Anda di halaman 1dari 37

GAMBARAN PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN

PENDEKATAN KELUARGA (PIS – PK) DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS JAYAPURA UTARA

Mini Project

Oleh :

dr. Yunike Maria Arisoy


dr. Rahel Novelin Simamarta
dr.Annisa Himmatul Ulya

Pendamping
dr. Ruth Natalia Butarbutar

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


PUSKESMAS JAYAPURA UTARA
KOTA JAYAPURA
2022

i
HALAMAN PENGESAHAN

GAMBARAN PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN


KELUARGA (PIS – PK) DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS JAYAPURA UTARA

Mengetahui
Kepala Puskesmas Jayapura Utara

Teguh Budhy Setyatno, SKM, MPH

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


PUSKESMAS JAYAPURA UTARA
KOTA JAYAPURA
2022

ii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat-Nya lah, kami dapat menyelessaikan tugas dalam bentuk laporan mini project
yang berjudul “Gambaran Program Indonesia Sehat Dengan Pedekatan Keluarga (PIS-
PK) di Wilayah Kerja Puskemas Jayapura Utara”. Laporan ini kami buat sebagai syarat
pelaksanaan Dokter Internsip di Puskesmas Jayapura Utara periode November 2021 –
Mei 2022. Penyusunan laporan ini tentunya tidak terlepas dari bantuan serta bimbingan
dari berbagai pihak. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
berjasa membantu kami yaitu :

1. Bapak Teguh Budhy Setyatno, S.KM, MPH selaku Kepala Puskesmas


Jayapura Utara, Papua .
2. dr. Ruth Natalia Butarbutar selaku Pembimbing Dokter Internsip dan dokter
di Puskesmas Jayapura Utara, Papua .
3. Para Dokter dan seluruh staf Puskesmas Jayapura Utara

Kami menyadari bahwa laporan yang kami buat ini masih jauh dari sempurna, sehingga
kritik dan saran kami harapkan. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
Puskesmas Jayapura Utara maupun tenaga Kesehatan lainnya.

Jayapura, 22 April 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................
DAFTAR TABEL......................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................................
1.3. Tujuan Penelitian.............................................................................................................
1.4.Manfaat Penelitian............................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................
2.1.Keluarga Sehat..................................................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN...........................................................................................
3.1 Desain Pemelitian...........................................................................................................
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian..........................................................................................
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian......................................................................................
3.4 Definisi Operasional.......................................................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................
4.1 Profil Umum Puskesmas................................................................................................
4.2 Hasil................................................................................................................................
4.3 Tindak lanjut...................................................................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................................
5.1 Kesimpulan.....................................................................................................................
5.2 Saran...............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah Kerja Puskesmas Jayapura Utara....................
Tabel 2 Peran Serta Masyarakat...............................................................................................
Tabel 3 Hasil monitoring Indeks Keluarga Sehat di kelurahan Trikora..................................
Tabel 4 Hasil monitoring Indikator Keluarga yang mengikuti KB..........................................
Tabel 5 Hasil monitoring Indikator Persalinan Ibu di pelayanan Kesehatan...........................
Tabel 6 Hasil monitoring Bayi mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap.................................
Tabel 7 Hasil monitoring Bayi mendapatkan ASI Eksklusif...................................................
Tabel 8 Hasil monitoring Pertumbuhan Balita dipantau..........................................................
Tabel 9 Hasil monitoring Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar..............................
Tabel 10 Hasil monitoring Penderita Hipertensi yang berobat secara teratur.........................
Tabel 11 Hasil monitoring Penderita gangguan jiwa berat, diobati dan tidak
ditelantarkan.............................................................................................................................
Tabel 12 Hasil monitoring Anggota keluarga tidak ada yang merokok..................................
Tabel 13 Hasil monitoring Keluarga Sudah Menjadi Anggota JKN.......................................
Tabel 14 Hasil monitoring Keluarga memiliki akses/menggunakan sarana air bersih............
Tabel 15 Hasil monitoring Keluarga memiliki akses/menggunakan jamban keluarga............

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Keadaan Wilayah Kerja Puskesmas Jayapura Utara...............................................

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang terikat oleh suatu ikatan
perkawinan, lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai suatu gabungan yang khas dan
bersama-sama memperteguh gabungan untuk kebahagiaan,kesejahteraan,dan
ketentraman semua anggota yang ada di dalam keluarga tersebut. 1 Masalah kesehatan
yang dialami oleh keluarga dapat mempengaruhi masalah kesehatan pada masyarakat
secara umum. Hal ini yang menjadi perhatian khusus oleh kepala puskesmas melalui
program kerja yang di kembangkan pada wilayahnya kerja puskesmas. Kesehatan
keluarga yang prima dapat menjadi untuk melakukan pemberdayaan masyarakat sehat,
melalui keluarga sehat.2
Kesehatan adalah komponen untuk mendukung pembangunan ekonomi negara
serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan
kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia yang disesuaikan pada Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya merupakan upaya yang
dilaksanakan oleh segenap bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan,dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang supaya tercapainya
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.2 Kondisi kesehatan masyarakat
Indonesia saat ini semakin kompleks. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2018 prevalensi beberapa penyakit semakin meningkat beserta factor
risikonya. Meskipun beberapa indikator juga mengalami peningkatan, namun belum
mencapai target SDG’s, sehingga di perlukan upaya pembangunan kesehatan.
Pembangunan kesehatan merupakan salah satu agenda dari program Nawa Cita
yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui Program Indonesia Sehat.
Program Indonesia Sehat dengan pendekatan Keluarga (PIS-PK) merupakan salah satu
cara Pusat Kesehatan Masyarakat untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan

