Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH TUGAS

PENGENALAN PERALATAN PEMBORAN DAN PRODUKSI


ELECTRICAL SUBMERSIBLE PUMP (ESP)

Anggota Kelompok 2 :
Mulkhan Hafiz 21010045
Ardi Kurniawan 21010046
Muhamad Nurfadli 21010047
Muhamad Rafiq Bayhaqi 21010048

INSTITUT TEKNOLOGI PETROLEUM BALONGAN


INDRAMAYU
2023

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang implikasi nilai nilai ibadah
dalam kehidupan sehari hari
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan segala kekurangan dalam makalah ini kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang impilkasi
nilai nilai ibadah dalam kehidupan sehari hari dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Indramayu, 30 Mei 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………...3

BAB I………………………………………………………………………...……4

PENDAHULUAN………………………………………………………………...4

1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………………..4


1.2 TUJUAN………………………………………………………………...5
1.3 MANFAAT ……………………………………………………………..5
1.4 RUMUSAN MASALAH………………………………………………..5

BAB II…………………………………………………………………………7
PEMBAHASAN………………………………………………………………..7
2.1 ELECTRICAL SUBMERSIBLE PUMP……………………………7
2.2 PRINSIP KERJA……………………………………………………...7
2.3 PERALATAN-PERALATAN ELECTRICAL SUBMERSIBLE
PUMP…………………………………………………………………8
2.4 ALASAN PENGGUNAAN ELECTRICAL SUBMERSIBLE
PUMP…………………………………………………………………19
2.5 PROBLEM PADA ELECTRICAL SUBMERSIBLE PUMP…….20
BAB III…………………………………………………………………………22
PENUTUP……………………………………………………………………..22
REFERENSI…………………………………………………………………..23

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Proses pengangkatan fluida dari sumur ke permukaan terdiri dari
beberapa metode, antara lain sumur sembur alam dan ada yang dibantu
dengan pengangkatan buatan yang sering disebut sumur sembur buatan
(artificial lift). Sumur sembur alam adalah sumur yang mengangkat fluida
reservoir dari dasar sumur ke permukaan dengan bantuan tekanan formasi
(natural flow). Ketika tekanan formasi sudah tidak mampu lagi untuk
mengangkat fluida formasi ke permukaan, maka digunakanlah
pengangkatan buatan yaitu salah satunya adalah dengan menggunakan
Electric Submersible Pump (ESP).
Penggunaan pompa electrical submersible pump akan di sesuaikan
dengan spesifikasi sumur dan juga jenis liquid serta banyaknya liquid yang
akan di angkat, maka dari itu di perlukan desain pompa electrical
submersible pump yang tepat. Sehingga dalam pengoperasiannya
mendapatkan hasil yang effisien dan optimum serta tidak banyak
mendapatkan troubleshootin.

4
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
1. Mengetahui informasi mengenai gambaran pelaksanaan
pekerjaan perusahaan atau di institusi tempat tugas akhir
berlangsung.
2. Menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat dari bangku
perkuliahan.
3. Untuk meningkatkan daya kreativitas dan keahlian.
4. Mengetahui, mengenali dan memahami cara mendesain
Electrical Submersible Pump yang ada di lokasi.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Menentukan desain pompa Electrical Submersible
Pump bedasarkan kondisi sumur.
2. Untuk menemukan permasalahan yang sering terjadi
dalampengoperasian Electrical Submersible Pump
atau troubleshooting di lapangan produksi Bunyu.
1.3 MANFAAT
1.3.1 BAGI MAHASISWA
1. Dapat memahami berbagai permasalahan yang terdapat di
lapangan sehubungan dengan tema yang diambil.
2. Mendapat pengetahuan dan keterampilan yang lebih aplikatif
dalam bidang yang diminati.
3. Dapat mengidentifikasi masalah, menganalisa, dan menentukan
solusi alternatif dalam memecahkan permasalahan di lapangan
sesuai dengan tema yang diambil.
1.3.2 BAGI KAMPUS ITPB
1. Memperbaharui kurikulum berdasarkan kebutuhan SDM yang
nyata di lapangan.
2. Meningkatkan kompetensi mahasiswa.
1.4 RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja peralatan Electrical Submersible Pump

