Fax 0271 632489

46
47

Anda mungkin juga menyukai