Anda di halaman 1dari 15

BAB III

TINJAUAN PROYEK

3.1 Pengetian Umum Proyek


Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang sifatnya harus dikerjakan
atau dilaksanakan dengan batas waktu tertentu, serta membutuhkan material,
biaya, pekerja, pengawasan dan pemeliharaan yang telah disepakati dan diikat
dalam suatu perjanjian kerja atau kontrak. Pembangunan proyek ini membutuhkan
tenaga kerja yang ahli dibidangnya serta mampu bersaing secara baik, agar dapat
meningkatkan kinerja dengan hasil yang maksimal.
Suatu keberhasilan dalam pembangungan akan dapat tercapai bila
didukung dengan sistem organisasi proyek yang baik, karena organisasi proyek
merupakan pusat pengendalian serta pengkoordinasian dari suatu proyek
pembangunan. Segala perencanaan dan pelaksanaan pembangunan diharapkan
terkoodinir dengan baik serta mengacu pada peningkatan hasil yang akan dicapai.

3.2 Data – Data Proyek


3.2.1 Data – Data Umum Proyek
Data – data Proyek Pembangunan Gedung Fakultas Ilmu Komputer
(Fasilkom) Universitas Lancang Kuning, Pekanbaru. Adapun data – data tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Nama Proyek : Pembangunan Gedung Fakultas
Ilmu Komputer (Fasilkom)
Universitas Lancang Kuning,
Pekanbaru
2. Pemilik Proyek : Universitas Lancang Kuning
3. Kontraktor Pelaksana : PT. Karya Metropolitan Utama
4. Alamat : Jl. Yos Sudarso Km.8 Rumbai-
Pekanbaru
5. Project Manager : Susanto, ST
6. Site Manager : Septiyani, ST
7. Konsultan Struktur : PT. Karya Metropolitan Utama
2

8. Deskripsi Proyek : Gedung dengan 2 lantai


9. Batas Lokasi
Sebelah Utara : SDN 150 Kota Pekanbaru
Sebelah Timur : Fakultas Kehutanan Unilak
Sebelah Selatan : Fakultas Pendidikan Unilak
Sebelah Barat : Jalan Patria Sari
10. Kuantitas Pekerjaan
Luas Lahan : 6.096 m2
Luas Bangunan : 1.082,8 m2
Nilai Kontrak : Rp 2.000.000.000
Jenis Mata Uang : Pemilik
11. Waktu Pelaksanaan : 10 Juni 2019 s/d 09 November
2019
12. Fungsi Bangunan : Gedung Pendidikan

Lokasi proyek Pembangunan Gedung Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom)


Universitas Lancang Kuning, Pekanbaru dapat di akses melalui Jalan Umban Sari
Kecamatan Rumbai.

Gambar 3.1 Lokasi Proyek


Sumber: GoogleEarth.com
3

Perencanaan Pembangunan Gedung Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom)


Universitas Lancang Kuning, Pekanbaru yang direncanakan 2 lantai, dilantai 1
dilengkapi tangga sesuai dengan gambar rencana. Denah setiap lantai disekat
dengan ruangan dan fungsi yang berbeda dalam perencanaan.

3.2.2 Data Utama Proyek


Adapun data utama dari proyek Pembangunan Gedung Fakultas Ilmu
Komputer (Fasilkom) Universitas Lancang Kuning Pekanbaru sebagai berikut:
1. Ruang lingkup pekerjaan proyek
Tinjauan pekerjaan adalah pelaksanaan pekerjaan struktur yang ada pada
lantai 2 dengan sistem konvensional.
2. Material struktur
a. Beton struktur : K-250 (ready mix).
b. Baja tulangan : Tulangan pada kolom menggunakan baja ulir
diameter 16 mm (D16) dan baja biasa diameter 10
mm (D10), untuk balok menggunakan baja ulir
diameter 16 mm (D16) dan baja biasa diameter 10
mm (D10), sedangkan untuk pelat lantai
menggunakan baja biasa diameter 10 mm (D10).