5
2. Apa saja fungsi peralatan Electrical Submersible Pump

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Electrical submersible pump


Electric submersible pump yang merupakan jenis artificial lift
dengan harga yang cukup mahal dibandingkan dengan pengangkatan buatan
lainnya, tetapi dapat menghasilkan pengembalian biaya dengan cepat oleh
karena kemampuannya untuk menghasilkan laju produksi yang tinggi,
disamping itu dapat dioperasikan pada laju aliran fluida yang kandungan air
(water cut) yang tinggi. Electrical submersible pump adalah pompa yang
dibuat atas dasar pompa sentrifugal bertingkat banyak (multi stage) dimana
setiap tingkat mempunyai impeller, bagian berputar yang fungsinya
memberikan kecepatan terhadap cairan yang dipompakan dan diffuser adalah
bagian yang diam.Tipe pompa ini lebih ideal digunakan umtuk sumur dengan
volume produksi yang tinggi pada tekanan dasar sumur yang relatif rendah.
2.2 Prinsip Kerja
Prinsip dasar electric submersible pump adalah mengubah kerja poros
menjadi energi mekanik fluida,sehingga menimbulkan tekanan rendah pada
sisi hisab (intake) dan tekanan yang tinggi pada sisi keluar (discharge).Untuk
melakukan hal tersebut maka pompa harus memerlukan gerak mula agar
energi mekanik yang diterima diteruskan ke fluida.
Dari sini baru pompa mengalirkan fluida dari satu tingkat ke tingkat
selanjutnya, dimana setiap tingkatnya terdiri dari bagian yang berputar
(impeller) dan bagian yang diam sebagai tempat fluidanya (diffuser). Impeller
berfungsi untuk mentransfer energi dengan memutar fluida sehingga
meningkatkan energi kinetiknya sedangkan diffuser berfungsi untuk
megubahnya menjadi energi potensial, sehingga meningkatkan tekanan
keluar (discharge pressure) dan fluida yang ada di diffuser akan diteruskan
lagi ke tingkat yang di atasnya. Dimana panjang pompa tergantung pada
jumlah stages yang digunakan.

7
Sistem kerja dari pompa submersible ini adalah dengan gerakan
centrifugal yang dimiliki stage yang banyak, dimana poros dari pompa
dihubungkan langsung dari motor penggerak. Motor penggerak ini
memanfaatkan energi listrik yang disuplai dari transformer dan mengubahnya
menjadi energi magnet pada laminasi stator kemudian stator menginduksi
arus pada rotor dan kemudian menyebabkan adanya medan magnet pada rotor
dan dengan adanya medan magnet yang berpindah maka menyebabkan rotor
bergerak mengikuti perubahan medan magnet.
2.3 Peralatan-Peralatan Electrical submersible pump
Peralatan ESP terdiri dari dua bagian utama, yaitu komponen
permukaan dan komponen bawah permukaan.

Gambar 2.1 Susunan Peralatan Electrical submersible pump


(Kermit E Brown, The Tecnology of Artificial Lift Methods, Voume 2b)

8
2.2.1 Peralatan Permukaan (Surface Equipment)
Pada Electrical submersible pump terdapat alat-alat permukaan
(surface equipment) seperti: wellhead, junction box, switchboard dan
transformer.
1. Wellhead
Wellhead atau kepala sumur dilengkapi dengan tubing
hanger khusus yang mempunyai lubang untuk cable pack-off atau
penetrator. Cable pack-off ini biasanya tahan sampai tekanan 3000
psi. Tubing hanger dilengkapi juga dengan lubang untuk hidraulic
control line, yaitu saluran cairan hidraulik untuk menekan
subsurface ball valve agar terbuka.
Wellhead juga harus dilengkapi dengan “seal” agar tidak
bocor pada lubang untuk kabel dan line. Wellhead di desain untuk
tahan terhadap tekanan 500 psi sampai 3000 psi.

