Bab Iv
Bab Iv
4.3 Bahan Yang Digunakan Dalam Pembuatan Kolom, Balok, dan Pelat
Lantai
Bahan bangunan adalah unsur terpenting dalam membentuk bagian
bangunan pada konstruksi. Untuk dapat membentuk suatu struktur yang
berkualitas dan memenuhi target rencana dari suatu konstruksi, maka diperlukan
material yang berkualitas. Material-material yang digunakan dalam pembuatan
Kolom, Balok, dan Pelat Atap lantai 2 ini adalah sebagai berikut:
3. Air
Penggunaan air umumnya dilakukan pada pekerjaan pembersihan material
atau lokasi, pengecoran, dan perawatan beton.
Pada proyek Pembangunan Gedung Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom)
Universitas Lancang Kuning Pekanbaru, air yang digunakan berasal dari
pengeboran sumur di lokasi proyek.
4. Kayu
Pada pekerjaan ini kayu dan multipleks digunakan untuk pekerjaan
pemasangan mal/bekisting dan pemasangan kayu penyangga untuk kolom. Kayu
yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah kayu 5/7, kayu 5/10 dan kayu 5/12.
Untuk pekerjaan bekisting kolom maupun balok dan menggunakan multipleks
dengan ketebalan 12 mm yang disambung membentuk persegi dan dikokohkan
dengan kerangka kayu dan diikat oleh baut. Kerangka bekisting harus dipastikan
rapat agar tidak terjadi kebocoran pada saat pengecoran dan menghasilkan cetakan
kolom yang bagus.
Adapun kayu dan multipleks yang digunakan pada Pembangunan Gedung
Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) Universitas Lancang Kuning Pekanbaru,
dapat dilihat pada Gambar 4.7 dan Gambar 4.8 dibawah ini :
Gambar 4.7 Kayu
Sumber : Dokumentasi Praktek Kerja Lapangan
Selama pengangkutan, Mixer Truck ini terus berputar searah jarum jam
dengan kecepatan 8 - 12 putaran permenit agar adukan beton tetap homogen dan
tidak mengeras. Truk ini memerlukan waktu ±20 menit untuk mengangkut beton
siap pakai (Ready Mix) dari tempat pencampuran beton (Batching plan) sampai
pada lokasi pengecoran. Mixer Truck yang digunakan dalam proyek ini adalah
dari PT. Superton yang menyuplai beton siap pakai dengan kapasitas truk 5 - 7 m3.
3. Vibrator
Vibrator beton adalah salah satu peralatan yang digunakan saat pengecoran di
mana fungsinya ialah untuk pemadatan beton yang dituangkan ke dalam
bekisting. Hal ini ditujukan agar kandungan udara yang terjebak dalam campuran
beton dapat keluar. Adapun vibrator yang digunakan dapat dilihat pada Gambar
4.11.
Gambar 4.11 Vibrator Beton
Sumber : Dokumentasi Praktek Kerja Lapangan
7. Gerobak Sorong
Gerobak sorong merupakan peralatan serbaguna dalam pekerjaan
pembangunan. Berfungsi mengangkut material bangunan ataupun material lainnya
ke tempat lain sesuai dengan kapasitas kemampuannya dan juga berfungsi dalam
pengujian slump sebagai alat angkut bubur beton. Dapat dilihat pada Gambar 4.14
dibawah ini.
9. Perancah
Setelah bekisting ditegakkan, perancah digunakan sebagai penyangga
bekisting pada kolom lantai 2 ini, agar bekisting lebih kokoh dan kuat dan agar
posisi kolom, balok, dan pelat lantai tidak berubah – ubah pada saat pengecoran.
Adapun gambar perancah yang terbuat dari kayu ini dapat dilihat pada Gambar
4.16 dibawah ini.
Untuk memperjelas posisi kolom pada penjelasan diatas dapat dilihat pada
gambar denah dibawah ini.
A. Penulangan Kolom
Tulangan yang dipakai pada kolom lantai dua adalah D16 untuk tulangan
pokok dan untuk sengkang digunakan D 10.
