Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 8, No. 2, Tahun 2019.

Program Studi Kimia. FKIP. Universitas Lampung


https://jurnal.fkip.unila.ac.id/

Analisis Keterampilan Berkolaborasi Siswa SMA


pada Pembelajarn Berbasis Proyek
Daur Ulang Minyak Jelantah

Ayu Rahmawati *, Noor Fadiawati, Chansyanah Diawati


FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung
* e-mail: ayurahmawati997@gmail.com, Telp: +628978318677

Received:July 26, 2019 Accepted:July 29, 2019 Online published:July 30, 2019

Abstract: The Analysis of Students' Collaboration Skills in Used Cooking Oil Recycling
Project-Based Learning. This research is aimed to describe students' collaborative skills in used
cooking oil recycling project-based learning. The method used is a weak experimental design with
the one-shot case study. The population of this research was all of the students in grade XI MIA
at one of the senior high school in Bandar Lampung. The research sample was students of class
XI MIA 6, which was obtained by purposive sampling technique. The data in this research were
collected by non-test instruments in the form of an observation sheet. The research data were
analyzed for the percentage of the average score of the indicator of collaboration skills. The
average indicator of overall collaboration skills by 80.44% is categorized very well, with the
detailed contributing actively indicators 68.88% with good category, working productively
indicators is 74.95% with good category, flexibilities and compromise indicators is 80.73% were
categorized as very well, the indicators of improving the project is 78.88% were categorized as
good, the indicators of showing an attitude of respect is 89.18% were categorized very well and
the indicators showing responsibility is 90 % very well categorized.

Keywords: project-based learning, used cooking oil recycling, collaboration skills

Abstrak: Analisis Keterampilan Berkolaborasi Siswa pada Pembelajaran Berbasis Proyek


Daur Ulang Minyak Jelantah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterampilan
berkolaborasi siswa pada pembelajaran berbasis proyek daur ulang minyak jelantah (PBPDUMJ).
Metode penelitian yang digunakan adalah weak eksperimental dengan desain the one-shot case
study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MIA di SMA Negeri 14 Bandar
Lampung. Sampel penelitiannya adalah siswa kelas XI MIA 6, diperoleh dengan teknik
purposive sampling. Data pada penelitian ini dikumpulkan dengan instrumen nontes berupa
lembar observasi. Data penelitian dianalisis persentase rata-rata skor indikator keterampilan
kolaborasi. Rata-rata indikator keseluruhan keterampilan kolaborasi sebesar 80,44% berkatagori
sangat baik, dengan rincian indikator berkontribusi secara aktif sebesar 68,88% berkatagori baik,
indikator bekerja secara produktif sebesar 74,95% berkatagori baik, indikator menunjukkan
fleksibilitas dan kompromi sebesar 80,73% berkatagori sangat baik, indikator mengelola proyek
dengan baik sebesar 78,88% berkatagori baik, indikator menunjukkan sikap menghargai sebesar
89.18% berkatagori sangat baik dan indikator menunjukkan tanggungjawab sebesar 90%
berkatagori sangat baik.

Kata kunci: keterampilan berkolaborasi, daur ulang minyak jelantah, pembelajaran berbasis
proyek
431 | Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia Universitas Lampung. Vol. 8 No. 2 (2019)

PENDAHULUAN 2017). Indikator yang menunjukkan


keterampilan kolaborasi adalah
Dewasa ini perubahan zaman
berkontribusi secara aktif, bekerja secara
sangatlah cepat yang ditandai dengan
produktif, menunjukkan fleksibilitas dan
kemajuan teknologi disegala bidang
kompromi, menunjukkan tanggung
kehidupan (Yulita, 2018; Wijaya,
jawab, dan menunjukkan sikap meng-
Sudjimat & Nyoto, 2016; Zaroni &
hargai (Greenstein, 2012).
Rusniati 2015; Sugiono, 2005). Hal ini
Salah satu cara untuk melatihkan
dapat mempermudahkan kehidupan umat
keterampilan kolaborasi yaitu dengan
manusia, karena kemudahannya
jalur pendidikan (Istoyono, Mardapi, &
penggunaan teknologi telah menjadi
Suparno, 2014). Pendidikan yang bukan
sebuah kebutuhan khususnya generasi
hanya dilakukan untuk mengembangkan
muda, misalnya penggunaan gadget
pengetahuan berdasarkan subjek inti
(Nursyifa, 2018). Kecanggihan fitur-fitur
pembelajaran, tetapi juga harus
yang ada di gadget seperti game online,
diorientasikan agar siswa memiliki ke-
instagram, facebook dan aplikasi lainnya
mampuan kolaboratif (Andayani, 2018).
membuat mereka lebih tertarik dengan
Agar siswa memiliki kemampuan ter-
gadget dibandingkan dengan lingkungan
sebut, maka dapat melatihnya dengan
sekitar (Subarkah, 2019).
memberikan masalah menantang yang ada
Kecanduan terhadap gadget
di kehidupan nyata (Zubaidah, 2016,
membawa pengaruh besar dalam hidup
Trinova, 2012).
mereka bahkan dapat merubah pola pikir,
Misalnya, masalah pada pedagang
kepribadian, serta tingkah lakunya
gorengan kaki lima yang menggunakan
(Winarno dalam Nursyifa, 2018). Hal ini
minyak goreng dengan jumlah yang
menyebabkan seseorang memiliki peri-
banyak untuk menggoreng berbagai jenis
laku introvert, antisosial dan sulit
gorengan seperti tempe, tahu, bakwan dan
bergabung dengan dunia nyata (Arifin
lain-lain. Biasanya pedagang mengguna-
dalam Nursyifa, 2018). Pengaruh dari
kan minyak goreng lebih dari 3 kali
perilaku-perilaku tersebut akan
penggorengan. Hal ini yang menye-
berdampak kelak saat mereka telah di
babkan perubahan ikatan tak jenuh pada
dunia kerja, dimana saat mereka dituntut
minyak menjadi jenuh dan perubahan
mampu berinteraksi dengan orang lain
warna pada minyak dari jernih menjadi
secara kompeten dan saling menghormati
keruh kecoklatan (Anshori, 2017),
(Redhana, 2015, Zubaidah, 2016) .
sehingga berpengaruh pada mutu dan gizi
Salah satu bekal untuk menangani
minyak (Ketaren, 1986; Suhartono, 2001).
permasalahan tersebut adalah dengan
Jika minyak jelantah tersebut dikonsumsi
keterampilan berkolaborasi. Pentingnya
maka dapat mengganggu kesehatan tubuh
memiliki keterampilan tersebut agar
(Permana, Muhartono, Ramadhian &
manusia mampu bersosialisasi, peka
Hanriko, 2017) dan jika minyak jelantah
terhadap lingkungan sekitar, serta me-
tersebut dibuang secara sembarang maka
ngendalikan ego dan emosi (Tama, 2018;
dapat mencemari lingkungan (Kusnadi,
Kusumadewi, 2018).
Harahap & Rohendi, 2018).
Keterampilan kolaborasi adalah
Melalui masalah minyak jelantah ter-
kemampuan berpartisipasi dalam setiap
sebut siswa ditantang untuk memanfaat-
kegiatan untuk membina hubungan
kan kembali minyak jelantah dengan
dengan orang lain, saling menghargai
menghasilkan produk-produk nyata
hubungan dan kerja tim untuk mencapai
menggunakan pengetahuan yang mereka
tujuan yang sama (Le, Janssen &
miliki. Produk nyata itulah salah satu ciri
Wubbels, 2017; Sari, Prasetyo & Setiyo,
432 | Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia Universitas Lampung. Vol. 8 No. 2 (2019)

