ACARA I
UJI AMBANG RANSANGAN
OLEH
Rita Hidayati
J1A016092
Kelompok 8
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk menentukan ambang ransang produk
(sukrosa, asam sitrat, NaCl dan jamu).
2
TINJAUAN PUSTAKA
3
panelis. Kemampuan-kemampuan inilah yang menjadi andalan seseorang untuk menjadi
panelis (Rahayu. 2011).
Uji ambang rangsangan dilakukan dengan cara subjektif atau organoleptik
(menggunakan alat indera). Alat indera yang digunakan yaitu indera pencicipan yang berfungsi
untuk mengetahui sejauh mana tingkat besaran kesan panelis terhadap suatu sampel uji. Untuk
mengetahui kepekaan panelis yaitu dengan melihat penilaian yang dilakukan terhadap sampel
yang disajikan yaitu sampel rasa manis. Dalam hal ini yang harus diberikan panelis terhadap
sampel adalah penilaian konsentrasi dari yang terendah ke yang tertinggi. Pada pengujian rasa
manis diketahui bahwa panelis belum mampu mencapai taraf peka dan konsisten. Karena
kemampuan seseorang berbeda-beda dalam melakukan penilaian secara organoleptik, orang-
orang yang berkelebihan di bidang ini dalam beberapa hal tidak bisa ditiru oleh orang
kebanyakan (Setyaningsih,2010).
4
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
a. Alat-alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sendok, gelas, kertas label
dan piring.
b. Bahan-bahan Praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah air mineral, roti
tawar, larutan gula dengan konsentrasi (0%; 2%; 5%; 7% dan 10%) dan larutan garam
dengan konsentrasi (0%; 1%; 2%; 3% dan 4%).
Prosedur Kerja
Disiapkan alat dan bahan
Dicatat dan dihitung panelis yang merespon positif pada hasil pengamatan
Dibuat grafik
5
HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Hasil Pengamatan organoleptik Uji Ambang Rangsangan Rasa Asin
No Panelis Kode Sampel
512 (0%) 701 (1%) 445 (2%) 673 (3%) 981 (4%)
1 Ahyan 0 1 2 3 4
2 Mega 0 2 2 3 0,5
3 Ashabil 0,5 2 3 3 4
4 Maulinda 0,5 2 2 3 3
5 Nadia 0 2 2 3 0,5
6 Azani 0 2 3 3 4
7 Dian 0 2 2 3 4
8 Ghalib 0 2 3 3 4
9 Ulva 0 3 2 3 4
10 Saras 0 2 3 3 4
11 Suli 0 2 2 3 3
12 Dioq 0,5 1 2 3 3
13 Rita 0 1 2 3 3
14 Rafika 0 2 2 3 4
15 Tiwi 0 1 3 2 4
16 Ria 0 1 3 3 4
17 Sanila 0 2 3 4 4
18 Yulia 0 1 2 2 3
19 Vinni 0 1 3 3 4
20 Ami 0 3 2 3 4
21 Amri 0 3 3 4 4
22 Abri 0 1 3 2 3
23 Zikra 0 2 3 3 4
6
∑ Respon Positif 1,5 41 57 68 79
Tabel 1.2 Hasil Pengamatan Organoleptik Uji Ambang Rangsangan Rasa Manis
No Panelis Kode Sampel
123 (0%) 231 (2%) 541 (5%) 728 (7%) 834 (10%)
1 Ahyan 0 2 0,5 3 4
2 Mega 0 2 2 3 3
3 Ashabil 0 1 1 2 3
4 maulinda 0 1 2 2 3
5 Nadia 0 1 1 2 3
6 Azani 0 1 1 3 3
7 Dion 0 0,5 1 3 2
8 Ghalib 0 1 1 2 3
9 Ulva 0 1 2 4 3
10 Saras 0 1 1 2 3
11 Suli 0 0,5 1 1 3
13 Rita 0 0 2 3 1
14 Rafika 0 0,5 1 1 2
15 Tiwi 0 1 1 3 3
16 Ria 0 0,5 1 2 3
17 Sanila 0 0 0,5 1 2
18 Yulia 0 0,5 1 2 3
19 Vinni 0 0 1 4 3
20 Ami 0 1 2 2 3
21 Amri 0 0 1 2 2
22 Abri 0 1 2 3 3
23 Zikra 0 1 3 4 2
7
