Profesi Pendidikan Kelompok 4.
Profesi Pendidikan Kelompok 4.
NAMA KELOMPOK 4 :
2023
BAB I
PENDAHULUAN
Pada hakikatnya guru merupakan faktor paling dominan dalam pendidikan formal, bagi
peserta didik seorang guru dijadikan sebagai teladan, panutan dan role model, peningkatan
pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta didik. Dalam membina kemampuan peserta didik
seorang guru diharuskan memiliki kemampuan tersendiri. Adapun kemampuan yang harus
dimiliki guru meliputi kemampuan mengawasi, membina dan mengembangkan kemampuan
peserta didik baik dalam lingkup personal maupun sosial. Namun pada kenyataannya sampai saat
ini guru belum dapat melaksanakan tugas dan peranannya dengan baik sesuai yang diharapkan,
hal tersebut terjadi karena adanya beberapa faktor penghambat keberhasilan tugas dari guru.Salah
satu faktor penghambatnya adalah kurang memadahinya kemampuan seorang guru. Oleh karena
itu, guru harus senantiasa mengembangkan kemampuan dirinya. Guru harus memiliki standar
profesi dengan menguasai materi serta strategi pembelajaran dan dapat mendorong peserta
didiknya untuk belajar bersungguh-sungguh, untuk dapat memperoleh hasil yang baik dalam suatu
rangkaian kegiatan pendidikan dan pembelajaran, seorang guru dituntut untuk memiliki kualifikasi
tertentu atau yang disebut dengan kompetensi.
Kompetensi merupakan komponen terpenting yang tidak terpisahkan dari eksistensi guru
dalam melaksanakan profesinya. Sebagai makhluk sosial guru harus dapat berperilaku yang santun
dan mempunyai rasa empati yang tinggi terhadap sesama. Guru diharuskan memiliki kompetensi
sosial yang memadahi yang dikembangkan dalam kegiatan di dalam sekolah maupun di luar
sekolah yaitu kegiatan yang berlangsung di masyarakat.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
PEMBAHASAN
Dalam PP No. 19 tahun 2005 JO PP No. 32 tahun 2013, pasal 28 (3) dikemukakan bahwa
yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
Kunandar126 menyatakan bahwa kompetensi kepribadian yaitu perangkat perilaku yang berkaitan
dengan kemampuan individu dalam mewujudkan dirinya sebagai pribadi yang mandiri untuk
melakukan transformasi diri, identitas diri dan pemahaman diri. Sedangkan Hamzah B. Uno127
menyatakan bahwa kompetensi kepribadian adalah sikap kepribadian yang mantab sehingga
mampu menjadi sumber intensifikasi bagi subjek dan memiliki kepribadian yang pantas untuk
diteladani.
Guru sebagai pendidik harus dapat mempengaruhi ke arah proses itu sesuai dengan tata nilai
yang dianggap baik dan berlaku dalam masyarakat. Tata nilai termasuk norma, moral, estetika,
dan ilmu pengetahuan, mempengaruhi perilaku etik peserta didik sebagai pribadi dan anggota
masyarakat. Penerapan disiplin yang baik dalam proses pendidikan akan menghasilkan sikap
mental, watak, dan kepribadian peserta didik yang kuat. Guru dituntut harus mampu
membelajarkan peserta didik tentang disiplin diri, belajar membaca, mencintai buku, menghargai
waktu, belajar bagaimana cara belajar, mematuhi tata tertib, dan belajar bagaimana harus berbuat.
Semuanya itu akan berhasil apabila guru juga disiplin dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya.
Sebagai pribadi, guru merupakan perwujudan diri dengan seluruh keunikan karakteristik yang
sesuai dengan posisinya sebagai pemangku profesi keguruan. Kepribadian merupakan landasan
utama bagi perwujudan diri sebagai guru yang efektif baik dalam melaksanakan tugas
profesionalnya di lingkungan pendidikan dan di lingkungan kehidupan lainnya. Hal ini
mengandung makna bahwa seorang guru harus mampu mewujudkan pribadi yang efektif untuk
dapat melaksanakan fungsi dan tanggung jawabnya sebagai guru. Untuk itu, ia harus mengenal
dirinya sendiri dan mampu mengembangkannya ke arah terwujudnya pribadi yang sehat dan
paripurna (fully functioning person).
d. Memiliki kepribadian yang berwibawa, yaitu perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta
didik dan memiliki perilaku yang disegani.
e. Memiliki akhlak mulia dan menjadi teladan, dengan menampilkan tindakan yang sesuai norma
religius dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik
Seorang guru di tuntut untuk mempunyai kepribadian menarik agar mampu membangkitkan
semangat belajar anak didik dan menanamkan mentalitas pemenang dalam menapaki kehidupan
yang terjal dan penuh tantangan. Adapun beberapa indikator berkepribadian baik yang optimis
adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab
b. Tidak emosional
c. Lemah lembut
d. Tegas, tidak menakut-nakuti
e. Dekat dengan anak didik.