Gambar 2.2 Wellhead


(2013 ,Alwan Bate Bandera, Pengenalan Peralatan ESP)

2. Junction box
Junction box ditempatkan di antara kepala sumur dan
switchboard untuk alasan keamanan. Gas dapat mengalir keatas
melalui kabel dan naik ke permukaan menuju switchboard, yang
bisa menyebabkan terjadinya kebakaran, karena itu kegunaan dari

9
junction box ini adalah untuk mengeluarkan gas yang naik
keatas tadi. Junction box biasanya 15 ft (minimum) dari kepala
sumur dan normalnya berada diantara 2 sampai 3 ft di atas
permukaan tanah.
Fungsi dari junction box antara lain:
a. Sebagai ventilasi terhadap adanya gas yang mungkinbermigrasi
kepermukaan melalui kabel agar terbuang ke atmosfer.
b. Sebagai terminal penyambungan kabel dari dalam
sumurdengan kabel dari swichboard.
3. Switchboard
Switchboard adalah panel kontrol kerja di permukaan saat
pompa bekerja yang dilengkapi dengan motor controller, overload
dan underload protection serta alat pencatat (recording
instrument) yang bisa bekerja secara manual ataupun otomatis
apabila terjadi penyimpangan. Switchboard ini dapat digunakan
untuk tegangan dari 440 volt sampai 4800 volt.
Fungsi utama dari switchboard adalah:
a. Untuk mengontrol kemungkinan terjadinya downhole problem
seperti: overload atau underload current.
b. Auto restart setelah underload pada kondisi intermittent well.
c. Mendeteksi unbalance voltage.
Pada switchboard biasanya dilengkapi dengan ammeter
chart yang berfungsi untuk mencatat arus motor versus waktu
ketika motor bekerja.

10
Gambar 2.3 Switchboard
(2013, Alwan Bate Bandera, Pengenalan Peralatan ESP)

4. Transformer
Merupakan alat untuk mengubah tegangan listrik, bisa
untuk menaikan atau menurunkan tegangan. Alat ini terdiri dari
core (inti) yang dikelilingi oleh coil dari lilitan kawat tembaga.
Keduanya, baik core maupun coil direndam dengan minyak trafo
sebagai pendingin dan isolasi. Perubahan tegangan akan sebanding
dengan jumlah lilitan kawatnya. Biasanya tegangan input
transformer diberikan tinggi agar didapat ampere yang rendah pada
jalur transmisi, sehingga tidak dibutuhkan kabel (penghantar) yang
besar. Tegangan input yang tinggi akan diturunkan dengan
menggunakan step-down transformer sampai dengan tegangan
yang dibutuhkan oleh motor.

11
Gambar 2.4 Transformer
(2013 , Alwan Bate Bandera, Pengenalan Peralatan ESP)

2.2.2 Peralatan bawah Permukaan (Sub Surface)


1. Motor Listrik (Eletric Motor)
Jenis motor Pompa ESP adalah motor listrik induksi dua
kutub tiga fasa yang diisi dengan minyak Pelumas khusus yang
mempunyai tahanan listrik (dielectric strength) tinggi. Dipasang
paling bawah dari rangkaian, dan motor tersebut digerakkan oleh
arus listrik yang dikirim melalui kabel dari permukaan. Motor
berfungsi untuk menggerakan pompa dengan mengubah tenaga
listrik menjadi tenaga mekanik. Fungsi dari minyak tersebut
adalah:
a. Sebagai pelumas
b. Sebagai tahanan (isolasi)
c. Sebagai Media penghatar panas motor yang ditimbulkan oleh
perputaran rotor ketika motor tersebut sedang bekerja.
Jadi minyak tersebut harus mempunyai spesifikasi tertentu
yang biasanya sudah ditentukan oleh pabrik, yaitu berwarna jernih,
tidak mengandung bahan kimia, di electric strength tinggi,
lubricant dan tahan panas. Minyak yang diisikan akan mengisi
semua celah-celah yang ada dalam motor, yaitu antara rotor dan
stator. Motor berfungsi sebagai tenaga penggerak pompa (prime

