341 686 1 SM
341 686 1 SM
php/ks
Vol. 3 No. 2, M aret 2016: 131 - 140
ISSN: 2443-2016
ABSTRACT
This research analyze the efficiency of tomato which is grown in Boyolali Residence, where Selo and
Cepogo District as the research location because it is the centre of tomato producers. The aims of the
research are to knowing (1) tomato agribusiness potency, (2) marketing models, (3) marketing
efficiency, (4) factor that influencing marketing efficiency and (5) marketing strategic in Boyolali
Regency. The research was done from January to February 2011 using survey method to 20 tomato
farmers that selected randomly and 56 tomato traders that selected using snowball sampling
technique . Based on the result of the research, tomato is not basic product Boyolali but Selo and
Cepogo District. product there are five marketing models : first, farmer – residence middleman –
local retailer – local consumer (26 %); second, farmer – district middleman – residence middleman –
local retailer – local consumer (3 %); third, farmer – district middleman – outside middleman– outside
retailer –outside consumer (9 %); fourth, farmer – outside middleman - outside retailer – outside
consumer (59 %); and fifth, farmer – farmer association (Aspakusa) – modern market – outside
consumer (3%). The strategy for tomato marketing are agricultural technology, intensive agricultural
practices for highland variety, post harvest activity grading and sorting, good storage practice,
cooperating with processing industry, direct selling, activated agricultural extension to increasing
farmer skill accessed market information and technology, promotion using information technology,
organizing market with representative location, training agricultural product processing for farmer
especially farmers wife and increase role of farmer association as one of effective organization were
giving agricultural information.
ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis efisiensi pemasaran tomat di Kecamatan Selo dan Cepogo yang
merupakan daerah penghasil tomat Kabupaten Boyolali Penelitian ini mengkaji (1) potensi agribisnis
tomat, (2) pola pemasaran, (3) efisiensi pemasaran, (4) faktor yang mempengaruhi efisiensi
pemasaran dan (5) strategi pemasaran agribisnis tomat di Kabupaten Boyolali. Penelitia n dilakukan
pada bulan Januari – Februari 2011 dengan 20 orang responden petani secara purposive dan 56
responden pedagang secara snowball sampling. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tomat bukan
merupakan produk basis di Kabupaten Boyolali namun merupakan komoditas basis di Kecamatan
Selo dan Cepogo. terdapat 5 pola pemasaran yaitu Pola I : petani – pedangang besar lokal – pengecer
– konsumen (26 %), Pola II : petani – pedagang pengumpul - pedagang besar lokal – pengecer –
konsumen (3 %), Pola III : petani – pedagang pengumpul - pedagang besar luar daerah – pengecer –
konsumen (9 %), Pola IV : petani - pedagang besar luar daerah – pengecer – konsumen (59 %) dan
Pola V : petani - Asosiasi – pengecer – konsumen (3 %). Strategi pemasaran tomat di Kabupaten
Boyolali adalah penyediaan bibit unggul melalui p enemuan dalam bidang teknologi pertanian,
melakukan budidaya yang intensif terhadap varietas unggul lahan dataran tinggi, melakukan kegiatan
pascapanen sortasi dan grading serta penyimpanan yang baik, melakukan kemitraan dengan industri
pengolahan pangan, melakukan penjualan langsung kepada konsumen, meningkatkan kemampuan
petani dalam mengakses informasi pasar dan teknologi dengan mengefektifkan peran penyuluh
131
pertanian, promosi dengan memanfaatkan teknologi informasi, penataan kembali pasar sayur di
Boyolali dengan pembuatan tempat yang lebih representative, dan pelatihan terhadap petani terutama
wanita tani dalam pengolahan produk hasil pertanian, serta peningkatan peran kelompok tani dan
asosiasi sebagai salah satu wadah organisasi petani yang efektif da lam penyampaian informasi
pertanian.
