Anda di halaman 1dari 5

Nama : Wulan Dartika Sari

NIM : 855748478
Pokjar : Sidomulyo
Kelas : 4C

1.) Apa, mengapa dan untuk apa mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di berikan
pada anak di SD/MI ?

Jawab :
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang
cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peran dalam proses pembudayaan
dan pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat, melalui pemberian keteladanan,
pembangunan kemauan, dan pengembangan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran. Maka dari itu mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaran sangat penting
untuk diberikan di SD sebagai bekal dasar untuk membangun manusia yang berbudi
pekerti luhur.
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut :
1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan
2. Partisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam
kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi.
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-
bangsa lainnya.
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung
atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

2.) Tuliskan teori perkembangan moral koqnitif Kohlbergberkaitan dengan perkembangan


nilai dan sikap anak sebagai pondasi moral demokrasi individu warga negara
Jawab :
Kohlberg merumuskan adanya tiga tingkat (level) yang terdiri atas enam tahap
perkembangan moral yaitu sebagai berikut.
1. Tingkat 1 : Prakoncrnsional (Preconventional)
a. Tahap I : orientasi hukuman dan kepatuhan. Ciri moralita pada tahap ini adalah
apapun yang pada akhirnya mendapat pujian atau dihadiahi adalah baik, dan
apapun yang pada akhirnya dikenai hukuman adalah buruk.
b. Tahap 2 : orientasi instrumental nisbi. Ciri moralita pada tahap ini adalah
seseorang berbuat baik apabila orang lain berbuat baik padanya, dan yang baik itu
adalah sesuatu bila satu sama lain berbuat hal yang sama.
2. Tingkat II :Konvensional (conventional)
a. Tahap 3 : Orientasi kesepakatan timbal balik. Ciri utama moralita pada tahap
ini adalah bahwa sesuatu hal dipandang baik dengan pertimbangan untuk
memenuhi anggapan orang lain baik atau baik karena memang disepakati.
b. Tahap 4 : Orientasi hukum dan ketertiban. Ciri utama moralita pada tahap ini
adalah bahwa sesuatu hal yang baik adalah yang diatur oleh hukum dalam
masyarakat dan dikerjakan sebagai pemenuhan kewajiban sesuai dengan norma
hukum tersebut.
3. Tingkat III : Poskonvensional (postconventional)
a. Tahap 5 : Orientasi kontrak sosial legalistik. Ciri utama moralita adalah bahwa
sesuatu dinilai baik bila sesuai dengan kesepakatan umum dan diterima oleh
masyarakat sebagai kebenaran konsensual.
b. Tahap 6 : Orientasi prinsip etika universal. Ciri utama moralita pada tahap ini
adalah bahwa sesuatu dianggap baik bila telah menjadi prinsip etika yang bersifat
universal dari mana norma dan aturan dijabarkan.

3.) Dalam diskusi sebelumnya, muncul petanyaan yang intinya sebagai berikut; “ mengapa
PKn bersifat multidimensional, dan adakah tujuan dari sifat tersebut ? dari pertenyaan
tersebut, silahkan tuliskan yang anda ketahui keterkaitan antara mata pelajaran PKn
dengan mata pelajaran yang lain, disertai dengan contoh implementasi keterkaitannya.

Jawab :
PKN bersifat multidimensional karena PKn merupakan pendidikan nilai demokrasi,
pendidikan moral, pendidikan sosial, dan masalah pendidikan politik. Sifat
multidimensionalitasnya antara lain terletak pada:
a. Pandangannya yang pluralistik-uniter (bermacam-macam, tetapi menyatu dalam
pengertian Bhinneka Tunggal Ika).
b. Sikapnya dalam menempatkan individu, negara, dan masyarakat global secara
harmonis.
c. Tujuannya yang diarahkan pada semua dimensi kecerdasan (spiritual, rasional,
emosional, dan sosial).
d. Konteks (setting) yang menghasilkan pengalaman belajarnya yang terbuka,
fleksibel atau luwes, dan bervariasi merujuk kepada dimensi tujuannya.
Tujuan dari sifat multidimensional tersebut adalah agar dapat memahami berbagai
dimensi kehidupan yang berkaitan dengan PKn.

