Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN GOUT ARTHRITIS

DIETETIKA PENYAKIT TIDAK MENULAR

Dosen Pengampu :

Septi Nur Rahmawati S.Gz, M.Gz

Disusun Oleh :

Mirza Fairuz Nafis 212110102004

Annisa Nur Mahmudah 212110102016

Emma Dilla Anannda 212110102020

Afif fauziah 212110102027

Aliffia Yudiana Putri 212110102032

Intan Aulia Rahma 212110102035

Nabila Diana Kholidah 212110102040

KELAS A

PROGRAM STUDI S1 GIZI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS JEMBER

2023
A. SKENARIO KASUS
Seorang ibu rumah tangga berusia 55 tahun dengan keluhan terasa ngilu pada
persendian pangkal ibu jari kaki yang terlihat bengkak dan warna memerah di
sekitarnya. Dan didapatkan data hasil lab berupa kadar Asam Urat sebesar 6,8 mg/dl.
Kebiasaan makan pasien saat dirumah yaitu makan makanan pokok berupa nasi
sebanyak tiga kali dalam sehari. Pasien suka mengkonsumsi cemilan berupa roti
coklat dengan isi keju, kacang mete dan emping goreng.
Lauk nabati yang biasa dikonsumsi berupa tempe dan tahu yang dikonsumsi
setiap hari sekali sebanyak satu potong sedang. Pasien juga suka mengkonsumsi sayur
bening bayam yang dicampur dengan wortel, sup dengan kaldu daging yang kental
serta buah pisang dan pepaya. Hasil lab yang didapatkan adalah kadar Asam Urat
sebesar 6,8 mg/dl. Yang artinya kadar Asam Urat pasien lebih dari batas normal.
Batas normal kadar Asam Urat pada wanita yaitu sebesar 2,4 - 5,7 mg/dl.
B. ULASAN KASUS
1. Identitas
Nama : Ny. F
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 55 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
2. Data Subyektif
a. Data Riwayat Gizi
Ny. F mengonsumsi makanan pokok berupa nasi putih sebanyak 3 kali sehari.
Lauk hewani yang hampir tiap minggu dikonsumsi adalah sate jeroan, udang
goreng dan sarden. Sedangkan lauk nabati yang dikonsumsi setiap hari adalah
tempe dan tahu, sekali makan sebanyak 1 potong sedang. Sayur yang
dikonsumsi adalah bening bayam dicampur dengan wortel, sup sayuran
dengan kaldu daging kental serta Ny. F juga mengkonsumsi buah pisang dan
pepaya. Cemilan yang disukai Ny. F adalah roti coklat isi keju, kacang mete,
dan emping goreng.
3. Data Fisik Klinis
Kadar asam urat setelah melalui pengecekan laboratorium sebesar 6,8 mg/dl.
a. Data Fisik :
Berat Badan : 60 kg
Tinggi Badan : 155 cm
b. Keluhan :
Terasa ngilu pada persendian, pangkal ibu jari terlihat bengkak dan warna
memerah di sekitarnya.

