Anda di halaman 1dari 7

ACC1.

28/09/2023
ACC2.29/09/2023

PEMBAHASAN

A. Bentuk Pertumbuhan Karang

Terumbu karang (coral reef) merupakan organisme yang hidup di dasar perairan
dan berbentuk batuan kapur (CaCO3) yang cukup kuat menahan gaya gelombang laut.
Organisme yang dominan hidup adalah binatang-binatang karang yang mempunyai
kerangka kapur yang bersimbiosis dengan zooxanthellae (Candri, D.A., et al., 2022). Pada
dasarnya terumbu karang dibentuk oleh hewan karang (filum Cnidaria kelas Anthozoa,
ordo Scleractinia) yang dapat menghasilkan kerangka luar dari kalsium karbonat (CaCO 3)
dengan dibantu oleh alga berkapur dan organisme-organisme lain pada struktur terumbu
karang (Nirwana, I, 2022).
Karang memiliki variasi bentuk pertumbuhan koloni yang berkaitan dengan kondisi
lingkungan perairan. Berbagai jenis bentuk pertumbuhan karang dipengaruhi oleh
intensitas cahaya matahari, hydrodinamis (gelombang dan arus), ketersediaan bahan
makanan, sedimen, subareal exposure dan faktor genetik. Berdasarkan bentuk
pertumbuhannya karang batu terbagi atas karang Acropora dan non-Acropora. Perbedaan
Acropora dengan non-Acropora terletak pada struktur skeletonnya. Acropora memiliki
bagian yang disebut axial koralit dan radial koralit, sedangkan non-Acropora hanya
memiliki radial koralit (Ihsan, K., et al., 2013).
Jenis karang yang dominan di suatu habitat tergantung pada kondisi lingkungan
atau habitat tempat karang itu hidup. Pada suatu habitat, jenis karang yang hidup dapat
didominasi oleh suatu jenis karang tertentu. Pada daerah rataan terumbu biasanya
didominasi karang-karang kecil yang umumnya berbentuk masif dan submasif. Lereng
terumbu biasanya ditumbuhi oleh karang-karang bercabang. Karang masif lebih banyak
tumbuh di terumbu terluar dengan perairan berarus (Andrianto, 2016). Gelombang
berpengaruh terhadap perubahan bentuk koloni terumbu. Karang yang hidup di daerah
terlindung dari gelombang (leeward zones) memiliki bentuk percabangan ramping dan
memanjang, berbeda pada gelombang yang kuat (windward zones) kecenderungan
pertumbuhan berbentuk percabangan pendek, kuat, merayap atau submasif, Perbedaan
bentuk pertumbuhan karang dijadikan suatu acuan untuk melihat penutupan karang,
beberapa metode pengamatan terumbu karang yang didasarkan pada bentuk
pertumbuhan seperti transek menyinggung (Line Intercept Transect), Point Transect dan
lain-lain (Arisandi, A., et al., 2017).
Kerangka kapur hasil sekresi akan mengendap di bawah lalu menghasilkan bentuk
pola/ alur yang berbeda antara jenis satu dengan jenis lainnya. Sehingga pola yang
terbentuk dari kerangka kapur akan menghasilkan dasar nama dari berbagai jenis karang
konvensional. Variasi pertumbuhan pada koloni karang bergantung dengan kondisi
lingkungan perairan yang ada di sekitarnya. Beberapa bentuk karang diantaranya
(Rosalina, T. 2022):
1) Bentuk Bercabang (Branching)
Memiliki cabang lebih panjang dibandingkan dengan diameter yang dimiliki, sering
ditemukan pada sepanjang tepi terumbu serta bagian atas lereng, terutama pada daerah
yang terlindungi atau setengah terbuka. Bentuk ini memiliki fungsi memberikan tempat
perlindungan bagi ikan serta invertebrata tertentu.
ACC1.28/09/2023
ACC2.29/09/2023

2) Bentuk Padat (massive)


Bentuk ini memiliki banyak variasi bentuk seperti bongkahan batu. Permukaan
karang pada bentuk ini halus serta padat. Karang bentuk ini biasanya ditemui di sepanjang
tepi terumbu karang serta bagian atas lereng terumbu.