dari model pembelajaran berbasis proyek didiskusikan kembali, dipahami dan di-
(PBP) (Thomas, 2000; Diawati, Liliasari, perhitungkan berdasarkan ketersediaan
Setiabudi, & Buchari, 2017). alat dan bahan serta waktu pengerjaannya.
Model PBP dilakukan agar siswa Selanjutnya siswa menyusun jadwal
mampu mengaitkan komponen beragam pelaksanaan, pada tahap ini siswa saling
pemecahan masalah, mengaitkan antar berdiskusi untuk membuat timeline dan
materi, pertanyaan terbuka, hands on, deadline secara rinci. Setelah membuat
kerja kelompok, kegiatan kelompok timeline dan deadline siswa selanjutnya
interaktif dan siswa dapat menghasilkan melaksanakan proyek, pada tahap ini
produk yang nyata (Clark & Ernst, 2007). siswa saling berbagi peran untuk
Terdapat 5 fitur penting pada PBP menyelesaikan proyek yang telah
yaitu pertanyaan mendorong kegiatan ditentukan dan setiap angggota kelompok
untuk mendapatkan konsep dan prinsip, memiliki tugas masing-masing yang ha-
kelompok penyelidikan antara siswa, guru rus dikerjakan
dan anggota masyarakat yang saling ber- Pada pengerjaan proyek ini, siswa
kolaborasi tentang pertanyaan atau berkonsultasi baik kepada teman maupun
masalah, siswa dituntut untuk berpikir, guru. Siswa fokus dalam mengerjakan
keterlibatan siswa dalam penyelidikan, proyek agar produk yang dihasilkan
dan serangkaian artefak atau produk yang optimal.
menjawab pertanyaan masalah (Diawati, Selain itu siswa memantau perkem-
dkk, 2017). bangan proyek yang sedang dikerjakan
Pada tahapan PBP siswa diorientasi dan hambatan yang dihadapi (Warsono,
dengan memperhatikan penjelasan 2013). Selanjutnya produk yang telah
mengenai PBP (Diawati, dkk 2017) dihasilkan dipresentasikan kepada guru
pembagian kelompok dan pembagian dan teman lainnya dengan bahasa yang
lembar penugasan dengan wacana tentang baik dan sopan.
masalah minyak jelantah. Siswa mela- Pada saat ada siswa yang mempresen-
kukan pengamatan terhadap objek yang tasikan produk, siswa lainnya
berkaitan dengan permasalahan minyak mendengarkan dan menghargainya. Se-
jelantah, kemudian siswa menggunakan lanjutnya siswa merefleksikan akti-
pengetahuan yang dimiliki dengan per- vitasnya dan hasil produk yang telah
masalahan yang sedang dihadapi. Siswa dikerjakan.
mengidentifikasi dan merumuskan masa- Melalui model PBP diyakini dapat
lah dengan mengajukan pertanyaan melatihkan keterampilan kolaborasi
(Wicaksana. Wardono & Ridlo, 2018). siswa. Hal ini karena siswa termotivasi
Lalu siswa mencari informasi dari berba- untuk berkontribusi dalam memecahkan
gai sumber yang dapat menyelesaiakan masalah nyata dalam kehidupan sehari-
permasalahan yang sedang dihadapi, hari dengan merencanakan produk yang
untuk menjawab pertanyaan yang akan dihasilkan (Sari, Prasetyo, & Setiyo,
diajukan. Informasi yang telah diperoleh 2017).
didiskusikan untuk mendapatkan solusi Beberapa penelitian orang lain yang
dari permasalahan tersebut. menunjukkan bahwa penggunaan PBP
Lalu siswa dapat merencanakan dapat meningkatkan keterampilan
proyek yang akan dikerjakan, dalam kolaborasi siswa(Sari, Prasetyo, & Setiyo,
kegiatan ini siswa saling berdiskusi 2017; Baser, Ozden, & Karaarslan, 2017;
dengan mengemukakan ide tentang Saenab, Yunus & Virninda, 2017). Selain
produk-produk yang akan dibuat. itu terdapat beberapa penelitian yang
Produk-produk yang telah dikemukakan berkaitan dengan model PBP,
433 | Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia Universitas Lampung. Vol. 8 No. 2 (2019)