C. PENDAPAT KEBIASAAN MAKAN


Kebiasaan makan di rumah :
● Makan pokok berupa nasi 3x sehari. Kebiasaan makan Ny. F ini sudah benar
sesuai dengan anjuran pedoman gizi seimbang dan nasi merupakan makanan
yang dianjurkan untuk penderita gout arthritis.
● Camilan yang disukai adalah roti coklat dengan isi keju, kacang mete dan emping
goreng. Konsumsi roti dan keju diperbolehkan dimakan setiap hari oleh penderita
gout arthritis karena kandungan purinnya yang rendah. Kacang mete dan emping
goreng (terbuat dari biji melinjo) termasuk ke dalam makanan yang harus dibatasi
oleh penderita gout arthritis karena mengandung purin sedang yaitu sekitar 9 -
100 mg purin/ 100 g bahan makanan. Dalam sehari, konsumsi kacang mete yang
dapat dimakan oleh Ny. F sekitar 25 gr/hari. Sedangkan emping goreng yang
didapatkan dari biji melinjo, dapat dikonsumsi oleh Ny. F sekitar 50 gr/hari. Pada
penderita gout arthritis harus membatasi makanan yang digoreng. Konsumsi
coklat pada penderita gout arthritis tidak menimbulkan efek berbahaya.
● Lauk hewani hampir setiap minggu dikonsumsi adalah sate jeroan, udang goreng
dan sarden. Makanan yang dikonsumsi oleh Ny. F ini harus dihindari oleh
penderita asam urat karena sate jeroan dan sarden memiliki kandungan purin
tinggi sekitar 100 - 1.000 mg purin/100 g bahan makanan. Jika sate jeroan dan
sarden dikonsumsi terus - menerus akan menyebabkan penyakit gout arthritis
yang diderita Ny. F semakin parah. Sedangkan udang merupakan makanan yang
mengandung purin sedang yaitu sekitar 9 - 100 mg purin/ 100 g bahan makanan
sehingga konsumsinya harus dibatasi.
● Lauk nabati berupa tempe dan tahu dikonsumsi setiap hari - sekali makan 1
potong sedang. Satu potong sedang tempe beratnya 25 gram sehingga dalam
sehari, Ny. F mengonsumsi tempe sebanyak 75 gram. Sedangkan 1 potong sedang
tahu beratnya 40 gram sehingga dalam sehari, Ny. F mengonsumsi tempe
sebanyak 120 gram. Konsumsi tahu dan tempe pada penderita gout arthritis harus
dibatasi yaitu sekitar 50 gr/hari karena tahu dan tempe memiliki kandungan purin
sebesar 9 - 100 mg purin/ 100 g bahan makanan. Jadi konsumsi tahu dan tempe
pada Ny. F dalam sehari melebihi batas yang ditentukan sehingga konsumsi harus
dikurangi.
● Sayuran yang sering dikonsumsi bening bayam dicampur dengan wortel, sup
sayuran dengan kaldu daging kental, buah pisang dan pepaya. Konsumsi bayam
untuk penderita gout arthritis harus dibatasi yaitu sekitar 100 gr/hari karena
bayam memiliki kandungan purin sebesar 9 - 100 mg purin/ 100 g bahan
makanan. Pada konsumsi sup sayuran dengan kaldu daging kental, sebaiknya Ny.
F menghindari konsumsi kaldu daging kental karena memiliki kandungan purin
yang tinggi sekitar 100 - 1000 mg purin/100 g bahan makanan agar kadar asam
uratnya tidak semakin tinggi. Konsumsi wortel dan buah - buahan dapat Ny. F
konsumsi setiap hari karena kandungan purinnya yang rendah.

D. TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Istilah yang Tidak Diketahui
- Purin : Purin adalah senyawa amina bagian dari protein yang menyusun tubuh
makhluk hidup, bahkan sistem metabolisme tubuh kita sendiri juga
memproduksi purin. Hal ini mengandung arti bahwa semua bahan makanan
mengandung purin,sehingga purin tidak pernah dapat disingkirkan sama sekali
dari diet sehari hari. Hanya saja setiap makanan mengandung purin dengan
kadar yang berbeda beda, sehingga pengaruh yang ditimbulkannya pun
berbeda-beda juga (Kusumayanti, 2015).
- Kristal Monosodium Urat : Kristal monosodium urat adalah kristal yang
terbentuk dari asam urat dan merupakan penyebab utama terjadinya penyakit
asam urat. Kristal ini dapat mengendap di sendi dan jaringan lunak, dan
memicu peradangan yang menyebabkan rasa sakit dan kemerahan pada area
yang terkena. Kristal monosodium urat juga dapat memicu produksi
interleukin-1β (IL-1β) dan IL-18, yang merupakan mediator inflamasi dalam
tubuh. Kristal ini memiliki bentuk seperti jarum atau batang dan memiliki
birefringence negatif ketika dilihat di bawah mikroskop polarisasi. Kristal
monosodium urat terbentuk ketika kadar asam urat dalam darah sangat tinggi
dan tidak larut dalam cairan tubuh, sehingga mengendap dan membentuk
kristal.
2. Gambaran umum penyakit sesuai studi kasus
A. Definisi
Gout Arthritis adalah gangguan inflamasi yang ditandai dengan adanya
nyeri akibat penimbunan kristal monosodium urat pada persendian maupun
jaringan lunak di dalam tubuh. Penyakit ini disebut juga dengan asam urat, dan
umumnya disebabkan karena tingginya kadar asam urat dalam darah. Kadar
asam urat normal pada wanita adalah sebesar 2,4-5,7 mg/dl, sedangkan pada
pria sebanyak 3,4-7 mg/dl. Kadar asam urat yang tinggi di dalam darah
melebihi batas normal menyebabkan penumpukan asam urat di dalam
persendian dan organ tubuh lainnya. Penumpukan asam urat inilah yang
membuat sendi sakit, nyeri, dan meradang. Selain tingginya asam urat dalam
darah, penyakit ini juga disebabkan karena pengeluaran asam urat yang
menurun melalui ginjal dan dapat juga kombinasi antara kelebihan produksi
asam urat dengan pengeluaran asam urat yang menurun. Asam urat merupakan
produk akhir dari katabolisme adenin dan guanin yang berasal dari pemecahan
nukleotida purin. Asam urat merupakan salah satu dari beberapa penyakit
yang sangat membahayakan, karena bukan hanya mengganggu kesehatan
tetapi juga dapat mengakibatkan cacat pada fisik. (Haryani and Misniarti
2020).
B. Patogenesis
Artritis gout disebabkan oleh penimbunan kristal monosodium urat
(MSU) pada sendi dan jaringan lunak yang dapat mengakibatkan reaksi
peradangan. Peningkatan kadar asam urat dalam darah merupakan faktor
utama terjadinya artritis gout. Beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan
terjadinya artritis gout antara lain usia, jenis kelamin, riwayat medikasi,
obesitas, konsumsi purin dan alkohol. Konsumsi tinggi alkohol dan diet kaya
daging serta makanan laut (terutama kerang dan beberapa ikan laut lain)
meningkatkan resiko artritis gout. Sedangkan sayuran yang banyak
mengandung purin, yang sebelumnya dieliminasi dalam diet rendah purin,
tidak ditemukan memiliki hubungan terjadinya hiperurisemia dan tidak
meningkatkan resiko artritis gout. Alkohol dapat mempercepat proses
pemecahan adenosin trifosfat dan produksi asam urat. Metabolisme etanol
menjadi acetyl CoA menjadi adenin nukleotida meningkatkan terbentuknya
adenosin monofosfat yang merupakan prekursor pembentuk asam urat.
Alkohol juga dapat meningkatkan asam laktat pada darah yang menghambat
eksresi asam urat. Diagnosis artritis gout didasarkan pada gejala klinis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium
meliputi pemeriksaan kadar asam urat serum, pemeriksaan cairan sendi, dan
pemeriksaan radiologi.
C. Etiologi
Etiologi artritis gout meliputi usia, jenis kelamin, riwayat medikasi,
obesitas, konsumsi purin dan alkohol. Pria memiliki tingkat serum asam urat
lebih tinggi daripada wanita, yang meningkatkan resiko mereka terserang
artritis gout. Wanita mengalami peningkatan resiko artritis gout setelah
menopause, kemudian resiko mulai meningkat pada usia 45 tahun dengan
penurunan level estrogen karena estrogen memiliki efek urikosurik, hal ini
menyebabkan artritis gout jarang pada wanita muda. Obesitas dan indeks
massa tubuh berkontribusi secara signifikan dengan resiko artritis gout.
Konsumsi tinggi alkohol dan diet kaya daging serta makanan laut (terutama
kerang dan beberapa ikan laut lain) meningkatkan resiko artritis gout.
Sedangkan sayuran yang banyak mengandung purin, yang sebelumnya
dieliminasi dalam diet rendah purin, tidak ditemukan memiliki hubungan
terjadinya hiperurisemia dan tidak meningkatkan resiko artritis gout. Obat
diuretik dapat menyebabkan peningkatan reabsorbsi asam urat dalam ginjal,
sehingga menyebabkan hiperurisemia.
D. Pencegahan
Karena penyebab utama dari penyakit ini adalah tingginya kadar asam
urat yang diakibatkan oleh tingginya konsumsi purin, maka pencegahan yang
bisa dilakukan adalah kurangi konsumsi purin dalam makanan sehari-hari.
Makanan dengan tinggi purin diantaranya seperti otak, hati, jantung, ginjal,
jeroan, ekstrak daging atau kaldu, bebek, ikan sarden, makarel, remis, dan lain
lain. Selain itu, cukupi asupan cairan pada tubuh dan jaga berat badan tetap
ideal.
E. TATA LAKSANA DIET
1. Perhitungan Status Gizi
IMT = BB/(TB)²

