Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PRESEPSI DAN KREATIVITAS

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
ANGGOTA;

1.LARASATI (P00620223018 )
2.WAFIQ AZIZAH (P00620223042 )
3.NESA FADILAH (P00620223023 )
4.ASTRID PUTRI AULIA (P00620223006 )
5.WULIDAL MUSYARAF (P00620223044 )
6.PUTRI APRILLYA (P00620223031 )

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN BIMA

TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas Rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
makalah ini membahas segala hal mengenai “Persepsi dan Kreativitas ”.

Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran


dan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Penulis juga tidak lupa
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, atas bantuan,dukungan dan doanya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca
makalah ini dan dapat mengetahui tentang segala hal mengenai materi “Persepsi dan
Kreativitas”.Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari
itu kami mengharapkan kritik dan saran objektif yang bersifat membangun untuk
penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan seperjuangan
khususnya Program Studi D III Keperawatan

Bima, Oktober 2023

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Presepsi...............................................................................................................4
2.2.Aktivitas..............................................................................................................9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................................14
3.2 Saran...................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Psikologi merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran yang mempelajari
segala hal yangberkaitan dengan gangguan jiwa.Salah satu gangguan jiwa tersebut
adalah gangguan persepsi.Persepsi bukan sekedar fenomena visual yaitu segala
sesuatu yang kita “lihat” secara fisik. Para ahli perkembangan menganggap persepsi
sebagai bagian untuk memahami input sensorik yang disambungkan ke otak oleh
indra dan dihantarkan menuju susunan syaraf pusat. Bagian-bagian mental ini dapat
memepengaruhi persepsi kita lebih daripada yang kita pikirkan.
Harapan (harapan perseptual) adalah elemen yang paling luas dalam persepsi.
Kita adalah hasil bentukan “kebiasaan perseptual” yaitu kita melihat apa yang telah
kita pelajari untuk dilihat dan diharapkan kita mendengar apa yang telah kita dengar
dan di harapkan untuk didengar. Jika tidak demikian, maka ego kita yang totaliter
secara sederhana akan menyaring untuk kemudian membuangnya, walaupun belum
sempat dikenali. Melalui harapan, kita merasa cukup masuk akal, puas dan aman
untuk membuat asumsi-asumsi mengenali diri, orang lain, dan dunia disekitar kita.
Banyak dari asumsi ini yang didasarkan atas perhatian akan konstannya dunia fisik,
yang sebenarnya merupakan asumsi yang salah. Tidak ada sesuatu didunia fisik
yang tidak hilang esok hari. Individu memperoleh kecakapan tertentu bukan karena
kelahirannya semata melainkan karena perkembangan dah pengalaman hidupnya.
Memang ia dianugrahi oleh Tuhan berupa potensi dasar dan kapasitas yang berbeda-
beda untuk berperilaku inteligen. Dari kedua kalimat ini tentunya sudah jelas bahwa
kecakapan itu dapat dibedakan menjadi dua hal, yaitu kecakapan nyata dan
kecakapan potensial.
Kecakapan nyata merupakan kecakapan yang didapat dari kenyataan hidup, baik
dari pengalaman hidup sendiri maupun dari mempelajari pengalaman hidup orang
lain. Jadi kecakapan ini dapat diperoleh individu melalui belajar dan belajar. Hal ini
dapat segera didemonstrasikan dan diuji yang berdasarkan sesuatu, cara, bahan, dan
hal tertentu yang pernah dijalaninya.

