Anda di halaman 1dari 10

2.

1 Definisi Etika Keperawatan

Menurut Suhaemi (2010), Kata etika berasal dari Yunani, yaitu Ethos, yang
berhubungan dengan pertimbangan pembuat keputusan, benar atau tidaknya suatu perbuatan
karena tidak ada undang-undang atau peraturan yang menegaskan hal yang harus dilakukan.
Etika berbagai profesi digariskan dalam kode etik yang bersumber dari martabat dan hak
manusia (yang memiliki sikap menerima) dan kepercayaan dari profesi. Profesi menyusun
kode etik berdasarkan penghormatan atas nilai dan situasi individu yang dilayani.

Kode etik disusun dan disahkan oleh organisasi atau wadah yang membina profesi
tertentu baik secara nasional maupun internasional. Kode etik menerapkan konsep etis
Karena profesi bertanggung jawab pada manusia dan menghargai kepercayaan serta nilai
individu. Kata seperti etika, hak asasi, tanggung jawab, mudah didefinisikan, tetapi kadang-
kadang tidak jelas letak istilah tersebut diterapkan dalam suatu situasi. Contoh : benarkah
dipandang dari segi etis, hak asasi, dan tanggung jawab bila profesional kesehatan
menghentikan upaya penyelamatan hidup pada pasien yang mengidap penyakit yang pasti
membawa kematian?

Faktor teknologi yang meningkat, ilmu pengetahuan yang berkembang (pemakaian


mesin dan teknik memperpanjang usia, legalisasi abortus, pencangkokan organ manusia,
pengetahuan biologi dan genetika, penelitian yang menggunakan subjek manusia) ini
memerlukan pertimbangan yang menyangkut nilai, hak-hak manusia, dan tanggung jawab
profesi. Organisasi profesi diharapkan mampu memelihara dan menghargai, mengamalkan,
mengembangkan nilai tersebut melalui kode etik yang disusunnya.

Kadang-kadang perawat diharapkan pada situasi yang memerlukan keputusan untuk


mengambil tindakan. Perawat memberi asuhan kepada klien, keluarga, dan masyarakat ;
menerima tanggung jawab untuk membuat keadaan lingkungan fisik, sosial, dan spiritual
yang memungkinkan untuk penyembuhan; dan menekankan pencegahan penyakit; serta
meningkatkan kesehatan dengan penyuluhan kesehatan. Pelayanan kepada umat manusia
merupakan fungsi utama perawat dan dasar adanya profesi keperawatan. Kebutuhan
pelayanan keperawatan adalah universal. Pelayanan profesional berdasarkan kebutuhan
manusia karena itu tidak membedakan kebangsaan, warna kulit, politik, satatus sosial, dan
lain-lain. Keperawatan adalah pelayanan vital terhadap manusia yang menggunakan manusia
juga, yaitu perawat. Pelayanan ini berdasarkan kepercayaan bahwa perawat berbuat hal yang
benar, hal yang diperlukan, dan hal yang menguntungkan pasien dan kesehatannya. Oleh

1
karena manusia dalam interaksi bertingkah laku berbeda-beda maka diperlukan pedoman
untuk mengarahkan bagaimana harus bertindak, bagaimana perilaku manusia, dan apakah hal
dan tanggung jawabnya.

Etika memberi keputusan tentang tindakan yang diharapkan benar tepat atau
bermoral. Banyak profesi dibidang hukum, kedokteran, keperawatan, menyusun pernyataan
tentang keyakinan terhadap perilaku yang etis bagi anggotanya. Etika profesi sebagai
pedoman menumbuhkan tanggung jawab atau kewajiban bagi angngota profesi tentang hak-
hak yang diharapkan oleh orang lain. Anggota profesi memiliki pengetahuan atau
keterampilan khusus yangn dipergunakan untuk membuat keputusan yang memengaruhi
orang lain.