menunjukkan bahwa model PBP dapat 2018/2019 yang terdapat 6 kelas. Penelitian
meningkatkan keterampilan berpikir ini menggunakan satu sampel penelitian yaitu
kreatif siswa (Diawati, Liliasari, kelas XI MIA 6. Pengambilan sampel dila-
Setiabudi, & Buchari, 2017), mening- kukan dengan teknik purposive sampling.
katkan sikap kewirausahaan siswa
(Carnawi, Sudarmin & Nanik Wijayanti, Data Penelitian
2017), meningkatkan penguasaan konsep Jenis data dalam penelitian ini adalah
untuk siswa SMP (Yamin, Redjeki & data kualitatif. Data utama pada
Sumandi, 2017). penelitian ini adalah data keterampilan
Namun, faktanya pembelajaran kimia kolaborasi siswa yang diperoleh melalui
di sekolah hanya berdasarkan pada lembar observasi tentang pengamatan
kurikulum yang tidak menyelesaikan siswa selama mengikuti proses
masalah menantang di kehidupan nyata. pembelajaran. Sedangkan data pendukung
Hal ini sesuai dengan hasil observasi di dalam penelitian ini adalah data lembar
SMA Negeri 14 Bandar Lampung yang kinerja produk siswa.
menyatakan bahwa pembelajaran di
sekolah hanya pada pembelajaran Instrumen Penelitian
structured bukan ill-structured. Instrumen yang digunakan adalah
Berdasarkan uraian tersebut, maka instrumen nontes berupa lembar observasi
penulisan artikel ini bertujuan untuk terdiri dari lima indikator aktivitas siswa,
mendeskripsikan keterampilan yaitu berkontribusi secara aktif, bekerja
berkolaborasi Siswa pada PBPDUMJ. secara produktif, menunjukkan flesibilitas
dan kompromi, mengelola proyek dengan
METODE baik, menunjukkan tanggung jawab, dan
menunjukkan sikap menghargai.
Metode yang digunakan pada Setiap indikator memiliki kriteria
penelitian ini yaitu Weak Experimental yang dijadikan sebagai task untuk menilai
Design dengan desain penelitian yaitu keterampilan kolaborasi. Analisis hasil
The One-Shot Case Study (Fraenkel dan observasi dilakukan dengan menentukan
Wallen, 2006). Adapun desain pada presentase skor tiap indikator
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1. keterampilan kolaborasi pada setiap
PBPDUMJ.
Tabel 1. desain penelitian The One-Shot
Case Study Validitas Instrumen Penelitian
Suatu instrumen dikatakan valid
X O apabila dapat mengukur hal yang
Treatment Observation
(Dependent variable) diinginkan dan dapat mengungkap data
(Fraenkel dan Wallen, 2006) dari variabel yang diteliti secara tepat.
Untuk itu, dilakukan pengujian terhadap
Keterangan : instrumen yang digunakan.
Pengujian instrumen penelitian ini
X : Perlakuan berupa penerapan model menggunakan validitas isi. Adapun
PBPDUMJ pengujian validitas isi ini dilakukan
O : Pengamatan (pengukuran) keterampilan
berkolaborasi yang diberikan
dengan cara judgment. Dalam hal ini
pengujian dilakukan dengan me-
Populasi dan Sampel nganalisis kesesuaian antara indikator
Populasi pada penelitian ini yaitu keterampilan kolaborasi dengan
seluruh siswa kelas XI MIA tahun ajaran aspek yang akan diukur. Bila antara
unsur-unsur itu terdapat kesesuaian, maka
434 | Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia Universitas Lampung. Vol. 8 No. 2 (2019)

instrumen dianggap valid dan dapat No. Persentase (%) Kategori


digunakan untuk mengumpulkan data 1. 80 ˂ X ≥ 100 Sangat Baik
sesuai kepentingan penelitian yang 2. 60 ˂ X ≤ 80 Baik
bersangkutan. Mekanisme kerjanya, cara 3. 40 ˂ X ≤ 60 Cukup
judgment memerlukan ketelitian dan 4. 20 ˂ X ≤ 40 Kurang
keahlian penilai. Untuk itu meminta ahli 5. 0 ˂ X ≤ 20 Sangat kurang
untuk melakukannya. Hal ini meminta
bantuan dosen pembimbing penelitian Analsis data pendukung
untuk mengujinya. Data pendukung yang dianalisis dalam
penelitian ini adalah kinerja produk dan
respon siswa terhadap PBPDUMJ.
Teknik Analisis Data
Kinerja produk dapat digunakan untuk
Analisis data utama menilai indikator bekerja secara produktif
Data utama yang diperoleh pada task kesesuain produk. Analisis data
penelitian ini adalah skor yang dinilai pendukung dianalisis dengan mencari
pada keterampilan kolaborasi dengan 6 rata-rata produk yang dihasilkan siswa
indikator yaitu berkontribusi secara aktif; dengan task yang dinilai dengan
bekerja secara produktif; menunjukkan persamaan:
fleksibilitas dan kompromi; mengelola
proyek dengan baik; menunjukkan sikap Rata-rata nilai produk=
menghargai; dan menunjukkan
tanggungjawab, analisis data dilakukan
sebagai berikut: HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Memberikan skor untuk setiap task Hasil Penelitian
keterampilan kolaborasi pada setiap Berdasarkan penelitian yang telah
siswa. dilakukan, didapatkan persentase skor
b. Menjumlahkan skor yang diperoleh rata-rata indikator keterampilan
oleh setiap siswa dari setiap task kete- kolaborasi siswa pada setiap tahapan
rampilan kolaborasi. PBPDUMJ.
c. Menentukan persentase dari skor yang Pertanyaan esensial
didapat pada setiap task keterampilan Persentase skor indikator
dengan persamaan menurut: keterampilan kolaborasi yang diukur pada
tahapan pertanyaan esensial disajikan
% skor tiap task = x 100% pada Gambar 1.
d. Persentase rata-rata skor per task yang
didapat digunakan untuk mencari 100 90 Keterangan:
% Skor Keterampilan

70
persentase rata-rata skor keterampilan, 80 66.7 1: Berkontribusi secara
aktif
Kolaborasi

dengan rumus sebagai berikut: 60


3: Menunjukkan fleksib-
% rata-rata skor keterampilan = 40 ilitas dan kompromi
% 20 5: Menunjukkan sikap
menghargai
0
Pedoman konversi interval 1 32 53
menggunakan kriteria menurut Widoyoko Indikator Keterampilan Kolaborasi
(2014) seperti pada Tabel 2.
Tabel 2. pedoman konversi interval Gambar 1. Persentase skor keterampilan
presentase menjadi kategori kolaborasi siswa pada
indikator 1,3 dan 5.
Pada tahapan pertanyaan esensial
indikator keterampilan kolaborasi siswa
435 | Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia Universitas Lampung. Vol. 8 No. 2 (2019)

yang muncul terdapat tiga indikator yaitu


berkontribusi secara aktif sebesar 70%
dengan katagori baik, menunjukkan
fleksibilitas dan kompromi sebesar 66,7%
dengan katagori baik dan menunjukkan
sikap menghargai sebesar 90% dengan
katagori sangat baik.