4
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut.
1. Apakah yang dimaksud dengan persepsi?
2. Apa sajakah jenis-jenis persepsi ?
3. Apa saja syarat terjadinya persepsi ?
4. Apa Penyebab terjadinya persepsi ?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi terjadinya persepsi ?
6. Apa saja gangguan persepsi ?
7.
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain.
1. Untuk mengetahui pengertian persepsi.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis persepsi.
3. Untuk mengetahui syarat terjadinya persepsi.
4. Untuk mengetahui proses terjadinya persepsi.
5. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi terjadinya persepsi.
6. Untuk mengetahui gangguan pada persepsi.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PERSEPSI
A. Pengertian Persepsi
Persepsi berkenaan dengan fenomena dimana hubungan antara stimulus dan
pengalaman yang lebih kompleks daripada dengan fenomena yang ada pada
sensasi. Fenomena persepsi tergantung pada proses yang lebih tinggi
tingkatannya.
Maramis (2005) mengemukakan bahwa persepsi adalah daya mengenal
barang, kualitas atau hubungan, dan perbedaan melalui proses mengamati,
mengetahui, atau mengartikan setelah panca inderanya mendapat rangsang.
Walgito (2010) menyatakan persepsi merupakan pengorganisasian,
penginterpretasian terhadap stimulus yang di inderanya merupakan sesuatu yang
berarti, dan Atkinson dkk (2012) mengemukakan persepsi adalah penyelidikan
dalam mengintegrasikan sensasi ke dalam proses perceptual dan menggunakannya
untuk mengenali dunia.
Dari pengertian yang dikemukakan diatas, persepsi dapat diartikan sebagai
proses diterimanya rangsang melalui panca indera yang didahului oleh adanya
suatu perhatian sehingga individu mampu menyadari, mengartikan, dan
menghayati tentang sesuatu yang diamati, baik yang ada di luar maupun dalam
diri individu.
B. Jenis-jenis Persepsi
Menurut Maramis (2005), ada dua jenis persepsi yaitu.
1. External perception yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang
datang dari luar diri individu.
2. Self-perception yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang
berasal dari dalam diri individu. Dalam hal ini yang menjadi objek adalah
dirinya sendiri.

6
C. .Fungsi Persepsi
Menurut Atkinson dkk (2012) mengemukakan bahwa persepsi memiliki fungsi:
untuk menentukan objek yang ada di tempat (pengenalan) dan menentukan
dimana objek itu berada (lokalisasi). Lokalisasi adalah cara yang digunakan untuk
bernavigasi di lingkungan.
D. Syarat Terjadinya Persepsi
Walgito (2010) mengemukakan ada berbagai syarat individu dalam melakukan
persepsi, antara lain :
1. Adanya objek (sasaran yang diamati)
Objek atau sasaran yang diamati akan menimbulkan stimulus atau rangsangan
yang mengenai alat indra atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar
individu yang mempersepsikan, tetapi juga dapat datang dari dalam individu
yang bersangkutan yang langsung mengenai saraf penerima yang bekerja
sebagai reseptor.
2. Adanya alat indra, saraf dan susunan saraf pusat
Alat indra atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Disamping
itu juga harus ada saraf sensorik sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang
diterima reseptor ke susunan saraf pusat yaitu otak.
3. Adanya perhatian
Perhatian atau sebagai persiapan untuk mengadakan persepsi, sehingga
seseorang harus focus terhadap hal yang akan diamati.
E.Proses Terjadinya Persepsi
Walgito (2010) mengemukakan bahwa persepsi melewati tiga proses yaitu,
1. Proses fisik (kealaman)
Adanya objek stimulus reseptor atau alat indra
2. Proses fisiologis
Stimulus saraf sensoris otak
3. Proses psikologis
Proses dalam otak sehingga individu mnyadari stimulus yang diterima. Jadi
syaratnya untuk mengadakan persepsi perlu ada proses fisik, fisiologis, dan
psikologis yang dapat digambarkan sebagai berikut.

