PENDAHULUAN
BAB II
METODOLOGI
Bahan :
Keterangan : Pada uji ambang asam ini, sembilan contoh uji terdiri
atas 9 gelas sloki larutan asam sitrat dengan tingkat konsentrasi
berbeda, setiap gelas sloki diberi kode berbeda dan kesembilan
gelas sloki disajikanbersama secara acak.
Uji Ambang Asin
Keterangan : Pada uji ambang asin ini, sembilan contoh uji terdiri
atas 9 gelas sloki larutan garam dapur dengan tingkat konsentrasi
berbeda, setiap gelas sloki diberi kode berbeda, dan kesembilan
gelas sloki disajikan bersama secara acak.
Uji Ambang Manis
3.1 Hasil
Rekapitulasi Data Uji Tekstur,Kerenyahan dan Kekentalan
Uji Tekstur Agar-Agar/Jelly Uji Uji Kekentalan
Uji Aroma
No Nama Panelis Kekerasan Kekenyalan Kerenyah Susu
345 638 247 502 345 638 247 502 152 210 175 281 593 709 357 108
1 MUHAMMAD ILHAM ANANTA 1 1 1 1 1 1 1 1
2 IKHSAN SYUKRI BAKRI 3 4 2 1 3 1 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1
3 HESTI ANGELIA JUPANDA 2 1 4 3 4 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1
4 NISRINA AFIFAH 2 1 3 4 2 1 3 4 1 1 1 1 1 1 1 1
5 PATRICIA HELENA EKASARI 4 3 2 1 1 4 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1
6 MAYA MUSLIMAH 3 1 2 4 3 1 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1
7 LIANA ZAHRA 3 1 2 4 3 2 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1
8 AMELIA ADISTI 3 1 4 2 4 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1
9 BIMA ARRASYID NASUTION 4 1 2 3 4 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1
10 RIZKI AULIA NUZULLIANA 3 2 1 4 4 1 3 2 1 1 1 1 1 0 0 1
11 RATU BALQIS 4 1 2 3 4 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1
12 PUSPITA DEWI WULANDARI 1 4 3 2 3 4 2 1 1 1 1 1 1 0 0 1
13 NADHIFAH SALSABILA 2 1 3 4 3 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14 ABIE TAMAMI JISAQTRA 2 4 1 3 3 4 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1
15 SRI SUSANTI NURAENI 4 1 2 3 4 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1
16 SHINTA ARIYANI 3 1 2 4 3 2 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1
17 BAQIYATUS SHOLIKHAH DEJESETYA 2 4 3 1 3 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
18 MUHAMMAD MUZAKI MUSLIM 3 2 1 4 3 1 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1
19 RAINAVA PUTRI AVILA 1 1 1 1 1 1 1 1
20 RAKA WIDIANTAMA 1 4 3 2 2 4 3 1 1 1 1 1 1 0 0 1
21 ULYA KHIYARATUL MAR'AH 4 1 2 3 2 4 1 3 1 1 1 1 1 0 0 1
22 SALAMA ADZARI 2 1 3 4 1 4 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1
23 LAILA NURUL AMANAH 2 1 3 4 3 4 1 2 1 1 1 1 1 0 0 1
24 ANNISA KUSUMAWATI 2 1 3 4 3 1 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1
25 ASTI YASMINA RAHMA 2 1 3 4 3 1 2 4 1 1 1 1 1 0 1 0
26 KARISSA JUWITA SYAHFITRIYAH 3 1 2 4 3 1 2 4 1 1 0 0 1 0 0 1
27 ALIFIA TAMIMA MAWAR HADI PUTRI 2 1 3 4 3 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
28 FARADINA SALBILLA PUTRI 3 1 2 4 4 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1
29 PUTRI NILAM SARI 1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah Respon 69 45 63 83 78 59 51 72
Jumlah Respon Benar 2,65 1,73 2,42 3,19 3,00 2,27 1,96 2,77 29 29 28 28 29 22 23 28
Jumlah Panelis 26 26 26 26 26 26 26 26 29 29 29 29 29 29 29 29
Persentase Repon Benar % 100 100 97 97 100 76 79 97
Tabel 3.1 Tabel hasil rekapitulasi
Keterangan:
Uji Ambang Asam
Kode Contoh Konsentrasi Asam Sitrat
423 0%
728 0.01%
531 0.02%
372 0.04%
823 0.06%
157 0.08%
931 0.1%
623 0.12%
321 0.14%
347 0%
231 0.1%
796 0.2%
386 0.3%
210 0.6%
106 0.9%
021 1.2%
608 1.5%
512 1.8%
219 0%
173 0.25%
032 0.5%
145 1.0%
237 1.5%
439 2.0%
790 2.5%
863 3.0%
987 3.5%
3.2 Pembahasan
Pada praktikum Uji Ambang Rangsangan dilakukan beberapa uji, yaitu uji
ambang asam, uji ambang asin, dan uji ambang manis. Uji-uji tersebut dilakukan
untuk memperkenalkan mahasiswa pada pengujian dan pengukuran nilai ambang
mutlak dan ambang pengenalan sifat indrawi asam, asin, dan manis.
