Resume Lelang
Resume Lelang
to sell their items to many potential buyers. Sellers and buyers can be
Lelang Penjualan
lelang, dan para pembeli akan terus menawar barang tersebut. Tawaran
pertama mencari harga terendah atas berbagai barang dan jasa yang
tersedia; pelanggan dalam jenis kedua mencari akses ke produk atau jasa
yang unik.
4) Vendu Reglement (Stbl. Tahun 1908 Nomor 189 diubah dengan Stbl.
1940 Nomor 56) yang masih berlaku saat ini sebagai dasar hukum
mengenai pelelangan atau penjualan itu, atau diizinkan untuk ikut serta,
atau orang lain pada penjualan tersebut, atau oleh model penjualan lain
yang sebenarnya.
Pengumuman Lelang
saat mana seseorang hendak menjual sesuatu atau lebih dari satu barang,
kesempatan lenyap".54
waktu, tempat, para pihak dan persyaratan dari lelang dan suatu
11) Krishna, Vijay (2002), Auction Theory, San Diego, USA: Academic
Press.
(Lelang adalah proses jual-beli barang atau jasa dengan penawaran harga
penawar tertinggi. Kata "lelang" berasal dari bahasa Latin augeō, yang
penjual dan berfungsi sebagai agen jika properti tadi sudah laku, dia juga
agen si pembeli dalam pengertian yang mengikat kedua belah pihak yang
pelaku pasar
Lelang Penjualan Hak Manfaat (Mekanisme Penunjukkan Mitra Penerima
Hak Manfaat)
"Penetapan mitra Bangun Guna Serah (BGS) atau mitra Bangun Serah
di mana peran pembeli dan penjual dibalik. Dalam lelang penjualan (juga
bersaing online secara real time dan mengubah cara perusahaan dan
memasok
gabungan
Konstruksi/Jasa Lainnya.
sealed bid tender (penawaran bermaterai yang mana peserta tidak bisa
menurunkan harga).
Akta lelang
Berdasarkan pasal 1867 KUHPerdata akta dibagi menjadi dua, yaitu akta
otentik dan akta di bawah tangan. Akta dibawah tangan adalah Akta tidak
otentik. Kata-kata «dibawah tangan» adalah terjemahan harfiyah dari
bahasa aslinya bahasa belanda yaitu onderhandsh acte, dikatakan akta
tidak otentik karena tidak dibuat oleh atau dihadapan pejabat yang
berwenang untuk itu, melainkan dibuat sendiri oleh pihak yang
berkepentingan dengan tujuan dijadikan alat bukti. Selanjutnya pasal 1857
KUHPerdata mengatur bahwa akta di bawah tangan dapat menjadi alat
pembuktian yang sempurna seperti akta otentik terhadap orang yang
menandatangani serta para ahli warisnya dan orang-orang yang
mendapatkan hak darinya hanya apabila tanda tangan dalam akta di
bawah tangan tersebut diakui oleh orang terhadap siapa tulisan itu hendak
dipakai.
Pasal 41 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014
mengatur bahwa akta otentik yang dibuat oleh notaris, jika dalam
Adie Marthin Stefin, SH menguraikan empat alasan batal demi hukum, sebagai
berikut:74
hukum.
Untuk membahas kebatalan mutlak dan kaitannya dengan akta lelang perlu
dibahas pasal 617 KUHPerdata. Pasal ini terdiri dari 2 alinea (ayat): Pasal 617 ayat
(1) menegaskan dalam hal "semua akta
barang tak bergerak harus dibuat dalam bentuk otentik, atau ancaman
kebatalan."
maka harus dilakukan dengan akta otentik dihadapan pejabat umum, dengan
demikian selain dengan akta otentik tersebut maka diancam dengan kebatalan.
Keunikan akta otentik yang terkait dengan lelang diuraikan dalam Pasal
617 ayat (2): "tiap petikan dalam bentuk biasa dari rol atau daftar kantor
perantaraan kantor tersebut menurut peraturan yang telah ada atau yang akan
diadakan harus dianggap sebagai akta otentik." Ayat kedua ini merupakan
pengecualian dari ayat pertama. Jika ayat pertama memuat kebatalan mutlak
dalam hal suatu penjualan barang tetap yang dilaksanakan tanpa akta otentik,
a. Pembuat Akta Lelang tidak harus orang yang telah diangkat sebagai
bisa oleh pegawai khusus yang diberi penugasan oleh Kepala Kantor
Lelang. Hal ini sebenarnya telah dianut oleh Vendu Reglement terutama
76
lelang." Hal ini tentu telah disadari oleh pemerintah kolonial bahwa
meliputi bagian Kepala, Badan dan Kaki, hal mana mengikuti kelaziman dalam
pembuatan akta jual beli. Namun hal tersebut tentu tidak harus
sebelumnya.