7
OBJEK STIMULUS RESEPTOR

SARAF
OTAK
SENSORIK

SARAF MOTORIK

PERSEPSI
F. Faktor yang mempengaruhi terjadinya persepsi
Walgito (2010) mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi terjadinya
persepsi adalah.
1. Ketersediaan informasi sebelumnya
Ketiadaan informasi ketika seseorang menerima stimulus yang baru bagi
dirinya akan menyebabkan kekacauan dalam mempersepsi. Dalam bidang
pendidikan misalnya, ada materi pelajaran yang harus terlebih dahulu
disampaikan sebelum materi tertentu. Seseorang yang datang di tengah-tengah
jalannya diskusi, mungkin akan menangkap hal yang tidak tepat, terlebih
karena ia tidak memiliki informasi yang sama dengan peserta diskusi lainnya.
Informasi juga dapat menjadi landasan untuk mempersepsikan sesuatu.
2. Kebutuhan
Seseorang akan cenderung mempersepsikan sesuatu berdasarkan kebutuhannya
saat itu. Contoh sederhana seseorang akan lebih peka mencium bau masakan
ketika lapar daripada orang lain yang baru saja makan.
3. Pengalaman masa lalu
Sebagai hasil dari proses belajar, pengalaman akan sangat mempengaruhi
seseorang mempersepsikan sesuatu. Pengalaman yang menyakitkan ditipu oleh

8
mantan pacar, akan mengarahkan seseorang untuk mempersepsikan orang lain
yang mendekatinya dengan kecurigaan tertentu. Contoh lain yang lebih ekstrim
, ada orang yang tidak bisa melihat warna merah (dia melihatnya sebagai warna
gelap, entah hitam atau abu-abu tua),
4. Emosi
Emosi akan mempengaruhi seseorang dalam menerima dan mengolah
informasi, karena sebagian energy dan perhatiannya (menjadi figure) adalah
emosinya tersebut. Seseorang yang sedang tertekan karena baru bertengkar
dengan pacar dan mengalami kemacetan, mungkun akan mempersepsikan
lelucon temannya sebagai penghinaan.
5. Impresi
Stimulus yang menonjol, akan lebih dahulu mempengaruhi persepsi seseorang.
Gambar yang besar, warna kontras, atau suara yang kuat dengan pitch
tertentu,akan lebih menarik seseorang untuk memperhatikan dan mejadi focus
dari persepsinya. Seseorang yang memperkenalkan diri dengan sopan dan
berpenampilan menarik, akan lebih udah dipersiapkan secara positif, dan
persepsi ini akan mempengaruhi cara ia memandang selanjutnya.
6. Konteks
Faktor ini disebutkan terakhir, tetapi tidak berarti kurang penting, malah
mungkin yang paling penting. Konteks bisa secara social , budaya atau
lingkungan fisik. Konteks memberikan ground yang berbeda , mungkin akan
memberikan makna yang berbeda.
G. Gangguan/Penyebab Persepsi
Dispersepsi adalah kesalahan atau gangguan dalam persepsi. Menurut
Maramis (2005) penyebab dan jenis gangguan persepsi adalah
1. Penyebab
Gangguan persepsi bisa disebabkan karena gangguan otak, seperti kerusakan
otak, keracunan, obat halusinogenik, gangguan jiwa seperti emosi tertentu yang
dapat mengakibatkan ilusi, psikosis yang dapat menimbulkan halusinasi dan
pengaruh lingkungan social-budaya.
2. Jenis Gangguan Persepsi