Tabel 1.3 Konversi Hasil Pengamatan Uji Ambang Rangsangan Rasa Asin
No Panelis Kode Sampel
512 (0%) 701 (1%) 445 (2%) 673 (3%) 981 (4%)
1 Ahyan 0 1 1 1 1
2 Mega 0 1 1 1 0,5
3 Ashabil 0,5 1 1 1 1
4 Maulinda 0,5 1 1 1 1
5 Nadia 0 1 1 1 0,5
6 Azani 0 1 1 1 1
7 Dian 0 1 1 1 1
8 Ghalib 0 1 1 1 1
9 Ulva 0 1 1 1 1
10 Saras 0 1 1 1 1
11 Suli 0 1 1 1 1
12 Dioq 0,5 1 1 1 1
13 Rita 0 1 1 1 1
14 Rafika 0 1 1 1 1
15 Tiwi 0 1 1 1 1
16 Ria 0 1 1 1 1
17 Sanila 0 1 1 1 1
18 Yulia 0 1 1 1 1
19 Vinni 0 1 1 1 1
20 Ami 0 1 1 1 1
21 Amri 0 1 1 1 1
22 Abri 0 1 1 1 1
23 Zikra 0 1 1 1 1
8
Tabel 1.4 Konversi Uji ambang Rangsangan Rasa Manis
No Panelis Kode Sampel
123 (0%) 231 (2%) 541 (5%) 728 (7%) 834 (10%)
1 Ahyan 0 1 0,5 1 1
2 Mega 0 1 1 1 1
3 Ashabil 0 1 1 1 1
4 maulinda 0 1 1 1 1
5 Nadia 0 1 1 1 1
6 Azani 0 1 1 1 1
7 Dion 0 0,5 1 1 1
8 Ghalib 0 1 1 1 1
9 Ulva 0 1 1 1 1
10 Saras 0 1 1 1 1
11 Suli 0 0,5 1 1 1
13 Rita 0 0 1 1 1
14 Rafika 0 0,5 1 1 1
15 Tiwi 0 1 1 1 1
16 Ria 0 0,5 1 1 1
17 Sanila 0 0 0,5 1 1
18 Yulia 0 0,5 1 1 1
19 Vinni 0 0 1 1 1
20 Ami 0 1 1 1 1
21 Amri 0 0 1 1 1
22 Abri 0 1 1 1 1
23 Zikra 0 1 1 1 1
9
Keterangan:
Hasil Perhitungan
1. Hasil perhitungan Presetase Respon Positif Konversi Rasa Asin
a. Kode Sampel 512 (0%)
∑ Respon Positif
% Respon Positif =
∑ Panelis
x 100%
1,5
= x 100%
23
= 6,52 %
b. Kode Sampel 701 (1%)
∑ Respon Positif
% Respon Positif =
∑ Panelis
x 100%
23
= x 100%
23
= 100%
10
16,5
= x 100%
23
= 71,74%
c. Kode Sampel 541 (5%)
∑ Respon Positif
% Respon Positif =
∑ Panelis
x 100%
21,5
= x 100%
23
= 93,48%
d. Kode Sampel 728 (7%)
∑ Respon Positif
% Respon Positif =
∑ Panelis
x 100%
22,5
= x 100%
23
= 97,83%
e. Kode Sampel 834 (10%)
∑ Respon Positif
% Respon Positif =
∑ Panelis
x 100%
22,5
= x 100%
23
= 97,83%
11
Gambar 1.1 Uji Ambang Rangsangan Rasa Manis
97.82 97.82
100 93.43
80 71,73
% Respon Positif
ambang mutlak
40
20
0
0
0 2 5 7 10
Konsentrasi (%)
80
% Respon Positif
20
6.52
0
0 1 2 3 4
Konsentrasi (%)
12
PEMBAHASAN
13
Indera pencicip berfungsi untuk mrnilai cicip (taste) dari suatu makanan. Di
permukaan rongga mulut terdapat lapisan yang selalu bahsah yang terdapat sel-sel
peka. Sel-sel peka ini mengumpul membentuk susunan yang disebut putting pencicip.
Masing-masing putting pencicip biasanya hanya peka terhadao rasa tertentu, tetapi
kadang-kadang juga responsif terhadap beberapa rangsangan cicip. Putting pencicip
manusia hanya dapat membedakan empat cicip dasar yaitu manis, pahit, asam, dan
asin. Diluar keempat cicip dasar itu puting pencicip tidak terangsang atau responsive.
Tetapi beberapa peneliti menganggap rasa metalik dan rasa gurih juga hasil
penginderaan putting pencicip. Putting pencicip peka terhadap zat kimia yang
menghasilkan rangsangan. Kepekaan berturut-turut adalah pahit, asam, asin dan
manis. Kepekaan indera dipengaruhi banyak factor, misalnya pencicipan paling peka
pada pagi hari (pukul 9 – 10).
