Basic PLC Training Programmable Logic Co
Basic PLC Training Programmable Logic Co
B
CONTROL SYSTEMS SERVICE CENTER
Basic PLC Training
Programmable
Logic Controller
BASIC PLC TRAINING
1
Pendahuluan
Programmable controller adalah kunci sukses meningkatkan efisiensi
produksi dalam industri
K
ini persaingan industri makin meningkat, sehingga efisiensi produksi
umumnya dianggap sebagai kunci untuk sukses. Efisiensi produksi meliputi
area yang luas seperti :
Kecepatan dimana peralatan produksi dan line produksi dapat di set untuk
membuat suatu produk.
1
B A B 1 P E N D A H U L U A N
GAMBAR 1.1 contoh aplikasi PLC di industri yang meliputi central control yang memonitor dan mengendalikan PLC yang
bekerja melakukan kontrol pada beberapa device yang lain.
Sementara itu perbandingan antara wired logic dengan PLC dapat dilihat pada Tabel
1.1.
2
B A B 1 P E N D A H U L U A N
TABEL 1.1 perbandingan antara penggunaan wired logic dengan programmable controller pada beberapa aspek. Disini terlihat
beberapa kelebihan penggunaan programmable controller.
Efisiensi dari segi Ekonomi Keuntungan pada operasi skala Keuntungan pada operasi skala
kecil kecil, sedang dan besar
3
B A B 1 P E N D A H U L U A N
1. Sequence Control :
2. Sophisticated Control :
Operasi aritmatik
Penanganan informasi
Kontrol analog (temperatur, tekanan, dan lain-lain)
PID (proporsional, integral, derivatif)
Pengendalian motor servo
Pengendalian motor stepper
3. Supervisory Control :
4
B A B 1 P E N D A H U L U A N
1. Input/Output
Jumlah dari titik input dan outputnya.
Tipe dari input dan output (analog atau digital).
2. Keperluan kontrol
Instruksi-instruksi program yang diperlukan untuk menjalankan fungsi
kontrol.
3. Memory
RAM (Random Access Memory)
ROM (Read Only Memory)
PROM (Programmable Read Only Memory)
EPROM (Erasable Programmable Read Only Memory)
EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory)
5
B A B 1 P E N D A H U L U A N
1. Desain sistem
2. I/O assignment
3. Penulisan program
4. Programming
5. Editing
6. Monitoring
7. Penyimpanan program
Bila diwujudkan dalam suatu flowchart, maka pendekatan sistematik desain
programmable logic controller itu akan terlihat seperti yang ada pada Gambar 1.2.
6
B A B 1 P E N D A H U L U A N
Memahami syarat
Sistem kontrol
Yang diinginkan Hubungkan semua
Peralatan input dan
Output ke PC
Gambar sistem
Umum dari
Sistem kontrol
Periksa semua
Sambungan input
Dan output
Ter jemahkan
Flowchart ke
Diagr am Ladder
Apakah
Tidak
Program OK ?
Memprogram Diagram
Yang telah didesain ke Ya
Dalam PLC
Simpan program
Dalam eprom, dll
Simulasikan
Mengubah Program
Program dan
Agar Sesuai
Periksa Software
Semua
Semuadiagram
diagramdi
Dokumen secara
didokumentasikan
sistematik
secara sistematik
Apakah
Tidak
Program OK ?
End
GAMBAR 1.2 Pendekatan sistematik desain Pogrammable Logic Controller. Flowchart tersebut merupakan representasi dari
tujuh tahap penyusunan suatu sistem yang dikontrol dengan menggunakan Programmable Logic Controller.
7
B A B 1 P E N D A H U L U A N
8
B A B 1 P E N D A H U L U A N
1. Sistem dapat bekerja lebih cepat dibanding dengan manusia dan pada
tempat-tempat dimana manusia tidak dapat tinggal, seperti: tempat-
tempat yang bersuhu tinggi atau relatif rendah, pada ruang angkasa atau
pada tempat-tempat dengan radiasi nuklir.
output
7. Sensitivitas yang lebih rendah dalam hal rasio terhadap variasi-
input
variasi dalam karakteristik sistem.