1
mendekatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya. PIS-PK di tingkat
Puskesmas di laksanakan melalui kegiatan antara lain pendataan kesehatan semua
anggota keluarga, membuat dan mengelola puskesmas, menganalisis, merumuskan,
intervensi masalah kesehatan dan menyusun rencana puskesmas, melakukan kunjungan
rumah dalam kegiatan promotive, prefentif, kuratif, dan rehabilitati, serta melakukan
sistem informasi dan pelaporan puskesmas.3
Pendataan keluarga dalam rangka Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan
Keluarga telah dilakukan sejak tahun 2016 terutama di 9 provinsi, yaitu Sumatera Utara,
Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Banten dan Sulawesi Selatan. Pada tahun 2017, pendataan keluarga sehat akan
dilakukan di seluruh provinsi dengan lokasi fokus (lokus) 2.926 puskesmas. Jumlah
keluarga yang terdata di aplikasi Keluarga sehat sebanyak 1.150.764 keluarga yang
tersebar di 34 provinsi. Provinsi dengan keluarga terdata terbanyak adalah Jawa Tengah
(367.049 keluarga), Jawa Timur (241.512 keluarga) dan Sumatera Utara (154.094
keluarga).4
Menurut data BPS, rata-rata banyaknya anggota rumah tangga di Indonesia
tahun 2015 adalah sebanyak 3,90. Jika diasumsikan rata-rata banyaknya anggota rumah
tangga di Indonesia tahun 2017 sama dengan tahun 2015, dan estimasi jumlah penduduk
Indonesia tahun 2017 sebanyak 261.890.872 orang, maka diperkirakan jumlah rumah
tangga di Indonesia tahun 2017 sebanyak 67.151.506 rumah tangga. Dengan demikian
baru 1,7% rumah tangga/keluarga yang terdata. Jumlah ini masih sangat kecil untuk bisa
menggambarkan kondisi kesehatan keluarga secara nasional. Dengan cara perhitungan
yang sama, persentase rumah tangga atau keluarga terdata menurut provinsi adalah
sebagai berikut Provinsi dengan persentase keluarga terdata terbesar adalah Sulawesi
Selatan (5,34%), Sumatera Utara (4,65%) dan Jawa Tengah (3,96%). Sedangkan
terendah adalah Provinsi Maluku (0,00%), Papua (0,01%) dan DI Yogyakarta (0,02%). 4
Puskesmas Jayapura Utara Berdiri pada Tahun 1995, berada di Pusat Kota Jayapura dan
berada di wilayah Kelurahan Gurabesi. Luas wilayah kerja Puskesmas Jayapura Utara
meliputi area seluas 45,99 km2, yang terdiri dari 5 (lima) Kelurahan, yaitu :

2
Tabel 1 Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah Kerja Puskesmas Jayapura Utara

LUAS
NAMA JUMLAH JUMLAH
NO WILAYAH
KELURAHAN RW RT
(KM)2
1. GURABESI 7,2 (KM2) 9 39

2. BHAYANGKARA 13,6 (KM2) 7 40

3. MANDALA 13,24 (KM2) 16 2

4. TRIKORA 9,7 (KM2) 6 24

5. ANGKASA 7,2 (KM2) 4 15

Jumlah Penduduk yang ada di wilayah kerja Puskesmas Jayapura Utara yaitu :
a) Kelurahan Gurabesi
Jumlah Penduduk : Laki – Laki : 9.627
Jumlah Penduduk : Perempuan : 8.334
Total Jumlah Penduduk Kel Gurabesi : 17.961
b) Kelurahan Bhayangkara
Jumlah Penduduk : Laki – Laki : 7.738
Jumlah Penduduk : Perempuan : 6.698
Total Jumlah Penduduk Kel Bhayangkara : 14.436
c) Kelurahan Mandala
Jumlah Penduduk : Laki – Laki : 3.036
Jumlah Penduduk : Perempuan : 2.629
Total Jumlah Penduduk Kel Mandala : 5.665
d) Kelurahan Trikora
Jumlah Penduduk : Laki – Laki : 3.184
Jumlah Penduduk : Perempuan : 2.756
Total Jumlah Penduduk Kel Trikora : 5.940

3
e) Kelurahan Angkasa
Jumlah Penduduk : Laki – Laki : 2.671
Jumlah Penduduk : Perempuan : 2.312
Total Jumlah Penduduk Kel Angkasa : 4.983
(Sumber Data Pusdatin Tahun 2019).

Gambar 1 Keadaan Wilayah Kerja Puskesmas Jayapura Utara

(Sumber, Ducapil, 2019)

Wilayah kerja Puskesmas Jayapura Utara berbatasan dengan:

a) Sebelah Selatan : Jalan Koti

b) Sebelah Utara : Lautan Pasifik

c) Sebelah Timur : Dok V Yos Sudarso

d) Sebelah Barat : Pegunungan Cyclof

4
Puskesmas Jayapura Utara memiliki (Puskesmas Pembantu ada 2) 1 di

Kelurahan

Bhayangkara serta 1 di Kelurahan Angkasa dan Polindes ada 1 di Kelurahan

Bhayangkara

Tabel 2 Peran Serta Masyarakat

UKBM Jumlah kader

22 Posyandu Balita 81

4 Posyandu Lansia 16

3 Posbindu 9

1 Pos UKK 0
2 Posyandu Remaja 0

Puskesmas Jayapura Utara merupakan salah satu Puskesmas di Kota Jayapura


dengan Jumlah penduduk tahun 2019 adalah 48.985 Jiwa dengan wilayah kerja dalam
Kecamatan Jayapura Utara yang mencakup 5 Kelurahan yaitu Kelurahan Gurabesi,
Kelurahan Bhayangkara, Kelurahan Mandala, Kelurahan Trikora, dan Kelurahan
Angkasapura. Kegiatan PIS-PK dilaksanakan sekali setiap tahun pada wilayah kerja
Puskesmas Jayapura Utara. Kegiatan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan
Keluarga (PIS-PK) dimulai pada tahun 2018 di Kelurahan Gurabesi, dilanjutkan tahun
2019 di Kelurahan Bhayangkara, kemudian di Kelurahan Mandala pada tahun 2020
serta pada pada tahun 2021 dilakukan di Kelurahan Trikora. Jumlah penduduk
Kelurahan Trikora 5.940 jiwa dengan total 5 RW dan 5 RT. Oleh karena itu perlu

5
diketahui hasil kegiatan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga PIS-PK
dikelurahan Trikora.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“Bagaimana Pelaksanaan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga di
Kelurahan Trikora ?”