Organisasi profesi menggunakan hak-hak dasar manusia dan dasar hukum untuk
melindungi anggotanya dan keselamatan klien atau pasien, dengan menjamin pelayanan yang
diberikan berdasarkan standar dan pelaksana pelayanan merupakan tenaga profesional yang
berkompeten. Perawat harus membiasakan diri untuk menerapkan kode etik yang memberi
gambaran tanggung jawabnya dalam praktik keperawatan. Perawat juga harus mengerti
undang-undang dan hukum yang berhubungan dengan kesehatan kepada umum, terutama
undang-undang yang mengatur praktik keperawatan. Perawat harus juga memperhatikan
fungsi dan tanggung jawabnya, seperti yang dijelaskan oleh hukum dan yang dikeluarkan
oleh organisasi profesi keperawatan. Etika profesi keperawatan dikenal sebagai practice
discipline, yang perwujudannya dikenal melalui asuhan atau praktik keperawatan.

Perawat adalah profesi yang sifat pekerjaanya selalu berada dalam situasi yang
menyangkut hubungan antar manusia, terjadi proses interaksi serta saling memengaruhi dan
dapat memberikan dampak terhadap tiap-tiap individu yang bersangkutan.

Keperawatan sebagai suatu pelayanan profesional bertujuan untuk tercapainya


kesejahteraan manusia. Sebagai suatu profesi, perawat mempunyai kontrak sosial dengan
masyarakat. Ini berarti masyarakat memberi kepercayaan bagi perawat untuk terus menerus
memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan. Untuk menjamin
kepercayaan ini, pelayanan keperawatan harus dilandasi ilmu pengetahuan, metodologi, dan
dilandasi pula dengan etika profesi.

Etika profesi keperawatan adalah filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral
yang mendasari pelaksanaan praktik keperawatan. Etika profesi keperawatan adalah milik

2
dan dilaksanakan oleh semua anggota profesi keperawatan, yaitu perawat. Anggota profesi
keperawatan dituntut oleh sesama perawat, profesi lain, dan masyarakat sebagai penerima
pelayanan keperawatan untuk menaati dan menentukan kode etik yang telah disepakati.

Secara spesifik etika profesi memberi tuntutan praktik bagi anggota profesi dalam
melaksanakan praktik profesinya sesuai dengan standar moral yang diyakini. Disamping itu,
seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan meningkatnya kebutuhan masyarakat
mengakibatkan ruang lingkup layanan keperawatan semakin komplek untuk itu, perawat
dituntut kemampuannya untuk dapat mengambil keputusan atas dasar penalaran saintifik dan
etis.

Dalam melaksanakan praktik keperawatan, seorang perawat harus mengambil suatu


keputusan dalam upaya pelayanan keperawatan klien. Keputusan yang diambil berdasarkan
pertimbangan dan kemampuan penalaran ilmiah dan penalaran etika, hal yang baik bagi
pelayanan keperawatan klien diukur dari sudut keyakinannya sendiri, norma masyarakat, dan
standar profesional. Dalam melaksankan praktik keperawatan, perawat berhadapan dengan
manusia atau klien. Perawat meyakini bahwa klien mempunyai harga diri, martabat, dan
otonomi; dan integritas perawat harus dipertahankan dalam memberi pelayanan atau asuhan
keperawatan. Disamping itu, keperawatan mempunyai tanggung jawab untuk memciptakan
lingkungan yang kualitas pelayanannya juga ditentukan oleh pertimbangan hak, nilai budaya,
dan adat istiadat klien.

2.2 Prinsip- prinsip Etika Keperawatan

Prinsip bahwa dasar kode etik adalah menghargai hak dan martabat manusia, tidak
akan pernah berubah. Prinsip ini juga diterapkan baik dalam bidang pendidikan maupun
pekerjaan. Juga dalam hak-haknya memperoleh pelayanan kesehatan (Suhami,2010).

Apabila menghadapi suatu situasi yang melibatkan keputusan yang bersifat etis dan
moralitas, perawat hendaknya bertanya kepada dirinya sendiri:

1. Bagaimana pengaruh tindakan saya kepada pasien?


2. Bagaimana pengaruh tindakan saya terhadap atasan dan orang-orang yang bekerja
sama dengan saya?
3. Bagaimana pengaruh tindakan saya terhadap diri saya sendiri?

