Ayu Rahmawati
Ayu Rahmawati
Received:July 26, 2019 Accepted:July 29, 2019 Online published:July 30, 2019
Abstract: The Analysis of Students' Collaboration Skills in Used Cooking Oil Recycling
Project-Based Learning. This research is aimed to describe students' collaborative skills in used
cooking oil recycling project-based learning. The method used is a weak experimental design with
the one-shot case study. The population of this research was all of the students in grade XI MIA
at one of the senior high school in Bandar Lampung. The research sample was students of class
XI MIA 6, which was obtained by purposive sampling technique. The data in this research were
collected by non-test instruments in the form of an observation sheet. The research data were
analyzed for the percentage of the average score of the indicator of collaboration skills. The
average indicator of overall collaboration skills by 80.44% is categorized very well, with the
detailed contributing actively indicators 68.88% with good category, working productively
indicators is 74.95% with good category, flexibilities and compromise indicators is 80.73% were
categorized as very well, the indicators of improving the project is 78.88% were categorized as
good, the indicators of showing an attitude of respect is 89.18% were categorized very well and
the indicators showing responsibility is 90 % very well categorized.
Kata kunci: keterampilan berkolaborasi, daur ulang minyak jelantah, pembelajaran berbasis
proyek
431 | Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia Universitas Lampung. Vol. 8 No. 2 (2019)
dari model pembelajaran berbasis proyek didiskusikan kembali, dipahami dan di-
(PBP) (Thomas, 2000; Diawati, Liliasari, perhitungkan berdasarkan ketersediaan
Setiabudi, & Buchari, 2017). alat dan bahan serta waktu pengerjaannya.
Model PBP dilakukan agar siswa Selanjutnya siswa menyusun jadwal
mampu mengaitkan komponen beragam pelaksanaan, pada tahap ini siswa saling
pemecahan masalah, mengaitkan antar berdiskusi untuk membuat timeline dan
materi, pertanyaan terbuka, hands on, deadline secara rinci. Setelah membuat
kerja kelompok, kegiatan kelompok timeline dan deadline siswa selanjutnya
interaktif dan siswa dapat menghasilkan melaksanakan proyek, pada tahap ini
produk yang nyata (Clark & Ernst, 2007). siswa saling berbagi peran untuk
Terdapat 5 fitur penting pada PBP menyelesaikan proyek yang telah
yaitu pertanyaan mendorong kegiatan ditentukan dan setiap angggota kelompok
untuk mendapatkan konsep dan prinsip, memiliki tugas masing-masing yang ha-
kelompok penyelidikan antara siswa, guru rus dikerjakan
dan anggota masyarakat yang saling ber- Pada pengerjaan proyek ini, siswa
kolaborasi tentang pertanyaan atau berkonsultasi baik kepada teman maupun
masalah, siswa dituntut untuk berpikir, guru. Siswa fokus dalam mengerjakan
keterlibatan siswa dalam penyelidikan, proyek agar produk yang dihasilkan
dan serangkaian artefak atau produk yang optimal.
menjawab pertanyaan masalah (Diawati, Selain itu siswa memantau perkem-
dkk, 2017). bangan proyek yang sedang dikerjakan
Pada tahapan PBP siswa diorientasi dan hambatan yang dihadapi (Warsono,
dengan memperhatikan penjelasan 2013). Selanjutnya produk yang telah
mengenai PBP (Diawati, dkk 2017) dihasilkan dipresentasikan kepada guru
pembagian kelompok dan pembagian dan teman lainnya dengan bahasa yang
lembar penugasan dengan wacana tentang baik dan sopan.
masalah minyak jelantah. Siswa mela- Pada saat ada siswa yang mempresen-
kukan pengamatan terhadap objek yang tasikan produk, siswa lainnya
berkaitan dengan permasalahan minyak mendengarkan dan menghargainya. Se-
jelantah, kemudian siswa menggunakan lanjutnya siswa merefleksikan akti-
pengetahuan yang dimiliki dengan per- vitasnya dan hasil produk yang telah
masalahan yang sedang dihadapi. Siswa dikerjakan.