9
B A B 1 P E N D A H U L U A N
10
B A B 1 P E N D A H U L U A N
GAMBAR 1.3 Skema kontrol radar tracker. Sensor disini berfungsi sebagai komponen feedback untuk memonitor apakah
nilai output sudah sesuai dengan nilai input yang diinginkan. Komponen feedback inilah yang membedakan antara sistem kontrol
loop terbuka dengan sistem kontrol loop tertutup. Pada loop tertutup tidak didapati komponen feedback yang dapat memonitor
apakah output sudah sesuai dengan set point.
11
B A B 1 P E N D A H U L U A N
GAMBAR 1.4 Kontrol ketinggian cairan secara manual. Komponen feedback-nya, yaitu pembanding antara nilai output
dengan input adalah mata manusia.
GAMBAR 1.5 Prinsip kontrol laju aliran air pada jam air. Adanya pelampung di tengah menjamin aliran air kontinyu untuk
mengendalikan level tangki terbawah yang akan mengendalikan indikator skala waktu .
12
B A B 1 P E N D A H U L U A N
Kerja - Aksi
MANUSIA
Panca indera Otak Penggerak
Variasi :
- Posisi
- Level cairan
- Temperatur
Sensor Komputer Aktuator
- Perpindahan - Motor
- Temperatur - Digital - Katup
- Level - Analog solenoid
- Cairan - Silinder hidrolik
- dsb
MESIN
Operasi - Gerakan
GAMBAR 1.6 Diagram yang menunjukkan perbandingan antara aksi kontrol manusia dengan mesin. Masing-masing memiliki
komponen yang fungsinya serupa. Komponen umpan balik yang menyebabkan sistem menjadi loop tertutup adalah panca indera
pada manusia dan sensor pada mesin.
13
B A B 1 P E N D A H U L U A N
GAMBAR 1.7 Elevator automatik sebagai contoh dari kontrol sekuensial. Beberapa sistem bekerja secara berurutan untuk
dapat mengantarkan manusia ke tempat ang dituju.
14
B A B 1 P E N D A H U L U A N
GAMBAR 1.8 Saklar manual dan simbol skematiknya. Gambar di atas adalah saklar yang umum digunakan yaitu model push
button, toggle dan remain contact. Pemilihan penggunaannya bergantung pada kebutuhan di plant/lapangan.
15
B A B 1 P E N D A H U L U A N
1.8.2 Relay
1.8.3 Rangkaian OR
16
B A B 1 P E N D A H U L U A N
GAMBAR 1.13 Sequence chart dan time chart pada rangkaian self-conservative.
GAMBAR 1.14 Sequence chart dan time chart pada rangkaian interlocking.
17
B A B 1 P E N D A H U L U A N
GAMBAR 1.18 Mekanisme, simbol dan time-chart dari Timer Off Delay.
18
B A B 1 P E N D A H U L U A N
19
B A B 1 P E N D A H U L U A N
Sedangkan cara penulisan bilangan yang lebih besar dari sembilan adalah :
20
B A B 1 P E N D A H U L U A N
Sementara itu istilah word, byte dan bit dapat dipahami dari ilustrasi berikut.
21
B A B 1 P E N D A H U L U A N
Bila contoh bilangan heksadesimal di atas dijadikan bilangan biner, maka hasilnya
adalah sebagai berikut.
22
B A B 1 P E N D A H U L U A N
Demikian pula bilangan desimal 1355 ekuivalen dengan bilangan heksadesimal 54B.
Untuk contoh bilangan oktal, bilangan desimal 145 ekuivalen dengan bilangan oktal
221.
23
B A B 1 P E N D A H U L U A N
A B T A B T
0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 1 1
1 0 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1
24
B A B 1 P E N D A H U L U A N
Selain gerbang logika dasar, ada pula gerbang-gerbang logika tambahan seperti berikut.
25
B A B 1 P E N D A H U L U A N
Tabel kebenaran untuk masing-masing gerbang NOR, NAND dan XOR berturut-
turut adalah sebagai berikut.
A B T A B T
0 0 1 0 0 1
0 1 0 0 1 1
1 0 0 1 0 1
1 1 0 1 1 0
A B T
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 0
26
B A B 1 P E N D A H U L U A N
Ada pula rangkaian yang sering ditemui, yaitu RS Flip-Flop. Simbol dan tabel
kebenarannya adalah sebagai berikut.