Rangsangan yang diberikan oleh suatu benda tidak selalu dapat menimbulkan
kesan. Rangsangan yang terlalu rendah tidak akan cukup untuk menimbulkan kesan
dan sebaliknya rangsangan yang terlalu tinggi juga akan memberikan kesan yang
berlebihan, sehingga mengganggu kesan konsumen. Rangsangan penyebab timbulnya
kesan dapat dikategorikan dalam beberapa tingkatan, yang disebut ambang rangsangan
(threshold). Dikenal beberapa ambang rangsangan, yaitu ambang mutlak (absolute
threshold), ambang pengenalan (Recognition threshold), ambang pembedaan
(difference threshold) dan ambang batas (terminal threshold). Ambang mutlak adalah
jumlah benda rangsang terkecil yang sudah mulai menimbulkan kesan. Ambang
pengenalan sudah mulai dikenali jenis kesannya, ambang pembedaan perbedaan
terkecil yang sudah dikenali dan ambang batas adalah tingkat rangsangan terbesar
yang masih dapat dibedakan intensitas.
14
Praktikum kali ini dilakukan uji sifat organoleptik yaitu dengan metode
pengenalan sifat inderawi. Pengenalan inderawi yang digunakan yaitu dengan
menggunakan indera pencicip atau lidah. Larutan yang digunakan adalah larutan
garam dan larutan gula dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Uji ambang
rangsangan dilakukan dengan penilaian secara subyektif (menggunakan alat indera).
Untuk mengetahui kepekaan panelis yaitu melihat penilaian yang dilakukan terhadap
sampel yang disajikan yaitu sampel rasa asin dan rasa manis. Kode sampel yang
diberikan larutan garam yaitu 512 (0%), 701 (1%), 445 (2%), 673 (3%) dan 981 (4%)
sedangkan kode sampel larutan gula yaitu 123 (0%), 231 (2%), 541 (5%), 728 (7%)
dan 843 (10%).
Uji ambang ransangan atau threshold kemudian dilakukan kepada 23 panelis
yang masing-masing diberi kesempatan untuk mencicipi seluruh sampel. Kemudian
dilakukan perhitungan persentase respon positif pada setiap sampel. Adapun hasil
respon positif pada masing-masing sampel larutan garam dengan kode 512 (0%), 701
(1%), 445 (2%), 673 (3%) dan 981 (4%) berturut-turut sebesar 6.52%, 100%, 100%,
100% dan 95.65%. sedangkan untuk larutan gula dengan kode sampel 123 (0%), 231
(2%), 541 (5%), 728 (7%) dan 843 (10%), memiliki hasil respon positif berturut-turut
sebesar 0%, 71.74%, 93.48%, 97.83% dan 97.83%. Dari perolehan respon positif
tersebut dapat dilakukan penentuan ambang ransangan dan disajikan dalam bentuk
grafik. Pada uji ambang ransangan rasa asin, didapatkan hasil yaitu kode sampel 701,
445 dan 673 termasuk kedalam ambang batas, sedangkan kode 981 merupakan
ambang pembeda. Pada uji ambang ransangan rasa manis, didapatkan hasil yaitu kode
sampel 231 merupakan ambang mutlak, kode sampel 541 merupakan ambang
pengenalan, kode 728 dan 843 merupakan ambang pembeda atau batas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam uji ambang rangsangan antara lain
kesesuaian pencicipan pada daerah puting pencicipan, kemampuan panelis dalam
memberikan intesitas kesan pada masing-masing sample, kepekaan indera pencicip,
pencicipan yang berulang-ulang sehingga tidak dapat membandingkan diantara
beberapa sampel karena telah mengalami kejenuhan pada indera pencicipnya. Selain
itu, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan uji ambang rangsangan yaitu
panelis yang melakukan uji sedang tidak dalam kondisi prima, panelis belum makan
15
sesuatu apapun untuk sarapan, panelis tidak melakukan respon yang spontan terhadap
kesan yang didapat sehingga perlu berulang kali mencoba, bisa juga karena panelis
belum terbiasa atau berpengalaman sehingga kurang dapat membedakan kesan dari
alat indera terhadap reaksi atau rangsangan yang diterima.
16
KESIMPULAN
17
DAFTAR PUSTAKA
Hasanah, Uswatun, D.R. Adawiyah., dan B.Nurtama., 2014, Preferensi dan Ambang
Deteksi Rasa Manis dan Pahit Pendekatan Multikultural dan Gender. Jurnal
Mutu Pangan. 1(1): 1-8.
Setyaningsih, D. 2010. Analisis Sensori untuk Industri Pangan dan Agro. IPB Press.
Bogor.
18