3.3 Organisasi Proyek


3.3.1 Pengantar Umum
Organisasi adalah suatu wadah kegiatan kelompok manusia atau badan
dengan pembagian tugas tertentu untuk mencapai tujuan bersama dengan
memanfaatkan Sumber daya yang dimiliki dengan semaksimal mungkin. Kegiatan
tersebut dapat berupa jasa maupun lainnya sesuai dengan tujuan fisik yang akan
dicapai. Banyak sedikitnya kegiatan dapat mempengaruhi jumlah orang yang
dibutuhkan.
Keberhasilan suatu proyek sangat tergantung pada perilaku atau kegiatan
satuan – satuan pendukung pelaksana organisasi yang dikoordinasikan dalam
suatu sistem manajemen. Untuk itu, dituntut agar individu atau satuan – satuan
4

organisasi pelaksana dapat bekerja sama secara terorganisir dalam mewujudkan


tujuan yang direncanakan.
Organisasi proyek bertanggung jawab untuk menyelesaikan suatu tujuan
yang ditugaskan sesuai dengan batas atau menurut spesifikasi Sumber daya yang
ada yaitu dana, waktu, peralatan, teknologi, manusia, dan material untuk mencapai
standar kualitas yang disepakati atau yang telah ditentukan sehingga tercapai
semua keuntungan bagi semua pihak yang bersangkutan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibuatlah suatu sistem hubungan
kerja sesuai kondisi pekerjaan dengan berisikan aspek – aspek rencana organisasi
sebagai berikut :
a. Tugas pokok dari organisasi.
b. Pengelompokkan jenis – jenis kegiatan dalam suatu sistematika tertentu.
c. Pekerjaan dari tiap – tiap organisasi itu.
d. Tanggung jawab dari tiap – tiap petugas dalam pelaksanaan tugas yang
dibebankan kepadanya.
e. Kekuasaan atau wewenang dari tiap – tiap petugas.
f. Pelimpahan tanggung jawab kepada bagian – bagian dalam organisasi itu.
g. Ukuran yang diperlukan didalam menilai berhasil atau tidaknya pelaksanaan
tugas tiap – tiap petugas dalam organisasi.

Ketentuan – ketentuan demi terjaminnya pelaksaan organisasi adalah


sebagai berikut :
a. Pemberian tanggung jawab yang tegas dan cermat kepada tiap – tiap petugas.
b. Pemberian tanggung jawab harus disertai dengan pelimpahan – pelimpahan
wewenang yang memadai.
c. Petugas dalam suatu jabatan tertentu hanya mengenai perintah dari seseorang
atasan saja.
d. Petugas dalam bagian – bagian tertentu sesuai luasnya tanggung jawab
pekerjaan, perlu diberikan tenaga pembantu yang diperlukan.
e. Petugas bagian tertentu hanya mempunyai bawahan secara langsung tidak
lebih dari jumlah yang dapat dikuasainya atau diawasinya.
5

3.3.2 Hubungan Kerja Antar Unsur Organisasi Proyek


A. Hubungan Masing – masing pihak atau unsur dalam proyek

Gambar 3.2 Hubungan Pihak yang terkait dalam suatu proyek


Sumber: PT. Karya Metropolitan Utama

Keterangan gambar :
: Hubungan Kerja

: Hubungan Koordinasi

: Hubungan Kontraktual

1. Hubungan Kontraktual
Hubungan yang dilakukan oleh pengguna jasa dengan konsultan perencana,
konsultan pengawas, kontraktor dan subkontraktor. Kontraktor membuat kontrak
dengan subkontraktor dan melakukan pekerjaan yang diisyaratkan pengguna jasa
dan konsultan akan mengawasi pekerjaan kontraktor. Kontraktor dan konsultan
akan bekerjasama berdasarkan dengan peraturan pemerintah. Kontraktor,
6

subkontraktor, konsultan perencana dan konsultan pengawas mendapat imbalan


jasa dari owner.