ditentukan oleh kehandalan mekanisme lelang itu sendiri, hal ini sejalan
dengan Pasal 617 ayat (2) yang menegaskan, “tiap petikan dari...rol atau
Staatsblad Tahun 1916 No.583, yang pada alinea pertama berbunyi, “tiap
a. Akta Lelang sebagai Akta Otentik, yang dibuat oleh Pejabat Lelang
otentik. Dibuat untuk transaksi barang bergerak. Akta ini dibuat atau
Sebagai akte otentik, maka Grosse Akta Lelang sama dengan putusan hakim
dalam perkara perdata yang telah berkekuatan hukum tetap (in kracht van
gewijsde).
Pejabat lelang
Dalam proses lelang, selalu ada figur yang berperan sebagai pengesah/pemutus
transaksi lelang. Figur tersebut menurut sistem Vendu Reglement disebut sebagai
Vendu Meester (Pejabat Lelang) yang statusnya disetarakan dengan Pejabat
Umum
Vendu Reglement dan Vendu Instruksi tidak memberikan definisi tentang Pejabat
Lelang, namun membagi Pejabat Lelang menjadi 2 (dua) kelas,
yang termasuk Pejabat Lelang Kelas I adalah: pertama Pejabat Pemerintah yang
diangkat khusus untuk itu, dan kedua penerima uang kas negara, yang kepadanya
ditugaskan sebagai Pejabat Lelang. Sedangkan yang termasuk Pejabat Lelang
Kelas 2 yaitu, pertama Pejabat Negara, selain yang disebutkan dalam ayat 1 pasal
ini, yang menjabat pekerjaan, yang diikatkan jabatan Pejabat Lelang, kedua orang-
orang yang khusus diangkat untuk jabatan ini.
e. Lelang Frekuensi. Pelaksanaan lelang dilaksanakan oleh Tim Seleksi sesuai Pasal
9 Permenkominfo Nomor 20 Tahun 2017 tentang tentang Tata Cara Seleksi
Pengguna Pita Frekuensi Radio 2,1 GHz Untuk Penyelenggaraan Jaringan Bergerak
Seluler.
f. Lelang Barang Tidak Berwujud terutama berupa hak manfaat. Ini merupakan
jenis lelang yang banyak ragamnya dan diatur secara sektoral. Dilaksanakan oleh
Kementerian teknis dengan membentuk panitia lelang. Termasuk didalamnya
adalah lelang konsesi, pemanfaatan aset, hak pengelolaan hutan dan sebagainya.
g. Lelang oleh media daring, dilakukan terhadap barang bergerak sebagai varian
dari jual beli e-commerce. Dilaksanakan dengan “mesin” tanpa melibatkan
Pejabat Lelang/Juru Lelang/Tim Lelang.
a. Pelelang hanya dapat diperiksa pidana oleh instansi yang berwenang setelah
dinyatakan bersalah oleh organisasi profesi;
b. Pejabat atau Pegawai pada Operator Lelang Negara dan Pelelang Negara yang
telah melaksanakan pekerjaannya mendapat perlindungan hukum sesuai undang-
undang yang mengatur administrasi negara dan Aparatur Sipil Negara
a) Belum ada perlindungan hukum bagi Operator Lelang dan Pembeli yang
beritikad baik atas kepemilikan barang yang dibeli melalui lelang. Terbukti masih
besarnya gugatan kepada KPKNL dan Pembeli yang diajukan ke Pengadilan, jenis
pokok perkara yang paling banyak dijadikan dasar gugatan adalah perkara terkait
pelaksanaan lelang eksekusi hak tanggungan sebanyak 2.818 perkara. Perkara
mengenai lelang eksekusi hak tanggungan pada umumnya digunakan untuk
mendapat putusan provisionil/sela yang menunda pelaksanaan lelang
E) Produk hukum pelelangan berupa Akta Lelang/Risalah Lelang masih satu pola
dan belum memperhatikan keragaman transaksi dan kepraktisan untuk
kepentingan dunia perdagangan, termasuk untuk kepentingan transaksi digital;
f) Hak-hak dan kewajiban Penjual dan Pembeli belum diatur jelas dalam Vendu
Reglement.