3) Bentuk Kerak (encrusting)


Bentuk ini menyerupai dasar terumbu dengan permukaan yang kasar serta keras
dan berlubang – lubang kecil. Bentuk ini banyak terdapat pada lokasi yang terbuka serta
berbatu dan mendominasi di sepanjang lereng terumbu. Karang bentuk ini memiliki fungsi
sebagai tempat berlindung hewan – hewan kecil yang sebagian tubuhnya tertutup
cangkang.

4) Bentuk Lembaran (foliose)


Bentuk ini berupa lembaran – lembaran yang menonjol pada dasar terumbu serta
daerah – daerah yang terlindungi. Karang bentuk ini memiliki fungsi sebagai tempat
pelindung bagi ikan dan hewan lainnya

5) Bentuk Jamur (mushroom)


ACC1.28/09/2023
ACC2.29/09/2023
Memiliki bentuk oval serta terlihat seperti jamur, memiliki banyak tonjolan seperti
punggung bukit beralur dari tepi hingga pusat mulut.

6) Bentuk Submasif (submassive)


Memiliki bentuk yang kokoh dengan tonjolan–tonjolan atau kolom–kolom kecil.

B. Koralum Karang
Karang adalah binatang yang memiliki organ yang simple (sederhana) dimana
semua organ tersebut menempel pada kerangka karang yang membentuk kristal
aragonite. Satu individu dari karang disebut polip kemudian ratusan hingga ribuan polip
akan membentuk sebuah koloni. Koloni dari karang akan membentuk beraneka pola atau
disebut sebagai life form (bentuk pertumbuhan). Secara taksonomi tradisional bentuk
pertumbuhan karang ini akan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu Acropora dan non-
Acropora, pada karang Acropora dicirikan dengan 2 macam polip (disebut koralit ketika
karang sudah mati), yaitu aksial dan radial. (Irawansyah, H., et al., 2019). Aksial koralit
memiliki ukuran lebih panjang daripada radial koralit dimana berfungsi sebagai calon
cabang baru bagi koloni karang
Karang diberi nama berdasarkan kerangka atau cangkang berkapurnya, sehingga
pengenalan terminologi kerangka sangatlah penting. Pelat dasar adalah pelat pada dasar
pondasi Septa yang tampak membentuk struktur vertikal dan menempel pada dinding
yang disebut Epithecus (Epiteka). Keseluruhan skeleton yang terbentuk dari satu polip
disebut Corallite (Koralit), sedangkan keseluruhan sekeleton yang dibentuk oleh
keseluruhan polip dalam satu individu atau satu koloni disebut Corallum (Koralum)
(Bahira, 2018).
Suatu koralit karang baru dapat terbentuk dari proses budding (percabangan) dari
karang. Selain bentuk koralit yang berbeda-beda, ukuran koralit juga berbeda-beda.
Perbedaan bentuk dan ukuran tersebut memberi dugaan tentang habitat serta cara
menyesuaikan diri terhadap lingkungan, namun faktor dominan yang menyebabkan
perbedaan koralit adalah karena jenis hewan karang (polip) yang berbeda-beda
(Pebrianto, M.F., 2021).
Pada koralit terdapat septum-septum yang berbentuk sekat-sekat yang dijadikan
acuan dalam penentuan spesies karang (Tanzil, M.A., 2018). Morfologi dari rangka kapur
ACC1.28/09/2023
ACC2.29/09/2023
inilah yang saat ini umumnya digunakan untuk mengidentifikasi jenis karang. Salah satu
dasar pengamatan karang yang paling banyak digunakan adalah pengamatan struktur
koralit. Di dalam koralit terdapat septa yang tumbuh keluar dari dasar koralit, septa ini
merupakan dasar penentuan spesies karang. Ukuran koralit sangat bervariasi, dari yang
seukuran kepala jarum sampai yang sebesar sepatu. Bentuk dari koralit tergantung dari
model pertumbuhannya, bila koralit membentuk dinding sendiri yang pendek disebut
plocoid atau yang lebih panjang disebut phaceloid. Bila koralit membentuk diding bersama
disebut ceroid, bila membentuk dinding lembah sendiri disebut meandroid dan bila
membentuk dinding lembah bersama disebut flabello-meandroid (Zurba, N., 2019).
1) Dinding terpisah
a. Tipe Placoid; Masing-masing corallite memiliki dindingnya masing-masing
dengan tonjolan menyerupai tabung yang dipisahkan oleh Coenosteum.

b. Tipe Phaceloid; Apabila koralit memanjang membentuk tabung dan juga


mempunyai corallite dengan dinding masing-masing yang dipisahkan oleh
ruang kosong.

c. Tipe Flabello-meandroid; Seperti meandroid, dimana membentuk lembah-


lembah memanjang, namun corallite tidak memiliki dinding bersama.

d. Tipe Soliter; Tipe ini hanya terdiri atas satu corallite (tidak berkoloni). Umumnya
memiliki dua bentuk yaitu bulat dan lonjong.

