Angenia Itoniat Zega - 237046017
Angenia Itoniat Zega - 237046017
KEPERAWATAN
Pembimbing :
Prof. Dr. Hasim Purba, SH. M.Hum.
Disusun oleh :
Nama : Angenia Itoniat Zega
NIM 237046017
A. KASUS
Ny. Farida adalah seorang ibu yang sedang hamil bayi pertama hasil
perkawinan dengan suaminya Tn. Rudi. Tn.R berprofesi sebagai TNI, sedangkan
Ny.F seorang dokter umum. Selama kehamilannya berlangsung dari bulan
pertama sampai bulan terakhir, Ny.F senantiasa melakukan kontrol terhadap
perkembangan janinnya. Pada saat ingin melahirkan Ny.F di rawat di RS tipe C,
dalam proses persalinan terdapat hambatan. Selama 8 jam persalinan belum
terlaksana dan Ny.F terlihat kelelahan. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa air
ketuban berkurang. Atas pertimbangan Dokter (DPJP) serta tenaga medis lainnya,
seharusnya Ny.F dirujuk ke RS kelas yang lebih tinggi/bagus agar bisa membantu
proses persalinan secara normal. Akan tetapi, RS yang akan dituju sangat jauh dan
hanya bisa ditempuh jalur darat sekitar 10 jam perjalanan. Maka DPJP dan Tim
medis lainnya melakukan perundingan dan telah mendapatkan persetujuan dari
suami, persalinan tetap dilakukan di RS tipe C dengan metode Operasi Caesar.
Tenaga medis yang tersedia pada saat itu adalah dr. Obgyn 1 orang, dr. Anestesi 1
orang, dr. Bedah 1 orang dan sejumlah perawat yang dibutuhkan. Operasi Caesar
berjalan lancar walaupun dilakukan pada malam hari. BBL ditempatkan di ruang
perawatan bayi. Setelah ± 6 jam bayi Ny.F ditemukan meninggal oleh perawat
yang sedang bertugas ingin memberi susu. Akibatnya, pihak keluarga menuntut
pihak RS, dokter, dan seluruh perawat. Hasil pemeriksaan, sebelum dikebumikan
ditemukan cairan pada rongga pernafasan dan organ lain. Akibatnya keluarga
korban melakukan tuntutan pidana dan melaporkan kejadian ini ke pihak polisi
untuk menggugat Rumah Sakit.
B. Pertanyaan
1. Buatlah analisis kasus dari aspek pelayanan kesehatan?
2. Apakah keputusan tindakan medis untuk operasi caesar dilakukan secara tepat?
3. Apakah penyebab kematian sang bayi karena cairan dari rongga pernapasan?
4. Mengapa bisa ada endapan cairan dirongga pernapasan si bayi?
5. Siapa yang harus bertanggung jawab atas ditemukannya cairan-cairan yang
mengendap pada pernapasan si bayi?
6. Buat uraian/analisis tentang masalah diatas?
C. Penyelesaian
1. Hasil analisis kasus dari aspek pelayanan kesehatan adalah Tindakan proses
persalinan mengalami hambatan, selama 8 jam persalinan belum terlaksana dan
pasien mengalami kelelahan dan air ketuban pasien sudah berkurang. Pada
kasus diatas, Pasien dan BBL belum dilakukan pemeriksaan berupa anamnesa
post partus. Berdasarkan kasus diatas, tersedianya dr. Obgyn yang seharusnya
dapat melakukan pemeriksaan kesehatan pada ibu nifas secara umum,
mengukur tekanan darah, suhu tubuh, pernapasan, denyut nadi, tanda infeksi
pada sayatan operasi caesar, Fundus uteri, kontraksi uterus, payudara,
memeriksa lokhea dan perdarahan.
Sedangkan pada BBL, diperlukan pemeriksaan penilaian APGAR, pencarian
kelainan kongenital, pemeriksaan cairan amnion, tali pusat, plasenta,
menimbang berat badan serta membandingkannya dengan masa gestasi,
pemeriksaan mulut, anus, garis tengah tubuh dan jenis kelamin. Namun,
pemeriksaan ini dapat dilakukan oleh dokter anak dan bidan. Ketidaktersediaan
bidan dan dokter anak pada saat proses dan setelah kelahiran dapat
mengakibatkan pemeriksaan BBL tidak dapat dilakukan dan akan beresiko
tinggi pada kesehatan BBL.
5. Pihak yang dapat dimintai pertanggung jawaban atas kelalaian dalam tindakan
medis yang menyebabkan bayi meninggal adalah manajemen Rumah sakit.
Tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab atas semua kerugian
yang ditimbulkan atas kelalaian oleh tenaga kesehatan di rumah sakit tersebut.
Dalam managemen Rumah Sakit tidak tersedianya dokter anak dan bidan
sesuai dengan Rumah Sakit Tipe C.
6. Analisis/uraian saya tentang kasus diatas
a. SDM pada RS tipe C ini tidak sesuai dengan PERATURAN MENTERI
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
340/MENKES/PER/III/2010
b. Tidak ada SPO tentang pemeriksaan bayi baru lahir di kamar bedah
c. Formulir patograf tidak ada selama persalinan berlangsung. Formulir
partograf yang digunakan sekarang merujuk pada labor care
guideline (LCG) dari WHO, yaitu informasi saat penerimaan
pasien, supportive care, kondisi janin saat persalinan, kondisi ibu selama
persalinan, proses persalinan, pengobatan, dan perencanaan (decision-
making). Pada form patograf ini ada isian yang berisi informasi terperinci
terkait kondisi janin/bayi, yaitu:
Perlambatan denyut jantung bayi atau fetal heart rate
deceleration (FHR), yang diisi dengan N (no), E (early), L (late), atau
V (variable). Pencatatan FHR diulang setiap 30 menit jika masih dalam
batasan normal
Kondisi cairan amnion, yang diisi dengan I (intact), C (ruptured clear
fluids), M (meconium), atau B (blood-stained fluid). Bila normal maka
cairan amnion dipantau kembali 4 jam setelahnya
Jika hasil pemeriksaan menunjukkan tidak normal, segera dilaporkan ke
spesialis karena membutuhkan penanganan segera.