= 60/(1,55) )²

= 24,97 kg/m2 (normal)

2. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi


Perhitungan zat gizi pasien menggunakan perhitungan Harris Benedict
BEE = 655,1 + 9,66 (60 kg) + 1,85 (155 cm) – 4,68 (55 th)

= 655,1 + 579,6 + 286,75 – 257,4

= 1.264,05 kkal

TEE = BEE x FA x FS
= 1.264,05 kkal x 1,3 x 1,2

= 1.971,91 kkal

Protein = (15% x 1.971,91) / 4

= 295,75 / 4

= 73,93 gram

Lemak = (15% x 1.971,91) / 9

= 259,78 / 9

= 32,86 gram

Karbohidrat = (70% x 1.971,91) / 4

= 1.380,33 / 4

= 345 gram

3. Preskripsi Diet
a. Prinsip diet
Prinsip diet yang digunakan pada kasus ini adalah diet rendah purin.
b. Tujuan diet
1. Memberikan cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai
(menaikkan/ menurunkan) berat badan normal.
2. Menurunkan kadar asam urat dalam darah.
3. Mencegah terjadinya komplikasi.
c. Syarat diet
1. Energi diberikan cukup sesuai dengan kebutuhan.
2. Protein diberikan dalam jumlah cukup (1-1,2 g/kg BB/hari) atau
10-15% kebutuhan energi total, tetapi hendaknya dihindari sumber
protein yang mengandung purin tinggi terutama yang berasal dari
hewani untuk menghindari peningkatan produksi asam urat. Protein
dianjurkan bersumber dari nabati, susu, keju dan telur.
3. Lemak sedang 10-20% kebutuhan energi total.
Lemak cenderung menghambat pembuangan asam urat melalui urin.
Oleh karena itu sebaiknya lemak diberikan terbatas.
4. Karbohidrat dapat diberikan lebih banyak yaitu 65-75% kebutuhan
energi total, pilih karbohidrat kompleks.
5. Vitamin dan Mineral cukup.
6. Cairan 2-2,5 liter/hari.
Cairan berfungsi sebagai media pembuangan hasil metabolisme
sehingga dapat membantu untuk menurunkan kadar asam urat di dalam
tubuh.

Pengelompokan makanan berdasarkan kandungan purin dan anjuran makan.


1. Kelompok I. Jenis makanan yang dihindari dengan kandungan purin tinggi
(100-1000 mg/100 g bahan makanan), seperti : Otak, hati, jantung, paru,
ginjal, jeroan, ekstrak daging/kaldu bebek, angsa, burung, kornet sapi, sardine,
udang kecil, bagian leher dan kaldu, alkohol, ragi.
2. Kelompok II. jenis makanan yang harus dibatasi dengan kandungan purin
sedang (9-100 mg purin/100 g bahan makanan) antara lain: maksimal 50-75 g
(1-1,5 potong) daging, ikan, unggas atau 1 mangkok (50-100 g) sayuran
sehari. Daging sapi dan ikan (kecuali yang terdapat dalam kelompok 1), ayam,
udang, kacang kering maks 25 g/hari dan hasil olahan seperti tahu dan tempe
(50g/hari), asparagus, kembang kol, kapri, jamur, bayam, daun singkong,
kangkung, daun dan biji melinjo.
3. Kelompok III. Pemakaian bebas karena kandungan purinnya rendah (dapat
diabaikan). Bahan ini dapat dimakan setiap hari: Nasi, ubi, singkong, jagung,
roti, mie, bihun, tepung beras, cake, kue kering, puding, susu, keju, lemak dan
minyak terbatas, gula, sayuran dan buah-buahan (kecuali buah dan sayur
kelompok 2), teh dan kopi.
4. Menu sehari