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pelaksanaan
program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga di Kelurahan Trikora.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui Indeks Keluarga Sehat terhadap masyarakat di Kelurahan Trikora


b. Meningkatkan kesehatan keluarga di Kelurahan Trikora
c. Memenuhi persyaratan Akreditasi terkait Program Indonesia Sehat melalui
Pendekatan Keluarga Sehat
d. Memenuhi salah satu tugas dari Program Dokter Internship Indonesia

1.4.Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

a. Menambah dan meningkatkan kemampuan peneliti dalam menganalisis masalah


khususnya mengenai program keluarga sehat.
b. Hasil penelitian dapat menjadi dasar dan menambah referensi untuk penelitian
selanjutnya.

1.4.2 Bagi Puskesmas Jayapura Utara

6
Hasil penelitian dapat menjadi bahan evaluasi dan masukan bagi Puskesmas
dalam upaya peningkatan program kesehatan khususnya keluarga sehat.

1.4.3.Bagi Masyarakat

Masyarakat bisa mendapatkan pengetahuan tentang upaya penerapan indicator


keluarga sehat di lingkungan tempat tinggal masing-masing.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Keluarga Sehat

2.1.1Definisi Sehat

Pengertian sehat menurut WHO atau organisasi kesehatan dunia adalah suatu
keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit
atau kelemahan. Dari definisi diatas yang dimaksudkan oleh WHO, sehat terdiri dari
suatu kesatuan penting dari 4 komponen dasar yang membentuk positif health yaitu:
sehat jasmani, sehat mental, sehat spiritual, kesejahteraan sosial. 4 Pengertian sehat
menurut UU No. 23/1992 merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dari pengertian di atas maka
seseorang di katakan sehat jika memiliki tubuh, jiwa dan kehidupan sosialnya berjalan
dengan normal. Jika salah satu komponen tersebut terganggu, maka kehidupannya akan
menjadi tidak sehat.2,5

2.1.2 Definisi Keluarga Sehat

Keluarga sehat adalah semua perilaku kesehatan untuk memberdayakan anggota


rumah tangga agar sadar, mau dan mampu mempraktekkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah resiko
terjadinya penyakit dan melindungi diri dariancaman penyakit serta berperan aktif
dalam gerakkan kesehatan masyarakat.2 PHBS adalah upaya untuk memberikan
pengalaman belajar/ menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok
dan masyarakat, denganmembuka jalan komunikasi, memberikan informasi dan
melakukan edukasi,untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku, melalui
pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana ( social support ) dan pemberdayaan
masyarakat (empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam

8
rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat. 2,5 Sebagai suatu
upaya untuk membantu masyarakat mengenai dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam
tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka
menjaga memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

2.1.3 Manfaat Keluarga Sehat 2,4,5

a. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit


b. Anak tumbuh sehat dan produktif
c. Anggota keluarga giat bekerja
d. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untukmemenuhi gizi keluarga,
pendidikan dan modal usaha untukmenambah pendapatan keluarga.

2.2 Indikator Keluarga Sehat 4,6

Indikator keluarga sehat adalah indikator yang dapat menunjukkan suatu kondisi
atau keadaan yang sehat atau penanda status kesehatan sebuah keluarga, baik secara
fisik, mental, spiritual maupun sosial yangmemungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomiditetapkan 12 indikator, yang meliputi :

a. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)


Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) merupakan suatu
usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan
dengan memakai kontrasepsi. Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil
sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengetahuan
kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran,
pendewasaan usia perkawinan, peningkatanketahanan dan kesejahteraan
keluarga.
Kesimpulan dari tujuan program KB adalah:
 Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ayah, ibu, anak,keluarga dan
bangsa

9
 Mengurangi angka kelahiranuntuk menaikkan taraf hidup rakyat dan
bangsa
 Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KBdan KRyang
berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu,
bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.
b. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
Persalinan di fasilitas kesehatan adalah persalinan dalam rumah tangga yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis lainnya).
Meningkatnya proporsi ibu bersalin dengan bantuantenaga kesehatan yang
terlatih, adalah langkah awal terpenting untuk mengurangi kematian ibu dan
kematian neonatal dini. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
menggunakan peralatan yang aman, bersih dan steril sehingga mencegah
terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.
c. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan
memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang
sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang.Imunisasi berasal dari kata
imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya
akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga
untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya. Sedangkan
pengertian Imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan atau meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia
terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan.
d. Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif
Bayi pada usia 0 – 6 bulan hanya diberi ASI sejak lahir sampai usia enam bulan,
tidak diberi makanan tambahan dan minuman lain kecuali pemberian air putih
untuk minum obat saat bayi sakit. ASI banyak mengandung nutrisi yang
dibutuhkan oleh tubuh. Zat gizi dalam ASI sesuai kebutuhan bayi untuk
pertumbuhan dan perkembangan fisik sertakecerdasan. ASI mengandung zat

