Anda di halaman 1dari 11

BUPATI BLITAR

PROVINS! JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI BLITAR


NOMOR 53 TAHUN 2021
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 3 TAHUN 2021
TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TATA KELOLA DAN PEMBERDAYAAN
LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BLITAR,

Menimbang a. bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan


akuntabilitas pelaksanaan tata kelola dan
pemberdayaan lembaga kemasyarakatan desa dan
kelurahan, Peraturan Bupati Blitar Nomor 3 Tahun
2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Tata Kelola dan
Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan Desa dan
Kelurahan perlu disesuaikan dan diubah;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a perlu menetapkan Peraturan
Bupati tentang Perubahan atas Peraturan Bupati
Nomor 3 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan
Tata Kelola dan Pemberdayaan Lembaga
Kemasyarakatan Desa dan Kelurahan;
Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 41)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas
-2-

Wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat II


Surabaya dengan mengubah Undang - Undang
Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi
Jawa Timur dan Undang-Undang Nomor 16 Tahun
1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten
Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur,
Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa
Jogyakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 2730);
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5234)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang­
Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 183, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6398);
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Pasal 176 Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573);
-3-

5. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang


Kelurahan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 159, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4588);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6321);
7. Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2017 tentang
Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 226);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2007
tentang Pedoman Pembentukan Kelompok Kerja
Operasional Pembinaan Pos Pelayanan Terpadu;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 157);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2018
tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga
Adat Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 569);
-4-

11. Peraturan Menteri Sosial Nomor 25 Tahun 2019 tentang


Karang Taruna (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 1654);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 36 Tahun 2020
tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Presiden
Nomor 99 Tahun 2017 tentang Gerakan Pemberdayaan
dan Kesejahteraan Keluarga (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 580);
13. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 51 Tahun 2015
tentang Pedoman Pelaksanaan Tata Kelola dan
Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan Desa dan
Kelurahan Provinsi Jawa Timur (Berita Daerah Provinsi
Jawa Timur Tahun 2015 Nomor 51, Seri E);
14. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 10 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Blitar Tahun
2016 Nomor 10/D, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Blitar 17);
15. Peraturan Bupati Blitar Nomor 73 Tahun 2018 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Togas dan
Fungsi serta Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten
Blitar (Berita Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2018
Nomor 74/D);
16. Peraturan Bupati Blitar Nomor 75 Tahun 2018 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Togas dan
Fungsi serta Tata Kerja Dinas Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa Kabupaten Blitar (Berita Daerah
Kabupaten Blitar Tahun 2018 Nomor 76/D);
17. Peraturan Bupati Blitar Nomor 3 Tahun 2021 tentang
Pedoman Pelaksanaan Tata Kelola dan Pemberdayaan
Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Kelurahan ( Berita
Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2021 Nomor 3/E);
-5-

MEMUTUSKAN:
Menetapkan PERATURAN BUPATI TENTANG PERUBAHAN ATAS
PERATURAN BUPATI NOMOR 3 TAHUN 2021 TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN TATA KELOLA DAN
PEMBERDAYAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA
DAN KELURAHAN.

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Bupati Blitar Nomor


3 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Tata Kelola
dan Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan Desa dan
Kelurahan (Berita Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2021
Nomor 3/E) diubah sebagai berikut:
1. Ketentuan ayat (3) dan ayat (4) Pasal 9 diubah, sehingga
Pasal 9 berbunyi sebagai berikut:
Pasal9
(1) Di Desa dan Kelurahan dibentuk RT dan RW sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.
(2) Kepengurusan RT dan RW dipilih secara demokratis
dan ditetapkan oleh Pemerintah Desa dan
Kelurahan.
(3) Setiap RT terdiri atas paling sedikit 40 (empat
puluh) kepala keluarga dan paling banyak 200 (dua
ratus) kepala keluarga.
(4) Setiap RW terdiri atas paling sedikit 1 (satu) RT dan
paling banyak 15 (lima belas) RT.

