Bab I Pendahuluan: Hablun Minannas. Secara Vertikal Manusia Mempunyai Hubungan Dengan
Bab I Pendahuluan: Hablun Minannas. Secara Vertikal Manusia Mempunyai Hubungan Dengan
PENDAHULUAN
1 H. Abudin Nata, Sosiologi Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014)
h.151
2
2 Abi Abdillah bin Ismail al-Bukhari, Matan Al-Bukhari, (Semarang: Syirkah Nur Asia,
tth), h. 18-19
3
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari muamalah ?
2. Apa saja ruang lingkup muamalah ?
3. Apa tujuan mempelajari muamalah ?
4. Apa saja nilai-nilai dalam muamalah ?
5. Bagaimana etika dalam bermuamalah ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari muamalah
2. Untuk mengetahui ruang lingkup muamalah
3. Untuk mengetahui manfaat mempelajari muamalah
4. Untuk mengetahui nilai-nilai dalam muamalah
5. Untuk memahami bagaimana etika dalam bermuamalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Muamalah
Pendidikan Agama Islam merupakan suatu upaya sadar dan terencana
dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,
mengimani, bertakwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam
dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Al-Hadis, melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran latihan, serta pengguanaan pengalaman.3
Secara etimologi kata muamalah berasal dari kata: يعامل – معاملة- عامل
artinya saling bertindak, saling berbuat, dan saling beramal. Secara istilah
syara’, muamalah ialah kegiatan yang mengatur hal-hal yang berhubungan
dengan tata cara hidup sesama manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari.4 Selanjutnya pengertian muamalah dibedakan pada pengertian secara
luas dan secara sempit. Secara luas muamalah didefinisikan sebagai berikut:
a. Menurut Ad-Dimyati sebagaimana dikutif oleh Hendi Suhendi dalam
Fiqh Muamalah, beliau berpendapat bahwa muamalah adalah: “Aktivitas
untuk menghasilkan duniawi menyebabakan keberhasilan masalah
akhirat”.5
b. Menurut Muhammad Yusuf Musa, muamalah adalah Peraturan-
peraturan Allah yang diikuti dan ditaati dalam hidup bermasyarakat
untuk menjaga kepentingan manusia.6
3 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2012), h.21.
4 Hendi Suhendi, Fikih Muamalah, (Jakarta: Raja Graindo Persada, 2005), h. 1.
5 Junus Gozali, Fiqh,….,, h. 12.
6 Hendi Suhendi, Fiqh ,…., h.. 1.
5
9 Sulaiamn Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2012), cet. 55, h.278
10 Imam Mustofa, Fiqih Mu’amalah Kontemporer, (Metro: STAIN Jurai Siwo Metro
Lampung, 2014), h.5.
7
42
13 Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h.21. Wawancara
dengan Bpk. Arif, S.Ag, Tanggal 23 November 2017.
9
َلَقْد َك اَن َلُك ْم ِفْي َر ُسْو ِل ِهّٰللا ُاْس َو ٌة َحَس َنٌة ِّلَم ْن َك اَن َيْر ُج وا َهّٰللا َو اْلَي ْو َم اٰاْل ِخ َر َو َذ َك َر َهّٰللا
٢١ َك ِثْيًر ۗا
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut
Allah”.16 (Q.S. Al-Ahzab: 21)
bisnis/tijarah), diantaranaya ada yang memakai kata al-tijarah dan ada yang
memakai kata al-bai’ (jual beli).19
Yang memakai kata al-Tijarah sebagai berikut:
1. Al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 16 dan 282:
ٰۤل
١٦ ُاو ِٕىَك اَّلِذ ْيَن اْش َتَر ُو ا الَّض ٰل َلَة ِباْلُهٰد ۖى َفَم ا َر ِبَح ْت ِّتَج اَر ُتُهْم َو َم ا َك اُنْو ا ُم ْهَتِد ْيَن
Artinya: “(16) mereka Itulah orang yang membeli kesesatan dengan
petunjuk, Maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan
tidaklah mereka mendapat petunjuk.” (Q.S. al-Baqarah:16)
ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا ِاَذ ا َتَداَيْنُتْم ِبَد ْيٍن ِآٰلى َاَج ٍل ُّمَس ًّمى َف اْك ُتُبْو ُۗه َو ْلَيْك ُتْب َّبْيَنُك ْم َك اِتٌۢب ِباْلَع ْدِۖل
َو اَل َيْأَب َك اِتٌب َاْن َّيْك ُتَب َك َم ا َع َّلَم ُه ُهّٰللا َفْلَيْك ُتْۚب َو ْلُيْمِلِل اَّلِذ ْي َع َلْيِه اْلَح ُّق َو ْلَيَّت ِق َهّٰللا َر َّب ٗه
..……… َو اَل َيْبَخ ْس ِم ْنُه َش ْئًـۗا
Artinya: “ kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu
jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika)
kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu berjual
beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan.