10
kekebalan sehingga mampumelindungi bayi dari alergi .Berdasarkan waktu
produksinya, ASI digolongkan dalam tiga kelompok yaitu:
1. Kolostrum (susu awal)
Kolustrum adalah ASI yang keluar pada hari pertama.Setelah kelahiran
bayi, berwarna kekuningan dan lebih kental,karena mengandung banyak
vitamin A, protein dan zat kekebalan yang penting untuk melindungi
bayi dari penyakit infeksi. Kolostrum mengandung vitamin A, E dan K
serta beberapamineral seperti natrium dan Zn.
2. ASI Transisi/ Peralihan
ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum
menjadi matang. Biasanya diproduksi pada hari ke 4 – 10 setelah
kelahiran. Kandungan volume protein akan semakin rendah sedangkan
kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi dibandingkan pada kolosrum,
juga volume akan makin meningkat.
3. ASI matur / ASI matang
ASI Matur adalah ASI yang dikeluarkan pada sekitar pada hari ke-14 dan
seterusnya komposisi relatif tetap. Merupakan suatu cairan berwarna
putih kekuningan yang diakibatkan warna dari gambar c-casenat
riboflavin, dan karoten yang terdapat di dalamnya. Pada ibu yang sehat
dimana produksi ASI cukup. ASI ini merupakan makanan satu – satunya
yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai berumur 6 bulan. Selama
6 bulan pertama, volume ASI sekurang–kurangnya sekitar 500-700
ml/hari, bulan kedua sekitar 400 – 600 ml/hari setelah bayi berusia satu
tahun.
Keuntungan menyusui bagi bayi antara lain :
1. Ditinjau dari aspek gizi
Kandungan gizi lengkap dan sesuai dengan kebutuhan bayi untuktumbuh
kembang yang optimal. Mudah diserap dan dicerna.
2. Ditinjau dari aspek imunologi

11
Bayi tidak sering sakit. ASI mengandung kekebalan antara lain imunitas
seluler yaitu leukosit sekitar 4000/ml, misal IgA- enzim pada ASI yang
mempunyai efek anti bakteri misalnya lisozim, katalase dan peroksidase.
3. Ditinjau dari aspek psikologis
Bayi lebih sehat, lincah dan tidak rewel. Pemberian ASI mendekatkan
hubungan ibu dan bayi menimbulkan perasaan aman bagi bayi, yang
penting untuk mengembangkan dasar kepercayaan dengan mulai
mempercayai orang lain atau ibu dan akhirnya mempunyai kepercayaan
pada diri sendiri.
e. Balita mendapatkan pematauan pertumbuhan
Menimbang bayi dan balita mulai dari umur 0 sampai 59 bulan setiap bulan dan
dicatat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) berturut-turut dalam 3 bulan terakhir.
Penimbangan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan balita setiap
bulan dan mengetahui apakah balita berada pada kondisi gisi baik, gizi kurang,
atau gizi buruk. Setelah balita ditimbang di buku KIA atau KMS maka akan
terlihat berat badannya naik atau tidak turun. Naik apabila garis pertumbuhannya
naik mengikuti salah satu pita warna di atasnya. Tidak naik bila garis
pertumbuhannya mendatar dan garis pertumbuhannya naik tetapi warna yang
lebih muda. Bila balita mengalami gizi kurang maka akan dijumpai tanda –
tanda:
 Berat badan tidak naik selama 3 bulan berturut – turut, badannya kurus
 Mudah sakit
 Tampak lesu dan lemah
 Mudah menagis dan rewel
f. Penderita Tuberculosis Paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan
bakteri Mycobacterium Tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ,
terutama paru-paru. Penyakit ini bila tidak diobati atau pengobatannya tidak

12
tuntas dapat menimbulkan komplikasi berbahaya hingga kematian. Gejala TB,
antara lain :
 Batuk berdahak selama 2 minggu / lebih
 Dahak bercampur darah
 Sesak nafas, badan lemas, malaise
 Nafsu makan menurun, berat badan menurun
 Berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik
 Demam meriang lebih dari satu bulan

Apa yang terjadi jika berhenti minum obat TB sebelum waktunya :

 Penyakit TB tidak sembuh dan dapat terus menerus ke orang lain


 Kuman TB dalam tubuh menjadi kebal terhadap obat sehingga
pengobatan berikutnya akan lebih lama dan lebih mahal karena jenis
obatnya berbeda
 Kuman TB yang kebal obat juga dapat ditularkan kepada oranglain
dengan status kebal obat (lebih bahaya)
g. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
Definisi hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg
pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka
waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal),
jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak
dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai.
h. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
Seseorang menderita gangguan jiwa ditandai dengan gangguan pikiran,
perasaan, dan adanya perubahan emosi, perilaku dalam 1 bulan terakhir seperti :
 Melukai diri sendiri maupun orang lain
 Murung dan menyendiri

13
 Kecewa dan ketakutan/cemas yang berlebihan
 Perasaan fungsi sehari-hari terganggu (pendidikan, pekerjaan,sosialisasi
dengan keluarga dan masyarakat)
Untuk mencapai jiwa sehat :
 Bernafaslah teratur dan lakukan relaksasi
 Selesaikan 1 masalah untuk 1 waktu (hindari membuat keputusan besar
sekaligus)
 Buat prioritas hidup dan rencanakan masa depan
 Bicarakan masalah anda dengan seorang yang anda percaya
 Olahraga dan beraktifitas fisik minimal 30 menit sehari
 Berpikir positif, bergembira
 Lakukan pekerjaan yang anda senangi, fleksibel, berbuat sesuaidengan
minat dan kemampuan
 Terimalah sesuatu yang tidak dapat diubah
 Segera ke sarana pelayanan kesehatan bila mengalami gangguan jiwa.
i. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
Anggota rumah tangga tidak merokok di dalam rumah. Tidak boleh merokok di
dalam rumah dimaksudkan agar tidak menjadikan anggota keluarga lainnya
sebagai perokok pasif yang berbahaya bagi kesehatan.Karena dalam satu batang
rokok yang dihisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya
seperti nikotin, tar dan carbonmonoksida (CO).
j. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) adalah jaminan berupa perlindungan
kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaankesehatan dan
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatanyang diberikan
kepada setiap orang yang telah membayar iuran atauiurannya dibayar oleh
pemerintah. Tujuan JKN adalah agar semua penduduk Indonesia terlindungi
dalam sistem asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan
dasarkesehatan masyarakat yang layak. Manfaat JKN antara lain:

14
 Memberikan manfaat yang komperhensif dengan premi terjangkau
 JKN menerapkan prinsip kendali mutu dan biaya, yang berarti peserta
mendapatkan pelayanan bermutu memadai dengan biayayang wajar dan
terkendali.
 JKN menjamin kepastian pembiayaan pelayanan kesehatan yang
berkelanjutan
 JKN memiliki portabilitas, sehingga dapat digunakan di seluruh wilayah
Indonesia
k. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
Air adalah sangat peting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat
meninggal karena kekurangan air dari pada kekurangan makanan. Di dalam
tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dariair, untuk anak – anak
sekitar 65%, dan untuk bayi sekitar 80%. Kebutuhan manusia akan air sangat
kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci (bermacam– macam
cucian). Air yang kita pergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi,
berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur,mencuci pakaian,
membersihkan bahan makanan haruslah bersih agar tidak terkena penyakit atau
terhindar dari penyakit. Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indra
kita, antara lain (dapat dilihat, dirasa,dicium dan diraba). Meski terlihat bersih,
air belum tentu bebas kuman penyakit. Kuman penyakit dalam air mati pada
suhu 100 derajat. Syarat– syarat air minum yang sehat agar air minum itu
tidakmenyebabkan penyakit, maka air itu hendaknya memenuhi persyaratan
kesehatan sebagai berikut:
1. Syarat fisik
Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tidak
berwarna), tidak berasa, suhu di bawah suhu udara di luarnya,
caramengenal air yang memenuhi persyaratan fisik ini tidak sukar.
2. Syarat bakteriologis

15
Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri.
Terutama bakteri patogen. Cara ini untuk mengetahuiapakah air minum
terkontaminasi oleh bakteri patogen, adalahdengan memeriksa sampel air
tersebut. Dan bila dari pemeriksaan100 cc air terdapat kurang dari 4
bakteri E. Coli maka air tersebutsudah memenuhi kesehatan.
3. Syarat kimia
Air minum yang sehat harus mengandung zat – zat tertentu dalam jumlah
yang tertentu pula.

l. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat


Akses jamban sehat adalah rumah tangga atau keluarga yangmenggunakan
jamban/ WC dengan tangki septik atau lubang penampungkotoran sebagai
pembuangan akhir. Misalnya buang air besar di jambandan membuang tinja bayi
secara benar. Penggunaan jamban akan bermanfaat untuk menjaga lingkungan
bersih, sehat dan tidak berbau.Jamban mencegah pencemaran sumber air yang
ada disekitarnya.Jamban yang sehat juga memiliki syarat seperti tidak
mencemari sumberair, tidak berbau, mudah dibersihkan dan penerangan dan
ventilasi yang cukup.

16
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Pemelitian


Desain penelitian secara obeservasional analitik dengan pendekatan studi potong lintang
( cross sectional ).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Trikora wilayah kerja Puskesmas Jayapura
Utara.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai 18 Oktober hingga 20 November 2021.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah seluruh masyarakat Kelurahan Trikora di Wilayah
kerja Puskesmas Jayapura Utara
2. Sampel Penelitian
Besar sampel adalah masyarakat yang berdomisili di Kelurahan Trikora. Tehnik
pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling dengan
menggunakan kuesioner indikator keluarga sehat.

17
Kriteria sampel pada penelitian ini adalah
a. Kriteria Inklusi
 Warga yang berdomisili di Kelurahan Trikora, Kecamatan
Jayapura Utara
 Berusia >15 tahun
 Bersedia menjadi responden
b. Kriteria Eksklusi
 Tidak bersedia menjadi subjek penelitian
 Warga yang berdomisili di Keluraha Trikora kurang dari 2 tahun

3.4 Definisi Operasional


Data umum dan khusus diolah dengan mengikuti kaidah-kaidah pengolahan data, yaitu
misalnya dengan menghitung rata-rata, cakupan, danlain-lain. Data keluarga diolah
untuk menghitung IKS masing-masingkeluarga, IKS tingkat RT/RW/Kelurahan/Desa
dan cakupan tiap indikatordalam lingkup RT/RW/Kelurahan/Desa, serta IKS tingkat
kecamatan dancakupan tiap indikator dalam lingkup kecamatan.2,3,4,6 ( Referesni lama di scribd )

a. Menghitung Indeks Keluarga Sehat (IKS)


Formulir-formulir untuk setiap anggota keluarga dari satu keluargayang telah diisi,
kemudian dimasukkan ke dalam formulir rekapitulasi(jika digunakan formulir
dalam bentuk aplikasi, maka rekapitulasi iniakan terjadi secara otomatis).
Keterangan:
0 = Not applicable yang berarti indikator tersebut tidak mungkin ada pada
anggota keluarga.
N = indikator tersebut TIDAK BERLAKU untuk anggota keluarga atau keluarga
yang bersangkutan (misal: karena salah satu sudah mengikuti KB, atau tidak
dijumpai adanya penderita TB paru).
Y = kondisi/keadaan anggota keluarga atau keluarga SESUAI dengan indikator
(misal: ibu memang melakukan persalinan difasilitas kesehatan).
T = kondisi/keadaan anggota keluarga atau keluarga TIDAKSESUAI dengan
indikator (misal: ayah ternyata merokok).*) = Untuk indikator keluarga

18
mengikuti KB jika salah satu pasangan sudah mengikuti program KB (misalnya
Ibu) maka penilaian terhadap pasangannya (Ayah) Menjadi “N”, demikian
sebaliknya.
*) = Untuk indikator bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap, jika ada salah
satu anggota keluarga berusia 12-23 bulan maka jawabannya diletakkan pada
kolom anak yang berusia 5 tahun.
*) = Untuk indikator anggota keluarga tidak ada yang merokok jika jawabannya
“Ya merokok” maka dalam merekap statusnya “T”,sebaliknya jika jawabannya
“Tidak merokok” maka dalam rekapanstatusnya “Y”.

