OLEH :
KELOMPOK IX
(15.01.039)
(15.01.199)
(16.01.200)
HAKIM (17.01.154)
(17.01.060)
(17.01.161)
STIFA C 2017
Struktur -
Organoleptik
Kelarutan -
Dosis
Secukupnya Secukupnya Secukupnya
Pemakaian
Efek samping
-
IV. Analisis Pewarna
IV.1 Analisis Kualitatif
1. Reaksi Kimia, metode ini dilakukan dengan menambahkan pereaksi-
pereaksi tertentu, seperti:
a. HCl pekat
b. H2SO4 pekat
c. NaOH 10%
d. NH4OH 10%
e. Matriks
2. Kromatografi kertas, prinsip dari metode ini yaitu zat warna dalam
contoh makanan atau minuman diserap oleh benang wol dalam
suasana asam dengan pemanasan kemudian dilakukan kromatografi
kertas (Poltekes Bandung, 2002).
Cara Kerja:
1) Memasukkan kurang lebih 10 ml sampel cair atau 10-25 gram
sampel padatan kedalam gelas piala 100 ml.
2) Diasamkan dengan menambahkan 5-10 ml asam asetat 10%
3) Memasukkan dan merendam benang wol kedalam sampel tersebut.
4) Memanaskan dan mendiamkan sampai mendidih.
5) Mengambil benang wol, dicuci dengan airdan dibilas dengan
aquadest.
6) Menambahkan 25 ml amoniak 10 % kedalam benang wol yang
telah dibilas tersebut.
7) Memanaskan benang wol sampai tertarik pada benang wol (luntur)
8) Benang wol dibuang, larutan diuapkan diatas water bath sampai
kering.
9) Residu ditambah beberapa tetes metanol, untuk ditotolkan pada
kertas kromatografi yang siap pakai.
10) Dielusi dalam bejana dengan eluen sampai mencapai tanda batas.
11) Kertas kromatografi diangkat dan dibiarkan mengering.
12) Warna yang terjadi diamati, membandingkan Rf sampel dan Rf
standar.
IV.2 Analisis Kuantitatif
1. Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis dapat digunakan untuk memisahkan
berbagai senyawa seperti ion-ion organik, kompleks senyawa-senyawa
organik dan anorganik, dan senyawa-senyawa organik baik yang
terdapat dialam dan senyawa-senyawa organik sintetik. KLT terdiri dari
fase diam dan fase gerak. Fase diam berupa silika gel (asam silikat),
alumina, kieselguhr, dan selulosa. Fase gerak ialah medium angkut dan
terdiri dari satu atau beberapa pelarut. Ia bergerak dalam fase diam
yaitu suatu lapisan berpori karena adanya gaya kapiler. Jika fase gerak
dan fase diam telah dipilih dengan tepat, bercak cuplikan awal
dipisahkan menjadi sederet bercak, masing-masing bercak diharapkan
merupakan komponen tunggal dari campuran.
DAFTAR PUSTAKA
Fadilah, Ratnawati. 2017. Bahan Tambahan Makanan. Makassar:
Universitas Negeri Makassar.