jika kamu lakukan (yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu
adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada
Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala
sesuatu.” (Q.S. al-Baqarah:282)
ُق ْل ِاْن َك اَن ٰا َب ۤا ُؤ ُك ْم َو َاْبَن ۤا ُؤ ُك ْم َو ِاْخ َو اُنُك ْم َو َاْز َو اُج ُك ْم َو َع ِش ْيَر ُتُك ْم َو َاْم َو اُلِۨ اْقَتَر ْفُتُم ْو َه ا
َو ِتَج اَر ٌة َتْخ َش ْو َن َك َس اَدَها َو َم ٰس ِكُن َتْر َض ْو َنَهٓا َاَح َّب ِاَلْيُك ْم ِّم َن ِهّٰللا َو َر ُس ْو ِلٖه َو ِج َه اٍد ِفْي
٢٤ ࣖ َس ِبْيِلٖه َفَتَر َّبُصْو ا َح ّٰت ى َيْأِتَي ُهّٰللا ِبَاْم ِر ٖۗه َو ُهّٰللا اَل َيْهِد ى اْلَقْو َم اْلٰف ِس ِقْيَن
Sementara yang memakai kata al-Bai’ (jual beli) terdapat dalam 5 ayat,
yakni:
1. Al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 245 dan 275
ُۖط
َم ْن َذ ا اَّلِذ ْي ُيْقِر ُض َهّٰللا َقْر ًضا َح َس ًنا َفُيٰض ِع َفٗه َلٓٗه َاْض َع اًفا َك ِثْي َر ًةۗ َو ُهّٰللا َيْقِبُض َو َيْبُۣص
٢٤٥ َو ِاَلْيِه ُتْر َج ُعْو َن
Artinya: “siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman
yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah
akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat
ganda yang banyak. dan Allah menyempitkan dan melapangkan
(rezki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.”(Q.S. Al-
Baqarah: 245) .
َيْأُك ُلْو َن الِّر ٰب وا اَل َيُقْو ُم ْو َن ِااَّل َك َم ا َيُق ْو ُم اَّل ِذ ْي َيَتَخَّبُط ُه الَّش ْيٰط ُن ِم َن اْلَم ِّۗس ٰذ ِل َك َاَّلِذ ْيَن
َقاُلْٓو ا ِاَّنَم ا اْلَبْيُع ِم ْثُل الِّر ٰب وۘا َو َاَح َّل ُهّٰللا اْلَبْيَع َو َح َّر َم الِّر ٰب وۗا ِبَاَّنُهْم
۞ ِاَّن َهّٰللا اْش َتٰر ى ِم َن اْلُم ْؤ ِمِنْيَن َاْنُفَس ُهْم َو َاْم َو اَلُهْم ِبَاَّن َلُهُم اْلَج َّنَۗة ُيَقاِتُلْو َن ِفْي َس ِبْيِل ِهّٰللا
َفَيْقُتُلْو َن َو ُيْقَتُلْو َن َو ْع ًدا َع َلْيِه َح ًّقا ِفى الَّتْو ٰر ىِة َو اِاْل ْنِج ْيِل َو اْلُقْر ٰا ِۗن َو َم ْن َاْو ٰف ى ِبَع ْه ِدٖه ِم َن
١١١ ِهّٰللا َفاْسَتْبِش ُرْو ا ِبَبْيِع ُك ُم اَّلِذ ْي َباَيْع ُتْم ِبٖۗه َو ٰذ ِلَك ُهَو اْلَفْو ُز اْلَعِظ ْيُم
Artinya: “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin
diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.
mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau
terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di
dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih
menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah
dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan Itulah
kemenangan yang besar.( Q.S. al-Taubah: 111)
2. Equilibrium (Keseimbangan)
Dalam beriktivitas di dnia kerja dan bisnis, Islam megharuskan
untuk berbuat adil , tak terkecuali kepada pihak yang tak disukai.