9
Ada 7 macam gangguan persepsi yaitu :halusinasi, ilusi, depersonalisasi,
gangguan somatosensorik pada reaksi konversi,ganguan sikologik dan aknosia.
a) Halusinasi atau maya
Halusinasi adalah persepsi tanpa adanya rangsangan apapun pada panca
indra seseorang,yang terjadi pada keadaan sadar.jenis-jenis halusinasi :
 Halusinasi penglihatan (halusinasi optik) :sesuatu yang dilihat seolah-
olah berbentuk orang, binatang, barang, atau benda. Sesuatu yang dilihat
seolah-olah tidak berbentuk sinar, kilatan atau pola cahaya dan dilihat
seolah-olah berwarna atau tidak berwarna.
 Halusinasi auditif/ halusinasi akustik yaitu halusinasi yang seolah-olah
mendengar suara manusia ,suara hewan,suara barang,suara mesin,suara
music,dan suara kejadian alami.
 Halusinasi olfaktori (halusinasi penciuman ) yaitu halusinasi yang
seolah-olah mencium suatu bau tertentu.
 Halusinasi gustatorik (halusinasi pengecap) yaitu halusinasi yang seolah-
olah mengecap suatau zat atau rasa tentang sesuatu yang dimakan.
 Halusinasi taktil (halusinasi peraba) , yaitu halusinasi yang seolah-olah
merasa diraba-raba, disentuh, dicolek, ditiup dan disinari.
 Halusinasi kinestik (halusinasi gerak), yaitu halusinasi yang seolah-oleh
badannya bergerak dengan sendirinya.
 Halusinasi visceral yaitu halusinasi organ tubuh bagian dalam yang
seolah-olah ada perasaan tertentu yang timbul di tubuh bagian dalam
(misalnya lambung seperti ditusuk-tusuk jarum)
 Halusinasi hipnagogik , yaitu persepsi sensorik bekerja yang salah yang
terdapat pada orang normal terjadi sebelum tidur.
 Halusinasi histerik , yaitu halusinasi yang timbul pada neurosis histerik
karena konflik emosional.
b) Ilusi
Merupakan interprestasi yang salah atau menyimpang tentang penyerapan
atau persepsi yang sebenarnya terjadi karena adanya rangsangan pada
pancaindera Contohnya bayangan daun pisang dilihat seperti seorang
penjahat ataupun hantu.

10
c) Depersonalisasi
Merupakan perasaaan aneh tentang dirinya atau perasaan bahwa pribadinya
sudah tidak seperti biasa lagi.Contohnya perasaan bahwa dirinya seperti
sudah diluar badannya.
d) Derealisasi
Merupakan perasaan aneh tentang lingkungan di sekitar dan tidak menurut
kenyataan sebenarnya misalnya segala sesuatu dirasakan seperti dalam
mimpi.
e) Gangguan Somatosensorik pada reaksi konversi
Merupakan suatu keadaan mengenai tubuh yang secara simbolik
menggambarkan adanya suatu konflik emosional.Contohnya kehilangan
sebagian ataupun keseluruhan kepekaan indera peraba pada kulit (kulit
terasa panas, terasa gatal, terasa tertusuk-tusuk).
f) Gangguan Psikofisiologik
Merupakan gangguan pada tubuh yang disarapi oleh susunan saraf yang
berhubungan dengan kehidupan dan disebabkan oleh gangguan
emosi.Contohnya radang pada kulit, gatal-gatal, dan otot kaku.
g) Agnosia
Merupakan ketidakmampuan untuk mengenal dan mengartikan persepsi,
baik sebagian maupun total sebagai akibat perusakan otak.
2.2 KREATIVITAS
A. Pengertian Kreativitas
Kreativitas merupakan potensi yang dimiliki setiap manusia dan bukan yang
diterima dari luar diri individu. Kreativitas yang dimiliki manusia, lahir bersama
lahirnya manusia tersebut. Sejak lahir individu sudah memperlihatkan
kecenderungan mengaktualisasikan dirinya. Dalam kehidupan ini kreativitas
sangat penting, karena kreativitas merupakan suatu kemampuan yang sangat
berarti dalam proses kehidupan manusia.
B. Definisi Kreativitas Menurut Para Ahli

11
Menurut Conny R Semiawan (2009: 44) kreativitas adalah modifikasi
sesuatu yang sudah ada menjadi konsep baru. Dengan kata lain, terdapat dua
konsep lama yang dikombinasikan menjadi suatu konsep baru.
Sedangkan menurut Utami Munandar (2009: 12), bahwa kreativitas adalah
hasil interaksi antara individu dan lingkungannya, kemampuan untuk membuat
kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unur yang sudah ada atau
dikenal sebelumnya, yaitu semua pengalaman dan pengetahuan yang telah
diperoleh seseorang selama hidupnya baik itu di lingkungan sekolah, keluarga,
maupun dari lingkungan masyarakat.