2. Ketentuan ayat (1) dan ayat (2) Pasal 10 diubah,


sehingga Pasal 10 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 10
{1) Susunan pengurus RT dan RW terdiri dari Ketua,
Sekretaris, Bendahara dan seksi-seksi sesuai
dengan kebutuhan.
-6-

(2) Pengurus RT dan RW sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. warga negara Indonesia dan penduduk yang
berdomisili tetap di lokasi RT dan RW setempat;
b. memiliki kemauan, kemampuan dan kepedulian
dalam rangka pelayanan kemasyarakatan,
pemerintahan dan pembangunan;
c. bersedia dicalonkan sebagai pengurus RT dan
RW;
d.bukan Kepala Desa/Lurah, Perangkat
Desa/Aparat Kelurahan setempat, pimpinan dan
anggota Badan Permusyawaratan Desa; dan
e. syarat-syarat lain yang disepakati oleh
Musyawarah Desa/Kelurahan.
(3) Masa bakti pengurus RT dart RW di Desa dan
Kelurahan selama 5 (lima) tahun terhitung sejak
tanggal ditetapkan dan dapat menjabat paling
banyak 2 (dua) kali masa jabatan secara berturut­
turut atau tidak secara berturut-turut.

3. Ketentuan ayat (4) Pasal 26 diubah, sehingga Pasal 26


berbunyi sebagai berikut:
Pasal 26
(1) Pengurus Karang Taruna dipilih secara
musyawarah dan mufakat dalam temu karya oleh
warga Karang Taruna.
(2) Calon yang diajukan dalam pemilihan pengurus
Karang Taruna merupakan hasil musyawarah
mufakat secara demokratis oleh pemuda yang ada
di masing masing wilayah RT dan RW.
(3) Kepala Desa dan Kelurahan wajib memfasilitasi
terselenggaranya musyawarah temu karya untuk
pembentukan pengurus Karang Taruna.
-7-

(4) Pengukuhan dan pelantikan pengurus Karang


Taruna Desa dan Kelurahan dilakukan melalui
keputusan Kepala Desa atau Lurah.

4 . Ketentuan ayat (1) huruf f Pasal 33 diubah, sehingga


Pasal33 berbunyi sebagai berikut:
Pasal33
1)
( Pengurus LPM Desa / LPM Kelurahan harus
memenuhi syarat sebagai berikut
a. warga negara Indonesia;
b. penduduk dan berdomisili setempat;
c. mempunyai kemauan, kemampuan dan
kepedulian;
d. bersedia dicalonkan sebagai pengurus LPM
Desa/LPM Kelurahan;
e. berkelakuan baik;
f. bukan Kepala Desa/Lurah, Perangkat
Desa/aparatur Kelurahan, pimpinan dan anggota
Badan Permusyawaratan Desa; dan
g. syarat-syarat lain yang ditentukan berdasarkan
musyawarah di Desa dan Kelurahan.
(2) Struktur kepengurusan terdiri dari ketua,
sekretaris, bendahara dan seksi-seksi sesuai
kebutuhan yang terdiri dari:
a. seksi ekonomi dan pembangunan;
b. seksi ketentraman dan ketertiban;
c. seksi pemberdayaan kesejahteraan keluarga;
d. seksi kebersihan dan lingkungan hidup;
e. seksi sosial budaya dan pemuda; dan
f. seksi lainnya sesuai kebutuhan.
(3) Pengurus LPM Desa/LPM Kelurahan dilarang
merangkap jabatan pada lembaga kemasyarakatan
lainnya dan dilarang menjadi anggota partai politik.
-8-

(4) Masa bakti kepengurusan LPM Desa dan LPM


Kelurahan selama 5 (lima) tahun terhitung sejak
tanggal ditetapkan dan dapat menjabat paling
banyak 2 (dua) kali masa jabatan secara berturut­
turut atau tidak secara berturut-turut.
(5) Pergantian pengurus dilaksanakan apabila:
a. berhalangan tetap;
b. terbukti melakukan perbuatan yang
bertentangan dengan kepatutan sosial;
c. mengundurkan diri; dan
d. meninggal dunia.
(6) Penggantian antar waktu pengurus dilaksanakan
melalui Rapat Pleno Pengurus yang disahkan
dengan Perubahan Keputusan Kepala Desa atau
Keputusan Bupati bagi Kelurahan.