YN SN RN YN+1
0 0 0 0
0 1 0 1
0 0 1 0
0 1 1 x
1 0 0 1
1 1 0 1
1 0 1 0
1 1 1 x
27
B A B 1 P E N D A H U L U A N
7 X+0=X
8 X*1=X
9 X+1=1
10 X*0=0
11 X+X=X
12 X*X=X
13 X+X'=1
14 X*X'=0
15 X+Y=Y+X
16 XY=YX
19 (X+Y')Y=XY (X+Y')Y=XY+Y'Y=XY+0=XY
20 XY'+Y=X+Y
20a XY+Y'=X+Y'
21 X+Y+Z=(X+Y)+Z=X+(Y+Z)
28
B A B 1 P E N D A H U L U A N
22 XYZ=(XY)Z=X(YZ)
23 XY+XZ=X(Y+Z)
24 (X+Y)(X+Z)=X+YZ
25 (X+Y)(Y+Z)(Z+X')=(X+Y)(Z+X')
26 XY+YZ+ZX'=XY+ZX'
27 (X+Y)(X'+Z)=XZ+X'Y
f(X1,...,Xn,+,*)=f(X'1,,...,X'n,*,
30 Teorema De Morgan III
+)
29
B A B 1 P E N D A H U L U A N
8 =XY+1(YZ)+ZX'
13 =XY+(X+X')(YZ)+ZX'
23 =XY+XYZ+X'YZ+ZX'
23 =XY(1+Z)+X'Z(Y+1)
9 =XY(1)+X'Z(1)
8 =XY+X'Z
CONTOH 2
30 =X'*(X'Y)'
30 =X'*(X+Y')
23 =X'X+X'Y'
14 =0+X'Y'
7 =X'Y'
CONTOH 3
23 =(xy+xz'+y'y=0+y'z')(z+x')(xyz+x'y'z')
14 & 23 =(xyz+x'y'z')(xyz+x'y'z')
12 =(xyz+x'y'z')
30
B A B 1 P E N D A H U L U A N
Mesin A menggunakan 51 kW
Mesin B menggunakan 40 kW
Mesin C menggunakan 20 kW
Mesin D menggunakan 20 kW
Mesin E menggunakan 10 kW
Diketahui bahwa mesin B dan C tidak pernah bekerja secara bersamaan. Jika terlalu
banyak mesin yang berjalan secara bersamaan, generator akan overload, dan
mengaktifkan saklar emergency generator dengan sinyal T. Rancang fungsi switching
T tersebut !
Penyelesaian :
Kita mulai dengan memasukkan data dalam tabel kebenaran. Karena ada 5 variabel
masukan, tabel kebenaran harus mempunyai 32 baris. Akan tetapi, belajar dari data
yang diberikan, kita realisasikan bahwa tanpa mesin A, total beban tidak pernah bisa
melebihi 100 kW. Dengan kata lain, jika A=0, maka T=0 berdasarkan 4 variabel
masukan yang lain. Dengan demikian, kita dapat mengeliminasi variabel A dari tabel
kebenaran, yang mana memotong ukuran tabel menjadi setengahnya.
31
B A B 1 P E N D A H U L U A N
TABEL KEBENARAN
(ASUMSI A=1)
0 0 0 0 0
0 0 0 1 0
0 0 1 0 0
0 0 1 1 0
0 1 0 0 0
0 1 0 1 0
0 1 1 0 0
0 1 1 1 1
1 0 0 0 0
1 0 0 1 1
1 0 1 0 1
1 0 1 1 1
1 1 0 0 Impossible
1 1 0 1 Impossible
1 1 1 0 Impossible
1 1 1 1 Impossible
T = ACDE+ABE+ABD+ABDE
T' = A'+D'E'+B'C'+B'D'+B'E'
32
B A B 2 K O M P O N E N H A R D W A R E P L C
Bab
2
Komponen Hardware PLC
Bab ini mempelajari tentang komponen-komponen hardware yang
terdapat pada programmable logic controller.
CPU
Perangkat pemrograman
Memori
Power Supply
Sistem I/O
GAMBAR 2.1 Komponen-komponen hardware penysun PLC. Pada gambar diatas terlihat pula PC sebagai alat bantu
pemrograman PLC.
33
B A B 2 K O M P O N E N H A R D W A R E P L C
2.1 CPU
Central Processing Unit (CPU) adalah unsur yang paling penting dari programmable
controller. CPU merupakan otak bagi sistem. Komponen-komponen pembentuk
CPU adalah:
Prosesor
Memori
Power supply
PROSESOR MEMORI O
I
U
N
T
P
P
U POWER U
T SUPPLY
T
2.1.1 Prosesor
Kecerdasan PLC ditentukan oleh microprocessor, dimana bentuk dari
mikroprocessor adalah sangat kecil. Microprocessor ini bertugas melakukan semua
pekerjaan matematika, penanganan data, dan diagnostik. Fungsi utama dari processor
adalah untuk memerintah dan mengontrol kegiatan-kegiatan di seluruh sistem.