Penilaian terhadap hasil rekapitulasi anggota keluarga pada satuindikator, mengikuti


persyaratan di bawah ini

1. Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status Y,maka
indikator tersebut dalam satu keluarga bernilai.
2. Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status T,maka
indikator tersebut dalam suatu keluarga bernilai.
3. Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status Nmaka
indikator tersebut dalam satu keluarga tetap dengan status N (tidak dihitung).
4. Jika dalam satu indikator ada salah satu anggota keluarga denganstatus T, maka
indikator tersebut dalam satu keluarga akan bernilai 0 meskipun didalamnya
terdapat status Y ataupun N

Selanjutnya IKS masing-masing keluarga dihitung dengan rumus :

Jumlah indikator keluarga sehat yang bernilai 1 IKS


12−Jumlah indikator yang tidak ada di keluarga

Hasil perhitungan IKS tersebut, selanjutnya dapat ditentukan kategori kesehatan


masing-masing keluarga dengan mengacu pada ketentuan berikut:

a) Nilai indeks > 0,800 : keluarga sehat

19
b) Nilai indeks 0,500 – 0,800 : pra-sehat
c) Nilai indeks < 0,500 : tidak sehat

b. Menghitung IKS Tingkat RT/RW/Kelurahan/Desa

IKS tingkat RT/RW/Kelurahan/Desa dihitung dengan rumus :

Jumlah Keluarga dengan IKS >0,800


IKS RT /RW / Kelurahan /Desa=
Jumlah seluruh keluarga di wilayah

Hasil perhitungan IKS tersebut, selanjutnya dapat ditentukan kategori masing-masing


RT/RW/kelurahan/desa dengan mengacu pada ketentuan berikut :

a) Nilai IKS tingkat RT/RW/ Kelurahan/Desa > 0,800 : RT/RW/Kelurahan/Desa


Sehat
b) Nilai IKS tingkat RT/RW/Kelurahan/Desa = 0,500
–0,800RT/RW/Kelurahan/Desa Pra Sehat
c) Nilai IKS tingkat RT/RW/ Kelurahan/Desa < 0,500 RT/RW/Kelurahan/Desa
Tidak Sehat

Cakupan masing-masing indikator dihitung dengan rumus :

Jumlah Keluarga bernilai 1untuk indikator ybs


Cakupan Indikator= x 100 %
Jumlah seluruh keluarga yang memiliki indikator ybs∗¿

*) Jumlah seluruh keluarga yang yang memiliki indikator yang bersangkutan sama
artinya dengan jumlah seluruh keluarga yangada di RT/RW/kelurahan/desa dikurangi
dengan jumlah seluruhkeluarga yang tidak memiliki indikator yang bersangkutan (N).

3.5 Pengolahan dan Analisis data

Data yang diperoleh kemudian dicatat dan diolah secara manual,kemudian disusun
dalam beberapa tabel sesuai dengan sesuai dengan tujuan penelitian dan skala ukur yang
telah ditentukan pada definisi operasional,kemudian dilakukan pengolahan data secara
deskriptif.

20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil kunjungan keluarga untuk monitoring dan evaluasi Program Indonesia
Sehat Pendekatan Keluarga yang telah dilakukan di Kelurahan Trikora Periode Oktober
hingga November 2022. Pada tabel 4.1 didapatkan hasil bahwa Indeks Keluarga Sehat
Tingkat Kelurahan Trikora sebesar 0,255 % yang diartikan sebagai Keluarga Tidak
Sehat tingkat kelurahan dengan jumlah keluarga sebesar 458 jiwa. Indeks keluaga
kelurahan Trikora tertinggi terdapat pada RW 04 sebesar 0.3%, dan terendah pada RW
03 sebesar 0.204%.

Tabel 3 Hasil monitoring Indeks Keluarga Sehat di kelurahan Trikora

% CAKUPAN
RW. RW. RW. RW. RW.
INDIKATOR KELURAHAN
001 002 003 004 005
TRIKORA
Indeks Keluarga
0,269 0,262 0,206 0,3 0,254 0,255
Sehat (IKS)
∑ Keluarga 28 17 14 12 46 117
dengan IKS >

21
0,800
∑ Keluarga 104 65 68 40 181 458

Tabel 4 Hasil monitoring Indikator Keluarga yang mengikuti KB

% JUMLAH
RW. RW. RW. RW. RW. CAKUPAN
INDIKATOR
001 002 003 004 005 KELURAHAN
TRIKORA
∑ Keluarga
17 13 7 8 28 73
Bernilai Y
∑ Keluarga– ∑
Keluarga bernilai 55 40 34 25 106 260
“N”
% Keluarga
mengikuti 30,9% 32,5% 20,6% 32,0% 26,4% 28,1%
program KB

Tabel 5 Hasil monitoring Indikator Persalinan Ibu di pelayanan Kesehatan

% JUMLAH
RW. RW. RW. RW. RW. CAKUPAN
INDIKATOR
001 002 003 004 005 KELURAHAN
TRIKORA
∑ Keluarga
17 13 7 8 28 73
Bernilai Y