Mendesain Perencanaan Proyek Gambar 3. Persentase skor keterampilan


Persentase skor indikator kolaborasi siswa pada
keterampilan kolaborasi yang diukur pada indikator 1,3,4, dan 5
tahapan mendesain perencanaan proyek
disajikan pada Gambar 2. Pada Gambar 3. terlihat bahwa pada
93.3
tahapan menyusun jadwal indikator
% Skor Keterampilan

95 Keterangan:
1: Berkontribusi se-
keterampilan kolaborasi siswa yang
90
Kolaborasi

83.3 83.3 cara aktif muncul terdapat empat indikator yaitu


85 80 3: Menunjukkan
80 fleksibilitas dan
berkontribusi secara aktif sebesar 63,3%
75 kompromi dengan katagori baik, menunjukkan
4: Mengelola pro-
70 yek dengan baik
fleksibilitas dan kompromi sebesar 92,2%
1 23 34 54 5: Menunjukkan si- dengan katagori sangat baik, mengelola
kap menghargai
\ Indikator Keterampilan Kolaborasi
proyek dengan baik sebesar 72,2% dengan
katagori baik dan menunjukkan sikap
Gambar 2. Persentase skor keterampilan menghargai sebesar 87,8% dengan
kolaborasi siswa pada katagori sangat baik.
indikator 1,3,4, dan 5 Memonitor peserta didik dan kemajuan
Pada Gambar 2. terlihat bahwa pada proyek
tahapan mendesain perencanaan proyek Persentase skor indikator
indikator keterampilan kolaborasi siswa keterampilan kolaborasi diukur pada
yang muncul terdapat empat indikator tahapan memonitor peserta didik dan
yaitu berkontribusi secara aktif sebesar kemajuan proyek disajikan pada Gambar
80% dengan katagori sangat baik, 4.
menunjukkan fleksibilitas dan kompromi 95
Keterangan:
90
% Skor Keteampilan

4: Mengelola proyek
sebesar 83,3% dengan katagori sangat 90
dengan baik
Kolaboarasi

baik katagori sangat baik, mengelola 85


6: Menunjukkan
proyek dengan baik sebesar 83,3% dengan 80 tanggungjawab
80
katagori sangat baik dan menunjukkan
sikap menghargai sebesar 93,3% dengan 75
katagori sangat baik. 14 62
Indikator Keterampilan Kolaborasi

Menyusun Jadwal Gambar 4. Persentase skor keterampilan


Persentase skor indikator kolaborasi siswa pada
keterampilan kolaborasi yang diukur pada indikator 4 dan 6
tahapan menyusun jadwal disajikan pada Pada Gambar 4 terlihat bahwa pada
Gambar 3 tahapan memonitor peserta didik dan
kemajuan proyek indikator keterampilan
kolaborasi siswa yang muncul terdapat
dua indikator yaitu mengelola proyek
100 92.2 87.8 Keterangan:
1: Berkontribusi
dengan baik mengelola proyek dengan
% Skor Ketrampilan

80 72.2 secara aktif


63.3 3: Menunjukkan
Kolaborasi

60 fleksibilitas
dan kompromi
40 4: Mengelola
proyek dengan
20 baik
5: Menunjukkan
0 sikap menghargai

11 23 43 45
436 | Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia Universitas Lampung. Vol. 8 No. 2 (2019)

baik sebesar 80% dengan katagori sangat


baik dan menunjukkan tanggung jawab
sebesar 90% dengan katagori sangat baik.

Menguji Hasil
Persentase skor indikator
keterampilan kolaborasi yang diukur pada
tahapan Menguji hasil disajikan pada
Gambar 5. Gambar 6. Nilai rata-rata produk siswa
pada kinerja produk
100 85.6 Keterangan:
1: Berkontribusi Dari Gambar 6 terlihat bahwa nilai
Skor Ketrampilan

75
80 secara aktif
62.2 rata-rata kinerja produk pada task tekstur
Kolaborasi

60 2: Bekerja secara
produktif dan busa sabun lebih besar dibanding task
40 5: Menunjukkan
sikap menghargai
warna dan bau sabun. Hal ini menunjuk-
20
kan bahwa sabun yang dibuat oleh siswa
0
11 22 35 memiliki tekstur keras dan menghasilkan
Indikator Keterampilan Kolaborasi busa yang banyak sesuai dengan sabun
buatan pabrik, dibandingakn warna dan
Gambar 5. Persentase skor keterampilan bau.
kolaborasi siswa pada
indikator 1.2 dan 5 Pembahasan
Dilakukan pengkajian pada setiap
Pada Gambar 5. terlihat bahwa pada indikator keterampilan kolaborasi, untuk
tahapan menguji hasil indikator keteram- mengetahui efektif tahapan-tahapan
pilan kolaborasi siswa yang muncul model PBPDUMJ yang diterapkan.
terdapat tiga indikator yaitu berkontribusi
secara aktif sebesar 62,2 % dengan Indikator berkontribusi secara aktif
katagori baik, bekerja secara produktif Indikator ini dilatihkan pada saat
sebesar 75% dengan katagori baik dan siswa mengungkapkan ide, saran atau
menunjukkan sikap menghargai sebesar solusi dalam berdiskusi. Hal ini sesuai
85,6% dengan katagori sangat baik. dengan International Reading
Rata-rata keseluran indikator Association/NCTE (Sari, 2107)
keterampilan kolaborasi sebesar 80,44% menjelaskan bahwa berkontribusi secara
dengan katagori sangat baik. Hal ini aktif dengan selalu mengungkapkan ide,
menunjukkan bahwa model PBPDUMJ saran, atau solusi yang diutarakan dalam
dapat melatihkan keterampilan kolaborasi diskusi.
pada siswa. Sehingga indikator ini terlatih pada
tahapan penentuan pertanyaan esensial,
Kinerja Produk Siswa karena pada tahapan ini siswa saling
Nilai rata-rata kinerja produk siswa berdiskusi untuk mencari infomasi lalu
pada setiap task kinerja disajikan pada merumuskan masalah dalam wacana di
Gambar 6 lembar penugasan untuk menemukan
pertanyaan esensial. Hal ini membuktikan
bahwa dengan berdiskusi siswa mampu
saling memberikan ide, saran atau solusi
untuk memecahkan masalah.
7.3 7.25 Pada tahapan mendesain perencanaan
Nilai rata-rata produk