C. Tahapan Kreativitas
Menurut model Wallas, yang dikutip oleh Solso (1991), dikutip dari Ngalimun
dkk (2013: 52) kreativitas muncul dalam empat tahap sebagai berikut :
a) Tahap Persiapan
Merupakan tahapan awal yang berisi kegiataan pengenalan masalah,
pengumpulan data informasi yang relevan, melihat hubungan antara hiptesis
dengan kaidah-kaidah yang ada, tetapi belum sampai menemukan sesuatu, baru
menjajaki kemungkinan- kemungkinan. Sampai batas tertentu keseluruhan
pendidikan, latar belakang umum dan pengalamanhidup turut menyumbang
proses persiapan menjadi kreatif.
b) Tahap inkubasi
Masa inkubasi dikenal luas sebagai tahap istrirahat, masa menyimpan
informasi yang sudah dikumpulkan, lalu berhenti dan tidak lagi memusatkan
diri atau merenungkannya. Kreativitas merupakan hasil kemampuan pikiran
dalam mengaitkan berbagai gagasan, menhasilkan sesuatu yang bary dan
unik.dalam proses mengaitkan ide
c) Tahap Pencerahan
Tahap pencerahan dikenal luas sebagai pengalaman eureka atau “Aha”, yaitu
saat inspirasi ketika sebuag gagasan baru muncul dalam pikiran, seakan-akan
dari ketiadaaan untuk menjawab tantangan kreatif yang sedang dihadapi.
d) Tahap Pelaksanaan/Pembuktian
Pada tahap ini titik tolaj seseorang member bentuk pad aide atau gagasan baru,
untuk menyakinkan bahwa gagasan tersebut dapat diterapkan. Dalam tahap ini

12
ada gagasan yang dapat berhasil dengan cepat dan ada pula yang perlu waktu
berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.

D. Konsep Tentang Kreativitas


Kreativitas merupakan kemampuan yang mencerminkan kelancaran,
keluwesan (fleksibilitas), dan originalitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk
mengelaborasi suatu gagasan (Utami Munandar 1992 : 47).
Definisi Kreativitas dari Clark berdasarkan hasil berbagai penelitian tentang
spesialisasi belahan otak, mengemukakan kreativitas merupakan ekspresi tertinggi
keterbakatan dan sifatnya terintegrasikan, yaitu sintesa dari semua fungsi dasar
manusia yaitu: berfikir, merasa, menginderakan dan intuisi (basic function of
thingking, feelings, sensing and intuiting). Konsep kreativitas, pengertian
kreativitas dapat di tinjau dari empat segi (3P dari kreativitas) yaitu:
a) Kreativitas sebagai Proses
Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, apakah
suatu gagasan atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru
Proses kreatif sebagai munculnya dalam tindakan suatu produk baru yang
tumbuh dari keunikan individu di satu pihak, dan dari kejadian, orang-orang,
dan keadaan hidupnya dilain pihak. Jadi Kreativitas sebagai proses: Bersibuk
diri secara kreatif yang menunjukan kelancaran fleksibilitas (keluwesan) dan
orisinalitas dalam berfikir dan berperilaku. Penekanan pada aspek baru dari
produk kreatif yang dihasilkan dan aspek interaksi antara individu dan
lingkungannya / kebudayaannya. Kreativitas adalah suatu proses upaya
manusia atau bangsa untuk membangun dirinya dalam berbagai aspek
kehidupannya. Tujuan pembangunan diri itu ialah untuk menikmati kualitas
kehidupan yang semakin baik.
c) Kreativitas ditinjau dari segi Pribadi
Kreativitas merupakan ungkapan unik dari seluruh pribadi sebagai hasil
interaksi individu, perasaan, sikap dan perilakunya. Sebagai pribadi:
Kreativitas mencerminkan keunikan individu dalam pikiran-pikiran dan
ungkapan-ungkapannya. Kreativitas mulai dengan kemampuan individu untuk
menciptakan sesuatu yang baru. Biasanya seorang individu yang kreatif

