Kelompok 1 - Gout Arthritis
Kelompok 1 - Gout Arthritis
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
KELAS A
UNIVERSITAS JEMBER
2023
A. SKENARIO KASUS
Seorang ibu rumah tangga berusia 55 tahun dengan keluhan terasa ngilu pada
persendian pangkal ibu jari kaki yang terlihat bengkak dan warna memerah di
sekitarnya. Dan didapatkan data hasil lab berupa kadar Asam Urat sebesar 6,8 mg/dl.
Kebiasaan makan pasien saat dirumah yaitu makan makanan pokok berupa nasi
sebanyak tiga kali dalam sehari. Pasien suka mengkonsumsi cemilan berupa roti
coklat dengan isi keju, kacang mete dan emping goreng.
Lauk nabati yang biasa dikonsumsi berupa tempe dan tahu yang dikonsumsi
setiap hari sekali sebanyak satu potong sedang. Pasien juga suka mengkonsumsi sayur
bening bayam yang dicampur dengan wortel, sup dengan kaldu daging yang kental
serta buah pisang dan pepaya. Hasil lab yang didapatkan adalah kadar Asam Urat
sebesar 6,8 mg/dl. Yang artinya kadar Asam Urat pasien lebih dari batas normal.
Batas normal kadar Asam Urat pada wanita yaitu sebesar 2,4 - 5,7 mg/dl.
B. ULASAN KASUS
1. Identitas
Nama : Ny. F
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 55 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
2. Data Subyektif
a. Data Riwayat Gizi
Ny. F mengonsumsi makanan pokok berupa nasi putih sebanyak 3 kali sehari.
Lauk hewani yang hampir tiap minggu dikonsumsi adalah sate jeroan, udang
goreng dan sarden. Sedangkan lauk nabati yang dikonsumsi setiap hari adalah
tempe dan tahu, sekali makan sebanyak 1 potong sedang. Sayur yang
dikonsumsi adalah bening bayam dicampur dengan wortel, sup sayuran
dengan kaldu daging kental serta Ny. F juga mengkonsumsi buah pisang dan
pepaya. Cemilan yang disukai Ny. F adalah roti coklat isi keju, kacang mete,
dan emping goreng.
3. Data Fisik Klinis
Kadar asam urat setelah melalui pengecekan laboratorium sebesar 6,8 mg/dl.
a. Data Fisik :
Berat Badan : 60 kg
Tinggi Badan : 155 cm
b. Keluhan :
Terasa ngilu pada persendian, pangkal ibu jari terlihat bengkak dan warna
memerah di sekitarnya.
D. TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Istilah yang Tidak Diketahui
- Purin : Purin adalah senyawa amina bagian dari protein yang menyusun tubuh
makhluk hidup, bahkan sistem metabolisme tubuh kita sendiri juga
memproduksi purin. Hal ini mengandung arti bahwa semua bahan makanan
mengandung purin,sehingga purin tidak pernah dapat disingkirkan sama sekali
dari diet sehari hari. Hanya saja setiap makanan mengandung purin dengan
kadar yang berbeda beda, sehingga pengaruh yang ditimbulkannya pun
berbeda-beda juga (Kusumayanti, 2015).
- Kristal Monosodium Urat : Kristal monosodium urat adalah kristal yang
terbentuk dari asam urat dan merupakan penyebab utama terjadinya penyakit
asam urat. Kristal ini dapat mengendap di sendi dan jaringan lunak, dan
memicu peradangan yang menyebabkan rasa sakit dan kemerahan pada area
yang terkena. Kristal monosodium urat juga dapat memicu produksi
interleukin-1β (IL-1β) dan IL-18, yang merupakan mediator inflamasi dalam
tubuh. Kristal ini memiliki bentuk seperti jarum atau batang dan memiliki
birefringence negatif ketika dilihat di bawah mikroskop polarisasi. Kristal
monosodium urat terbentuk ketika kadar asam urat dalam darah sangat tinggi
dan tidak larut dalam cairan tubuh, sehingga mengendap dan membentuk
kristal.
2. Gambaran umum penyakit sesuai studi kasus
A. Definisi
Gout Arthritis adalah gangguan inflamasi yang ditandai dengan adanya
nyeri akibat penimbunan kristal monosodium urat pada persendian maupun
jaringan lunak di dalam tubuh. Penyakit ini disebut juga dengan asam urat, dan
umumnya disebabkan karena tingginya kadar asam urat dalam darah. Kadar
asam urat normal pada wanita adalah sebesar 2,4-5,7 mg/dl, sedangkan pada
pria sebanyak 3,4-7 mg/dl. Kadar asam urat yang tinggi di dalam darah
melebihi batas normal menyebabkan penumpukan asam urat di dalam
persendian dan organ tubuh lainnya. Penumpukan asam urat inilah yang
membuat sendi sakit, nyeri, dan meradang. Selain tingginya asam urat dalam
darah, penyakit ini juga disebabkan karena pengeluaran asam urat yang
menurun melalui ginjal dan dapat juga kombinasi antara kelebihan produksi
asam urat dengan pengeluaran asam urat yang menurun. Asam urat merupakan
produk akhir dari katabolisme adenin dan guanin yang berasal dari pemecahan
nukleotida purin. Asam urat merupakan salah satu dari beberapa penyakit
yang sangat membahayakan, karena bukan hanya mengganggu kesehatan
tetapi juga dapat mengakibatkan cacat pada fisik. (Haryani and Misniarti
2020).