7.2
proyek ini dilakukan di luar kelas, siswa
7.1
7
siswa

7
6.9
6.8
warna dan tekstur dan
437 | Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia Universitas Lampung. Vol. 8 No. 2 (2019)

berdiskusi melalui via whatsapp dengan Berdasarkan jawaban 4 kelompok tersebut


membagi tugas untuk mencari informasi menghasilkan 2 produk, namun hanya 1
dari berbagai sumber mengenai produk yang akan dibuat oleh semua
kandungan minyak goreng, kandungan kelompok. Lalu siswa menyarankan
minyak jelantah, dampak minyak jelantah untuk dilakukan pengundian. Setelah
bagi kesehatan dan lingkungan serta diundi produk yang akan dibuat yaitu
informasi mengenai produk yang dibuat sabun. Lalu siswa mencari informasi
oleh orang lain. Setelah siswa mengenai cara pembuatan sabun.
mendapatkan informasi, siswa Sabun yang akan dibuat oleh setiap
mengonsultasikan dengan guru mengenai kelompok, dimodifikasi dari sabun yang
informasi yang telah mereka dapatkan. pernah dibuat oleh orang lain berupa
Selanjutnya guru menyarankan untuk aroma. Setiap kelompok memiliki aroma
mencari informasi melalui jurnal yang ke- sabun yang berbeda-beda. Pemilihan
benarannya akurat. Lalu guru aroma pada sabun berdasarkan pada
menyarankan untuk membuka link mudahnya mendapatkan bahan pewangi
chemistryproject2019, karena di dalam dan aroma yamg dihasilkan dari pewangi
link tersebut siswa selain mengunduh tersebut.
lembar penugasan siswa juga dapat Selanjutnya siswa diberi lembar
mencari informasi yang akurat. Setelah penugasan untuk menentukan jadwal
berkonsultasi, siswa memperbaiki lembar pembuatan produk yang akan dibuat.
penugasan sesuai dengan arahan guru. Pada tahapan menyusun jadwal siswa
Selanjutnya masing-masing kelompok saling memberikan ide dan saran
memaparkan lembar penugasan menge- mengenai pembuatan jadwal kegiatan dan
nai informasi produk yang telah dibuat waktu penyelesaian dari kegiatan tersebut.
oleh orang lain dengan menggunakan Mulai dari kegiatan merancang alat, bahan
minyak jelantah sebagai bahan baku. dan prosedur; penyiapan alat dan bahan;
Informasi produk yang akan dibuat pembuatan produk; pembuatan laporan,
sebagai solusi dari masalah minyak pengumpulan produk dan laporan, serta
jelantah. Kemudian siswa mencari presentasi.
informasi sebanyak-banyaknya dari Setelah berdiskusi dengan anggota
berbagai sumber seperti buku, artikel, kelompok, siswa berkonsultasi dengan
blog dan jurnal yang mengenai alat, guru. Setelah membuat timeline, siswa
bahan dan prosedur dari produk yang telah merancang alat, bahan dan prosedur
dibuat orang lain menggunakan minyak berdasarkan informasi cara membuat
jelantah. Lalu masing-masing kelompok sabun yang mereka dapatkan.
memaparkan ke kelompok lain tentang Pada tahapan menguji hasil siswa
produk yang mungkin untuk dibuat. terlatih untuk menyampaikan ide dan
Didapatkan 2 produk yang yang saran atau solusi pada saat
mungkin dibuat. Kelompok 1 dan 4 ingin mempresentasikan sabun yang telah
membuat sabun dengan alasan “sabun dibuat mengenai proses pembuatan,
merupakan produk yang sering digunakan kendala-kendala pada saat proses
dalam kehidupan sehari-hari, mudah pembuatan, memberikan saran pada saat
untuk dibuat serta alat dan bahannya melakukan percobaan, serta memberikan
mudah untuk dicari”. Sedangkan solusi jika ada kelompok lain yang me-
kelompok 2 dan 3 ingin membuat lilin nanggapi.
aromaterapi dengan alasan “lilin Berdasarkan analisis persentase skor
aromaterapi mudah untuk dibuat, dan keterampilan kolaborasi siswa pada
dapat menghias ruangan”. indikator berkontribusi secara aktif
438 | Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia Universitas Lampung. Vol. 8 No. 2 (2019)

ditunjukkan pada Gambar 1 diperoleh tugas dengan memanfaatkan waktu


katagori baik, sedangkan pada Gambar 2 dengan baik untuk menyelesaikan tugas
diperoleh katagori sangat baik. Hal ini yang diberikan.
menunjukkan bahwa indikator
berkontribusi secara aktif mengalami Indikator menunjukkan fleksibilitas dan
kenaikan. Hal ini karena pada mendesain kompromi
perencanaan proyek, siswa lebih banyak Indikator ini dilatihkan dengan
mengungkapkan ide, saran atau solusi bersedia menerima keputusan bersama,
dalam menentuan proyek yang akan fleksibel dalam bekerja dan menerima
dibuat. kritik dan saran. Hal ini sesuai dengan
Pada Gambar 3 dan Gambar 5 pernyataan Triling (Sari, 2107)
diperoleh katagori baik. Hal ini menjelaskan indikator keterampilan
menunjukkan indikator berkontribusi kolaborasi yakni fleksibilitas dengan
siswa mengalami penurunan. Hal ini menerima keputusan bersama, menerima
disebabkan karena ada beberapa siswa kritik dan saran, merundingkan perbedaan
yang hanya diam tanpa memberikan ide, pandangan untuk mencapai pemecahan
saran ataupun solusi pada saat berdiskusi. masalah, dan selalu berkompromi dengan
Indikator bekerja secara produktif tim untuk menyelesaikan masalah.
Pada indikator ini dilatihkan dengan Sehingga indikator ini terlatih pada
ketepatan dalam pengumpulan tugas dan tahapan penentuan pertanyaan esensial,
produk yang dihasilkan. Hal ini sesuai mendesain perencanaan proyek, dan
dengan pernyataan Greenstein (Sari,2107) menyusun jadwal. Pada tahap penentuan
mengutarakan bahwa bekerja secara pertanyaan esensial semua siswa mene-
produktif dengan orang lain meliputi me- rima keputusan bersama saat berdiskusi
nggunakan waktu secara efisien dengan untuk menentukan pertanyaan esensial
tetap fokus pada tugasnya tanpa diperintah dan menerima kritik dan saran apabila ada
dan menghasilkan kerja yang dibutuhkan. temannya yang mengajukan ide, saran
Sehingga indikator ini terlatih pada atau solusi.
tahapan menguji hasil dengan diperoleh Pada tahap mendesain perencanaan
katagori baik. Pada task ketepatan pe- produk ini ketika siswa saling
ngumpulan tugas, siswa mengumpulkan berkompromi untuk memperoleh
produk sabun dan laporan sebelum waktu kesepakatan mengenai produk yang akan
pengumpulan yang telah ditentukan. dibuat. Hal ini karena jawaban dari 4
Indikator bekerja secara produktif kelompok menghasilkan 2 produk yaitu
dapat dinilai berdasarkan produk yang sabun dan lilin aromaterapi, namun hanya
dihasilkan. Jika produk yang dihasilkan 1 produk yang akan dibuat oleh semua
maksimal, maka siswa telah mampu kelompok.
bekerja secara produkif dengan baik. Dari perbedaan tersebut siswa
Produk yang dimaksud yaitu sabun, yang bersepakat untuk dilakukan pengundian.
dinilai berdasarkan tekstur, busa, warna Setelah diundi produk yang akan dibuat
dan wangi yang dibandingkan dengan yaitu sabun. Kelompok yang pilihan
sabun buatan pabrik. Penilaian sabun produknya tidak sesuai harus fleksibel
menggunakan instrumen kinerja produk, menerima keputusan bersama.
berdasarkan nilai rata-ratanya sabun yang Untuk tahapan menyusun jadwal ini
dihasilkan sudah cukup baik. siswa berkonsultasi timeline dan deadline
Hal ini menunjukkan bahwa siswa dengan guru, siswa menerima keputusan
bekerja secara produktif dengan bersama, fleksibel dan menerima kritik
bersungguh-sungguh dalam mengerjakan dan saran. Hal ini dilakukan saat siswa
439 | Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia Universitas Lampung. Vol. 8 No. 2 (2019)