Intensitas atau tingkat rangsangan terkecil yang mulai dapat menghasilkan
respon disebut ambang rangsangan (stimulus threshold). Prinsip pengujian
ambang rangsang adalah menyatakan ada atau tidak ada sifat indrawi tertentu
yang diujikan. Sejumlah sampel pengujian disajikan dan dinyatakan ada atau tidak
ada respon dari masing-masing contoh. Dikenal beberapa ambang rangsangan,
yaitu ambang mutlak (absolute threshold), ambang pengenalan (recognition
threshold), ambang pembedaan (difference threshold) dan ambang batas (terminal
threshold) (Soekarto dan Soewarno 1985 di dalam Desy Afriyanti 2010).
Ambang mutlak (detection threshold, Meilgard) adalah ukuran perangsang
terkecil yang dapat menghasilkan kesan, atau merupakan kesan yang terlemah (the
weakest taste) yang dapat dikenali. Secara konvensional ambang mutlak
didefinisikan sebagai tingkat rangsangan yang dapat menghasilkan respons benar
50% dari panelis atau populasi. Pada ambang mutlak ini jumlah benda rangsang
terkecil yang mulai menimbulkan kesan. Ambang pengenalan (recognition
threshold) yaitu jumlah benda rangsangan terkecil yang dapat menghasilkan kesan
dengan betul dimana panelis mampu mengenali jenis kesannya. Pada ambang
pengenalan kesan dapat dikenali 75% dari populasi atau panelis. Dalam praktek
analisis, ambang diperoleh dari nilai presentil 0,75 atau 75% respons panelis
(Soekarto, 1993). Ambang pembedaan adalah perbedaan terkecil dari dua tingkat
rangsangan yang masih dapat dikenali. Ambang batas adalah rangsangan terkecil
jika kenaikan intensitas rangsangan tidak lagi menaikkan intensitas kesan, artinya
pada ambang batas dicapai kesan maksimum, meski jumlah rangsangan ditambah
intensitas kesan tidak berubah (Sarastani,2018). Kemampuan manusia
memperoleh kesan dari suatu rangsangan tidak selamanya sebanding dengan
besarnya rangsangan yang diterima. Rangsangan yang terus ditingkatkan
konsentrasinya pada suatu saat tidak akan menghasilkan peningkatan intensitas
kesan.
Pada percobaan uji ambang asam, indera yang lebih berperan dalam
mengidentifikasi produk adalah indera pencicipan atau indera pengecap. Indera
pencicipan berfungsi memberikan informasi kepada kita tentang makanan dan
minuman yang kita konsumsi. Reseptor pengecap terletak pada permukaan atas
lidah dan faring dan laring yang terletak didekatnya. Kepekaan pencicipan
terhadap rasa asam adalah 15000 bagian air per bagian zat nya.
Konsentrasi asam
Jumlah kesan
sitrat/kode
0% (423) 1
0,01% (728) 2
0,02%(531) 12
0,04% (372) 26
0,06% (823) 28
0,08% (157) 28
0.1% (931) 28
0,12% (623) 29
0,14% (321) 29 Tabel 1.