2) Dinding menyatu
ACC1.28/09/2023
ACC2.29/09/2023
a. Tipe Cerioid; Apabila dinding corallite saling menyatu (bersanding satu sama lain)
dan membentuk permukaan yang datar.

b. Tipe Meandroid; Apabila koloni mempunyai corallite yang membentuk lembah dan
corallite disatukan oleh dinding-dinding yang saling menyatu dan membentuk alur-
alur seperti sungai.

3) Spesial
a. Tipe Themnasteroid; Antar corallite tidak memiliki dinding, dimana membentuk
kanal-kanal kecil yang terpusat.

b. Tipe Hydnophoroid; Corallite terbentuk seperti bukit yang masing-masing memiliki


dinding pembatas, tersebar pada seluruh permukaan koloni.

c. Tipe Flabellatte; Bentuk koloni karang yang berlekuk-lekuk atau mempunyai alur
yang berkelok dengan masing-masing koralit mempunyai dinding yang terpisah.

d. Tipe Dendroid; Bentuk pertumbuhan koloninya hampir menyerupai pohon, dimana


mempunyai cabang-cabang dan di ujung cabang biasanya di jumpai kalik utama.
ACC1.28/09/2023
ACC2.29/09/2023
ACC1.28/09/2023
ACC2.29/09/2023
DAFTAR PUSTAKA

Andrianto. 2016. Variasi Morfologi Karang Bercabang (Branching) Berdasarkan Zona


Terumbu Karang Di Perairan Pulau Badi Kabupaten Pangkep. Skripsi. Universitas
Hasanuddin

Arisandi, A. Badrud. T. Kaswan, B. 2017. Pemulihkan Ekosistem Terumbu Karang Yang


Rusak Di Kepulauan Kangean. Prosiding Seminar Nasional Kelautan dan Perikanan
III 2017

Bahira. 2018. Analisis Pendapatan Dan Kelayakan Finansial Usaha Karang Hias Ekspor
Di Pt. Banyu Biru Sentosa Dki Jakarta. Politeknik Pertanian Negeri Pangkep

Candri, D. A., Sholeha, L. M. A., Ahyadi, H., & Zamroni, Y. (2022). Types and Capacity of
Coral Reefs Collecting as Material For Making Lime, In Gunung Malang Village, East
Lombok. Jurnal Biologi Tropis, 22(2), 582-594.

Ihsan, K. Elizal.Thamrin., 2013. The Coral Reef Condition In Cerocok Beach Waters Of
Painan, West Sumatera Province.

Irawansyah, H. Rosdianto. Luthfi O.M. 2019. Terumbu Karang Di Kutai Timur: Pulau
Miang. Um Press

Nirwana, I. 2022. Dinamika Temporal Komunitas Ikan Karang; Kaitannya Dengan


Perubahan Kondisi Terumbu Karang Di Perairan Pulau Barrangcaddi. Skripsi.
Universitas Hasanuddin

Pebrianto, M. F. 2021. Karakteristik Undak Terumbu Karang Pada Pantai Tanjung Bira
Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi Selatan. Skripsi.
Universitas Hasanuddin

Rosalina, T. 2022. Studi Perubahan Luasan Terumbu Karang Berbasis Google Earth
Engine Dan Tingkat Kesehatan Terumbu Karang Menggunakan Coral Health Chart
Di Perairan Gelung, Situbondo. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Tanzil, M.A.2018. Tutupan karang di pulau pramuka kepuluan seribu dan kaitannya
dengan kepadatan Acanthaster planci. Skripsi. Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Zurba, N. 2019. Pengenalan Terumbu Karang, Sebagai Pondasi Utama Laut Kita. Unimal
Press

Anda mungkin juga menyukai