2. Hubungan Kerja
Hubungan antara kontraktor dengan subkontraktor. subkontraktor
mengerjakan pekerjaan apa yang telah diperintahkan oleh kontraktor, selanjutnya
hubungan antara subkontraktor dengan beberapa pihak, seperti hubungan
subkontraktor dengan pihak di bidang tenaga kerja, pihak di bidang peralatan
konstruksi, dan pihak di bidanga material serta hubungan kontraktor dengan pihak
di bidang material dan pihak dibidang tenaga kerja.
Kontraktor dan subkontraktor sebagai pihak pelaksana memiliki kontrak
dalam menyelesaikan pekerjaan, sehingga hubungan subkontraktor dengan
beberapa pihak terkait yang berada dilapangan harus benar-benar terkoordinasi
dengan baik, dan begitu juga kontraktor dengan pihak terkait dalam hubungan
kerja.
Hubungan kontraktor dan subkontraktor dengan pihak yang terkait
berdasarkan hubungan kerja adalah sebagai berikut :
a. Hubungan antara kontraktor dengan penyedia tenaga kerja
Ikatan berdasarkan perjanjian. penyedia harus melaporkan berapa jumlah
tenaga kerja yang terpakai oleh subkontraktor
b. Hubungan antara kontraktor dengan tenaga kerja.
Ikatan berdasarkan perjanjian. Kontraktor menggunakan tenaga kerja melalui
subkontraktor dan kontraktor harus mengetahui kemampuan pekerja
berdasarkan keterampilan pekerja.
c. Hubungan antara kontraktor dengan pemasok material.
Ikatan berdasarkan perjanjian. pemasok material harus melaporkan jumlah,
kualitas, dan harga material kepada kontraktor agar spesifikasi material harus
sesuai pada perencanaan yang dibuat oleh konsultan perencana.
d. Hubungan antara kontraktor dengan produsen material
Ikatan berdasarkan perjanjian, dimana kontraktor harus menyesuaikan
material yang dipesan oleh pemasok material apakah sesuai antara material
7

yang ada dilapangan dengan yang tersedia baik dari segi harga, jumlah, dan
kualitas material itu sendiri.
e. Hubungan kontraktor dengan peralatan konstruksi
Dalam hal ini kontraktor harus mengetahui kelayakan peralatan konstruksi
yang mana peralatan tersebut mampu membantu proses pekerjaan tengah
berlangsung.
f. Hubungan subkontraktor dengan penyedia tenaga kerja
Ikatan ini berdasarkan kontrak. penyedia tenaga kerja harus mampu
menyediakan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh subkontraktor dalam
menyelesaikan pekerjaan, maka dari itu perlu adanya koordinasi baik antara
subkontraktor dengan penyedia tenaga kerja.
g. Hubungan subkontraktor dengan tenaga kerja
Ikatan ini berdasarkan kontrak. tenaga kerja harus mengikuti perintah dan
arahan yang diberikan oleh subkontraktor dalam menyelesaikan pekerjaan
sehingga pekerjaan pun dapata terselesaikan dalam waktu yang efisien
sehingga sangat dibutuhkan koordinai dan komunikasi antara subkontrakor
dengan tenaga kerja.
h. Hubungan subkontraktor pemasok material
Ikatan ini berdasarkan kontrak. pemasok material harus mampu memasok,
menyediakan, dan mendatangkan material yang diminta oleh subkontraktor
baik dari segi kuantitasa, kualitas, dan harga.
i. Hubungan subkontraktor dengan produsen material
Ikatan ini berdasarkan perjanjian. produsen material harus mampu
menyediakan informasi yang terkait dengan material baik dari segi kualitas
dan kuantitas.
j. Hubungan subkontraktor dengan peralatan konstruksi
Peralatan konstruksi yang terdapat di lokasi proyek maupun yang berasal dari
luar lokasi proyek, harus diperiksa kelayakannya oleh subkontraktor, jika
tidak layak maka subkontraktor harus mengganti atau memperbaiki perlatan
tersebut agar pekerjaan konstruksi dapat berjalan dengan lancar.
8

k. Hubungan pemasok tenaga kerja dengan tenaga kerja


Ikatan ini berdasarkan perjanjian yang mana pemasok tenaga kerja mampu
mencari tenaga kerja dan memfasilitasi tenaga kerja dari mana asal tenaga
kerja itu sampai ke lokasi proyek, sehingga tenaga kerja dalam kondisi baik.
l. Hubungan pemasok material dengan produsen material
Ikatan ini berdasarkan perjanjian. pemasok material mampu mencari
produsen material yang sesuai dengan material yang ditetapkan dan dipesan
oleh subkontraktor, sehingga pemasok material harus benar tau yang mana
produsen material yang mampu menyediakan material yang berkualitas sesuai
dengan perencanaan proyek.