memperbaiki lembar penugasan yang ber- berbagai sumber baik buku, blog, maupun
kaitan dengan timeline dan deadline jurnal.
sesuai arahan guru. Pada tahapan menyusun jadwal
Berdasarkan analisis presentase skor dilakukan saat persiapan mengelola
keterampilan kolaborasi siswa pada proyek dengan membuat timeline dan
indikator menunjukkan fleksibilitas dan deadline secara terperinci dan runtut. Hal
kompromi ditunjukkan pada Gambar 2, ini dapat dilakukan siswa melalui
gambar 3 dan gambar 4 masing-masing membuat kegiatan pembuatan produk
dengan katagori sangat baik dengan beserta waktu untuk menyelesaikan
persentase yang mengalami kenaikan kegiatan tersebut, misalnya menyiapkan
diperoleh katagori sangat baik, hal ini alat dan bahan, membuat produk,
disebabkan karena siswa menerima mengumpulkan produk, membuat
keputusan bersama, bersifat fleksibel dan laporan, mengumpulkan laporan dan
menerima kritik dan saran dari antar presentasi.
anggota kelompok. Pada tahapan memonitoring siswa
dan kemajuan proyek dilakukan saat
Indikator mengelola proyek dengan baik mengerjakan proyek melalui siswa
Pada indikator ini dilatihkan pada saat melakukan percobaan pembuatan sabun.
persiapan mengelola proyek dan menger- Mulai dari tahap menyiapkan peralatan
jakan proyek. Indikator ini terlatih pada dan bahan yang dibutuhkan, melakukan
tahapan mendesain perencanaan proyek, percobaan sesuai dengan prosedur dan
menyusun jadwal, dan memonitoring mampu berbagi tugas pada saat
peserta didik dan kemajuan proyek. praktikum. Pembuatan sabun dilakukan
Tahapan-tahapan ini dimaksudkan selama 1 minggu di rumah salah satu
agar siswa mampu membuat rincian anggota dari masing-masing kelompok.
pengerjaan proyek, mengatur jadwal, Masing-masing kelompok membuat 3
memanfaatkan waktu dengan baik, produk sabun dengan volume minyak
mencari informasi dari berbagai sumber, yaitu 50 ml, sedangkan volume NaOH
berbagi tugas, melakukan percobaan yang berbeda-beda yaitu 5 ml, 10 ml, dan
sesuai prosedur dan menggunakan alat 15 ml.
dan bahan dengan baik. Hal ini sesuai Selama proses pembuatan sabun,
dengan Buck Institute for Education (Sari, guru memantau dan membimbing siswa
2017) mencirikan indikator mengelola melalui chat whatsapp. Saat
pekerjaan dalam tim (organizes work) berkonsultasi siswa menanyakan waktu
dengan membuat rincian pengerjaan pencampuran minyak jelantah dengan
proyek dengan detail, membagi tugas norit dan kendala waktu penyaringan
yang jelas kepada anggota kelompok minyak jelantah setelah dicampur dengan
berdasarkan kekuatan anggota tim, norit. Lalu guru menyarankan untuk
mengatur jadwal kerja dan menentukan menggunakan kain tipis dan bersih,
deadline dan menggunakan waktu dan namun setelah berdiskusi guru
pertemuan dengan efisien. menyarankan kembali lebih baik
Pada tahapan mendesain perencanaan menyaring dengan kertas saring karena
proyek dilakukan saat persiapan memiliki pori-pori yang sangat kecil. Hal
mengelola proyek melalui siswa ini karena jika menggunakan kain, maka
berdiskusi dengan menggunakan waktu masih ada norit yang bercampur dengan
dan pertemuan yang efisien untuk mencari minyak jelantah. Kemudian siswa
informasi mengenai minyak jelantah dari membuat sabun setelah tidak ada kendala
dalam pembuatan sabun.
440 | Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia Universitas Lampung. Vol. 8 No. 2 (2019)