Waktu Menu Bahan URT Berat Energi Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat
Makanan (gram) (kkal) (g)

Sarapan Nasi Nasi ½ porsi bsr 150 270 4,5 0,45 59,7

Telur dadar Telur 1 btr 40 62 5 4,2 0,4

Wortel 2 sdm 25 7 0,175 0,125 1,575

Tomat ½ bh 20 4,8 0,26 0,1 0,94

Tumis Brokoli 3 sdm 30 10,2 0,846 0,111 1,992

Jagung muda 2 sdm 20 7 0,44 0,02 1,48

Minyak 1 sdt 5 43,1 0 5 0

Susu skim Susu skim 1 gls 250 ml 80 8 0 12

Nanas Nanas ¼ bh sdg 70 28 0,42 0,21 6,93

Selingan Ubi jalar kuning Ubi jalar ½ bj sdg 67,5 67,5 0,473 0,203 16,065
kukus kuning kukus
Mangga Mangga 1 iris 80 106,4 0,8 0,08 25,68

Melon Melon ½ ptg bsr 100 37 0,6 0,4 7,8

TOTAL 723 21,514 10,889 134,562

Makan Apel potong Apel 1 bh 182 107,4 0,4 0,7 27,8


Siang
Nasi Nasi 1 ctg 100 130 2,4 0,2 28,6

Perkedel jagung Jagung 1 bh 35 50 2,6 2,6 4,9

Sayur bening labu Labu siam ½ bh 105 21 0,9 0,3 0,3


siam
Tomat 1 bh 15 3,1 0,1 0 4,5

Wortel ½ gls 50 23 0,4 0,1 4,79

Selingan Hot bread pudding Roti gandum 1 lbr 35 64 2,14 1,25 11,07

Pisang susu ½ bh 16 14,7 0,2 0,1 3,7

Havermout 1 sdm 15 60 1,29 1,29 11,14

Susu skim 1 gls 100 35 3,4 0,2 4,9

Telur 1 btr 40 62 5 4,2 0,4


TOTAL 570,2 18,83 10,94 102,1

Makan Nasi Nasi ½ gls 100 130 2,4 0,2 28,6


malam Semur tempe
Tempe 1 ptg besar 50 99,5 9,5 3,8 8,5
kentang
Kentang ½ bh 30 27,9 0,6 0 6,5