3. Hubungan Koordinasi
Dalam hal ini pekerjaan konstruksi yang dikerjakan oleh kontraktor
melalui subkontraktor harus diawasi oleh konsultan pengawas, setiap pekerjaan
konstruksi wajib ada laporan pekerjaan yang diketahui oleh dan ditandatangani
oleh konsultan pengawas, selain itu konsultan pengawas harus membuat progres
pekerjaan berdasarkan kondisi aktual dilapangan yang dibuat dalam bentuk
laporan mingguan, dan juga konsultan pengawas harus mengawasi setiap
pekerjaan kontraktor baik dari segi kualitas dan kuantitas pekerjaan konstruksi.
Kontraktor pelaksana dalam mengerjakan pekerjaan konstruksi mengikuti
acuan pekerjaaan apa yang telah dibuat oleh konsultan perencana baik dari segi
teknis maupun non-teknis baik berupa kuantitas dan kualitas dari masing-masing
pekerjaan, selain itu konsultan perencana membuat perencanaan pekerjaan
konstruksi sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga pekerjaan konstruksi dapat
diselesaikan dengan baik dan memenuhi syarat teknis yang berlaku.

B. Kedudukan Masing – Masing Pihak Secara Teknis


Adapun kedudukan masing – masing pihak secara teknis ditentukan oleh
kedudukan dan peran masing – masing unsur proyek yang terkait, antara lain:
1. Pemilik Proyek
Pemilik proyek adalah pihak yang memiliki proyek tersebut, dengan kata lain
sebagai pihak yang berhak memberikan perintah atau komando kepada
9

konsultan perencana, konsultan pengawas, dan konsultan pelaksana untuk


melaksanakan proyek yang dimiliki. Pemilik proyek pembangunan Gedung
Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) Universitas Lancang Kuning Pekanbaru
adalah Universitas Lancang Kuning.
2. Konsultan Perencana
Konsultan perencana memiliki tugas membantu pengelola dalam
melaksanakan pengadaan dokumen, perencanaan, dan pelelangan dalam
melaksanakan konstruksi dan memberikan penjelasan terhadap persoalan –
persoalan yang timbul dalam hal perencanaan selama tahap perencanaan
konstruksi fisik serta mempertanggung jawabkan kepada pemilik proyek.
Dalam hal ini konsultan perencana proyek pembangunan Gedung Fakultas
Ilmu Komputer (Fasilkom) Universitas Lancang Kuning Pekanbaru adalah
PT. Karya Metropolitan Utama.
3. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas bertugas membantu pengelolaan proyek dan
melaksanakan pengawasan pada tahap konstruksi fisik serta betanggung
jawab secara aktual kepada pemilik proyek. Konsultan pengawas pada proyek
pembangunan Gedung Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) Universitas
Lancang Kuning Pekanbaru adalah Universitas Lancang Kuning.
4. Kontraktor Pelaksana
Kontraktor pelaksana adalaha perusahaan yang memenuhi persyaratan yang
telah ditetapkan untuk melaksanakan kegiatan pembangunan konstruksi fisik
suatu bangunan dan mempertanggung jawabkan penyelesaian proyek sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan oleh pemilik proyek. Kontraktor
pelaksana proyek pembangunan Gedung Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom)
Universitas Lancang Kuning Pekanbaru adalah PT. Karya Metropolitan
Utama.

3.3.3 Organisasi Pelaksanaan Proyek


Organisasi pelaksanaan proyek atau organisasi lapangan adalah suatu
kumpulan tim organisasi yang bertugas khusus untuk menjamin kelancaran
10

kegiatan lapangan yang memiliki fungsi pokok yaitu dalam hal pengawasan,
pelaksanaan, dan administrasi.

Berikut ada beberapa hal yang perlu di pertimbangkan dalam penyusunan


struktur organisasi proyek antara lain :
a. Perbedaan ragam kerja.
b. Kekhususan bidang kerja.
c. Kondisi tenaga kerja.
d. Persoalan – persoalan yang di hadapi.
e. Mobilitas kerja di lapangan.
f. Faktor lain sebagai bahan pertimbangkan rujukan.