34
B A B 2 K O M P O N E N H A R D W A R E P L C
GAMBAR 2.4 Prosesor modular modern satu slot, dari Allen Bradley family.
35
B A B 2 K O M P O N E N H A R D W A R E P L C
PLC Micro memiliki tempat untuk sistem control yang kecil dimana biaya instalasi
merupakan satu faktor utama.
Memeriksa kondisi semua input baik yang benar maupun yang salah di
dalam lokasi yang disebut I/O image table.
Membaca instruksi dan data dari semua bagian memori dan menjalankan
pekerjaan berdasarkan instruksi-instruksi terebut.
36
B A B 2 K O M P O N E N H A R D W A R E P L C
Screw On
37
B A B 2 K O M P O N E N H A R D W A R E P L C
Komputer
Keuntungan dari komputer adalah satu komputer bisa dipakai pada bermacam-
macam PLC yang berbeda-beda dengan program pabrik pembuat PLC tersebut.
Fungsi yang tersedia tergantung pada software yang di berikan oleh pabrik pembut
PLC. Komputer tidak dapat melakukan komunikasi dengan PLC apapun tanpa
program yang benar.
Laptop
Komputer laptop mampu melakukan semua fungsi seperti yang telah di jelaskan
dibawah daftar fungsi khusus untuk komputer diatas. Biayanya lebih mahal dari
komputer biasa tetapi kerugiannya jauh melebihi dengan kemampuan laptop untuk di
pindah-pindahkan.
Laptop biasanya dapat digunakan selama beberapa jam dengan menggunakan battery
internal (jika tidak ada lagi sumber tenaga yang ada).
38
B A B 2 K O M P O N E N H A R D W A R E P L C
2.3 Memori
Sistem memori di dalam PLC berada dalam dua bagian, pertama sistem boot kadang-
kadang disebut executive dan yang kedua adalah user memory kadang-kadang
disebut application memory.
Volatile Memory
Volatile memori tidak akan kehilangan isi yang telah diprogramnya jika semua
operating power tidak hilang atau di lepaskan.disamping itu juga dapat diubah dengan
mudah dan cukup sesuai untuk semua jenis aplikasi, tetapi perlu di dukung dengan
battery dan bisa juga disk copy program.
Nonvolatile Memory
Nonvolatile memori akan menjaga isi program bahkan apabila semua operating
powernya hilang, pada hampir semua kasus, dia tidak dapat di ubah, ini merupakan
memori yang mengontrol sistem pengoperasian PLC.
Berikut ini akan dijelaskan hampir semua jenis variasi memori dan bagiamana
karakteristiknya mempengaruhi pola-pola dimana instruksi yang telah di program
dipengaruhi :
39
B A B 2 K O M P O N E N H A R D W A R E P L C
Program Memory
Berikut ini ditunjukkan pembagian program memory ke dalam file-file untuk PLC
Allen Bradley 5.
FILE 0
Sistem
Memuat passwords, nama Processor serta nama file
FILE 1
FILE 2
40
B A B 2 K O M P O N E N H A R D W A R E P L C
Data Memory
Data memory file menyimpan I/O address memory, File 0 (zero) menyimpan output
image register dan akan menyimpan sampai jumlah output module yang terdapat pada
sistem. Number system yang digunakan untuk mengidentifikasi setiap modul
menggunakan Sandi Bilangan Oktal.
FILE TYPE
0
output image table
I
input image table
S
status file
B3
bit file
T4
timer file
C5
counter file
R6
control file
N7
integer file
F8
floating point file
file 9 to 999
file-file ini bisa dimanfaatkan pada saat diperlukan
41
B A B 2 K O M P O N E N H A R D W A R E P L C
Xf : es/b
X = jenis file :
B = bit
C = counter
F = floating
I = input
O = output
R = control
S = status
T = timer
A = ASCII
1. f = angka file
Contoh :
I:12.3/3 menunjuk pada Input slot ke-12, word ke-3 bit ke-3
B12:0/3 menunjuk pada kelompok Bit yang ke-12 slot ke-0 word ke-0 bit ke-3
42
B A B 2 K O M P O N E N H A R D W A R E P L C
Modul ini adalah modul yang terbesar dan terberat dalam sistem modular.
