BERITA DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN
No.46,2018 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN.
Peraturan Pelaksana Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2016 tentang
Kawasan Tanpa Rokok.
PROVINSI BANTEN
PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN
NOMOR 46 TAHUN 2018
TENTANG
PERATURAN PELAKSANAAN
PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2016
TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
10. Dinas Pemuda dan Olahraga adalah Dinas Pemuda dan Olahraga
Kota Tangerang Selatan.
14. Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk
dibakar dan dihisap dan/atau dihirup asapnya, termasuk rokok kretek,
rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman
nicotiana tabacum, nicotiana rustica, dan spesies lainnya atau sintetisnya
yang asapnya mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan
tambahan.
16. Kawasan Tanpa Rokok yang selanjutnya disingkat KTR adalah ruangan
atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok atau
kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan, dan/atau
mempromosikan produk tembakau.
20. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat.
21. Tempat Proses Belajar Mengajar adalah gedung yang digunakan untuk
kegiatan belajar, mengajar, pendidikan dan/atau pelatihan.
-5-
22. Tempat Anak Bermain adalah area tertutup maupun terbuka yang
digunakan untuk kegiatan bermain anak-anak.
23. Tempat Ibadah adalah bangunan atau ruang tertutup yang memiliki ciri-
ciri tertentu yang khusus dipergunakan untuk beribadah bagi para
pemeluk masing-masing agama secara permanen, tidak termasuk tempat
ibadah keluarga.
24. Angkutan Umum adalah alat angkutan bagi masyarakat yang dapat
berupa kendaraan darat, air, dan udara biasanya dengan kompensasi.
25. Tempat Kerja adalah tiap ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap di mana tenaga kerja bekerja, atau yang dimasuki
tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan di mana terdapat sumber
atau sumber-sumber bahaya.
26. Tempat Umum adalah semua tempat tertutup yang dapat diakses oleh
masyarakat umum dan/atau tempat yang dapat dimanfaatkan bersama-
sama untuk kegiatan masyarakat yang dikelola oleh Pemerintah, swasta,
dan masyarakat.
Pasal 2
(1) Walikota menetapkan KTR di Daerah.
(2) KTR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
d. tempat ibadah;
e. angkutan umum;
g. tempat umum.
(3) KTR sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan kawasan tanpa
rokok sampai pagar atau batas terluar yang ditetapkan.
(4) Penetapan KTR sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan secara
bertahap setelah:
a. terlaksananya sosialisasi penetapan KTR; dan
b. telah tersedianya tanda/bentuk larangan merokok.
(5) Penetapan KTR ditandai dengan pemasangan tulisan “KAWASAN TANPA
ROKOK”.
Pasal 3
(1) Setiap orang yang berada dalam KTR dilarang melakukan kegiatan:
a. merokok atau memproduksi rokok;
b. menjual rokok;
c. mengiklankan rokok; dan/atau
d. mempromosikan rokok.
(2) Kegiatan yang dilarang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan jarak paling sedikit 100 (seratus) meter dari pagar atau batas
terluar bagi KTR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a
sampai dengan huruf d.
BAB II
Pasal 4
Pasal 5
Tempat Khusus Merokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) harus
memenuhi ketentuan:
a. merupakan ruangan terbuka atau ruang yang berhubungan langsung
dengan udara luar sehingga udara dapat bersirkulasi dengan baik;
b. terpisah dari gedung/tempat/ruang utama dan ruang lain yang
digunakan untuk beraktifitas;
c. jauh dari pintu masuk dan keluar;
d. jauh dari tempat orang berlalu lalang.
e. ukuran paling luas 2 x 2 meter persegi;
f. harus ada rekomendasi dari Satgas KTR;
g. terdapat peringatan bahaya merokok;
h. tidak ada iklan/promosi rokok;
i. tidak ada mebeulair; dan
j. menyediakan tempat mematikan rokok.
BAB III
Pasal 6
Pasal 8
(1) Bentuk dan ukuran Papan Pengumuman sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 huruf a terdiri atas :
a. tiang dan/atau kerangka terbuat dari besi, alumunium, atau
stainless steel;
b. papan pengumunan dibuat dari bahan seng, aluminium, atau panel;
c. ukuran paling sedikit:
1. panjang 100 (seratus) centimeter;
2. lebar 75 (tujuh puluh lima) centimeter; dan
3. tinggi tiang 145 (seratus empat puluh lima) centimeter.
(2) Bentuk dan ukuran stiker sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b
terdiri atas:
a. terbuat dari bahan baku stiker dan sejenisnya yang tidak mudah
rusak;
b. ukuran paling sedikit:
1. panjang 20 (dua puluh) centimeter; dan
2. lebar 10 (sepuluh) centimeter.
c. warna terang dan tulisan mudah terbaca.
(3) Bentuk dan ukuran poster sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf
c terdiri atas:
a. terbuat dari kertas, campuran kertas, atau vinyl;
b. ukuran paling sedikit:
1. panjang 20 (dua puluh) centimeter; dan
2. lebar 15 (lima belas) centimeter.
c. warna terang dan tulisan mudah terbaca.
(4) Bentuk dan ukuran spanduk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
huruf d terdiri atas :
a. terbuat dari bahan kain, campuran kertas, atau vinyl;
b. ukuran paling sedikit:
1. panjang 20 (dua puluh) centimeter; dan
2. lebar 15 (lima belas) centimeter.
c. warna terang dan tulisan mudah terbaca.
(5) Bentuk dan ukuran rambu meja akrilik sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 huruf e terdiri atas:
a. terbuat dari bahan akrilik;
b. ukuran paling sedikit:
1. panjang 20 (dua puluh) centimeter; dan
2. lebar 15 (lima belas) centimeter.
c. warna terang dan tulisan mudah terbaca.
-9-
(6) Bentuk dan ukuran billboard sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf
f disesuaikan dengan kebutuhan.
(7) Bentuk dan ukuran running text sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
huruf g disesuaikan dengan kebutuhan.
(8) Bentuk dan ukuran banner sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf
h disesuaikan dengan kebutuhan.
Pasal 9
Pasal 12
BAB V
Pasal 13
Pasal 14
Pasal 16
Pasal 18