STRUKTUR ORGANISASI
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS ILMU KOMPUTER
(FASILKOM) UNIVERSITAS LANCANG KUNING PEKANBARU

Gambar 3.3 Struktur Organisasi Proyek Pembangunan Gedung Fakultas Ilmu


Komputer (Fasilkom) Universitas Lancang Kuning Pekanbaru
Sumber: PT. Karya Metropolitan Utama
11

Keterangan :

: Garis Komando

: Garis Konsultasi

Struktur organisasi pelaksanaan dalam pengerjaan Proyek Pembangunan


Gedung Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) Universitas Lancang Kuning
Pekanbaru ini adalah sebagai berikut :

1. Project Manager
Tugas dan tanggung jawab dari Project Manager dalam pelaksanaan
proyek ini adalah sebagai berikut :
a. Menetapkan kebijaksanaan tugas organisasi proyek.
b. Menetapkan struktur organisasi pelaksanaan tugas (job description).
c. Menetapkan sasaran yang akan di capai pada setiap kegiatan pelaksanaan.
d. Menetapkan sistem administrasi dan prosedur untuk kepentingan manajemen.
e. Mencari tenaga ahli untuk membantu pelaksanaan tugasnya.
f. Menetapkan anggaran biaya yang di butuhkan untuk pelaksanaan tugasnya.

2. Site Manager
Site manager yang merupakan staf ahli untuk mewakili pekerjaan
kontraktor di lapangan dan berwenang penuh untuk mengambil tindakan berkaitan
dengan pelaksanaan. Semua pembangunan serta bertanggung jawab atas segala
hal yang terjadi. Site manager harus selalu berada di lokasi pembangunan untuk
memimpin, mengikuti perkembangan dan mengawasi secara langsung jalannya
pekerjaan di lapangan. Tugas utama site manager ialah melaporkan dan
mempertanggungjawabkan hasil kerja di lapangan ke project manager. Tanggung
jawab seorang site manager yaitu :
a. Bertanggung jawab secara keseluruhan terhadap pelaksanaan, dalam rangka
mencapai tujuan proyek berupa kualitas yang baik, tepat waktu dengan biaya
seefisien mungkin.
b. Mengadakan koordinasi dengan bagian logistik tentang penyediaan barang
atau material dan peralatan.
12

c. Menentukan kebijaksanaan seperti metode kerja atau spesifikasi bahan.


d. Menyusun laporan harian, mingguan, dan bulanan. Laporan ini berisi tentang
kesulitan yang terjadi di lapangan dan bagaimana cara mengatasinya. Laporan
mingguan berisi tentang pengevaluasian pekerjaan selama satu minggu,
kemajuan pekerjaan, serta rencana kerja satu minggu, dan laporan keuangan.
e. Meneliti dan mengesahkan tagihan – tagihan dari suplier dan mandor yang
berhubungan dengan volume fisik lapangan dengan harga satuan, nota – nota
pembelian alat dan bahan.

3. Administrasi (Keuangan)
Orang yang membantu menyiapkan segala laporan teknik yang telah di
isyaratkan. Tugas dan tanggung jawab administrasi (keuangan) adalah :
a. Bertanggung jawab langsung di dalam mengembangkan fungsi staf dan
penerapannya sesuai dengan keperluan.
b. Menerapkan prosedur administrasi dan keuangan di dalam sistem yang telah
di tetapkan oleh project manager secara konsisten di dalam organisasi.
c. Mempersiapkan rencana pembagian kerja yang menyangkut wewenang dan
tanggung jawab setiap anggota dari manajemen.
d. Mempersiapkan sistem dan prosedur administrasi di dalam organisasi sesuai
dengan batas – batas dan wewenang dalam tugas dan tanggung jawabnya.

4. Logistik
Tugas dan tanggung jawab bagian logistik adalah sebagai berikut :
a. Merealisasikan pembelian produk sesuai mutu yang tercantum di dalam surat
permintaan.
b. Memahami daftar sub kontraktor yang di keluarkan oleh UPP ( Unit
Penentuan Pembelian) pusat.
c. Mencari bahan atau peralatan serta melaporkan ke kepala proyek.
d. Mencari penawaran harga atas instruksi project manager.
e. Bertanggung jawab dalam setiap menangani pengangkutan peralatan ke
lapangan dan pengangkutannya kembali ke workshop.
13

5. Equipment (Perlengkapan)
Equipment adalah orang yang bertanggung jawab atas perlengkapan, baik itu
berupa perlengkapan kerja proyek untuk tukang, perlengkapan berupa alat berat,
dan juga perlengkapan yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang bersangkutan
terhadap proyek, setiap perlengkapan yang dibutuhkan dibuat berita acara yang
diketahui oleh site manager.