Didalamnya juga tersedia arus yang berbeda-beda, yang digunakan untuk mensupply
arus yang dibutuhkan dalam PLC. Biasanya semua model menerima pasokan AC 240
Volt atau 120 Volt yang diatur dengan saklar atau jumper.
Jenis ini berada didalam rak I/O, biasanya ia mengambil satu slot dan power supply
harus memenuhi persyaratan sistem yang sudah menjadi bagiannya.
43
B A B 2 K O M P O N E N H A R D W A R E P L C
44
B A B 2 K O M P O N E N H A R D W A R E P L C
Diskrit output merupakan output yang berfungsi on atau off. Ia hanya memiliki dua
kondisi sama seperti diskrit input.
45
B A B 2 K O M P O N E N H A R D W A R E P L C
Analog Input
Sinyal analog diubah di dalam input ke sinyal digital lewat analog ke digital (A/D)
converter. Banyak analog input modul tersedia dengan 8 saluran. Perkembangan
terbaru adalah analog input gabungan dan output modul. Beberapa pabrik dapat
memberikan analog modul gabungan dengan 4 input dan 2 output pada satu modul.
4 hingga 20 miliAmp.
0 hingga 5 volt DC
0 hingga 10 volt AC
46
B A B 2 K O M P O N E N H A R D W A R E P L C
Contoh :
Tekanan
Temperatur
Kecepatan
Intensitas cahaya
Variabel–variabel yang dibawa ke analog input PLC melalui peralatan dikenal dengan
istilah “tranduser” yang berfungsi untuk mengubah nilai tertentu yang diukur ke
dalam signal-signal elektrik
Analog Output
Digital signal dari CPU berubah menjadi analog signal lewat digital ke analog (D/A)
converter.
Prinsip analog modul berlawanan dari analog input modul. Disini analog modul
mengubah nilai numerik, yang berada di dalam lokasi yang dialokasikan ke dalam
analog signal variabel melalui sebuah konverter digital ke analog.
4 sampai 20 mA
0 sampai 5 volt DC
0 sampai 10 volt DC
47
B A B 2 K O M P O N E N H A R D W A R E P L C
48
B A B 2 K O M P O N E N H A R D W A R E P L C
Kriteria
Memori
Kemampuan Ekspansi
Scan Time
Komunikasi
Software
Pendukung
Dana
49
B A B 2 K O M P O N E N H A R D W A R E P L C
Input: Output:
(Masukkan kuantitas dan
3. Peralatan
AC AC tipe berdasarkan
diskrit
peralatan yang ada)
DC DC
Input:
Output:
Tegangan (Masukkan kuantitas dan
4. Peralatan
Tegangan tipe berdasarkan
analog Arus peralatan yang ada)
Arus
Temperatur
Counter kecepatan
tinggi (Modul khusus mungkin
Real-time clock harus diperhatikan bila
5. Aplikasi khusus Positioning membutuhkan fitur yang
Lainnya tidak ada pada CPU nya
Servo/stepper
PLC)
Pemrograman BASIC
-Profibus
-Modbus RTU
50
B A B 2 K O M P O N E N H A R D W A R E P L C
OMRON
Allen Bradley
GE Fanuc
Siemens
Toshiba
Mitsubishi
Hitachi
51
B A B 3 I N S T R U K S I D A S A R
Bab
3
Instruksi Dasar
Bab ini mempelajari tentang instruksi-instruksi yang paling umum
digunakan pada PLC (biasa juga disebut sebagai instruksi
penghubung) yaitu XIC, XIO, OTE, OTL dan OTU.
52
B A B 3 I N S T R U K S I D A S A R
|----] [----
Sifat XIC :
On benar
Off salah
Contoh:
I : 012
|----] [----
07
Jika Anda menemukan kondisi ON pada bit I:012/07 pada tabel input, maka set
instruksi ini benar.
53
B A B 3 I N S T R U K S I D A S A R
|----]/[----
Sifat XIO:
Off benar
On salah
Contoh:
I : 012
|----]/[----
07
Jika Anda menemukan kondisi OFF pada bit I:012/07 pada tabel input, set instruksi
ini benar.