Kecap manis 1 sdm 15 9 1,6 0 0,8

Minyak 1 sdt 5 43,1 0 5 0

Sayur bening Bayam 1 ikat 100 37 3,7 0,2 7,3


bayam jagung
Jagung 2 ptg 70 75,6 2,3 0,9 17,6

Wortel 1/2 gls 50 6,5 0,2 0,1 1,2

Jus buah naga Buah naga 1 ptg 80 56,8 1,36 2,48 7,28

Susu skim 1 gls 150 52,5 5,1 0,3 7,4

Jeruk Jeruk 1 bh 100 47 0,9 0,1 11,8

TOTAL 584,9 27,66 13,08 96,98

Total Kebutuhan Gizi Yang Terpenuhi 1.876,1 68,004 34,909 333,642


Kebutuhan energi perhari 1.971,9 73,93 32,86 345

Persentase (%) 95,2% 91,9% 106% 96,7%


E. REVIEW JURNAL
HUBUNGAN DIET PURIN DENGAN KADAR ASAM URAT PADA
PENDERITA GOUT ARTHRITIS

Judul Hubungan Diet Purin dengan Kadar Asam Urat Pada Penderita
Gout Arthritis

Nama Penulis Annita, Sri Wahyuni Handayani

Nama Jurnal Jurnal Kesehatan Medika Saintika; Vol 9 No 2

Journal Homepage https://jurnal.syedzasaintika.ac.id/

Tahun 2018

Pendahuluan Penderita artritis gout meningkat pada tahun 2007 sampai 2008
menjadi 8,3 juta penderita, dimana jumlah penderitanya pada
pria sebesar 6,1 juta dan pada wanita berjumlah 2,2 juta. Gout
Arthritis suatu hasil dari metabolisme akhir dari purin yang
salah satu komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel
tubuh. Faktor risiko yang dapat menyebabkan orang terserang
penyakit asam urat adalah usia, asupan senyawa purin berlebih,
konsumsi alkohol berlebih, kegemukan, hipertensi dan penyakit
jantung, obat-obatan (terutama diuretika) dan gangguan fungsi
ginjal. Untuk menyatakan keadaan Hiperurisemia adalah kadar
asam urat >7 mg% pada laki-laki dan >5,6 mg% pada
perempuan. Diet rendah purin diberikan pada penderita
Arthritis Gout agar tidak terjadinya penumpukan kristal
monosodium urat di dalam maupun di sekitar persendian.

Bahan dan Metode Jenis penelitian memakai deskriptif analitik dengan pendekatan
Cross Sectional Study. Dilakukan di Puskesmas Surian
Kabupaten Solok Tahun 2017 dengan populasi penelitian
seluruh penderita Gout Arthritis. Sampel dalam penelitian ini
penderita Gout Arthritis yang memenuhi kriteria sebanyak 41
responden. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara
langsung kepada responden dengan menggunakan kuesioner
tentang diet purin dan pemeriksaan asam urat. Data diolah
menggunakan komputer dengan Editing, Coding, Entry data,
Cleaning, Tabulating. Data diolah dengan analisis univariat
menggunakan distribusi frekuensi dan analisa bivariat
menggunakan uji statistik chi square (α=0,05).
Hasil
Tabel 1

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kadar Asam


Urat

Kadar Asam Urat Frekuensi Presentase (%)

Rendah 16 39,0

Tinggi 25 61,0

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa lebih dari separuh


(61,0%) responden memiliki kadar asam urat yang tinggi.

Tabel 2

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Diet Purin

Kadar Asam Urat Frekuensi Presentase (%)

Patuh 17 41,5

Tidak patuh 24 58,5

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa lebih dari separuh


58,5% responden memiliki diet purin yang tidak patuh.

Tabel 3

Hubungan Diet Purin Dengan Kadar Asam Urat Pada


Penderita Gout Arthritis

Diet Kadar Asam Urat Jumlah P


Purin value
Normal Tinggi

F % f % f %

Patuh 14 87,5 3 12 17 41,5 0.000

Tidak 2 12,5 22 88 24 58,5


Patuh

Dari Tabel 3 terlihat bahwa persentase responden yang


mengalami kadar asam urat yang tinggi lebih sering terjadi pada
responden tidak mengikuti diet purin dengan patuh (88%)
dibandingkan dengan responden yang mengikuti diet purin
dengan patuh(12%).

Pembahasan Berdasarkan Tabel 1 terlihat lebih dari separuh atau 61,0%


responden memiliki kadar asam urat yang tinggi. Asam urat
adalah penyakit yang disebabkan oleh metabolisme purin yang
tidak normal, ditandai dengan peningkatan kadar asam urat
dalam darah. Asam urat adalah penyakit kronis dan seringkali
setelah serangan asam urat berulang kali, sendi yang terkena
bisa menjadi bengkok atau cacat. Pemicu tingginya asam urat
adalah makanan dan senyawa lain yang tinggi purin.