6. Site Engineering
Engineering yang dimaksud disini adalah berupa seorang staf ahli yang
memiliki wewenang atas quality control baik terhadap peralatan pekerjaan, alat
berat, pekerjaan, dan material serta wajib membuat laporan yang diketahui oleh
project manager.

7. Quantity dan Draftman


Tugas seorang Quantity atau Draftman adalah sebagai berikut :
1. Membuat gambar pelaksanaan dan gambar shop drawing Gambar shop
drawing adalah gambar detail yang disertai ukuran dan bentuk detail sebagai
acuan pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan pembangunan dilapangan
sesuai dengan gambar perencanaan yang sudah dibuat sebelumnya.
2. Menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi nyata dilapangan Seringkali
apa yang sudah direncanakan oleh perencana tidak memungkinkan untuk
dilaksanakan dilapangan karena kondisi kenyataannya ternyata berbeda atau
bisa jadi telah ada perubahan bentuk struktur pekerjaan sebelumnya yang
menyebabkan pekerjaan selanjutnya harus berubah, disinilah tugas seorang
drafter untuk membuat gambar kerja yang dapat dilaksanakan.
3. Menjelaskan kepada Pelaksana lapangan atau Surveyor Gambar shop
drawing yang sudah dibuat adakalanya kurang dipahami oleh Pelaksana
lapangan baik dari segi bentuk detail struktur maupun ukuran bangunan
sehingga diperlukan koordinasi yang baik dengan pihak lapangan agar
struktur bangunan yang dibuat sesuai dengan apa yang direncanakan
sebelumnya.
14

4. Membuat gambar akhir pekerjaan (Asbuilt Drawing) Gambar Asbuilt


Drawing adalah gambar laporan hasil pelaksanaan yang sudah dibuat
dilapangan untuk dijadikan pertanggung jawaban kepada pemilik proyek
(Owner). Gambar Asbuilt Drawing dibuat setelah pekerjaan selesai dan tidak
ada perubahan dilapangan.

8. General Foreman
General Foreman adalah orang yang bertugas dan bertanggung jawab
menyelesaikan suatu pekerjaan dalam lingkup area tertentu dan membawahi
beberapa team fitter, welder dan helper. Dalam proyek skala besar biasanya antara
fitter dan welder akan masuk dalam management team terpisah, meskipun area
pekerjaan sama.

3.4 Time Schedule


Waktu merupakan suatu hal yang penting dalam melaksanakan suatu proyek.
Setiap kontraktor yang mendapat kesempatan untuk melaksanakan suatu proyek
terikat jangka waktu tertentu untuk menyelesaikan proyek tersebut yang tertulis
di dalam kontrak. Jika kontraktor tersebut mengalami keterlambatan dalam
menyelesaikan proyek yang telah menjadi tanggung jawabnya, maka kontraktor
tersebut akan dikenai sanksi sesuai dengan persetujuan kontrak kerja.
Apabila keterlambatan terjadi, maka akan menyebabkan kerugian bagi
kontraktor. Untuk mengatasi hal ini perlu dibuat rencana jadwal kerja (time
schedule) yang benar. Time schedule ini, mengacu kepada batas waktu
penyelesaian yang dituangkan dalam kontrak. Berdasarkan pada waktu
penyelesaian tersebut, disusun time schedule berisi paket-paket pekerjaan yang
ada dalam kontrak yang dilaksanakan.

Adapun fungsi dari Time Schedule, antara lain:


1. Sebagai pedoman dan penuntun bagi kontraktor dalam melaksanakan
pekerjaan.
2. Sebagai dasar untuk membuat berita acara kemajuan proyek.
3. Sebagai control bagi pengawas proyek dalam menilai prestasi kerja.
15

Gambar 3.4 Time Schedule Proyek


Sumber: PT. Karya Metropolitan Utama

Anda mungkin juga menyukai