B. Patogenesis
Artritis gout disebabkan oleh penimbunan kristal monosodium urat
(MSU) pada sendi dan jaringan lunak yang dapat mengakibatkan reaksi
peradangan. Peningkatan kadar asam urat dalam darah merupakan faktor
utama terjadinya artritis gout. Beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan
terjadinya artritis gout antara lain usia, jenis kelamin, riwayat medikasi,
obesitas, konsumsi purin dan alkohol. Konsumsi tinggi alkohol dan diet kaya
daging serta makanan laut (terutama kerang dan beberapa ikan laut lain)
meningkatkan resiko artritis gout. Sedangkan sayuran yang banyak
mengandung purin, yang sebelumnya dieliminasi dalam diet rendah purin,
tidak ditemukan memiliki hubungan terjadinya hiperurisemia dan tidak
meningkatkan resiko artritis gout. Alkohol dapat mempercepat proses
pemecahan adenosin trifosfat dan produksi asam urat. Metabolisme etanol
menjadi acetyl CoA menjadi adenin nukleotida meningkatkan terbentuknya
adenosin monofosfat yang merupakan prekursor pembentuk asam urat.
Alkohol juga dapat meningkatkan asam laktat pada darah yang menghambat
eksresi asam urat. Diagnosis artritis gout didasarkan pada gejala klinis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium
meliputi pemeriksaan kadar asam urat serum, pemeriksaan cairan sendi, dan
pemeriksaan radiologi.
C. Etiologi
Etiologi artritis gout meliputi usia, jenis kelamin, riwayat medikasi,
obesitas, konsumsi purin dan alkohol. Pria memiliki tingkat serum asam urat
lebih tinggi daripada wanita, yang meningkatkan resiko mereka terserang
artritis gout. Wanita mengalami peningkatan resiko artritis gout setelah
menopause, kemudian resiko mulai meningkat pada usia 45 tahun dengan
penurunan level estrogen karena estrogen memiliki efek urikosurik, hal ini
menyebabkan artritis gout jarang pada wanita muda. Obesitas dan indeks
massa tubuh berkontribusi secara signifikan dengan resiko artritis gout.
Konsumsi tinggi alkohol dan diet kaya daging serta makanan laut (terutama
kerang dan beberapa ikan laut lain) meningkatkan resiko artritis gout.
Sedangkan sayuran yang banyak mengandung purin, yang sebelumnya
dieliminasi dalam diet rendah purin, tidak ditemukan memiliki hubungan
terjadinya hiperurisemia dan tidak meningkatkan resiko artritis gout. Obat
diuretik dapat menyebabkan peningkatan reabsorbsi asam urat dalam ginjal,
sehingga menyebabkan hiperurisemia.
D. Pencegahan
Karena penyebab utama dari penyakit ini adalah tingginya kadar asam
urat yang diakibatkan oleh tingginya konsumsi purin, maka pencegahan yang
bisa dilakukan adalah kurangi konsumsi purin dalam makanan sehari-hari.
Makanan dengan tinggi purin diantaranya seperti otak, hati, jantung, ginjal,
jeroan, ekstrak daging atau kaldu, bebek, ikan sarden, makarel, remis, dan lain
lain. Selain itu, cukupi asupan cairan pada tubuh dan jaga berat badan tetap
ideal.
E. TATA LAKSANA DIET
1. Perhitungan Status Gizi
IMT = BB/(TB)²
= 60/(1,55) )²
= 1.264,05 kkal
TEE = BEE x FA x FS
= 1.264,05 kkal x 1,3 x 1,2
= 1.971,91 kkal
= 295,75 / 4
= 73,93 gram
= 259,78 / 9
= 32,86 gram
= 1.380,33 / 4
= 345 gram
3. Preskripsi Diet
a. Prinsip diet
Prinsip diet yang digunakan pada kasus ini adalah diet rendah purin.
b. Tujuan diet
1. Memberikan cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai
(menaikkan/ menurunkan) berat badan normal.