3
4. Bagaimana pengaruh tindakan saya terhadap profesi?

Bila jawaban atas pertanyaan diatas positif berdasarkan ukuran yang seharusnya, perilaku
yang ditampilkan akan berkenan dan sesuai dengan hak-hak pasien, dan haknya sendiri untuk
mempertahankan kewibawaan. Fungsi kode etik menurut Hipocrates :

1. Menghindari ketegangan antar-manusia


2. Memperbaiki status kepribadian
3. Menopang pertumbuhan dan perkembangan kehidupan

Kode etik penting dalam sistem pelayanan kesehatan dan dalam praktik keperawatan
menurut Kozier & Erb (1990) dalam Suhaemi, (2010):

1. Etika akan menunjukkan standar profesi untuk kegiatan keperawatan. Standar ini akan
melindungi perawat dan pasien
2. Kode etik menjadi alat untuk menyusun standar praktik profesional, memperbaiki,
dan memelihara standar tersebut
3. Kode etik adalah pedoman resmi untuk tindakan profesional, akan diikuti orang-orang
dalam profesi dan harus diterima sebagai nilai pribadi bagi anggota profesional
4. Kode etik memberi kerangka pikir kepada anggota profesi untuk membuat keputusan
dalam situasi keperawatan

Jadi, kode etik mengimbau perawat tentang hal yang boleh dilakukan dan yang tidak
boleh dilakukan.Sebetulnya bukan soal paksaan, semuanya bergantung pada perawat sendiri.
Perawat bebas mendengarkan kata hatinya bila telah menerima nilai yang baik, kata hati akan
menuntunnya, dan akan tertanam nilai moral.

Prinsip moral mempunyai peran yang penting dalam menentukan perilaku yang etis dan
dalam pemecahan masalah etik. Prinsip moral merupakan standar umum dalam melakukan
sesuatu sehingga membentuk suatu sistem etik.Prinsip moral berfungsi untuk membuat secara
spesifik apakah suatu tindakan dilarang, diperlukan, atau diizinkan dalam suatu
keadaan.Terdapat tiga prinsip moral yang sering digunakan dalam diskusi moral, yaitu
autonomy, non-maleficience, dan justice (Johnstone, 1989 dalam buku Suhaemi, 2010).

4
1. Otonomi

Otonomi berasal dari bahasa Latin, yaitu autos, yang berarti sendiri dan nomos, artinya
aturan.Otonomi berarti kemampuan untuk menentukan sendiri atau mengatur diri
sendiri.Menghargai otonomi berarti menghargai manusia sebagai sebagai seseorang yang
mempunyai harga diri dan martabat yang mampu menentukan sesuatu bagi dirinya.Prinsip
otonomi sangat penting dalam keperawatan.Perawat harus menghargai harkat dan martabat
manusia sebagai individu yang dapat memutuskan hal yang terbaik bagi dirinya. Perawat
harus melibatkan klien untuk berpartisipasi dalam membuat keputusan yang berhubungan
dengan asuhan keperawatan klien tersebut.

Beberapa tindakan yang tidak memperhatikan otonomi adalah :

1. Melakukan sesuatu bagi klien tanpa mereka diberitahu sebelumnya


2. Melakukan sesuatu tanpa memberi informasi relevan yang penting diketahui klien
dalam membuat suatu pilihan
3. Memberitahukan klien bahwa keadaanya baik, padahal terdapat gangguan atau
penyimpangan
4. Tidak memberikan informasi yang lengkap walaupun klien menghendaki informasi
tersebut
5. Memaksa klien memberi informasi tentang hal-hal yang mereka sudah tidak bersedia
menjelaskannya

Perawat yang menghargai manusia dalam penerapan otonomi, termasuk juga menghargai
profesi lain dalam lingkup tugas perawat, misalnya dokter, ahli farmasi, dan sebagainya.

2. Non-maleficience

Non-maleficience berarti tidak melukai atau tidak menimbulkan bahaya/cedera bagi


orang lain. Johnson (1989) dalam buku Suhaemi (2010) menyatakan bahwa prinsip untuk
tidak melukai orang lain berbeda dan lebih keras daripada prinsip untuk melakukan yang
baik.