54
B A B 3 I N S T R U K S I D A S A R
----( )----|
Sifat OTE :
Benar On
Salah Off
Contoh:
O : 013
----( )----|
01
ON-kan bit O:013/01 dari output tabel jika rung benar, dan OFF-kan jika rung
berkondisi salah. Rung merupakan satu deret instruksi horisontal pada ladder diagram.
55
B A B 3 I N S T R U K S I D A S A R
----(L)----|
Sifat OTL :
Benar on
Contoh :
O : 013
----(L)----|
01
ON-kan bit O:013/01 dari output tabel jika rung benar, dan tidak akan berubah
walaupun kondisi rung salah.
56
B A B 3 I N S T R U K S I D A S A R
----(U)----|
Sifat OTU :
Benar Off
Contoh:
O : 013
----(U)----|
01
Matikan output bit image tabel O:013/01 jika rung bernilai benar.
57
B A B 3 I N S T R U K S I D A S A R
58
B A B 3 I N S T R U K S I D A S A R
59
B A B 4 T I M E R D A N C O U N T E R
Bab
4
Timer dan Counter
Bab ini mempelajari tentang instruksi-instruksi mengenai timer dan
counter.
Secara umum, penggunaan instruksi-instruksi yang terdapat pada timer dan counter
dapat diringkaskan pada tabel berikut.
4.1 Timer
TON (Timer ON Delay)
Simbol TON :
TON
TIMER ON DELAY EN
Timer T4:0
Time base 0.01
Preset 120 DN
Accum 0
60
B A B 4 T I M E R D A N C O U N T E R
T f : s
Untuk mengakses status bit timer, preset, atau nilai yang sudah terakumulasi pada
kontrol alamat pewaktu, gunakan format pengalamatan seperti di bawah ini.
Prosesor menyimpan status bit pewaktu dan preset dan nilai terakumulasi dalam
struktur penyimpanan 48-bit (3 kali 16-bit words) dalam file Timer (T).
Bit ke : 15 14 13 12 11 10 ................... 02 01
61
B A B 4 T I M E R D A N C O U N T E R
KONDISI HASIL
62
B A B 4 T I M E R D A N C O U N T E R
TOF
TIMER OFF DELAY EN
Timer T4:0
Time base 0.01
Preset 120 DN
Accum 0
Penggunaaan instruksi TOF adalah untuk menyalakan atau mematikan output setelah
rung dalam posisi off untuk satu preset time interval.
63
B A B 4 T I M E R D A N C O U N T E R
TOF
TIMER OFF DELAY EN
Timer T4:0
Time base 0.01
Preset 120 DN
Accum 0
Gunakan instruksi RTO untuk ON/OFF output setelah waktu RETENTIVE Timer
On berada pada kondisi interval waktu preset. Instruksi RTO mengakibatkan timer
berhenti dan start tanpa mereset nilai akumulasi. Selama rung bernilai benar, timer
akan selalu memperbarui nilai akumulasi setiap program sampai dengan mencapai
nilai awal/preset.
Rung salah
64
B A B 4 T I M E R D A N C O U N T E R
4.2 Counter
Ada dua jenis counter, yaitu counter up (CTU) dan counter down (CTD).
CTU
COUNT UP EN
Counter C5:0
Preset 120
Accum 0 DN
C f : s
Untuk mengakses Counter status bit, nilai awal dan nilai akumulasi , gunakan format
address sebagai berikut :
Prosessor mengubah status bit dan preset serta nilai akumulasi pada struktur (48 bit -
3 word 16 bit) pada file Counter ( C ) dalam tabel data sebagai berikut.
65
B A B 4 T I M E R D A N C O U N T E R
15 14 13 12 11 10 ................. 01 00
Preset adalah nilai dimana counter harus terjadi sebelum pengesetan .DN
dimulai. Masukan nilai dari -32,768 s/d +32,767.
Nilai akumulasi Counter adalah yang berdasar waktu rung benar atau salah. Nilai
akumulasi sebagai 16 bit integer.
Perintah CTU dapat menghitung mulai dari -32.768 sampai +32.767. Pada waktu
yang lain dapat membedakan yang benar dan yang salah, kenaikan perintah CTU
menaikkan nilai yang dikumpulkan setiap menghitung. Ketika nilai yang dikumpulkan
persis sama dengan nilai yang ditampilkan, perintah CTU memanggil bit tersebut.