12
mover), secara garis besar motor ini mempunyai dua bagian pokok,
yaitu
1. Stator
Stator Assembly adalah rangkaian komponen yang tidak
bergerak. Bentuknya seperti baja melingkar yang dililit oleh
kawat. Terdiri dari 3 komponen utama, housing, laminations,
dan windings.
Housing adalah tabung besi yang menutupi semua
komponen motor lainnya. Berfungsi sebagai cover dan
pelindung utama. Bagian ini adalah bagian yang langsung
bersentuhan dengan fluida formasi. Panas atau kalor dari hasil
penggerakan motor, akan ditransmisikan ke housing dan
kemudian dibawa oleh fluida yang terus mengalir melalui
clearance antara motor dengan casing.
Laminations adalah lembaran tipis seperti piringan yang
terbuat dari baja atau perunggu. Windings adalah kabel yang
terbuat dari Polyimid atau PEEK insulated magnet. Fungsi
utamanya untuk memberikan gaya magnet disekitar
laminations. Winding ini akan membentuk lilitan yang
mengelilingi laminations.
2. Rotor
Rotor adalah bagian yang berputar dari motor. Rotor
terdiri dari rotor lamination, copper bar, dan rotor bearing.
Rotor lamination memiliki diameter lebih kecil dari stator
lamination. Untuk copper bars didukung oleh copper dan rings.
Sedangkan bearing merupakan bagian yang vital dari motor.
Keguanaan utamanya adalah memberikan gaya axial dan radial
kepada shaft dan rotor. Tidak hanya itu, bearing juga
mempunyai fluid holes, tempat masuknya sirkulasi minyak dan
mendistribusikan pelumasan pada permukaan bearing. Jumlah
dari rotor dihitung dari horse poweer output dari motor.

13
2. Protector
Protector merupakan suatu alat yang dipasang antara intake
atau gas separator dan motor. Protector digunakan untuk
menyamakan tekanan dalam motor dengan tekanan tenggelamnya
pompa. Dengan ini mencegah rusaknya dinding motor terhadap
collapse dan juga untuk mencegah masuknya fluida sumur
kedalam motor. Protector juga memisahkan thrust pompa dari
bearing-bearing motor. Secara umum protector mempunyai 4
fungsi dasar yaitu:
1. Untuk melindungi tekanan dalam motor dari tekanan diannulus.
2. Menjaga agar fluida sumur tidak masuk kedalam motor.
3. Tempat duduknya thrust bearing (yang mempunyai bantalan
axial dari jenis marine type) untuk merendam gaya axial yang
ditimbulkan oleh pompa
4. Memberikan ruang untuk pengembangan dan
penyusutanminyak motor sebagai akibat perubahan temperatur
dari motor pada saat bekerja dan saat dimatikan.

Gambar 2.5 Protector di Tempatkan diatas Motor


( 2009 ,Schlumberger, Tinjauan ESP)

3. Intake / Gas Separator


Gas Separator digunakan apabila sumur mempunyai
konsentrasi gas yang tinggi dan untuk menghindari timbulnya
gas lock pada pompa yang akhirnya pompa akan underload jika

14
tidak cukup fluida yang dihisap sehingga load dari motor akan jauh
berkurang.Sebelum memasuki pompa, minyak melalui intake yang
mempunyai port berbentuk lubang untuk menyalurkan minyak
masuk kedalam pompa. Intake/gas separator dipasang antara
pompa dan protector. Pemakaian intake atau gas separator
tergantung jumlah gas yang masuk ke dalam pompa. Pompa harus
disuplay dengan fluida dalam hal ini berbentuk cairan dan sedapat
mungkin bebas dari gas.
Berdasarkan penggunaanya ada dua jenis intake section
yang umum digunakan, Standar Intake dan Gas Separator (GS).
Standar intake biasa digunakan jika kandungan gas tidak terlalu
tinggi. Digunakan karena jelas lebih murah operasionalnya dari
pada menggunakan GS. Hal penting yang harus ada pada standar
intake adalah adanya lubang tempat masuk fluida, adanya saringan
atau screen untuk menyaring partikel-partikel berukuran besar
agar tidak masuk ke pompa, dan adanya terusan shaft dari motor
yang mentransmisikan putaran ke pompa. Ada dua tipe standar
intake yang umum digunakan, yaitu tipe Integral Standar Intake
dan tipe Bolt-on Standar Intake. Integral standar intake biasa
digunakan pada pompa berukuran besar, seri 562 keatas.
Gas Separator harus digunakan jika kandungan gas relative
tinggi karena kalau tidak, keberadaan gas akan menyebabkan
efektifitas kerja pompa berkurang bahkan bisa menyebabkan
pompa kehilangan daya angkat sama sekali sehingga terjadi under
load. Perlu diketahui bahwa GS juga merupakan intake, hanya saja
sudah dimodifikasi agar mampu memisahkan free gas dari fluida
formasi agar gas tidak ikut masuk ke pompa. Gas hasil pemisahan
biasanya dialirkan ke permukaan melalui annulus antara tubing
dengan separator. Ada dua macam tipe dari Gas
Separator yang umum digunakan, yaitu tipe Aliran Berlawanan
(Reverse Flow type) dan tipe Berputar (Rotary Type).