Berdasarkan Tabel 2 terlihat lebih dari separuh 58,5%


responden patuh diet bebas purin. Purin berasal dari makanan
yang mengandung protein, seperti jeroan, daging, kerang,
kepiting, asinan udang, kacang-kacangan, bayam, kangkung,
kubis, durian, nanas, tape, alkohol dan jenis lainnya. Penelitian
menunjukkan bahwa kopi juga menyebabkan asam urat (Kertia,
2009). Untuk mengontrol asam urat, penderita asam urat
sebaiknya menghindari terlalu banyak mengkonsumsi protein
dengan kandungan purin yang tinggi. Diet pada asam urat
adalah diet yang rendah purin, rendah lemak, cukup vitamin dan
mineral.

Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa proporsi responden yang


mengalami peningkatan kadar asam urat lebih tinggi pada
responden yang tidak mengikuti diet purin (88%) dibandingkan
dengan yang mengikuti diet purin (12%). Berdasarkan uji
chi-squared diperoleh p = 0,000 (p value ≤ 0,05). Diet rendah
purin diterapkan pada penderita artritis gout untuk mencegah
penumpukan kristal monosodium urat di dalam atau sekitar
sendi (Zahara, 2013). Wijayanti (2017) mengemukakan bahwa
semakin banyak makanan kaya purin yang dikonsumsi, maka
semakin tinggi pula nilai asam uratnya. Kadar asam urat yang
tinggi tidak hanya terjadi pada orang lanjut usia, tetapi juga
pada orang dewasa, yang mungkin berhubungan dengan
gangguan metabolisme seperti diabetes dan obesitas. Dan bila
dibiarkan akan mengakibatkan gangguan ginjal, batu ginjal,
hipertensi, penyakit jantung koroner dan aterosklerosis.

Kelebihan Kelebihan dari penelitian yang menggunakan pendekatan Cross


Sectional Study adalah dapat dilakukan dengan waktu yang
relatif cepat. Peneliti dapat mengumpulkan seluruh variabel
sekaligus, beberapa hasil dapat diperiksa secara bersamaan.
prevalensi semua elemen dapat diukur.
Kekurangan Kekurangan dari penelitian ini yakni jika menggunakan
pendekatan Cross Sectional Study yang tepat harus mewakili
seluruh populasi yang diteliti. Jika representasi tersebut tidak
ada maka penelitian tidak valid.

Kesimpulan Terdapat hubungan diet purin dengan kadar asam urat pada
penderita Gout Artritis di Wilayah Kerja Puskesmas Surian
Kabupaten Solok Tahun 2017. Gout Artritis disebabkan oleh
konsumsi makanan yang mengandung tinggi purin, semakin
banyak makanan kaya purin yang dikonsumsi, maka semakin
tinggi pula nilai asam uratnya.
DAFTAR PUSTAKA

Annita, Sri Wahyuni N. (2018). Hubungan Diet Purin dengan Kadar Asam Urat Pada
Penderita Gout Arthritis. Jurnal Kesehatan Medika Saintika, Vol 9 No 2.

Toyoda, Y. et al., (2022). Genome-wide meta-analysis between renal overload type and renal
underexcretion type of clinically defined gout in Japanese populations. Molecular
Genetics and Metabolism, 136(3), pp.186–189.

Lumintang, C.T. and Wetik, S.V., 2022. The Effectiveness of Health Education about Gout
Arthritis Diet Compliance and Uric Acid Levels in Gout Arthritis Patients. JURNAL
KESEHATAN, 11(1), pp.1–5.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Jurnal

Lampiran 2. Job Desc Anggota Kelompok

Nama Job Desc

Mirza Fairuz Nafis Ulasan kasus, definisi tidak diketahui,


definisi dan pencegahan penyakit, membuat
dokumen.

Annisa Nur Mahmudah Pembuatan menu pagi dan selingan,


pendapat kebiasaan makan

Intan Aulia Rahma Etiologi dan patogenesis

Afif Fauziah Preskripsi diet

Aliffia Yudiana Putri Review jurnal, menu siang dan selingan


sore, membuat tabel

Nabila Diana Kholidah Skenario kasus, perhitungan status gizi dan


kebutuhan gizi

Emma Dilla Anannda Menyusun menu malam, review jurnal

Anda mungkin juga menyukai