22
∑ Keluarga– ∑
Keluarga bernilai 55 40 34 25 106 260
“N”
Persalinan Ibu di 75% 100% 50% 0% 100% 81,8%
fasilitas pelayanan
kesehatan

Tabel 6 Hasil monitoring Bayi mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap

% JUMLAH
RW. RW. RW. RW. RW. CAKUPAN
INDIKATOR
001 002 003 004 005 KELURAHAN
TRIKORA
∑ Keluarga
1 2 2 2 5 12
Bernilai Y
∑ Keluarga– ∑
Keluarga bernilai 1 2 2 2 5 12
“N”
Bayi mendapatkan
100
Imunisasi Dasar 100% 100% 100% 100% 100%
%
Lengkap

Tabel 7 Hasil monitoring Bayi mendapatkan ASI Eksklusif

% JUMLAH
RW. RW. RW. RW. RW. CAKUPAN
INDIKATOR
001 002 003 004 005 KELURAHAN
TRIKORA
∑ Keluarga 3 2 3 2 4 14

23
Bernilai Y
∑ Keluarga– ∑
Keluarga bernilai 4 2 3 2 6 17
“N”
Bayi mendapatkan 66,7
75% 100% 100% 100% 82,4%
ASI Eksklusif %

Tabel 8 Hasil monitoring Pertumbuhan Balita dipantau

% JUMLAH
RW. RW. RW. RW. RW. CAKUPAN
INDIKATOR
001 002 003 004 005 KELURAHAN-
TRIKORA
∑ Keluarga
14 8 7 5 21 55
Bernilai Y
∑ Keluarga– ∑
Keluarga bernilai 16 9 9 6 22 62
“N”
Pertumbuhan 87,5 77,8 83,3 95,5
88,9% 88,7%
Balita dipantau % % % %

Tabel 9 Hasil monitoring Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar

INDIKATOR RW. RW. RW. RW. RW. % JUMLAH


001 002 003 004 005 CAKUPAN

24
KELURAHAN
TRIKORA
∑ Keluarga
1 0 0 1 0 2
Bernilai Y
∑ Keluarga– ∑
Keluarga bernilai 3 1 1 1 13 19
“N”
Penderita TB Paru
87,5 77,8 83,3 95,5
yang berobat 88,9% 88,7%
% % % %
sesuai standar

Tabel 10 Hasil monitoring Penderita Hipertensi yang berobat secara teratur

% JUMLAH
RW. RW. RW. RW. RW. CAKUPAN
INDIKATOR
001 002 003 004 005 KELURAHAN
TRIKORA
∑ Keluarga
5 6 2 2 19 34
Bernilai Y
∑ Keluarga– ∑
Keluarga bernilai 15 11 8 5 31 70
“N”
Penderita
Hipertensi yang 33,3 25,0 40,0
54,5% 61,3% 48,6%
berobat secara % % %
teratur

Tabel 11 Hasil monitoring Penderita gangguan jiwa berat, diobati dan tidak
ditelantarkan

INDIKATOR RW. RW. RW. RW. RW. % JUMLAH


001 002 003 004 005 CAKUPAN

25
KELURAHAN-
DESA TRIKORA
∑ Keluarga
0 0 0 0 0 0
Bernilai Y
∑ Keluarga– ∑
Keluarga bernilai 2 1 1 1 1 6
“N”
Penderita
gangguan jiwa
00,0 00,0 00,0
berat, diobati dan 00,0% 00,0% 00,0%
% % %
tidak
ditelantarkan

Tabel 12 Hasil monitoring Anggota keluarga tidak ada yang merokok

% JUMLAH
RW. RW. RW. RW. RW. CAKUPAN
INDIKATOR
001 002 003 004 005 KELURAHAN
TRIKORA
∑ Keluarga
61 40 40 29 91 261
Bernilai Y
∑ Keluarga– ∑
Keluarga bernilai 104 65 68 40 181 458
“N”
Anggota keluarga
58,7 58,8 72,5
tidak ada yang 61,5% 50,3% 57,0%
% % %
merokok

Tabel 13 Hasil monitoring Keluarga Sudah Menjadi Anggota JKN

% JUMLAH
RW. RW. RW. RW. RW. CAKUPAN
INDIKATOR
001 002 003 004 005 KELURAHAN
TRIKORA

26
∑ Keluarga
62 42 42 24 117 287
Bernilai Y
∑ Keluarga– ∑
Keluarga bernilai 104 65 68 40 181 458
“N”
Keluarga sudah
59,6 61,8 60,0
menjadi anggota 64,6% 64,6% 62,7%
% % %
JKN

Tabel 14 Hasil monitoring Keluarga memiliki akses/menggunakan sarana air


bersih

% JUMLAH
RW. RW. RW. RW. RW. CAKUPAN
INDIKATOR
001 002 003 004 005 KELURAHAN
TRIKORA
∑ Keluarga
98 63 65 39 176 441
Bernilai Y
∑ Keluarga– ∑
Keluarga bernilai 104 65 68 40 181 458
“N”
Keluarga memiliki
94,2 95,6 97,5
akses/menggunaka 96,9% 97,2% 96,3%
% % %
n sarana air bersih

Tabel 15 Hasil monitoring Keluarga memiliki akses/menggunakan jamban


keluarga

% JUMLAH
RW. RW. RW. RW. RW. CAKUPAN
INDIKATOR
001 002 003 004 005 KELURAHAN-
DESA TRIKORA

27
∑ Keluarga
97 58 63 37 152 407
Bernilai Y
∑ Keluarga– ∑
Keluarga bernilai 104 65 68 40 181 458
“N”
Keluarga memiliki 93,3 89,2% 92,6 92,5 84,0% 88,9%
akses % % %
/menggunakan
jamban keluarga