132
Jurnal Kesejahteraan Sosial Journal of Social Welfare http://trilogi.ac.id/journal/ks/index.php/ks
Vol. 3 No. 2, M aret 2016: 131 - 140
ISSN: 2443-2016
mengikuti alur pemasaran yang dilakukan b. LQ<1, termasuk komoditas non basis
133
2. Pola distribusi pemasaran tomat Matriks IFE digunakan untuk
dengan mengikuti jalur pemasaran dari mengevaluasi faktor internal dengan
petani sampai konsumen kekuatan dan kelemahan. Pembuatan
3. Analisis margin pemasaran dihitung matriks evaluasi faktor eksternal yang
berdasarkan selisih harga di tingkat digunakan untuk mengevaluasi faktor
konsumen dengan tingkat petani peluang dan ancaman terhadap
(Sudiyono, 1997). pemasaran tomat.
M = Pr – Pf .....................(2) 7. Analisis SWOT (Sterngths Weakness
Keterangan : Opportunities Threats) (David, 2006)
M = Margin pemasaran Analisis SWOT didahului dengan
Pr = Harga konsumen identifikasi posisi melalui evaluasi nilai
Pf = Harga produsen faktor internal dan evaluasi nilai faktor
4. Efisiensi pemasaran dihitung dengan eksternal untuk memilih alternatif
rumus (Prasetyo dan Mukson, 2003): strategi pemasaran dengan mengetahui
MM kondisi sekarang berada pada kuadran
ME x100% ....... (4)
VP mana sehingga strategi yang dipilih
Keterangan: merupakan strategi yang paling tepat.
ME = Efisiensi pemasaran
MM = Margin Pemasaran HASIL DAN PEMBAHASAN
134
Jurnal Kesejahteraan Sosial Journal of Social Welfare http://trilogi.ac.id/journal/ks/index.php/ks
Vol. 3 No. 2, M aret 2016: 131 - 140
ISSN: 2443-2016
Kab Kec Ke c
Boyolali Selo Cepogo
Kondisi Agribisnis Tomat di Kabupaten 1 Bawang merah 0,20 0,79 2,57
Boyolali
Tomat bukan merupakan salah satu 2 Bawang putih 0,01 1,84 0,00
135
Komoditas tomat sendiri juga hujan sedangkan pada musim kemarau
merupakan komoditas basis baik di akan beralih menjadi petani tembakau.
Kecamatan Selo maupun Kecamatan
Cepogo namun untuk tingkat Kabupaten Pemasaran Tomat di Kabupaten
Boyolali
Boyolali, masih bukan merupakan
Pola pemasaran tomat di Desa
komoditas basis terhadap produksi tomat
Tarubatang Kecamatan Selo dan Desa
di Jawa Tengah.
Sukabumi Kecamatan Cepogo Kabupaten
Boyolali ini dilakukan dengan sistem
Pendekatan Aspek Produk Tomat
satuan rupiah per kilogram (Rp/kg). Dari
Kabupaten Boyolali
Ditinjau dari aspek produk, hasil seluruh petani yang menjadi responden
agribisnis tomat di Kabupaten Boyolali semuanya menggunakan jasa lembaga
dapat diidentifikasi sebagai berikut : (a) pemasaran untuk menyalurkan tomat dari
Dari 20 petani responden memproduksi petani sampai kepada konsumen dengan
92.175 kg tomat/21.700 m2 lahan atau berbagai pola pemasaran yang akan
sekitar 40 ton/Ha (standar varietas Marta menyebabkan perbedaan tingkat margin,
40-50 ton/Ha) dengan sistem monokultur biaya pemasaran dan keuntungan yang
dan sebagaian besar petani dengan sistem berbeda.