a) Untuk lelang barang gadai oleh PT. (persero) belum ada landasan hukum untuk
melaksanakan lelang secara on-line melalui internet;
b) Untuk pelaksanaan lelang barang gadai oleh PT. Pegadaian (persero) belum ada
standarisasi kualitas Juru Lelang; 139
c) Masih adanya double instansi yang mengurus Tempat Pelelangan Ikan (TPI),
yaitu koperasi atau Dinas Pemda terkait. Perlu landasan hukum yang kokoh agar
TPI dimiliki dan dikelola oleh Koperasi Perikanan agar kesejahteraan nelayan dan
masyarakat membaik.
Para pihak yang terlibat dalam lelang, selain pemerintah selaku Regulator, adalah:
b. Penjual Barang, yaitu berarti warga negara, badan hukum atau organisasi lain
yang menyerahkan barang atau hak milik mereka untuk dilelang ke broker lelang
(Pasal 25). Penjual memiliki hak untuk menetapkan harga limit dari suatu subjek
lelang dan mewajibkan broker lelang untuk merahasiakannya (Pasal 28). Penjual
barang yang menarik objek lelang harus membayar broker lelang biaya yang
disepakati atau, jika tidak adanya biaya yang disepakati, biaya yang wajar (Pasal
29)
c. Peserta Lelang, yaitu warga negara, badan hukum atau organisasi lain yang
mengajukan pesertaan untuk membeli lelang (Pasal 32). Peserta Lelang yang akan
ikut lelang harus memenuhi persyaratan sesuai ketentuan (Pasal 33). Peserta
Lelang dapat mengajukan pesertaan baik oleh mereka sendiri atau oleh agen
mereka (Pasal 34). Peserta atau agen dan broker lelang dilarang saling
bekerjasama satu sama lain untuk merugikan kepentingan orang lain (Pasal 37),
jika melanggar akan dihukum dengan denda dan pembatalan lelang (Pasal 65).
d. Pembeli Lelang, yaitu peserta lelang yang membuat penawaran tertinggi (Pasal
38). Pembeli lelang yang tidak dapat memperoleh barang yang dilelang sesuai
dengan perjanjian, memiliki hak untuk menuntut broker lelang atau penjual untuk
memikul tanggung jawab atas pelanggaran kontrak (Pasal 40).
Pengumuman Lelang dilakukan oleh Broker lelang tujuh hari sebelum hari lelang
(Pasal 45) melalui surat kabar atau media berita lainnya (Pasal 47). Pengumuman
Lelang harus memuat (Pasal 46):
(1) waktu dan tempat kapan dan di mana lelang akan diadakan;
(3) waktu dan tempat kapan dan di mana subjek lelang akan dipamerkan;
(4) formalitas yang harus dilalui untuk mengambil bagian sebagai peserta; dan
Proses pelaksanaan lelang dapat dijelaskan sebagai berikut: Juru lelang harus,
sebelum lelang, mengumumkan aturan lelang dan poin untuk perhatian (Pasal
49). Jika tidak ada harga limit untuk subjek lelang, juru lelang harus memberikan
fakta sebelum pelelangan (Pasal 50). Dalam kasus harga limit, jika tawaran
tertinggi gagal mencapai harga limit, tawaran itu tidak akan berpengaruh dan juru
lelang harus menghentikan lelang subjek yang relevan (Pasal 50). Setelah
pemenang ditentukan, Penjual dan Broker harus menandatangani konfirmasi
penjualan (Pasal 52), selanjutnya berdasarkan Pasal 53 broker lelang harus
membuat catatan lelang tertulis yang ditandatangani oleh juru lelang, pencatat,
dan pembeli, jika ada. Dalam hal objek lelang memerlukan formalitas untuk
perubahan sertifikat atau lisensi atau balik nama sesuai hukum, maka Pembeli
dan Penjual harus melalui formalitas dengan departemen administrasi dengan
menyajikan bukti penjualan lelang yang dikeluarkan oleh broker lelang dan materi
terkait lainnya (Pasal 55). Broker Lelang memungut komisi dari Penjual dan
Pembeli sesuai perjanjian (Pasal 56). Undang-Undang Lelang RRT memberikan
sanksi tegas kepada Broker lelang yang melanggar hukum, seperti ganti rugi (Pasal
61), pencabutan izin usaha (Pasal 62) dan penyitaan pendapatan lelang (Pasal 63).