Pada Tabel 3 sampai dengan tabel 15 merupakan hasil gambaran 12 indikator


keluarga sehat. Dari keduabelas indikator yang telah dievaluasi, cakupan tertinggi
terdapat pada Indikator Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap sebesar 100% dan
terendah pada Penderita Gangguan Jiwa tidak diobati dan ditelantarkan sebesar 0%.
Kemudian terdapat empat indikator yang masih menjadi masalah kesehatan atau
cakupan dibawah 50% antara lain yakni Indikator Penderita Hipertensi yang berobat
secara teratur sebesar 48.6%, Keluarga mengikuti program KB sebesar 28,1%, Penderita
TB Paru yang berobat sesuai standar sebesar sebesar 10.5%, serta penderita gangguan
jiwa berat, diobati dan tidak ditelantarkan sebesar 0%. Selain itu untuk indikator diatas
rata-rata terdapat 8 indikator antara lain Indikator Bayi mendapat imunisasi dasar
lengkap sebesar 100%, Keluarga memiliki akses/menggunakan sarana air bersih sebesar
96.3%, Keluarga memiliki akses/menggunakan jamban keluarga sebesar 88.9%,
Pertumbuhan Balita dipantau sebesar 88.7%, persalinan Ibu dipelayanan fasilitas
kesehatan sebesar 81.8%, Keluarga menjadi anggota JKN sebesar 62.7%, serta anggota
keluarga tidak ada yang merokok sebesar 57%.

4.3 Tindak lanjut


Terkait dengan hasil data evaluasi PIS-PK yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata IKS
di RW 01 hingga 05 kelurahan Trikora masih rendah, kami merencanakan beberapa
tujuan dan intervensi dengan tujuan untuk meningkatkan taraf kesehatan warga. Adapun
kegiatan yang dapat dilakukan sebagai berikut :

28
1. Komunikasi, Informasi dan Edukasi
Pada saat pengumpulan data, kami juga melakukan KIE kepada setiap keluarga
dan secara individual. Adapun KIE yang kami tekankan terutama aspek dimana
indicator yang paling buruk disetiap keluarga.
2. Penyuluhan
Dilakukan penyuluhan kepada warga mengenai pentingnya setiap keluarga
untuk mencapai indeks keluarga sehat. Adapun tema penyuluhan yang kami
tekankan adalah mengenai penderita TB Paru yang berobat sesuai standar
dikarenakan indicator tersebut yang lemah dan dapat dilakukan intervensi.
3. Pemeriksaan Kesehatan
Kami melakukan pemeriksaan kesehatan kepada warga, diantaranya
pemeriksaan status gizi (Tinggi Badan, Berat Badan, Lingkar Perut), Tekanan
Darah, serta Gula Darah Sewaktu dalam tubuh. Pemeriksaan kesehatan ini
dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
kesehatan dalam keluarga. Selain itu juga pemeriksaan ini juga dilakukan
dengan tujuan untuk memperoleh data dasar sebagai pembanding untuk
pemeriksaan kesehatan selanjutnya

29
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga (PIS-PK)merupakan salah
satu dari Agenda ke-5 Nawa Cita yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama merupakan
kunci dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat melalui
pendekatan keluarga. Pelaksanaan PIS-PK tahun 2021 didapatkan hasil bahwa Indeks
Keluarga Sehat Kelurahan Trikora pada RW 01 hingga RW 05 merupakan Kelurga
Tidak sehat yaitu sebesar 0.255. Indeks keluaga kelurahan Trikora tertinggi terdapat
pada RW 04 sebesar 0.3%, dan terendah pada RW 03 sebesar 0.204%. Dari kedua belas
indikator yang telah dievaluasi didapatkan cakupan tertinggi terdapat pada Indikator
Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap sebesar 100% dan terendah pada Penderita
Gangguan Jiwa tidak diobati dan ditelantarkan sebesar 0%. Terdapat empat indikator
yang masih menjadi masalah kesehatan atau cakupan dibawah 50% antara lain yakni
Indikator Penderita Hipertensi yang berobat secara teratur , Keluarga mengikuti
program KB, Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar, serta penderita gangguan
jiwa berat, diobati dan tidak ditelantarkan. Empat indicator tersebut memiliki nilai IKS
paling rendah, dan tidak mencapai target nasional baik di RW 01 hingga RW 05 .

5.2 Saran
1. Diperlukan evaluasi berkala secara terkait indeks keluarga sehat.
2. Diperlukan kerjasama lintas sektoral (dinas kesehatan, dinas
lingkungan,masyarakat, dinas kependudukan, dinas tata kota dan sebagainya)
dalamrangka meningkatkan indeks keluarga sehat.

30
3. Diperlukan sistem punishment dan reward bertujuan untuk meningkatkan
motivasi warga untuk meningkatkan indeks keluarga sehat

DAFTAR PUSTAKA

1. Aziz, Safrudin. Pendidikan Keluarga Konsep dan Strategi. Yogyakarta: Gava


Media, p. 15. 2015
2. Kementerian Kesehatan RI . Pedoman Umum Program Indonesia Sehat Dengan
Pendekatan Keluarga, Jakarta : Kementerian Kesehatan RI, 2016
3. Asma Suhada, Arif Budiwitarto,et all. Evaluasi Program Indonesia Sehat
Dengan Pendekatan Keluarga dan Implementasi Kegiatan Tenaga Kesehatan
Bersinergi Bersama untuk Masyarakat Sehat. Jurnal Distribusi vol.8 (2):
p.239.2020
4. Modul Pelatihan keluarga Sehat. Kementrian Kesehatan RI. Jakarta: 2018
5. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat untuk Petugas Puskesmas. Depkes RI. Jakarta;
2007
6. Petunjuk Teknis Penguatan Manajemen Puskesmas Melalui Pendekatan
Keluarga. Kementrian Kesehatan RI. Jakarta: 2016

31

Anda mungkin juga menyukai