15
Gambar 2.6 Rangkaian Gas Separator
(2010, Slide, Electric Submersible Pump)

4. Pump Unit
Unit pompa merupakan Multistages Centrifugal Pump, yang
terdiri dari: impeller, diffuser, shaft (tangkai) dan housing (rumah
pompa). Di dalam housing pompa terdapat sejumlah stage, dimana
tiap stage terdiri dan satu impeller dan satu diffuser. Jumlah stage
yang dipasang pada setiap pompa akan dikorelasi langsung dengan
Head Capacity dari pompa tersebut.
Dalam pemasangannya bisa menggunakan Iebih atau satu
(tandem) tergantung dari Head Capacity yang dibutuhkan untuk
menaikkan fluida dari lubang sumur kepermukaan. Impeller
merupakan bagian yang bergerak, sedangkan diffuser adalah
bagian yang diam. Seluruh stage disusun secara vertikal, dimana
masing-masing stage dipasang tegak lurus pada poros pompa yang
berputar pada housing.

16
Gambar 2.7 Bagian-bagian dari sebuah Pompa
(2010, Slide, Electric Submersible Pump)

Prinsip kerja pompa ini, yaitu fluida yang masuk kedalam


pompa melalui intake yang akan diterima oleh stage paling bawah
dari pompa kemudian impeller akan mendorongnya masuk,
sebagai akibat proses centrifugal, maka fluida tersebut akan
terlempar keluar dan diterima oleh diffuser. Oleh diffuser,
tenaga kinetis (velocity) fluida akan diubah menjadi tenaga
potensial (tekanan) dan diarahkan ke stage selanjutnya.
5. Check Valve
Check valve biasanya dipasang pada tubing (2 – 3 joint) di
atas pompa. Bertujuan untuk menjaga fluida tetap berada di atas
pompa. Jika check valve tidak dipasang maka kebocoran fluida dari
tubing (kehilangan fluida) akan melalui pompa yang dapat
menyebabkan aliran balik dari fluida yang naik ke atas, sebab
aliran balik (back flow) tersebut membuat putaran impeller
berbalik arah, dan dapat menyebabkan motor terbakar atau rusak.
Jadi umumnya check valve digunakan agar tubing tetap terisi
penuh dengan fluida sewaktu pompa mati dan mencegah supaya
fluida tidak turun ke bawah.
6. Bleeder Valve

17
Bleeder valve dipasang satu joint di atas check valve,
mempunyai fungsi mencegah minyak keluar pada saat tubing
dicabut. Fluida akan keluar melalui bleeder valve.
7. Centralizer
Berfungsi untuk menjaga kedudukan pompa agar tidak
bergeser atau selalu di tengah-tengah pada saat pompa beroperasi,
sehingga kerusakan kabel karena gesekan dapat dicegah
.
8. PSI Unit
PSI atau Pressure Sensing Instrument adalah suatu alat
yang mencatat tekanan dan temperatur dalam sumur. Secara umum
PSI Unit mempunyai 2 komponen pokok, yaitu:
1. PSI Down Hole Unit
Dipasang di bawah motor Type Upper atau Center Tandem,
karena alat ini dihubungkan dari Electric Motor yang
seolaholah merupakan bagian dari motor tesebut
2. PSI Surface Readout
Merupakan bagian dari system yang mengontrol kerja Down
Hole Unit serta menampakkan (Display) informasi yang
diambil dari Down Hole Unit.
9. Electric Cable
Cable merupakan komponen penting dalam menyalurkan
arus listrik dari permukaan ke pompa di dasar sumur. Untuk ESP
dibuat dari tembaga dan alumunium, kabel Al lebih murah dan
tahan korosi, tetapi lebih mudah patah dan sukar disambung
kembali. Bentuknya ada 2 macam yaitu bulat dan flat. Yang bulat
diletakkan pada tubing sedangkan yang flat untuk sekitar pompa
dan protector kearah motornya.
Kabel yang digunakan harus berdiameter kecil, tahanan
listrik sedikit, tahan karat, dan bisa digulung. Dalam pemilihan
kabel dianjurkan penurunan tegangannya dibawah 30 volts per

18
1000 ft. Kabel dengan bungkus polyethylene mempunyai toleransi
temperature sampai 130 F, polypropylene dengan armor sampai
180 F, dan EPR lead sheath sampai 250 F. Kabel standar didesain
untuk maksimum temperatur 167 F dan 10 tahun masa pakai.