tumpangsari. (b) Tomat mempunyai sifat
perishable sehingga perlu penanganan Pola Pemasaran
yang tepat agar dapat sampai ke tangan Pola pemasaran tomat yang ada di
konsumen dalam kondisi kerusakan yang Kabupaten Boyolali ada 5 yaitu : (a) Pola
minimal. Selain itu bersifat bulky. Wadah I: petani – pedangang besar lokal –
yang digunakan petani tomat adalah pengecer –konsumen (26 %) (b) Pola II :
keranjang bambu dan keranjang plastik. (c) petani – pedagang pengumpul - pedagang
Di Kabupaten Boyolali, kondisi pemetikan besar lokal – pengecer – konsumen (3 %)
bermacam-macam, dari kondisi belum (c) Pola III : petani – pedagang pengumpul
masak sampai yang masak. (d) Grading (d) pedagang besar luar daerah – pengecer
dan sortasi belum dilakukan secara baik. – konsumen (9 %) (e) Pola IV : petani -
Petani menjual langsung produk kepada pedagang besar luar daerah – pengecer –
pembeli dengan kondisi yang apa adanya. konsumen (59 %) (f) Pola V : petani -
(e) Kontinyuitas produksi tomat secara Asosiasi – pengecer – konsumen (3 %)
umum masih tergantung musim. Petani
akan banyak menanam tomat saat musim
136
Jurnal Kesejahteraan Sosial Journal of Social Welfare http://trilogi.ac.id/journal/ks/index.php/ks
Vol. 3 No. 2, M aret 2016: 131 - 140
ISSN: 2443-2016
137
bersama-sama sedangkan 34,3 % sisanya Melakukan kegiatan pascapanen sortasi
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dan grading sesuai dengan mutu dan
termasuk dalam model. Koefisien kelasnya serta penyimpanan yang baik dan
regresi X1 adalah 0,13 menyatakan melakukan kemitraan dengan industri
bahwa setiap penambahan 1 % margin pengolahan pangan. (d) Pemasaran
pemasaran akan meningkatkan efisiensi (Meningkatkan kemampuan petani dalam
0,13 % sedangkan koefisien volume mengakses informasi pasar dan teknologi
penjulan (X2 ) adalah -0,271 yang berarti dengan mengefektifkan peran penyuluh
bahwa setiap penambahan 1 % volume pertanian, promosi dilakukan dengan
pemasaran akan mengakibatkan memanfaatkan teknologi, melakukan
perubahan efisiensi –2,721 %. penjualan langsung ke konsumen, penataan
Berdasarkan analisis regresi parsial kembali pasar sayur di Boyolali) (e)
didapatkan bahwa X1 berbeda nyata Penunjang: (Pelatihan terhadap petani
sedangkan X2 tidak terhadap Y yang terutama wanita tani dalam pengolahan
berarti hanya margin pemasaran saja produk hasil pertanian, peningkatan peran
yang mempengaruhi efisiensi sedangkan kelompok tani dan asosiasi sebagai salah
volume pemasaran tidak. satu wadah organisasi petani yang efektif
dalam penyampaian informasi pertanian.
Strategi Pemasaran Tomat
Berdasarkan analisis SWOT maka SIMPULAN
pengembangan pemasaran di Kabupaten Tomat bukan merupakan komoditas
Boyolali dapat dilakukan dengan basis di Kabupaten Boyolali terhadap
menerapkan strategi: (a) Hulu : Penyediaan Provinsi Jawa Tengah namun merupakan
bibit unggul melalui penemuan bidang komoditas basis Kecamatan Selo dan
teknologi pertanian dan Pengembangan Cepogo terhadap Kabupaten Boyolali. Pola
alat penanganan pascapanen serta pemasaran tomat di Kabupaten Boyolali
pengolahan yang sederhana. (b) On farm: dari petani sampai konsumen dilakukan
Melakukan budidaya yang intensif melalui lembaga pemasaran melalui 5 pola.
terhadap varietas unggul lahan dataran Dari berbagai pola pemasaran yang
tinggi dengan pola tanam yang teratur dan terbentuk, pola I yaitu Petani – Pedagang
pergiliran tanam pada petani dalam satu besar lokal – Pengecer lokal – Konsumen
wilayah untuk dapat mencapai kontinyuitas merupakan pola yang paling efisien
produksi dengan kualitas dan kuantitas dengan margin pemasaran Rp. 733 dan
yang dapat dipertahankan. (c) Off Farm : efisiensi 73 % dan pola yang paling tidak
138
Jurnal Kesejahteraan Sosial Journal of Social Welfare http://trilogi.ac.id/journal/ks/index.php/ks
Vol. 3 No. 2, M aret 2016: 131 - 140
ISSN: 2443-2016
139
Muhamadiyah Malang. (UMM
Press). Malang
140