Di negara bagian New South Wales, ketentuan tentang Lelang Pembelian (reverse
auction) diatur cukup lengkap. Berdasarkan ketentuan Chapter 7, “Dewan
Pengadaan New South Wales,” selanjutnya disebut Dewan, bertindak selaku
Regulator pengadaan barang dan jasa di NSW. Dewan terdiri dari Direktur
Jenderal Keuangan dan Jasa, selaku Ketua Dewan, serta sekurang -kurangnya 6
(enam) Kepala Divisi (Pasal 138). Dewan bertanggungjawab kepada Menteri,
tunduk pada arahannya (Pasal 139) dan melaporkan pekerjaanya setiap tanggal
31 Oktober per tahun kepada Menteri (Pasal 143).
3. jenis kontrak untuk pengadaan barang dan jasa yang diperlukan tender;
5. hal hal yang berkaitan dengan prosedur pengadaan yang timbul dari keluhan
tentang kegiatan pengadaan dari instansi pemerintah
(Reverse auction adalah metode pengadaan lain yang tersedia untuk NSW Agensi
pemerintahan. Agen harus mempertimbangkan penggunaan reverse auction
hanya ketika itu masuk akal bisnis yang baik untuk melakukannya). Reverse
Auction dapat digunakan dalam situasi berikut:
1. sebagai bagian dari proses tender, di mana tidak ada panel, periodisasi atau
kontrak penggunaan umum
3. (sebagai tahap kedua dari proses tender dua tahap, di mana harga adalah
kriteria seleksi yang tersisa).
4. (tidak ada atau dampak terbatas dari biaya “seumur hidup” atau pertimbangan
lain).
5. (tidak ada layanan atau manfaat tambahan yang ditentukan dalam persyaratan,
misalnya tidak boleh ada komponen buruh termasuk persyaratan untuk layanan
pemasangan).
1. produk utama bangunan (mis. bijih besi, agregat jalan, bahan bangunan, pipa
tembaga)
3. kertas fotokopi
Namun, ada beberapa resiko yang perlu diperhatikan dalam penggunaan reverse
auction ini, yaitu:
1. bahwa reverse auction adalah hal baru sehingga belum banyak mempunyai
sejarah keberhasilan;
2. terfokus pada harga (sehingga tidak bisa mengkompetisikan faktor non harga);
3. dalam kasus pembelian/pengadaan barang dan jasa yang rumit, reverse auction
memang sebagai penentu pemenang, namun tidak bisa berdiri sendiri karena
harus digabungkan dengan metode lain misalnya dengan metode kualifikasi
supplier;
4. karena fokus utama adalah harga terendah, maka reverse auction akan lebih
berpihak pada perusahaan besar karena mereka punya stock persediaan yang
berlimpah tentu dengan harga murah;
7. Dsb.
6. select the successful supplier and place the order (pilih pemasok yang berhasil
dan tempatkan pesanan)
Landasan Filosofis
Dari seluruh keterkaitan hukum positif, bahwa saaat ini masih berdasarkan vendu
reglement yang perlu di modernisasi agar lelang mempunyai peranan penting
dalam upaya penegakan hukum dan pembangunan ekonomi di Indonesia maka
dapat ditinjau dari 3 landasan berikut.
Karena esensi dari pembangunan itu adalah perubahan, hukum harus berada di
depan mengawal perubahan tersebut. Hukum bukan hanya sebagai pengikut,
melainkan harus menjadi penggerak utama dari pembangunan
Untuk memahami relasi dan interaksi antara hukum dan pembangunan, perlu
menekankan dua hal yaitu:
Dalam hal ini peraturan perundang-undangan sebagai wujud konkret dan sarana
utama dalam melakukan pembaharuan masyarakat (social engineering
3) lelang dapat mewujudkan transaksi yang mudah, efektif, transparan, dan dapat
dipertanggungjawabkan Mudah karena adanya prosedur yang selalu diperbaharui
sehingga Penjual dan Pembeli dapat melakukan permohonan penjualan lelang
dan mengajukan penawaran sesuai standar yang telah dibakukan dalam suatu
marketplace yang terintegrasi
Landasan Sosiologis
Di lain pihak, untuk memenuhi tuntutan masyarakat sudah tidak memadai lagi
undang-undang lama yang berpola pelayanan lelang secara konvensional, karena
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mempengaruhi
kehidupan asyarakat termasuk dalam melakukan transaksi jual beli barang.