Gambar 2.8 Round Cable dan Flat Cable


(2010, Slide, Electric Submersible Pump)

2.4 Alasan Penggunaan Electrical Submersible Pump


Berikut beberapa alasan metode Electric Submersibe Pump (ESP)
digunakan:
1. Jenis pompa ini dapat digunakan pada sumur-sumur yang relatif
dalamdengan laju produksi dari 200 BFPD sampai 60.000 BFPD.
2. Electrical submersible pump cocok digunakan untuk sumur dengan
kedalaman hingga 15000 ft.

19
3. Gas Oil Rate (GOR) yang rendah.
4. Panas yang dimiliki electrik motor dapat menurunkan viskositas
produksi fluida, dimana dapat mencairkan fluida dari sifat parafin.
5. Dapat digunakan sebagai sumur injeksi dengan membalikan arah
putarandari impeller.
6. Jenis pompa ini cocok untuk dipasang pada kondisi temperatur
tinggihingga 250oF.
7. Dapat digunakan untuk sumur berarah (directional well) dengan
memasang centralizer.
8. Dapat digunakan pada sumur korosif dengan syarat memasang Resistant
Coning Housing.
2.5 Problem pada Electrical Sumbersibel Pump
1. Problem pasir
Untuk sumur-sumur yang memproduksi dari lapisan batuan pasir
yang kurang kompak (sementasinya kurang baik), rate yang terlalu besar
akan menyebabkan batuan tererosi sehingga problem pasir mungkin
timbul.
2. Water coning
Bila reservoirnya water drive, rate yang berlebihan bisa
menyebabkan terjadinya water coning. ESP memungkinkan rate yang
besar dengan memasang pompa yang besar.
3. Cavitation dan gas lock
Bila reservoirnya solution gas drive, rate yang kebesaran akan
menghasilkan Pwf turun mencapai bubble point. Bila tidak dipasang gas
separator yang sesuai bisa timbul cavitasi atau gas lock. Cavitasi timbul
bila gas timbul di dalam impeller dan menyebabkan vibrasi yang akan
merusak bearing. Bila gas nya dalam jumlah besar akan timbul gas lock
yang akan memblock aliran.
4. Dynamic fluid level dekat dengan kedalaman pompa
Pada rate besar dynamic fluid level akan turun terus sehingga bisa
sampai dekat pump intake dan pompa kemasukan gas

20
direkomendasikan pump intake 200-500 ft diatas pompa.
5. Pendinginan motor
Pendinginan motor dari luar dilakukan oleh aliran produksi
melewati dinding luar motor. Agar pendinginan sempurna maka
kecepatan aliran melewati motor harus paling rendah 1 ft/sec.
6. Perubahan-perubahan fluida reservoir
a. SG berubah bila water cut berubah. Perubahan sg akan berakibat
perubahan HP yang diperlukan sehingga merubah ampere.
b. Viscositas berubah bila temperature turun atau karena gas
sudahmeninggalkan cairan, juga bisa terjadi karena adanya emulsi.
Naiknya viscosity akan menaikkan friction loss dan berakibat naiknya
discharge head. Naiknya discharge head akan menaikkan HP dan
ampere.
Terbentuknya endapan scale atau paraffin. Perubahan
temperatur dan pressure di reservoir bisa mengakibatkan endapan
scale atau paraffin.

21
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
1. Electric submersible pump yang merupakan jenis artificial lift dengan harga
yang cukup mahal dibandingkan dengan pengangkatan buatan lainnya,
2. Electrical Submersible Pump (ESP) , diperuntukan umtuk sumur dengan volume
produksi yang tinggi pada tekanan dasar sumur yang relatif rendah.
3. Macam-macam alat permukaan (surface), antara lain , Well Head,Junction box,
Switchboard, Transformer.
4. Macam-macam alat bawah permukaan (sub-surface), antara lain, Motor listrik
(electric motor), Protector, Intake / GAS Separator, Pump Unit, Check
Valve,Bleeder Valve , Centralizer, PSI Unit, Electric Cable.

22
Referensi

http://remonagustamas.blogspot.com/2014/12/peralatan-esp.html?m=1#

23

Anda mungkin juga menyukai