mengidentifikasi dan merumuskan masa- Melalui model PBP diyakini dapat
lah dengan mengajukan pertanyaan melatihkan keterampilan kolaborasi
(Wicaksana. Wardono & Ridlo, 2018). siswa. Hal ini karena siswa termotivasi
Lalu siswa mencari informasi dari berba- untuk berkontribusi dalam memecahkan
gai sumber yang dapat menyelesaiakan masalah nyata dalam kehidupan sehari-
permasalahan yang sedang dihadapi, hari dengan merencanakan produk yang
untuk menjawab pertanyaan yang akan dihasilkan (Sari, Prasetyo, & Setiyo,
diajukan. Informasi yang telah diperoleh 2017).
didiskusikan untuk mendapatkan solusi Beberapa penelitian orang lain yang
dari permasalahan tersebut. menunjukkan bahwa penggunaan PBP
Lalu siswa dapat merencanakan dapat meningkatkan keterampilan
proyek yang akan dikerjakan, dalam kolaborasi siswa(Sari, Prasetyo, & Setiyo,
kegiatan ini siswa saling berdiskusi 2017; Baser, Ozden, & Karaarslan, 2017;
dengan mengemukakan ide tentang Saenab, Yunus & Virninda, 2017). Selain
produk-produk yang akan dibuat. itu terdapat beberapa penelitian yang
Produk-produk yang telah dikemukakan berkaitan dengan model PBP,
433 | Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia Universitas Lampung. Vol. 8 No. 2 (2019)
menunjukkan bahwa model PBP dapat 2018/2019 yang terdapat 6 kelas. Penelitian
meningkatkan keterampilan berpikir ini menggunakan satu sampel penelitian yaitu
kreatif siswa (Diawati, Liliasari, kelas XI MIA 6. Pengambilan sampel dila-
Setiabudi, & Buchari, 2017), mening- kukan dengan teknik purposive sampling.
katkan sikap kewirausahaan siswa
(Carnawi, Sudarmin & Nanik Wijayanti, Data Penelitian
2017), meningkatkan penguasaan konsep Jenis data dalam penelitian ini adalah
untuk siswa SMP (Yamin, Redjeki & data kualitatif. Data utama pada
Sumandi, 2017). penelitian ini adalah data keterampilan
Namun, faktanya pembelajaran kimia kolaborasi siswa yang diperoleh melalui
di sekolah hanya berdasarkan pada lembar observasi tentang pengamatan
kurikulum yang tidak menyelesaikan siswa selama mengikuti proses
masalah menantang di kehidupan nyata. pembelajaran. Sedangkan data pendukung
Hal ini sesuai dengan hasil observasi di dalam penelitian ini adalah data lembar
SMA Negeri 14 Bandar Lampung yang kinerja produk siswa.
menyatakan bahwa pembelajaran di
sekolah hanya pada pembelajaran Instrumen Penelitian
structured bukan ill-structured. Instrumen yang digunakan adalah
Berdasarkan uraian tersebut, maka instrumen nontes berupa lembar observasi
penulisan artikel ini bertujuan untuk terdiri dari lima indikator aktivitas siswa,
mendeskripsikan keterampilan yaitu berkontribusi secara aktif, bekerja
berkolaborasi Siswa pada PBPDUMJ. secara produktif, menunjukkan flesibilitas
dan kompromi, mengelola proyek dengan
METODE baik, menunjukkan tanggung jawab, dan
menunjukkan sikap menghargai.
Metode yang digunakan pada Setiap indikator memiliki kriteria
penelitian ini yaitu Weak Experimental yang dijadikan sebagai task untuk menilai
Design dengan desain penelitian yaitu keterampilan kolaborasi. Analisis hasil
The One-Shot Case Study (Fraenkel dan observasi dilakukan dengan menentukan
Wallen, 2006). Adapun desain pada presentase skor tiap indikator
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1. keterampilan kolaborasi pada setiap
PBPDUMJ.
Tabel 1. desain penelitian The One-Shot
Case Study Validitas Instrumen Penelitian
Suatu instrumen dikatakan valid
X O apabila dapat mengukur hal yang
Treatment Observation
(Dependent variable) diinginkan dan dapat mengungkap data
(Fraenkel dan Wallen, 2006) dari variabel yang diteliti secara tepat.
Untuk itu, dilakukan pengujian terhadap
Keterangan : instrumen yang digunakan.