Jumlah kesan uji asam
Pada uji ambang asam diperoleh nilai ambang mutlaknya yaitu kosentrasi
di atas 0.02% dan di bawah 0.04% dimana pada kosentrasi tersebut sebanyak 50%
panelis dapat mendeteksi adanya rasa asam. Untuk nilai ambang pengenalannya
yaitu kosentrasi di atas 0.02% dan di bawah 0.04% dimana pada kosentrasi
tersebut sebanyak 75% panelis dapat mendeteksi adanya rasa asam Untuk nilai
ambang batasnya yaitu pada kosentrasi ???? Sedangkan untuk ambang
pembedaannya yaitu ???. Setelah melakukan perhitungan, nilai ambang rata-rata
yang diperoleh untuk uji asam adalah 0.0296, artinya rata-rata panelis mampu
mendeteksi adanya rasa asam yang dimulai pada kosentrasi 0.0296%.
Namun pada percobaan uji ambang asam terjadi kekeliruan, dimana untuk
kosentrasi 0% terdapat 1 panelis yang mengartikan bahwa larutan tersebut berasa
asam padahal hanyalah air minum biasa. Dan pada kosentrasi asam sitrat 0,06%
0,08 dan 0,1% terdapat masing-masing 1 panelis yang tidak mampu mendeteksi
adanya rasa asam.
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Penilaian Organoleptik atau penilaian sensori adalah cara penilaian
yang menggunakan instrumen uji dengan indera manusia. Penilaian Sensorik
merupakan suatu cara penilaian yang paling primitif dan kuno,tetapi masih
sangat umum digunakan. Penilaian ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
jenis kelamin, usia,kondisi fisiologis, faktor genetis, dan kondisi psikologis
seorang panelis. Pengujian ini juga bertujuan untuk melatih kepekaan sensori
dari seorang panelis. Dengan uji tekstur produk agar-agar, para panelis dapat
melatih kepekaan terhadap tekstur dari suatu bahan dan melatih kepekaan
indera peraba. Pada praktikum uji aroma susu, indera yang digunkan adalah
indera penciuman. Sedangkan untuk uji kekentalan alat indera yang
digunakan adalah indera perasa. Dengan digunakannya indera perasa maka
diharapkan kondisi panelis sehat sehingga dapat fokus dalam menilai suatu
sampel.
4.2 Saran
Dalam pemilihan seorang panelis yang handal sebaiknya tidak
dilakukan hanya satu kali pengujian , namun sebaiknya melakukan uji-uji
yang lain yang berhubungan dengan organoleptik dan dapat meningkatkan
kepekaan sensori terhadap suatu bahan. Sebaiknya pada saat pengujian ,
seorang panelis diharapkan tidak dalam keadaan lapar, sakit, dan stres yang
akan mengakibatkan terganggunya fokus dan kepekaan sensori pada saat
pengujian dilakukan. Sebaiknya tim penyaji tidak terlalu lama dalam
mempersiapkan bahan bahan uji, dan laboraturium seharusnya dalam kondisi
yang tenang dan tidak banyak dilalui oleh orang sehingga panelis dapat fokus
ketika melakukan uji. Sebaiknya tim penyaji juga memperhatikan kebersihan
saat menyajikan sampel jangan sampai terdapat, strapler dan benda-benda
semacamnya yang dapat membahayakan kesehatan panelis.
DAFTAR PUSTAKA
http://grahailmu.co.id/previewpdf/978-602-262-212-3-1225.pdf
(Nasiru, 2011)
http://repository.ut.ac.id/4683/1/PANG4427-M1.pdf
(Soekarto, 93).
http://tekpan.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2014/03/Uji-Organoleptik-Produk-
Pangan.pdf
http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/69163/1/Jurnal%20Mutu
%20Pangan%20-%20Preferensi%20dan%20Ambang%20-%20Dede%20R
%20A.pdf
(Sarastani,2012).
http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/72836/1/F14nca.pdf
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/dr-mutiara-nugraheni-stpmsi/
labsheet-pmp-01.pdf
http://unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/1.Cover_.pdf