Konsep Kelembapan Udara
Konsep Kelembapan Udara
Kelembapan udara adalah ukuran untuk menjelaskan keberadaan uap air pada udara di sekeliling
kita. Fenomena terjadinya kabut, embun hingga hujan dan salju berkaitan dengan adanya uap air
tersebut.
Lv × ( T ) 1 1
e s=
Rv ( −
T To ) (1)
di mana:
es = Tekanan uap jenuh (dalam Pa, hPa atau mb)
T = suhu udara (K, °C)
Lv = Panas laten spesifik atau penguapan dari air
Rv = Tetapan uap air ( 461 J/K/kg)
T0 = 273,15 K
Persamaan di atas menunjukkan es hanya menjadi fungsi dari suhu udara dengan Lv juga bergantung
pada suhu, jika dalam °C maka besarannya adalah:
Secara umum es lebih sering dihitung menggunakan persamaan empiris Teten yang
merupakan bentuk khusus persamaan Clausius–Clapeyron di atas yaitu menjadi:
es,wet = tekanan uap jenuh berdasarkan temperatur bola basah (TBB) yang dihitung menggunakan
persamaan (4) atau (5) di atas.
p = tekanan udara di mana dalam perhitungan biasanya menggunakan nilai tekanan udara
standar yaitu 1013,25 mb.
𝞬 = konstanta psikometer termodinamis dengan nilai 6,66/10⁴/°C.
Tdry = suhu temperatur bola kering (TBK) dalam °C.
Twet = suhu temperatur bola basah (TBB) dalam °C.
di mana:
v = kerapatan uap air
= kerapatan udara
Rd = Tetapan konstanta udara kering ( 287 J/K/kg)
Perbandingan Rd/Rv dianggap tetap, maka:
R d 287
ε= = =0 , 62 2
Rv 461
Maka,
q=0,622 × ( ep ) (10)
Untuk mendapatkan mixing ratio (r) jenuh cukup mengganti e dengan es.
Untuk Tdry:
Untuk Twet:
6 , 66
e=23 , 53−1012 , 25 × 4
( 25 , 5−20 ,1 )=19 , 89 hPa=1989 Pa
10
Artinya, pada bola basah 20,1 °C pada tekanan udara standar 1013,25 mb, uap air yang ada
tekanannya mencapai 19,89 hPa.
VPD=e s−e
Menunjukkan bahwa sisa tekanan uap yang diperlukan hingga kemudian udara menjadi jenuh
dengan RH menjadi 100%.
RH =
( ee )× 100 %
s
q=0,622 × ( ep )
q=0,622 × ( 1012 , 25 )
19 , 89 kg
=0,012222 =12 ,22
kg
gr
kg
e
a=
R v × T ( Kelvin )
e
a=
R v × ( T dry +273 , 15 )
1989 kg gr
a= =0,01445 3 =14 , 45 3
461 × ( 25 , 5+273 , 15 ) m m