Berikut adalah langkah – langkah pekerjaan penulangan kolom:
1. Pemotongan Tulangan
a. Besi – besi yang akan digunakan untuk pembuatan kolom terlebih dahulu
dibersihkan dari segala macam kotoran, karat, minyak, cat, dan bahan
lain yang akan merusak mutu beton.
b. Memotong tulangan pokok ulir sebanyak 8 buah D16 dengan panjang
4m, dan tulangan sengkang polos D10 sebanyak 18 buah untuk satu buah
tiang kolom K1.
c. Memotong tulangan pokok ulir sebanyak 6 buah D16 dengan panjang
4m, dan tulangan sengkang polos D10 sebanyak 18 buah untuk satu buah
tiang kolom K2.
d. Memotong tulangan pokok polos sebanyak 4 buah D16 dengan panjang
4m, dan tulangan sengkang polos D10 sebanyak 18 buah untuk satu buah
tiang kolom KP.
Alat pemotong tulangan pada proyek ini adalah Gunting besi (bar cutter) dan
Mesin Gerinda (cross cut) untuk tulangan D16 dan alat pemotong tulangan untuk
tulangan sengkang D10. Adapun gambar pemotongan tulangan menggunakan alat
pemotong tulangan dapat dilihat pada Gambar 4.19 dibawah ini.
3. Pengangkatan Tulangan
Besi tulangan dan beugel yang telah melalui proses pengikatan kemudian
di angkat dengan menggunakan mobil crane dan dibawa ke lantai dua tempat
pekerjaan kolom untuk dipasangkan bekisting. Adapun gambar pengangkatan
tulangan dapat dilihat pada Gambar 4.21.
Di bawah ini Prosedur Pengujian Kuat Tekan Beton Dilapangan antara lain:
a. Pembuatan Benda Uji
1. Siapkan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk pengujian ini. Alat –
alat yang harus disiapkan cetakan kubus yang terbuat dari baja, tongkat
penusuk terbuat dari besi, sendok spesi, sendok semen, dan gerobak.
2. Ambil beton segar yang akan digunakan dalam proses pengecoran. Beton
tersebut sudah dilakukan pegujian slump test. Beton segar tersebut
dimasukkan kedalam cetakan kubus.
3. Isi cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapis, setiap lapisan berisi kira
– kira 1/3 isi cetakan. Setiap lapisan dipadatkan dengan tongkat pemadat
sebanyak 25 kali secara merata atau dengan memukul – mukul dengan
palu karet hingga gelembung udara tidak kelihatan lagi.
4. Setelah dilakukan pemadatan dengan cara menusuk – nusuk maka
dilakukan proses perataan benda uji dengan menggunakan sendok spesi
hingga datar. Dan meletakkan benda uji pada tempat yang aman.
5. Biarkan beton dalam cetakan selama 24 jam dan letakkan pada tempat
yang bebas getaran serta ditutup oleh bahan yang kedap air.
b. Perawatan benda uji
1. Setelah selesai pencetakan, benda uji dirawat selama 24 jam.
2. Setelah 24 jam, benda uji dikeluarkan dari cetakan.
3. Rawat benda uji sampai batas waktu yang telah ditentukan dengan cara
direndam.
c. Pengujian kuat tekan
Untuk pengujian kuat tekan pada beton dilakukan setelah umur beton 28 hari.
Kuat tekan beton ready mix concrete yang diminta oleh Konsultan
Pengawas PT. Karya Metropolitan Utama adalah minimal 250 kg/cm2. Adapun
gambar pengujian kuat tekan beton dapat dilihat pada Gambar 4.38.
Kolo
m
12 Juli 2019 1 Kubus 7,8 15x15 600 225 266,7
Pada proses nya dilapangan, tulangan balok dirangkai tepat di atas lantai
molding balok yang telah dibuat pada pekerjaan sebelumnya. Rangkaian tulangan
dilakukan sebelum pemasangan molding pada dinding balok.
Tulangan balok ini dibuat menggunakan baja ulir D16, sesuai dengan
rencana balok struktur dan baja D10 sebagai tulangan pengikat atau tulangan
sengkang. Baja ulir disusun sesuai dengan rencana balok struktur, diikat dengan
tulangan sengkang baja D10 dengan jarak 20 cm. kemudian tulang sengkang
diikatkan pada tulangan pokok dengan menggunakan kawat pengikat.