Owning economy adalah bisnis yang digerakkan oleh korporasi serta segala
sumber daya baik manusia maupun modal dimiliki oleh korporasi mulai dari
tanah, gedung, pabrik, dan bahan baku.
Pola sharing economy lebih kepada mempersilahkan orang lain yang lebih
memerlukan untuk menikmati aset pribadi. Tujuannya agar aset tersebut menjadi
produktif, tidak idle atau menganggur.
Landasan Yuridis
Vendu Reglement dan Vendu Instructie yang terbentuk sejak tahun 1908. Vendu
Reglement terdiri dari 49 Pasal dengan rincian: 9 Pasal sudah dicabut, 19 Pasal
sudah tidak aktif dan 21 pasal masih aktif dengan berbagai penyesuaian.
4) Sebagai media bagi para pihak untuk menghindari kecurangan. Sistem lelang
yang kredibel juga dapat dipakai untuk mendukung upaya pemerintah dalam
mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang (money laundering)
Sasaran yang akan diwujudkan dengan Undang- Undang tentang Lelang adalah
untuk memberikan landasan hukum yang kuat untuk menjamin hak dan
kewajiban para pihak yang menggunakan lelang
Ruang lingkup yang menjadi muatan materi Undang- Undang tentang Lelang
terdiri dari
2. Ketentuan Umum
b. Lelang Penjualan adalah lelang yang digunakan oleh pemohon lelang selaku
calon Penjual atau calon Pemberi Manfaat sebagai saluran penjualan atau
pemanfaatan ke calon pembeli atau Penerima Manfaat yang akan bersaing untuk
mencapai harga tertinggi.
c. Lelang Pembelian adalah lelang yang digunakan oleh Pemohon Lelang selaku
calon Pembeli atau calon Pemberi Manfaat sebagai saluran pembelian atau
pemanfaatan ke calon Penjual/Penyedia/Penerima Manfaat yang akan bersaing
untuk mencapai harga terendah
d. Objek Lelang adalah adalah barang dan jasa yang dapat dipindahtangankan dan
memiliki nilai ekonomis.
e. Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak
maupun tidak bergerak, dapat dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan dan
setiap hak yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan,
oleh Pembeli, Penyedia atau Penerima Manfaat
f. Jasa adalah adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu
pihak pada pihak lain yang tidak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan
sesuatu, berupa jasa pekerjaan kontruksi, jasa konsultansi dan jasa lainnya.
g. Pelelang adalah pejabat umum yang diangkat dan diberi wewenang oleh
Menteri untuk membuat akta lelang dan kewenangan lainnya menurut undang-
undang ini atau peraturan perundang-undangan lainnya.
h. Regulator Lelang adalah Menteri atau Kepala Lembaga yang mempunyai tugas,
tanggung jawab dan kewenangan menyusun ketentuan dan standardisasi teknis
di bidang lelang berdasarkan Undang-Undang ini.
k. Perusahaan Jasa Lelang adalah Badan Hukum Indonesia yang khusus didirikan
untuk melakukan kegiatan usaha sebagai Operator Lelang.
m. Pemilik Barang adalah orang atau badan yang memiliki hak kepemilikan atas
suatu barang yang dilelang.
n. Peserta Lelang adalah orang yang bertindak atas namanya sendiri atau sebagai
kuasa dari pihak lain, yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti lelang
o. Pemenang Lelang adalah orang atau badan yang ditunjuk dan ditetapkan
sebagai Pembeli/Penyedia/Penerima Manfaat dalam suatu pelelangan.
p. Pembeli adalah orang atau badan yang melakukan penawaran tertinggi yang
ditunjuk dan ditetapkan sebagai pemenang dalam lelang penjualan.
q. Penyedia adalah orang atau badan yang melakukan penawaran paling rendah
atau paling menguntungkan dan ditetapkan sebagai pemenang dalam lelang
pembelian.
s. Akta Lelang adalah bukti pelaksanaan lelang yang merupakan akta otentik yang
memberikan kekuatan pembuktian sempurna bagi para pihak.
t. Grosse Akta Lelang adalah salinan asli dari Akta Lelang yang memuat titel
eksekutorial dengan irah-irah "DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG
MAHA ESA".
b. Lelang Pembelian
3. Asas Pelelangan
a. keterbukaan;
b. keadilan;
d. efisiensi;
e. akuntabilitas;
f. manfaat;
g.itikad baik;
h. kompetitif.