13
memiliki sifat yang mandiri. Ia tidak merasa terikat pada nilai-nilai dan norma-
norma umum yang berlaku dalam bidang keahliannya. Ia memiliki sistem nilai
dan sistem apresiasi hidup sendiri yang mungkin tidak sama yang dianut oleh
masyarakat ramai.
Kreativitas pada dimensi person adalah upaya mendefinisikan kreativitas
yang berfokus pada individu atau person dari individu yang dapat disebut
kreatif. Guilford menerangkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan atau
kecakapan yang ada dalam diri seseorang, hal ini erat kaitannya dengan bakat
Perilaku kreatif pada orang dewasa dan perilaku kreatif pada anak- anak
adalah sesuatu yang berbeda. Kematangan kreativitas seseorang biasanya
menekankan pada tiga hal yaitu, keahlian dalam kemampuan teknis dan
artistik, kemampuan kreativitas seseorang, dan motivasi instrinsik. Seorang
anak secara jelas memiliki pengalaman yang sedikit dibandingkan dengan
orang dewasa, oleh sebab itu mereka memiliki sedikit keahlian dan gaya
bekerja mereka belum berkembang dengan baik.
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kreativitas

Kreativitas membutuhkan rangsangan dari lingkungan untuk berkembang


secara optimal. Beberapa factor yang menentukan adalah:

1. Kebebasan: orang tua yang percaya untuk memberikan kebebasan kepada


anak.
2. Respek: orang tua yang menghormati anaknya sebagai individu, percaya akan
kemampuan anak mereka, dan menghargai keunikan anak mereka.
3. Kedekatan emosi yang sedang: kreativitas akan dapat dihambat dengan
suasana emosi yang mencerminkan rasa permusuhan, penolakan, atau rasa
terpisah.
4. Prestasi bukan angka: orang tua anak kreatif menghargai prestasi anak,
mendorong anak untuk berusaha sebaik-baiknya, dan menghasilkan karya-
karya yang baik.
5. Orang tua aktif dan mandiri: sikap orang tua terhadap diri sendiri amat penting
karena orang tua merupakan model bagi anak.
6. Menghargai kreativitas: anak yang kreatif memperoleh banyak dorongan dari
orang tua untuk melakukan hal-hal yang kreatif.

14
F.Penyebab Kreativitas Menurun
Penyebab utama dari kreativitas menurun adalah mental block. Adapun enam hal
yang memicu penghambat pikiran tersebut, antara lain:
1. Tidak Jelas Arah Tujuan
Saat kita merasa tertinggal dari orang lain, belum tentu kita benar-benar
tertinggal. Bisa jadi kita hanya ikut-ikutan dan dia yang bergerak terlebih
dahulu. Untuk itu, bertanyalah apa keinginan diri sendiri, sehingga lebih
mudah untuk berkembang
2. .Takut Kegagalan
Meski ada perkataan, “kalau belum mencoba, mana bisa tahu?” sering
digunakan untuk memotivasi, takut akan kegagalan selalu hadir di pikiran
seseorang. Padahal, hal tersebut dapat mematikan ide kreatif.
3. Takut Dikritik
Ketika menggeluti suatu bidang, pendapat orang lain sangat dibutuhkan untuk
mengetahui di mana letak kesalahan. Namun, tidak jarang takut dikritik justru
menghentikan seseorang memulai ide kreatif.
4.Homeostati
Homeostatis adalah keinginan alam bawah sadar untuk tidak melakukan
perubahan atas kejadian masa lalu atau kehidupan sekarang. Ini akan sangat
berpengaruh terhadap ketakutan dalam mencoba hal baru.
5. Berpikir Pasif
Tidak ada ide yang asli. Kalau terus berpikir untuk menciptakan hal baru tanpa
berusaha mencari informasi bersangkutan sebagai tolok ukur atau inspirasi,
otak hanya akan kehilangan energi.
6. Berpikir Rasional dan Menjustifikasi
Ketika mencoba hal baru, pikirkan terlebih dahulu apa alasan yang mendasari.
Alhasil, akan tertanam keyakinan untuk terus berusaha
G. Solusi Kreativitas Menurun

Ada tiga poin kunci untuk meningkatkan kreativitas menurun. Pertama,


kondisi yang mendukung. Professor Mueller mengatakan, “Dalam konteks
tertentu, kreativitas dapat di-shut off dan di-turn on. Kedua, banyak berlatih.
Ketiga, realisasi melalui tindakan.