Pengertian adil dalam Islam diarahkan agar hak prang lain, hak
ligkungan sosial, hak alam semesta, dan hak Allah dan Rasul-Nya
berlaku sebagai stakeholder dari perilaku adil seseorang. Semua hak-hak
tersebutharus ditematkan sebagaimana mestinya.23
Berlaku adil ini dijelaskan dalam firman Allah dalam alQur’an
surat al-Ma’idah ayat 8 :
َيْج ِر َم َّنُك ْم َش َنٰا ُن َق ْو ٍم َع ٰٓلى َااَّل ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا ُك ْو ُنْو ا َقَّو اِم ْيَن ِهّٰلِل ُش َهَد ۤا َء ِباْلِقْس ِۖط َو اَل
٨ ِبَم ا َتْع َم ُلْو َن َتْع ِد ُلْو اۗ ِاْع ِد ُلْو ۗا ُهَو َاْقَر ُب ِللَّتْقٰو ۖى َو اَّتُقوا َهّٰللاۗ ِاَّن َهّٰللا َخ ِبْيٌۢر
Artinya:”Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-
orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah,
menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekalikali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak
adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.
dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.
4. Responsibility
Masalah tanggung jawab sangat mendasar dalam ajaran Islam,
terlebih dalam persoalan ekonomi. dengan adanya konsep tanggung
jawab ini, maka seluruh individu akan dimintakan pertanggung jawaban
ata akan diadili secara personal di hari kiamat kelak.20:
“Kalian semua adalah pemimpin, dan kalian semua akan diminta
pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya (HR. Muttafaqun
‘alaih)25
Norma atau etika bermuamalah dalam Islam sebagaimana yang
diuraikan oleh Yusuf Qardhawi menurut beliau di dalam peraturan
sirkulasi atau perdagangan Islami terdapat norma, etika agama dan
perikemanusiaan yang menjadi landasan pokok pasar Islam yang bersih,
di antaranya adalah:
24 Faisal Badroen dkk, Etika Bisnis ….,h. 94 20 Faisal Badroen dkk, Etika Bisnis ….,h. 100.
25 Sayyid Ahmad Al-Hasyimi, Mukhtarul Ahaditsin Nabawiyyah, Penerjemah N.H. Rifa’i,
(Jombang: Lintas Media, t.th.) h. 339
16
27 Abu Zakaria Yahya bin Syaraf An-Nawawy, Riyadhus Shalihin, penerjemah Muslich
Shabir (Semarang: PT. Krya Toha Semarang, 2004), jilid II, h. 261.
28 Abu Zakaria Yahya bin Syaraf An-Nawawy, Riyadhus Shalihin …., h. 300.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Muamalah adalah aturan-aturan (hukum ) Allah SWT yang ditujukan
untuk mengatur kehidupan manusia dalam urusan duniawi dan sosial
kemasyarakatan.
2. Adapun ruang lingkup muamalah mencakup ruang lingkup pembahasan
adabiyah dan pembahasan madhiyah
3. Tujuan mempelajari muamalah antara lain adalah agar tercapainya suatu
kehidupan yang tentram, damai, bahagia, dan sejahtera.
4. Nilai-nilai yang terkandung dalam muamalah antara lain adalah : berlaku
benar, jujur, Amanah, mengambil keputusan dengan bijaksana serta
menghindari segala hal yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain
5. Etika muamalah dalam perspektif Islam merupakan suatu aturan norma
yang mengatur cara bertindak dan bersikap dalam bermuamalah. Etika
dalam bermuamalah sangat menenentukan keabsahan bermuamalah.