Setelah siswa selesai membuat sabun, perencanaan proyek, menyusun jadwal,


lalu siswa menganalisis tekstur sabun dan menguji hasil.
yang paling baik dan mengahasilkan Tahapan pertanyaan esensial
banyak busa dari volume NaOH yang dilakukan di dalam kelas, dalam
berbeda. Setelah selesai pembuatan pelaksanaannya siswa bersikap baik
sabun, siswa membuat laporan yang di- dengan mendengarkan dan menghargai
gunakan sebagai bahan presentasi. ketika guru sedang menjelaskan mengenai
Berdasarkan analisis persentase skor tujuan dan proses PBPDUMJ, pentingnya
keterampilan kolaborasi siswa pada berbagi informasi, pentingnya kolaborasi,
indikator mengelola proyek dengan baik bertanggungjawab dan peran yang
ditunjukkan pada Gambar 2 diperoleh diharapkan. Selain itu siswa bersikap baik
katagori sangat baik, Gambar 3 diperoleh dan sopan sesama anggota kelompok
katagori baik dan Gambar 4 diperoleh dengan mendengarkan dan menghargai
katagori sangat baik. ide, saran atau solusi serta menghargai
Berdasarkan gambar 2 dan 3 indikator kontribusinya.
mengelola proyek dengan baik mengalami Pada tahapan mendesain perencanaan
penurunan, hal ini karena pada tahapan proyek ini dilakukan saat siswa berkonsul-
mendesain perencanaan proyek semua tasi dengan guru mengenai informasi yang
anggota kelompok berbagi tugas mencari mereka dapatkan. Siswa bersikap baik
infomasi agar dapat memanfaatkan waktu dan sopan ditunjukkan saat mereka
dengan baik. berinteraksi baik dengan antaranggota
Sedangkan pada tahapan menyusun maupun dengan guru, misalnya
jadwal hanya beberapa siswa yang berkomunikasi dengan bahasa yang baik.
berperan dalam menyusun jadwal. Selain itu siswa mendengarkan dan
Berdasarkan gambar 3 dan 4, indikator menghargai guru yang sedang
mengelola proyek dengan baik mengalami membimbing diskusi atau teman yang
kenaikan, hal ini karena pada tahapan sedang memaparkan hasil diskusi.
memonitoring siswa dan kemajuan proyek Tahapan menguji hasil, ini dilakukan
semua siswa saling berbagi peran dalam saat siswa berkonsultasi timeline dan
melakukan percobaan pembuatan sabun. deadline. Siswa bersikap baik dan sopan
ditunjukkan saat mereka berinteraksi baik
Menunjukkan sikap menghargai dengan antaranggota maupun dengan
Indikator ini dilatihkan pada saat guru, misalnya berkomunikasi dengan
siswa bersikap sopan dan baik dengan bahasa yang baik. Selain itu siswa
orang lain, mendengarkan dan meng- mendengarkan dan menghargai guru yang
hargai pendapat orang lain dan sedang membimbing diskusi atau teman
menghargai kontribusi atau pekerjaan yang sedang memaparkan hasil diskusi.
orang lain. Hal ini sesuai dengan Buck Siswa menghargai kontribusi yang
Institute for Education (Sari, 2017) dilakukan temannya, misalnya tidak
menerangkan bahwa indikator mengganggu temannya yang sedang
keterampilan kolaborasi yakni meng- berkonsultasi dengan guru mengenai
hargai orang lain (respects others) timeline dan deadline.
ditunjukkan dengan menunjukkan sikap Pada tahapan menguji hasil, ini
yang sopan dan baik pada teman, dilakukan saat siswa mempresentasikan
mendengarkan dan menghargai pendapat produk dengan bahasa yang baik dan
teman, serta mendiskusikan ide. Sehingga sopan. Misalnya, mengawali dan
indikator ini terlatih pada tahapan penen- mengakhiri presentasi dengan salam.
tuan pertanyaan esensial, mendesain Selain itu, ketika ingin menjawab
441 | Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia Universitas Lampung. Vol. 8 No. 2 (2019)

pertanyaan dari kelompok lain diawali tanggungjawab sebesar 90% dengan


dengan “ijinkan kami menjawab”. Selain katagori sangat baik.
itu siswa mendengarkan dan menghargai
saat kelompok lain sedang presentasi. DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan analisis presentase skor
keterampilan kolaborasi siswa pada Andayani, Y. (2018). Harapan dan
indikator menunjukkan sikap menghargai Tantangan Implementasi
ditunjukkan pada Gambar 1, gambar 2, Pembelajaran IPA dalam Konteks
gambar 3 dan gambar 5 masing-masing Kompetensi Keterampilan Abad 21
dengan katagori sangat baik. Hal ini Di Sekolah Menengah Pertama.
menunjukkan bahwa indikator Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 5
menunjukkan sikap menghargai dapat (1), 1-13.
dilatihkan dengan model PBPDUMJ. Anshori, H. (2017). Penurunan Kadar
Bilangan Peroksida Pada Minyak
Indikator menunjukkan tanggungjawab Jelantah Menggunakan Serbuk
Indikator ini dilatihkan pada saat Brokoli 10% b/v (Brassica Oleracea
siswa secara konsisten menghadiri L. Var Italica) Berdasarkan Variasi
pertemuan pada saat berdiskusi. Sehingga Lama Waktu Perendaman.
indikator ini terlatih pada tahapan Undergraduate thesis, Universitas
memonitoring peserta didik dan kemajuan Muhammadiyah Semarang.
proyek diperoleh katagori sangat baik. Arifin, Z. (2015). Perilaku Remaja
Hal ini menunjukkan bahwa siswa Pengguna Gadget Analisis Teori
bertangggungjawab saat pertemuan Sosiologi Pendidikan. Journal
kelompok untuk berdiskusi tentang Pemikiran Keislaman (Vol. 26).
penentuan pertanyaan esensial, mencari Baser, D.,Yazar,. O., & Hasan, K. (2017).
informasi, konsultasi, dan pembuatan Collaborative project-based learning:
sabun. an integrative science and
Hal ini sesuai dengan pernyataan technological education project.
Fanker (Sari, 2017) mengungkapkan Research in Science & Technological
bahwa peserta didik bertanggung jawab Education. 35(2), 131-148.
dengan menunjukkan: secara konsisten Buck Institute for Education.(2013).
menghadiri pertemuan kelompok dengan Collaboration Rubric Diunduh dari
tepat waktu. https://my.pblworks.org/resource/do
cument/6_12_collaboration_rubric_c
SIMPULAN css_aligned
Keterampilan kolaborasi siswa pada Clark, A. C.& Ernst, J. V. (2007). A
PBPDUMJ untuk indikator berkontribusi Model for The Integration of Science,
secara aktif sebesar 68,88% dengan Technology, Engineering and
katagori baik, indikator, bekerja secara Mathematics. The Technology
produktif sebesar 74,95%% dengan Teacher. 66(4), 24-26
katagori baik, indikator menunjukkan Diawati, Liliasari, Setiabudi, & Buchari.
fleksibilitas dan kompromi sebesar (2018). Students’ Construction of a
80,73% dengan katagori sangat baik, Simple Steam Distillation
indikator mengelola proyek dengan baik Apparatusand Developmentof
sebesar 78,88% dengan katagori baik, Creative Thinking Skills: A Project-
indikator menunjukkan sikap menghargai Based Learning. American Institute
sebesar 89.17% dengan katagori sangat of Physics, USA. 1848
baik dan indikator menunjukkan
442 | Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia Universitas Lampung. Vol. 8 No. 2 (2019)