5. Ketentuan ayat (5) Pasal 35 diubah, sehingga Pasal 35


berbunyi sebagai berikut:
Pasal 35
(1) Pembentukan pengurus LPM Desa / LPM
Kelurahan diawali dengan pembentukan panitia
pemilihan yang difasilitasi oleh Kepala
Desa, bersama Badan Permusyawaratan Desa atau
oleh Lurah bagi Kelurahan.
(2) Panitia pemilihan sebagaimana pada ayat (1)
bertugas membuat tata tertib pemilihan sekaligus
menyelenggarakan pemilihan secara demokratis
melalui forum musyawarah Desa / musyawarah
Kelurahan.
(3) Calon pengurus yang diajukan merupakan hasil
pemilihan calon oleh perwakilan RT pada masing­
masing lingkungan RW.
-9-

(4) Pemilihan pengurus dilaksanakan atas dasar suara


terbanyak dalam musyawarah Desa/musyawarah
Kelurahan yang dihadiri delegasi masing-masing
RW yang beranggotakan semua Ketua RT,semua
pengurus RW dan beberapa anggota delegasi yang
dipilih dari masing-masing lingkungan RW dengan
jumlah dan unsur sesuai ketentuan panitia
pemilihan.
(5) Kepala Desa/Lurah, Perangkat Desa/Kelurahan,
anggota Badan Permusyawaratan Desa serta ketua­
ketua LKD/LKK juga memiliki suara dalam
musyawarah Desa/Kelurahan.
(6) Untuk menjaga kualitas demokrasi, pemilihan
pengurus dapat dilaksanakan secara paket yaitu
ketua, sekretaris dan bendahara atau melalui
musyawarah mufakat secara demokratis.
(7) Seksi-seksi dibentuk atas dasar musyawarah
pengurus terpilih dengan memperhatikan
pengalaman dan kesesuaian kemampuan yang
bersangkutan dengan bidang yang akan ditangani.
(8) Penetapan pengurus dituangkan dalam Keputusan
Kepala Desa atau Keputusan Bupati bagi
Kelurahan, sedangkan pengukuhan dilakukan oleh
Camat mewakili Bupati.

6. Ketentuan ayat (2) huruf b Pasal 45 diubah, sehingga


Pasal 45 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 45
(1) Pemerintah Daerah wajib memfasilitasi dalam
rangka pembinaan melalui bantuan operasional,
pendidikan dan pelatihan, pembimbingan, supervisi
maupun penghargaan kepada lembaga
Kemasyarakatan.
- 10 -

(2) Pemerintah Daerah berkewajiban memberikan


pembinaan dengan:
a. membentuk tim pembina LKD/LKK Kabupaten
yang beranggotakan Perangkat Daerah terkait
dan Camat;
b. menerbitkan pedoman teknis penataan dan
pemberdayaan lembaga kemasyarakatan;
c. memberikan pedoman teknis pengelolaan
pembangunan partisipatif;
d. mengalokasikan dana pembinaan, penataan dan
pemberdayaan lembaga kemasyarakatan;
e. memberikan bimbingan, pengawasan dan
konsultasi pelaksanaan serta pemberdayaan
lembaga kemasyarakatan;
f. menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan/bimbingan teknis bagi lembaga
kemasyarakatan; dan
g. melaksanakan penilaian kinerja dan
penghargaan kepada lembaga kemasyarakatan.
(3) Kecamatan memberikan pembinaan dengan :
a. memfasilitasi penataan dan pemberdayaan
LKD/LKK;
b. memfasilitasi peran dan fungsi LKD/LKK dalam
pemberdayaan masyarakat dan pembangunan;
c. memfasilitasi kerjasama antar Desa/Kelurahan
dalam penataan dan pembedayaan lembaga
kemasyarakatan;
d. memfasilitasi bantuan teknis, pendampingan dan
koordinasi untuk kerja pemerintahan dalam
rangka penguatan lembaga kemasyarakatan; dan
e. bersama-sama Pemerintah Daerah melakukan
verifikasi dan reviu mengenai peraturan yang
dikeluarkan kepala Desa mengenai lembaga
kemasyarakatan.
- 11 -

Pasal II
Peraturan Bupati m1 mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatan
dalam Berita Daerah Kabupaten Blitar.

Ditetapkan di Blitar _
pada tanggal 7 S�pt �.i'o 6=' 2021
BLITAR,

YARIFAH
-��-. ,r ·
?

53 I.-

Anda mungkin juga menyukai