Pengujian instrumen penelitian ini
X : Perlakuan berupa penerapan model menggunakan validitas isi. Adapun
PBPDUMJ pengujian validitas isi ini dilakukan
O : Pengamatan (pengukuran) keterampilan
berkolaborasi yang diberikan
dengan cara judgment. Dalam hal ini
pengujian dilakukan dengan me-
Populasi dan Sampel nganalisis kesesuaian antara indikator
Populasi pada penelitian ini yaitu keterampilan kolaborasi dengan
seluruh siswa kelas XI MIA tahun ajaran aspek yang akan diukur. Bila antara
unsur-unsur itu terdapat kesesuaian, maka
434 | Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia Universitas Lampung. Vol. 8 No. 2 (2019)
70
persentase rata-rata skor keterampilan, 80 66.7 1: Berkontribusi secara
aktif
Kolaborasi
95 Keterangan:
1: Berkontribusi se-
keterampilan kolaborasi siswa yang
90
Kolaborasi
4: Mengelola proyek
sebesar 83,3% dengan katagori sangat 90
dengan baik
Kolaboarasi
60 fleksibilitas
dan kompromi
40 4: Mengelola
proyek dengan
20 baik
5: Menunjukkan
0 sikap menghargai
11 23 43 45
436 | Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia Universitas Lampung. Vol. 8 No. 2 (2019)
Menguji Hasil
Persentase skor indikator
keterampilan kolaborasi yang diukur pada
tahapan Menguji hasil disajikan pada
Gambar 5. Gambar 6. Nilai rata-rata produk siswa
pada kinerja produk
100 85.6 Keterangan:
1: Berkontribusi Dari Gambar 6 terlihat bahwa nilai
Skor Ketrampilan
75
80 secara aktif
62.2 rata-rata kinerja produk pada task tekstur
Kolaborasi
60 2: Bekerja secara
produktif dan busa sabun lebih besar dibanding task
40 5: Menunjukkan
sikap menghargai
warna dan bau sabun. Hal ini menunjuk-
20
kan bahwa sabun yang dibuat oleh siswa
0
11 22 35 memiliki tekstur keras dan menghasilkan
Indikator Keterampilan Kolaborasi busa yang banyak sesuai dengan sabun
buatan pabrik, dibandingakn warna dan
Gambar 5. Persentase skor keterampilan bau.
kolaborasi siswa pada
indikator 1.2 dan 5 Pembahasan
Dilakukan pengkajian pada setiap
Pada Gambar 5. terlihat bahwa pada indikator keterampilan kolaborasi, untuk
tahapan menguji hasil indikator keteram- mengetahui efektif tahapan-tahapan
pilan kolaborasi siswa yang muncul model PBPDUMJ yang diterapkan.
terdapat tiga indikator yaitu berkontribusi
secara aktif sebesar 62,2 % dengan Indikator berkontribusi secara aktif
katagori baik, bekerja secara produktif Indikator ini dilatihkan pada saat
sebesar 75% dengan katagori baik dan siswa mengungkapkan ide, saran atau
menunjukkan sikap menghargai sebesar solusi dalam berdiskusi. Hal ini sesuai
85,6% dengan katagori sangat baik. dengan International Reading
Rata-rata keseluran indikator Association/NCTE (Sari, 2107)
keterampilan kolaborasi sebesar 80,44% menjelaskan bahwa berkontribusi secara
dengan katagori sangat baik. Hal ini aktif dengan selalu mengungkapkan ide,
menunjukkan bahwa model PBPDUMJ saran, atau solusi yang diutarakan dalam
dapat melatihkan keterampilan kolaborasi diskusi.
pada siswa. Sehingga indikator ini terlatih pada
tahapan penentuan pertanyaan esensial,
Kinerja Produk Siswa karena pada tahapan ini siswa saling
Nilai rata-rata kinerja produk siswa berdiskusi untuk mencari infomasi lalu
pada setiap task kinerja disajikan pada merumuskan masalah dalam wacana di
Gambar 6 lembar penugasan untuk menemukan
pertanyaan esensial. Hal ini membuktikan
bahwa dengan berdiskusi siswa mampu
saling memberikan ide, saran atau solusi
untuk memecahkan masalah.