Kehadiran guru dalam proses pembelajaran merupakan peranan yang penting, peran guru itu
belum dapat digantikan oleh teknologi seperti radio,televisi, tape recorder, internet, komputer
maupun teknologi yang paling modern sekalipun. Banyak unsur-unsur manusiawi seperti sikap,
sistem nilai, perasan, motovasi kebiasaan, dan keteladanan yang diharapkan dari proses
pembelajaran, yang tidak dapat dapat dicapai kecuali melalui pendidik. Pendapat diatas
menyatakan bahwa betapa pentingnya peran guru, dan betapa besar tugas serta tanggung jawab
seorang guru, terutama tanggung jawab dalam pembinaan akhlak peserta didik, sehingga guru
dituntut untuk memiliki kompetensi kepribadian yang baik sehingga dapat menjadi bahan acuan
bagi peserta didik untuk meneladani segala tingkah laku guru.
Guru sebagai teladan bagi anak didiknya harus memiliki sikap dan keprbadian utuh yang
dapat dijadikan tokoh panutan idola dalam seluruh segi kehidupanya. Karenanya, guru harus
selalu berusaha memilih dan melakukan perbuatan positif agar dapat mengangkat citra baik dan
kewibawaanya, terutama didepan anak didiknya. Guru juga harus mengimpelmentasikan nilai-
nilai tinggi terutama diambilkan dari ajaran agama, misalnya jujur dalam perbuatan dan perkataan
serta memberikan keteladanan yang baik.
Dalam PP No. 19 tahun 2005 jo PP No. 32 tahun 2013 pasal 28 (3) dikemukakan bahwa yang
dimaksud kompetensi sosial adalah kemampuan guru dari sebagian masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Guru di mata masyarakat dan
peserta didik merupakan panutan yang perlu dicontoh dan merupakan suri tauladan dalam
kehidupannya sehari-hari. Guru perlu memiliki kompetensi sosial dalam rangka mendukung
efektivitas pelaksanaan proses pembelajaran. Melalui kemampuan tersebut, maka hubungan
sekolah dengan masyarakat akan berjalan dengan harmonis, sehingga hubungan saling
menguntungkan antara sekolah dan masyarakat dapat berjalan secara sinergis.
Kompetensi sosial perlu dibangun beriringan dengan kemampuan guru dalam berkomunikasi,
bekerjasama, bergaul simpatik, dan mempunyai jiwa yang menyenangkan.129 Dengan demikian,
inti dari kompetensi sosial terletak pada komunikasi, tetapi komunikasi yang dimaksud adalah
komunikasi yang efektif. Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses saling mempengaruhi
antar manusia. Komunikasi juga merupakan keseluruhan dari pada perasaan, sikap, dan harapan-
harapan yang disampaikan baik secara langsung atau tidak langsung, baik yang dilakukan secara
sadar atau tidak sadar karena komunikasi merupakan bagian integral dari proses perubahan.
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa guru memiliki tangung jawab yang besar, guru diwajibkan
untuk mengetahui serta memahami nilai, moral, dan sosial, serta berupaya bertingkah laku dan
berbuat sesuai dengan nilai dan moral tersebut. Guru harus mampu mempertanggung jawabkan
segala tindakannya dalam pembelajaran di sekolah serta dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak
hanya itu seorang guru harus memiliki kelebihan dalam menerapkan nilai spiritual, emosional,
moral, sosial, dan intelektual dalam dirinya, serta mempunyai kelebihan pemahaman ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni sesuai dengan mata pelajaran yang menjadi tanggung jawab.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam membina kemampuan peserta didik seorang guru diharuskan memiliki kemampuan
tersendiri. Adapun kemampuan yang harus dimiliki guru meliputi kemampuan mengawasi,
membina dan mengembangkan kemampuan peserta didik baik dalam lingkup personal maupun
sosial. Namun pada kenyataannya sampai saat ini guru belum dapat melaksanakan tugas dan
peranannya dengan baik sesuai yang diharapkan, hal tersebut terjadi karena adanya beberapa faktor
penghambat keberhasilan tugas dari guru. Salah satu faktor penghambatnya adalah kurang
memadahinya kemampuan seorang guru. Oleh karena itu, guru harus senantiasa mengembangkan
kemampuan dirinya. Guru harus memiliki standar profesi dengan menguasai materi serta strategi
pembelajaran dan dapat mendorong peserta didiknya untuk belajar bersungguh-sungguh, untuk
dapat memperoleh hasil yang baik dalam suatu rangkaian kegiatan pendidikan dan pembelajaran,
seorang guru dituntut untuk memiliki kualifikasi tertentu atau yang disebut dengan kompetensi.
3.2 Saran
Untuk seorang guru maupun calon guru, hendaknya memiliki kompetensi sosial yang lebih tinggi
dibanding dengan profesi yang lain dan harus terus dikembangkan. Semakin meningkatkan
kualitas dirinya dalam menjalin hubungan dengan lingkungan sekitarnya agar dapat
mempermudah seorang guru maupun calon guru dalam menjalankan tugasnya. Selain perlu
mengembangkan kompetensi sosialnya, guru pun harus menjaga tindakannya dalam
bermasyarakat. Karena hakikat guru adalah sebagai pendidik yang mana tingkah lakunya selalu
menjadi panutan bagi anak didik dan masyarakat di sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://eprints.ums.ac.id/23184/2/BAB_1.pdf
Sumber: filemateriprofesipendidikan