Beneficience merupakan prinsip untuk melakukan yang baik dan tidak merugikan orang
lailn.Contoh : seorang klien yang mempunyai kepercayaan bahwa pemberian transfusi darah
bertentangan dengan keyakinannya, mengalami pendarahan hebat akibat penyakit hati yang
kronis. Sebelum kondisi klien bertambah berat, klien sudah memberikan pernyataan tertulis

5
kepada dokter bahwa ia tidak mau dilakukan transfuse darah. Pada suatu saat, ketika kondisi
klien bertambah buruk dan terjadi pendarahan hebat, dokter seharusnya mengintruksikan
untuk memberikan transfusi darah.Dalam hal ini, akhirnya transfusi darah tidak diberikan
karena prinsip beneficience, walaupun sebenarnya pada saat yang bersamaan terjadi
penyalahgunaan prinsip maleficienc.

3. Keadilan

Keadilan (justice) merupakan prinsip moral berlaku adil untuk semua individu. Tindakan
yang dilakukan untuk semua orang sama. Tindakan yang sama tidak selalu identic, tetapi
dalam hal ini persamaan mempunyai kontribusi yang relative sama untuk kebaikan kehidupan
seseorang. Dalam aplikasinya, prinsip moral ini tidak berdiri sendiri, tetapi bersifat
komplementer sehingga kadang-kadang menimbulkan masalah dalam berbagai situasi.

Hubungan perawat-klien.Kontak yang terus-menerus antara perawat dengan klien


membutuhkan suatu hubungan perawat-klien yang spesiifik, yang dibina atas dasar saling
percaya.Hubungan yang spesifik ini merupakan dasar dalam etika keperawatan. Hubungan
perawat klien didasarkan pada penghargaan atas harkat dan martabak manusia, penumbuhan
rasa saling percaya, cara pemecahan masalah, dan kolaborasi. Dalam hubungan perawat-
klien, perawat dapat berfungsi sebagai narasumber dalam memberi informasi yang relevan
dengan masalah klien.Perawat juga dapat berfungsi sebagai konselor, yaitu ketika klien
menjelaskan perasaannya dan hal-hal yang berkaitan dengan keadaan sakitnya.

Disamping itu, perawat juga dapat berfungsi sebagai pengganti orang tua, saudara
kandung, atau orang yang paling dekat dengan klien sehingga memungkinkan klien
mengeksplorasi perasaanya sesuai dengan sifat hubungan tersebut. Fungsi lain yang
dilaksanakan perawat adalah sebagai seorang ahli yang mempunyai pengetahuan dan
keterampilan dalam mengatasi masalah dalam kebutuhan kllien. Pada proses hubungan
perawat-klien, klien mengutarakan masalahnya dalam rangka mendapatkan pertolongan,
artinya klien mempercayakan dirinya terhadap asuhan keperawatan yang diberikan, untuk ini
perawat mempunyai kewajiban menghargai kepercayaan klien dengan memberikan asuhan
secara kompeten, melindungi harkat dan martabat klien, dan menjaga kerahasian klien.
Hubungan ini memerlukan perlakuan yang adil dan penghargaan atats hak dan kewajiban
kedua belah pihak.

6
Dalam hubungan saling percaya terdapat kewajiban untuk mengatakan kebenaran dan
kewajiban untuk tidak menipu. Perawat diharapkan berinteraksi dengan klien dengan cara
selalu mengatakan yang sebenarya. Kepercayaan ini dibutuhkan klien dalam menghadapi
keadaan sakitnya dan hal ini sangat penting dalam menjamin kolaborasi perawat-klien yang
optimal.Hubungan perawat-klien ini menjadi dasar dalam peran perawat sebagai pembela
klien.