2. Menurunkan kadar asam urat dalam darah.
3. Mencegah terjadinya komplikasi.
c. Syarat diet
1. Energi diberikan cukup sesuai dengan kebutuhan.
2. Protein diberikan dalam jumlah cukup (1-1,2 g/kg BB/hari) atau
10-15% kebutuhan energi total, tetapi hendaknya dihindari sumber
protein yang mengandung purin tinggi terutama yang berasal dari
hewani untuk menghindari peningkatan produksi asam urat. Protein
dianjurkan bersumber dari nabati, susu, keju dan telur.
3. Lemak sedang 10-20% kebutuhan energi total.
Lemak cenderung menghambat pembuangan asam urat melalui urin.
Oleh karena itu sebaiknya lemak diberikan terbatas.
4. Karbohidrat dapat diberikan lebih banyak yaitu 65-75% kebutuhan
energi total, pilih karbohidrat kompleks.
5. Vitamin dan Mineral cukup.
6. Cairan 2-2,5 liter/hari.
Cairan berfungsi sebagai media pembuangan hasil metabolisme
sehingga dapat membantu untuk menurunkan kadar asam urat di dalam
tubuh.
Waktu Menu Bahan URT Berat Energi Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat
Makanan (gram) (kkal) (g)
Sarapan Nasi Nasi ½ porsi bsr 150 270 4,5 0,45 59,7
Selingan Ubi jalar kuning Ubi jalar ½ bj sdg 67,5 67,5 0,473 0,203 16,065
kukus kuning kukus
Mangga Mangga 1 iris 80 106,4 0,8 0,08 25,68
Selingan Hot bread pudding Roti gandum 1 lbr 35 64 2,14 1,25 11,07
Jus buah naga Buah naga 1 ptg 80 56,8 1,36 2,48 7,28
Judul Hubungan Diet Purin dengan Kadar Asam Urat Pada Penderita
Gout Arthritis
Tahun 2018
Pendahuluan Penderita artritis gout meningkat pada tahun 2007 sampai 2008
menjadi 8,3 juta penderita, dimana jumlah penderitanya pada
pria sebesar 6,1 juta dan pada wanita berjumlah 2,2 juta. Gout
Arthritis suatu hasil dari metabolisme akhir dari purin yang
salah satu komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel
tubuh. Faktor risiko yang dapat menyebabkan orang terserang
penyakit asam urat adalah usia, asupan senyawa purin berlebih,
konsumsi alkohol berlebih, kegemukan, hipertensi dan penyakit
jantung, obat-obatan (terutama diuretika) dan gangguan fungsi
ginjal. Untuk menyatakan keadaan Hiperurisemia adalah kadar
asam urat >7 mg% pada laki-laki dan >5,6 mg% pada
perempuan. Diet rendah purin diberikan pada penderita
Arthritis Gout agar tidak terjadinya penumpukan kristal
monosodium urat di dalam maupun di sekitar persendian.
Bahan dan Metode Jenis penelitian memakai deskriptif analitik dengan pendekatan
Cross Sectional Study. Dilakukan di Puskesmas Surian
Kabupaten Solok Tahun 2017 dengan populasi penelitian
seluruh penderita Gout Arthritis. Sampel dalam penelitian ini
penderita Gout Arthritis yang memenuhi kriteria sebanyak 41
responden. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara
langsung kepada responden dengan menggunakan kuesioner
tentang diet purin dan pemeriksaan asam urat. Data diolah
menggunakan komputer dengan Editing, Coding, Entry data,
Cleaning, Tabulating. Data diolah dengan analisis univariat
menggunakan distribusi frekuensi dan analisa bivariat
menggunakan uji statistik chi square (α=0,05).
Hasil
Tabel 1
Rendah 16 39,0
Tinggi 25 61,0
Tabel 2
Patuh 17 41,5
Tabel 3
F % f % f %
Kesimpulan Terdapat hubungan diet purin dengan kadar asam urat pada
penderita Gout Artritis di Wilayah Kerja Puskesmas Surian
Kabupaten Solok Tahun 2017. Gout Artritis disebabkan oleh
konsumsi makanan yang mengandung tinggi purin, semakin
banyak makanan kaya purin yang dikonsumsi, maka semakin
tinggi pula nilai asam uratnya.
DAFTAR PUSTAKA
Annita, Sri Wahyuni N. (2018). Hubungan Diet Purin dengan Kadar Asam Urat Pada
Penderita Gout Arthritis. Jurnal Kesehatan Medika Saintika, Vol 9 No 2.
Toyoda, Y. et al., (2022). Genome-wide meta-analysis between renal overload type and renal
underexcretion type of clinically defined gout in Japanese populations. Molecular
Genetics and Metabolism, 136(3), pp.186–189.
Lumintang, C.T. and Wetik, S.V., 2022. The Effectiveness of Health Education about Gout
Arthritis Diet Compliance and Uric Acid Levels in Gout Arthritis Patients. JURNAL
KESEHATAN, 11(1), pp.1–5.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Jurnal