Penyebab utama kreativitas menurun adalah mental block yang dipicu oleh
enam hal. Sementara solusi untuk meningkatkan adalah kondisi, latihan, dan
realisasi.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Persepsi adalah suatu proses diterimanya rangsang melalui panca indera
yang didahului oleh adanya suatu perhatian sehingga individu mampu menyadari,
mengartikan, dan menghayati tentang sesuatu yang diamati, baik yang ada di luar
maupun dalam diri individu.Proses persepsi dapat terjadi dengan melewati tiga
proses yaitu, proses fisik, proses fisiologis, dan proses psikologis. Suatu proses
persepsi dapat terjadi karena adanya rangsangan dari dalam diri ataupu dari luar
diri manusia.
Faktor yang sangat mempengaruhi terjadinya persepsi ialah, ketersediaan
informasi sebelumnya, kebutuhan seseorang, pengalaman masa lalu, emosi setiap
individu, minat terhadap suatu objek, kepentingan akan suatu objek dan kebiasaan
yang sering dirasakan. Proses persepsi tersebut terus terjadi didalam kehidupan
manusia. Bila da satu gangguan yang bermasalah pada diri manusia, maka akan
mempengaruhi proses persepsi.
Gangguan persepsi bisa disebabkan karena gangguan otak, seperti
kerusakan otak, keracunan, obat halusinogenik, gangguan jiwa seperti emosi
tertentu yang dapat mengakibatkan ilusi. Jenis gangguan persepsi antara
lain :halusinasi,ilusi,depersonalisasi,gangguan somatosensorik pada reaksi
konversi,ganguan sikologik dan aknosia.
Sejumlah factor yang mempengaruhi perkembangan Kreativitas khusus
dikelompokkan ke dalam dua golongan: yaitu, Faktor Internal dan Faktor
Eksternal. Faktor Internl adalah factor yang berasal dari dalam diri individu, yang
mencakup: minat, motif berprestasi, keberanian mengambil resiko, ulet dan tekun,
serta kegigihan dan daya juang. Adapun Faktor eksternal adalah factor-faktor
yang berasal dari lingkungan tempat seorang anak tumbuh dan berkembang. Yang
meliputi: kasempatan maksimal untuk mengembangkan diri, sarana dan prasarana,

16
dukungan dan dorongan orang tua/keluarga, lingkungan tempat tinggal dan pola
asuh

3.2 Saran

Dengan selesainya makalah ini semoga dapat menambah wawasan untuk para
pembaca. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu
kami dengan senang hati menerima masukan yang tentunya bersifat membangun.

17
Daftar Pustaka

Herry Zan Pieter, S.Psi & dr. Namora Lumongga Lubis , M.Sc. (2010).
Pengantar Psikologi Dalam Keperawatan.Penerbit : Kencana Prenada Media Group
I Wayan Candra (2016).Psikologi , Landasan keilmuan Praktik Keperawatan
Jiwa. Ed.1, Cet.
http://www.kajianpustaka.com/2012/10/teori-pengertian-proses-faktor-
persepsi.html. Diakses tanggal 17 Oktober 2016
http://www.ilmupsikologi.com/2015/09/pengertian-persepsi-faktor-dan-
jenisnya-menurut-ahli.html. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2016
http://kbbi.web.id/persepsi. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2016
Azwar, Saifudin. 2004. Pengantar Psikologi Intelegensi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Santrock, Jhon W. 2003. Adolescense Perkembangan Usia 12-15. Jakarta : Erlangga.

Conny R.Semiawan. 2009. Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah


Menegah. Jakarta: Gramedia.
Ngalimun,dkk.2013. Perkembangan dan Pengembangan Kreativitas.
Yogyakarta: Aswaja Pressindo

18
19

Anda mungkin juga menyukai