7.3 7.25 Pada tahapan mendesain perencanaan
Nilai rata-rata produk
7.2
proyek ini dilakukan di luar kelas, siswa
7.1
7
siswa
7
6.9
6.8
warna dan tekstur dan
437 | Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia Universitas Lampung. Vol. 8 No. 2 (2019)
memperbaiki lembar penugasan yang ber- berbagai sumber baik buku, blog, maupun
kaitan dengan timeline dan deadline jurnal.
sesuai arahan guru. Pada tahapan menyusun jadwal
Berdasarkan analisis presentase skor dilakukan saat persiapan mengelola
keterampilan kolaborasi siswa pada proyek dengan membuat timeline dan
indikator menunjukkan fleksibilitas dan deadline secara terperinci dan runtut. Hal
kompromi ditunjukkan pada Gambar 2, ini dapat dilakukan siswa melalui
gambar 3 dan gambar 4 masing-masing membuat kegiatan pembuatan produk
dengan katagori sangat baik dengan beserta waktu untuk menyelesaikan
persentase yang mengalami kenaikan kegiatan tersebut, misalnya menyiapkan
diperoleh katagori sangat baik, hal ini alat dan bahan, membuat produk,
disebabkan karena siswa menerima mengumpulkan produk, membuat
keputusan bersama, bersifat fleksibel dan laporan, mengumpulkan laporan dan
menerima kritik dan saran dari antar presentasi.
anggota kelompok. Pada tahapan memonitoring siswa
dan kemajuan proyek dilakukan saat
Indikator mengelola proyek dengan baik mengerjakan proyek melalui siswa
Pada indikator ini dilatihkan pada saat melakukan percobaan pembuatan sabun.
persiapan mengelola proyek dan menger- Mulai dari tahap menyiapkan peralatan
jakan proyek. Indikator ini terlatih pada dan bahan yang dibutuhkan, melakukan
tahapan mendesain perencanaan proyek, percobaan sesuai dengan prosedur dan
menyusun jadwal, dan memonitoring mampu berbagi tugas pada saat
peserta didik dan kemajuan proyek. praktikum. Pembuatan sabun dilakukan
Tahapan-tahapan ini dimaksudkan selama 1 minggu di rumah salah satu
agar siswa mampu membuat rincian anggota dari masing-masing kelompok.
pengerjaan proyek, mengatur jadwal, Masing-masing kelompok membuat 3
memanfaatkan waktu dengan baik, produk sabun dengan volume minyak
mencari informasi dari berbagai sumber, yaitu 50 ml, sedangkan volume NaOH
berbagi tugas, melakukan percobaan yang berbeda-beda yaitu 5 ml, 10 ml, dan
sesuai prosedur dan menggunakan alat 15 ml.
dan bahan dengan baik. Hal ini sesuai Selama proses pembuatan sabun,
dengan Buck Institute for Education (Sari, guru memantau dan membimbing siswa
2017) mencirikan indikator mengelola melalui chat whatsapp. Saat
pekerjaan dalam tim (organizes work) berkonsultasi siswa menanyakan waktu
dengan membuat rincian pengerjaan pencampuran minyak jelantah dengan
proyek dengan detail, membagi tugas norit dan kendala waktu penyaringan
yang jelas kepada anggota kelompok minyak jelantah setelah dicampur dengan
berdasarkan kekuatan anggota tim, norit. Lalu guru menyarankan untuk
mengatur jadwal kerja dan menentukan menggunakan kain tipis dan bersih,
deadline dan menggunakan waktu dan namun setelah berdiskusi guru
pertemuan dengan efisien. menyarankan kembali lebih baik
Pada tahapan mendesain perencanaan menyaring dengan kertas saring karena
proyek dilakukan saat persiapan memiliki pori-pori yang sangat kecil. Hal
mengelola proyek melalui siswa ini karena jika menggunakan kain, maka
berdiskusi dengan menggunakan waktu masih ada norit yang bercampur dengan
dan pertemuan yang efisien untuk mencari minyak jelantah. Kemudian siswa
informasi mengenai minyak jelantah dari membuat sabun setelah tidak ada kendala
dalam pembuatan sabun.
440 | Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia Universitas Lampung. Vol. 8 No. 2 (2019)