______________.(2017). Using Project- Nursyifa, A. (2018). Sosialisasi Peran


Based Learning To Design, Build, Penting Keluarga Sebagai Upaya
and Test Student-Made Photometer Pencegahan Dampak Negatif
by Measuring the Unknown Teknologi pada Anak dalam Era
Concentration of Colored Substances. Digital. Proceeding of Community
Jurnal of Chemical Education. 95(3), Development. Vol. 2, Hal. 649
468-475. Permana, Muhartono, Ramadhian &
Fanker, K. (2007). Collaboration Rubric. Hanriko. (2017). Pengaruh
Diunduh dari Pemberian Minyak Jelantah
http://www.hscdsb.on.ca pada Terhadap Gambaran Histopatologi
tanggal 14 Januari 2019. Hepar Padatikus Putih (Rattus
Fraenkel, J. R. & Wallen. N.E. (2006). Norve Gicus) Jantan Galur.Sprague
How To Design and Evaluate Dawley. Lampung: Universitas
Research In Education Eighth Lampung.
Edition. New York: The McGraw- Redhana. I. (2015). Menyiapkan Lulusan
Hill Companies. Fmipa yang Menguasai Keterampilan
Greenstein, L. (2012). Assessing 21st Abad XXI. Proceedings Seminar
Century Skills: A Guide to Evaluating Nasional FMIPA UNDIKSH. Vol. 5,
Mastery and Authentic Learning. Hal. 141
California: Corwin. Saenab, Yunus & Virninda. (2017). PjBL
Istoyono, Mardapi, D., & Suparno. untuk Pengembangan Keterampilan
(2014). Pengembangan tes Mahasiswa: Sebuah kajian deskriptif
kemampuan berpikir tingkat tinggi tentang peran PjBL dalam melejitkan
fisika (PysTHOTS) peserta didik keterampilan komunikasi dan
SMA. Jurnal Penelitian dan Evaluasi kolaborasi mahasiswa. Makasar:
Pendidikan. 18(1), 1–12. Universitas Negeri Makasar.
Ketaren S. (2008). Minyak dan Lemak Sari. K. Arum., Zuhdan. Prasetyo, H., &
Pangan. Jakarta: Universitas Setiyo,. (2017). Pengembangan
Indonesia,. Lembar Kerja Peserta Didik IPA
Kusnadi, Harahap, & Rohendi. (2018). Berbasis Model Project Based
Studi Potensi Pencemaran Learning untuk Meningkatkan
Lingkungan Akibat Limbah Minyak Keterampilan Kolaborasi dan
Jelantah Di Kota Banda Aceh. Komunikasi Peserta Didik Kelas VII.
Banda Aceh: Universitas Islam Jurnal pendidikan dan Sains. 6(8), 1-
Negeri Ar-Raniry. 7.
Kusumadewi. (2018). “Empirisme”. Subarkah. M. Abdillah,. (2019). Pengaruh
Jurnal Pedidikan. 5(24), diunduh Gadget terhadap Perkembangan
dari https: //books Anak. Rausyan Fikr. 15(1), 125
.google.co.id/books?id=2y6DDwA Sugiono, M. (2005). Globalisasi, Global
AQBAJ&pg=PA54&lpg, 26 Governance dan Prospek Governance
Januari 2019 di Dunia Ketiga. Jurnal Ilmu Sosial
Le, H., Jeroen, J.,dan Theo.,W. (2017). dan Ilmu Politik. 8(30), 249
Collaborative learning practices: Suhartono. (2001). Minyak Goreng Bekas
teacher and student perceived Sebagai Bio-Diesel Melalui Proses
obstacles to effective student Transestrifikasi. Prosiding Seminar
collaboration. Cambridge Journal Nasional “Kejuangan” Teknik
Of Education,48(1), 110 Kimia:Yogyakarta.
443 | Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia Universitas Lampung. Vol. 8 No. 2 (2019)

Tama, D. Mutri. (2108). Proses Schoology. Dari tautan: PRISMA,


Pembuatan Lagu Anak Melalui Prosiding Seminar Nasional
Metode Tadasa Sesuai Dengan Matematika. Vol 1. Hal 418.
Kecakapan Abad-21. Bandung: Winarno, H. (2010). Ilmu Sosial dan Ilmu
Universitas Pasundan Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Thomas, J.W. (2000). The Promise of Yamin, Y, Permanasari, A., Redjeki. S.,
Project Based Learning, Focus and & Sopandi, W,. (2017). Application
Basic A Review of Research on of Model Project Based Learning on
Problem Based Learning . Integrated Science in Water
Journal.Knowledge in Action, 2(3). Pollution. Journal of Physics:
Trinova, Z. (2012). Hakikat Belajar dan Conference Series. 298(1), 1.
Bermain Menyenangkan Bagi Peserta Yulita. E, Fadiawati. N dan Diawati. C.
Didik. Jurnal Al-Ta’lim. 1(3), 209- (2018). Efektivitas Pembelajaran
215. Berbasis Masalah Pencemaran
Warsono, H. (2013). Pembelajaran Aktif Limbah Cairan Pemutih Dalam
Teori dan Assesmen. Bandung: Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Remaja Rosdakarya. Tingkat Tinggi. Bandar Lampung:
Wijaya, E.Y., Sudjimat, D.A., & Nyoto, Universitas Lampung.
A. (2016). Transformasi Abad 21 Zaroni, A. & Rusniati. (2015). Globalisasi
Sebagai Tuntutan Pengembangan dan Implikasinya Bagi Negara
Sumber Daya Manusia di Era Global. Berkembang:Telaah Pendekatan
Universitas Kanjuruhan Malang: Ekonomi Islam. Jurnal Ekonomi dan
Prosiding Seminar Nasional Bisnis Islam. 1(1), 1-22.
Pendidikan Matematika 2016. Vol.1. Zubaidah, S. (2016). Keterampilan Abad
Hal. 263-278. Ke-21: Keterampilan yang Diajarkan
Wicaksana, Wardono & Ridlo. 2018. Melalui Pembelajaran. STKIP
Analisis Kemampuan Literasi Persada Khatulistiwa Sintang
Matematika dan Karakter Rasa Ingin Kalimantan Barat: Seminar Nasional
Tahu Siswa pada Pembelajaran Pendidikan dengan tema “Isu-isu
Berbasis Proyek Berbantuan Strategis Pembelajaran MIPA Abad
21.

Anda mungkin juga menyukai