Gambar 4.62. Pemasangan Decking Beton dan Baja pada Pelat Lantai
Sumber: Dokumentasi Praktek Kerja Lapangan
Gambar 4.63. Penulangan Telah Terpasang Seluruhnya
Sumber: Dokumentasi Praktek Kerja Lapangan
Gambar 4.64. Pengisian Beton Ready Mix dari Concrete Mixer Truck - Mobile
Concret Pump
Sumber: Dokumentasi Praktek Kerja Lapangan
2. Mobile concrete pump akan memompakan beton ready mix ke pipa dengan
jangkauan maksimal 200 m, dan panjang tiap sambungan sekitar 3 m, di mana
terdiri dari bagian yang terbuat dari besi pada daerah lurus dan dari karet
untuk dibelokan.
Gambar 4.65. Penyaluran Beton Ready Mix dari Concrete Mixer Truck - Mobile
Concret Pump ke titik pengecoran
Sumber: Dokumentasi Praktek Kerja Lapangan
3. Ready mix dituangkan dari pipa mobile concrete pump dan digetarkan dengan
menggunakan besi pencolok. Saat pengecoran sedang berlangsung, besi D19
sepanjang ±1,5 m disediakan untuk penusukan coran/ready mix didalam
cetakan balok dan plat dengan tujuan agar material beton dapat tersebar
merata dan mengisi rongga rongga kosong didalam cetakan agar mutu beton
tetap terjaga. Ini juga bertujuan agar beton menyebar ke segala arah, untuk
meratakan beton dan memecah gelembung udara yang ada dalam adukan.
4. Beton kemudian disebarkan pada bagian yang akan dicor. Tumpukan beton
ready mix tersebut disebarkan oleh pekerja dengan menggunakan cangkul
maupun sapu dan alat bantu lainnya hingga menutupi seluruh bagian yang
akan dicor.
Gambar 4.66 Penyebaran Beton Ready Mix
Sumber: Dokumentasi Praktek Kerja Lapangan
5. Beton diratakan dengan menggunakan rol concrete dan ruskam satu per satu
bidang hingga semuanya tertutup rata oleh beton. Dapat dilihat pada Gambar
4.67.
3. Setelah adukan beton dituangkan dalam kerucut terpancung 1/3 dari tinggi
kerucut terpancung maka dilakukan penusukan dengan tongkat sebanyak 25
kali dengan merata dan dalam tahapan ini yang harus diperhatikan jangan
terlalu lama dalam penusukan dan penusukan harus konstan juga, kerucut
terpancung tidak boleh terangkat.
Gambar 4.71. Penusukan 25 kali
Sumber: Dokumentasi Praktek Kerja Lapangan
5. Setelah kerucut terpancung terisi penuh dan sudah diratakan dengan sendok
spesi maka didiamkan selama kurang lebih 30 detik sambil membersihkan
sisi kerucut terpancung.
Gambar 4.73 Persiapan Pengangkatan Kerucut Terpancung
Sumber: Dokumentasi Praktek Kerja Lapangan
6. Setelah kira – kira 30 detik maka dilakukan proses pengangkatan dengan
kecepatan 2- 5 detik dengan konstan dan pengangkatan tegak lurus.
Nilai slump beton dapat dicari dengan cara menghitung penurunan benda
uji terhadap puncak kerucut terpancung dalam 3 sisi bagiannya (H1, H2 dan, H3).
Lalu ambil rata-rata dari penurunan yang terjadi.
H1 + H2 + H3 10 + 10,2 + 10,5
Nilai Slump = = = 10 , 23
3 3
Kuat tekan beton ready mix concrete yang diminta oleh Konsultan
Pengawas PT. Karya Metropolitan Utama adalah minimal 250 kg/cm2. Adapun
gambar pengujian kuat tekan beton dapat dilihat pada Gambar 4.77.
03 September
1 Kubus 7,8 15x15 580 225 257,8
2019
03 September
2 Kubus 7,8 15x15 600 225 266,7
2019
03 September
3 Kubus 8 15x15 580 225 257,8
2019
Balok
dan
03 September
Dag/
2019 4 Kubus 7,8 15x15 650 225 288,9
Pelat-
Lantai
03 September
5 Kubus 7,9 15x15 620 225 275,6
2019
03 September
6 Kubus 7,7 15x15 570 225 253,3
2019
Gambar 4.79 Pembongkaran Balok Kayu, Bekisting Balok dan Pelat Lantai
Sumber: Dokumentasi Praktek Kerja Lapangan
G. Perawatan Beton
Perawatan beton adalah suatu langkah/tindakan memberikan kesempatan
pada beton untuk mengembangkan kekuatannya secara wajar dan sesempurna
mungkin. Untuk tujuan tersebut maka suatu pekerjaan beton perlu dijaga agar
permukaan beton segar selalu lembab sejak adukan beton dipadatkan sampai
beton dianggap cukup keras. Kelembapan beton ini harus dijaga agar proses
hidrasi semen dapat terjadi dengan baik dan berlangsung sempurna. Bila hal ini
tidak dapat dilakukan, akan mempengaruhi kekuatan beton tersebut dan akan
menimbulkan keratakan. Kelembaban beton juga dapat menambah beton menjadi
lebih tahan terhadap pengaruh cuaca dan lebih kedap air. Cara perawatan beton
yang dilakukan dilapangan adalah sebagai berikut:
1. Menyelimuti beton dengan karung basah.
2. Menggenangi permukaan beton dengan air.
3. Menyirami permukaan beton dengan air bersih setiap saat secara berkala
selama dua minggu.
4. Perawatan beton dalam Pembangunan Gedung Fakultas Ilmu Komputer
(Fasilkom) menggunakan air yang bersih bebas dari unsur-unsur kimia yang
bisa menyebabkan terjadinya perubahan warna pada beton terkadang
dilakukan penyiraman pada permukaan beton.
2. Sarung Tangan
Alat ini diperuntukkan guna melindungi tangan ketika bekerja di area atau
keadaan yang bisa menyebabkan tangan teruka. Bahan serta bentuk dari sarung
tangan ini disesuaikan terhadap fungsi dari masing-masing pekerjaan tersebut.
3. Kacamata Pelindung
Berfungsi sebagai pelindung mata saat bekerja seperti saat memotong besi
menggunakan mesin gerinda potong.
Alat Pelindung Diri (APD) yang disediakan pada proyek ini disediakan
dengan jumlah terbatas oleh pihak Kontraktor mapun pihak Pengawas,
berdampak pada pekerja sehingga banyak pekerja yang tidak menggunakan APD
saat bekerja, contohnya saja hampir seluruh pekerja tidak menggunakan Safety
helmet saat bekerja karena keterbatasan pengadaan Safety helmet dari pihak
kontraktor maupun pengawas.
4. Pada Pengujian Kuat Tekan Beton yang telah dilakukan dilapangan, telah di
evaluasi antara lain:
a. Untuk syarat jumlah pengambilan sampel benda uji bila mengacu pada
Peraturan Baru SNI 03-2847-2002, jumlah benda uji yang telah diambil
dilapangan yakni sebanyak 3 buah kubus telah memenuhi standar dan
persyaratan jika kita mengacu pada point 1 yaitu Jumlah minimum benda
uji per hari pelaksanaan pengecoran = 1 benda uji, dan point 5 yaitu
Toleransi untuk jumlah total pengecoran kurang dari 40 m3, diperbolehkan
tidak dilakukan sampling dan pembuatan benda uji, jika dapat dijamin dan
bukti terpenuhinya kuat tekan diserahkan dan disetujui oleh Pengawas.
b. Prosedur pengujian kuat tekan beton dilakukan dengan baik dan telah
sesuai dengan PBI 1971 N.I.-2 dan Peraturan Pembebanan Indonesia
Untuk Gedung (PPIUG), dan lagi data hasil pengujian yang diperoleh
sebesar 274 Mpa, Dapat dilihat dari Tabel 4.1 bahwa pemeriksaan sudah
memenuhi standar dimana nilai kuat tekan rata – rata lebih besar dari
nilai kuat tekan beton rencana yaitu K-250.
E. Perawatan Beton
Setelah ditinjau dari data spesifikasi teknis pekerjaan dan data hasil
pengamatan dilapangan, maka pada langkah Pekerjaan Pembongkaran bekisting
balok dan pelat lantai, penulis dapat mengevaluasi pekerjaan ini dengan uraian
sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan, pada proses perawatan beton
setelah selesai pengecoran dianggap belum sepenuhnya memenuhi syarat dan
cara perawatan beton. Pada prosesnya dilapangan beton disiram setiap saat
secara berkala selama dua minggu. Hanya saja terdapat satu kekurangan
pada perawatan beton dilapangan yaitu tidak ada nya penyelimutan karung
basah untuk beton yang seharusnya dilakukan pengawas agar memenuhi
syarat dan cara perawatan beton yang berlaku.