Dengan DN, dapat diinisialisasi aksi setiap jenjang dari program, seperti mengontrol
sebuah bit yang disimpan atau mengontrol sebuah peralatan keluaran.
Nilai yang dikumpulkan dari sebuah counter disimpan. Hitungan tersebut disimpan
sampai perintah reset (RES) pada alamat yang sama dengan counter.
Uji status bit-bit pada jenjang program untuk memaju beberapa kejadian.Processor
mengubah keadaan dari status bit-bit ketika processor dijalankan oleh perintah CTU.
66
B A B 4 T I M E R D A N C O U N T E R
Nilai kumpulan
menghitung dibawah
nilai yang ditampilkan
Count Up Done
ketika nilai
bit kumpulan adalah Kombinasi perintah CTU
lebih besar dari dan CTD, hitung
.DN kembali nilai yang
nilai yang
(bit13) ditampilkan ditampilkan bit DN.
Bit yang dipanggil
akan di reset oleh
perintah RES
67
B A B 4 T I M E R D A N C O U N T E R
CTD
COUNT DOWN CD
Counter C5:0
Preset 120
Accum 0 DN
Uji status bit-bit pada jenjang program untuk memaju beberapa kejadian.Processor
mengubah keadaan dari status bit-bit ketika processor dijalankan oleh perintah CTD.
68
B A B 4 T I M E R D A N C O U N T E R
.ACC value
.EN bit
Timer
.TT bit
.DN bit
.ACC value
.EN bit
Counter
.OV atau .UN bit
.DN bit
69
B A B 4 T I M E R D A N C O U N T E R
1. TIMER – TIM
2. COUNTER – CNT
SV : 000.0 – 999.9
70
B A B 4 T I M E R D A N C O U N T E R
Contoh :
71
B A B 4 T I M E R D A N C O U N T E R
72
B A B 4 T I M E R D A N C O U N T E R
SV : 00.00 – 99.99
73
B A B 4 T I M E R D A N C O U N T E R
Batasan :
CQM1
CPM1 / CPM1A
74
B A B 4 T I M E R D A N C O U N T E R
75
B A B 4 T I M E R D A N C O U N T E R
76
B A B 5 C O N T O H A P L I K A S I
Bab
5
Contoh Aplikasi
Pada bab ini diketengahkan beberapa contoh aplikasi PLC
sederhana untuk membantu pemahaman penggunaan PLC di dunia
industri.
Operasi :
Saat PB1 (tombol Start) ditekan, Box Conveyor bergerak. Selama deteksi dari Box
Present (SE2) sedang berlangsung, Box Conveyor berhenti dan Apel Conveyor
bergerak. Part Sensor (SE1) akan menghitung sampai 10 apel. Apel Conveyor
berhenti dan Box Conveyor berjalan lagi. Counter akan direset dan operasi berulang
sampai PB2 (tombol Stop) ditekan.
77
B A B 5 C O N T O H A P L I K A S I
78
B A B 5 C O N T O H A P L I K A S I
Operasi :
Dalam aplikasi ini PLC berfungsi untuk menjalankan dan menghentikan motor pada
bagian ban konveyor. Disini hanya memperbolehkan bagian dari ban yang membawa
benda (lembaran baja) saja yang bergerak. Posisi dari lembaran metal dideteksi oleh
proximity switch yang ditempatkan disebelah bagian dari ban. Selama lembaran baja
itu berada dalam jangkauan, motor akan bekerja. Apabila lembaran bergerak diluar
jangkauan, sebuah timer diaktifkan dan saat setting waktu tercapai, motor pada ban
akan berhenti.
79
B A B 5 C O N T O H A P L I K A S I
80
B A B 5 C O N T O H A P L I K A S I
Operasi :
Pada saat PB1 ditekan, MV1 membuka dan tangki air terisi. Pada waktu
yang sama motor pengaduk M mulai beroperasi.
Saat level air melewati batas TLB2 dan mencapai batas TLB1, MV1 akan
menutup dan motor pengaduk akan berhenti.
Saat PB1 ditekan lagi, MV2 membuka dan terjadi pengosongan. Saat level
air turun sampai batas TLB2, MV2 akan tertutup air tangki.
Saat siklus operasi berulang 4 kali, indikator operasi END menyala, dan
operasi pengisian dan pengosongan tidak akan mulai lagi walaupun PB1
ditekan.
81
B A B 5 C O N T O H A P L I K A S I
82