Menurut Dalami (2010), prinsip-prinsip etika keperawatan adalah sebagai berikut:

a. Otonomy (Autonomy)

Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan
mampu membuat keputusan sendiri.Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki
kekuatan membuat sendiri,memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus
dihargai oleh orang lain.Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang,atau
dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi
merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktik
profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat
keputusan tentang perawatan dirinya.

b. Berbuat Baik (Beneficience)

Beneficience berarti,hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan


pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan
peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang dalam situasi pelayanan kesehatan,
terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.

c. Keadilan (Justice)

Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapainya sesuatu yang sama dan adil terhadap
orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral,legal,dan kemanusiaan.Nilai ini
Direfleksikan dalam praktik profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar
sesuai hukum,standar praktik dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas
pelayanan kesehatan.

d. Tidak Merugikan (Non Maleficienci)


Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis selama
perawat memberikan asuhan keperawatan pada klien dan keluarga.

7
e. Kejujuran (Veracity)

Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran.Nilai diperlukan oleh pemberi


pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk
meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan
seseorang untuk mengatakan kebenaran.Informasi harus ada agar menjadi
akurat,komprehensif,dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi
yang ada,dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan.Walaupun
demikian,terdapat beberapa argumen mengatakan adanya batasan untuk kejujuran seperti jika
kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk pemulihan atau adanya hubungan
paternalistik bahwa “doctors know best” sebab individu memiliki otonomi,mereka memiliki
hak untuk mendapatkan informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran merupakan dasar
dalam membangun hubungan saling percaya.

a. Menepati Janji (Fidelity)

Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya


terhadap orang lain.Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan
rahasia klien.Ketaatan,kesetiaan,adalah kewajiban seseorang untuk mempertahankan
komitmennya yang dibuatnya. Kesetiaan,menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode
etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan
kesehatan,mencegah penyakit,memulihkan kesehatan,dan meminimalkan penderitaan.

b. Kerahasian (Confidentiality)

Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi
klien.Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh
dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh informasi
tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien diluar area pelayanan, menyampaikan pada teman
atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan lain harus dihindari.

c. Akuntabilitas (Accountability)

Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional


dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.

8
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Etik Keperawatan

Perilaku etik keperawatan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Pendidikan: Perawat yang memiliki pendidikan yang baik dan memadai akan lebih
mampu memahami prinsip-prinsip etik keperawatan dan menerapkannya dalam praktik
sehari-hari
2. Budaya organisasi: Budaya organisasi yang mendukung prinsip-prinsip etik keperawatan
dapat mempengaruhi perilaku etik perawat
3. Karakteristik individu: Karakteristik individu seperti moral, nilai, dan sikap juga dapat
mempengaruhi perilaku etik keperawatan
4. Kode etik: Kode etik keperawatan yang telah ditetapkan juga dapat mempengaruhi
perilaku etik perawat

2.4 Dampak Perilaku Etik Keperawatan

Perilaku etik keperawatan memiliki dampak yang positif bagi pasien, perawat, dan
masyarakat. Beberapa dampak positif tersebut antara lain:

1. Kepuasan pasien:

Perawat yang menerapkan prinsip-prinsip etik keperawatan dalam praktiknya dapat


meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan

2. Pertahannya hubungan antar perawat, pasien, dan petugas kesehatan lainnya:

Perawat yang menerapkan prinsip-prinsip etik keperawatan dapat mempertahankan hubungan


yang baik antara perawat, pasien, dan petugas kesehatan lainnya

3. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan:

Perawat yang menerapkan prinsip-prinsip etik keperawatan dapat meningkatkan kualitas


pelayanan kesehatan yang diberikan

4. Meningkatkan citra profesi:

Perawat yang menerapkan prinsip-prinsip etik keperawatan dapat meningkatkan citra profesi
keperawatan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dalami, E, dkk. 2010. Etika Keperawatan. Jakarta: TIM

Nisya, R. 2013. Prinsip-prinsip Dasar Keperawatan. Jakarta: Dunia Cerdas

Suhaemi, M. 2010. Etika Keperawatan Aplikasi pada Praktik. Jakarta: EGC

Wulan,K. 2011. Pengantar Etika Keperawatan. Jakarta: PT Prestasi Pustaka Raya

Hendrik. 2013. Etika dan Hukum Kesehatan. Jakarta:EGC

10

Anda mungkin juga menyukai