Adapun keterkaitan mata pelajaran PKN dengan mata pelajaran lainnya yaitu seperti
pelajaran IPS, IPA, matematika, Pendidikan Agama,dan Bahasa Indonesia.
 Implementasi keterkaitan mata pelajaran PKn dengan IPS contohnya seperti kita
dapat mengajarkan kepada peserta didik cara bersosialisasi dengan baik. Hal tersebut
dapat dipraktekan dengan mengajak ke tempat yang ramai seperti pasar agar peserta
didik dapat melihat interaksi sosial yang terjadi dipasar tersebut.

 Implementasi keterkaitan pelajaran PKn dengan pelajaran IPA contohnya seperti kita
dapat mengajak peserta didik ke perkebunan warga sekitar. Dengan begitu peserta
didik dapat mengetahui beebagai macam tumbuhan yang ada disana.

 Implementasi keterkaitan pelajaran pkn dengan pelajaran matematika.


Konsep pembelajaran matematika seharusnya memuat nilai-nilai pancasila. Adapun
penerapan konsep nilai pancasila dapat disesuaikan dengan konteks matematika yang
sekiranya pantas atau sesuai untuk disisipi dengan nilai-nilai pancasila.
Jadi, harapannya dengan adanya keterkaitan antara pelajaran matematika dengan
pancasila, seorang peserta didik mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar negara
Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Pengintegrasian matematika dengan pancasila ini
jelas akan membawa dampak positif bagi peserta didik karena secara tidak langsung akan
tumbuh rasa nasionalisme pada diri anak. Semakin tumbuh rasa nasionalisme, maka
semakin tinggi tingkat penerapan nilai-nilai pancasila.
 Interaksi Pendidikan Kewarganegaraan dengan Pendidikan Agama sangat dekat dan
erat, karena dalam studi PKn banyak pembahasan tentang hal-hal yang berkaitan
dengan Ketuhanan dimana studi tentang Ketuhanan itu masuk dalam ilmu agama.
Seperti yang terdapat dalam sila pertama, yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa”.

 Bahasa indonesia mempelajari mengenai bahasa indonesia yang benar dan salahnya,
dalam hal ini bahasa indonesia identik dengan Negara Indonesia yang mana sebagai
bahasa pemersatu bangsa, sedangkan PKn sebagai ilmu kewarganegaraan juga identik
dengan negara Indonesia yang mana lewat nilai- nilai yang terkandung di dalam
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. PKn dan bahasa Indonesia mempunyai
keidentikan yang sama yaitu mempelajari ilmu yang berhubungan dengan negara
Indonesia, kedua ilmu tersebut mempunyai hubungan tetapi hubungan tersebut sangat
jauh.

4.) Pendidikan kwarganegaraan sebagai salah satu bidang studi yang harus dipelajari
disekolah. Untuk dapat melaksanakannya dengan baik perlu dikaji tentang hakekatnya.
Bagaimana menurut anda hakekat bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan tersebut ?
Jawab :
Hakikat Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan
pada pembentukkan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD1945.

Secara umum tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebagai berikut:

1. Memberikan pengertian pengetahuan dan pemahaman tentang Pancasila


yang benar dan sah.

2. Meletakkan dan membentuk pola pikir yang sesuai dengan Pancasila dan
ciri khas serta watak ke-Indonesian. ;
1. Silahkan implementasikan kompetensi pedagogic siswa kelas 5 SD/MI dari tuntutan
pengembangan Kompetensi Dasar berikut ;

Kelas V semester 1
Standar
Alternative pengalaman
Kompeten Kompetensi Dasar
belajar
si
1. Memahami 1.1 Mendiskripsikan sila ke-2 Membentuk kelompok
nilai-nilai Pancasila diskusi dengan tidak
kemanusiaan 1.2 Menceritakan secara singkat membeda-bedakan satu
yang tertera nilai-nilai yang termakna pada
dengan yang lain. Peserta
pada sila ke 2 sila ke-2 Pancasila didik dianjurkan untuk tidak
Pancasila 1.3 Meneladani nilai-nilai pada hanya satu kelompok dengan
sila ke-2 Pancasila teman dekatnya saja
melainkan juga dengan
teman yang lainnya yang
jarang berinteraksi. Hal ini
merupakan sikap teladan dari
sila kedua yaitu kemanusiaan
yang adil dan beradab.
2. Memahami 2.1 Mendiskripsikan sila yang Menunjukkan gambar berupa
sila-sila yang ada di Pancasila simbol yang ada disetiap sila
terdapat pada 2.2 Menyebutkan simbul yang pancasila menggunakan
Pancasial ada di setiap sila Pancasila media kertas printan ataupun
2.3 Memberi contoh teladan pada menggunakan media audio
sila ke 3 Persatuan Indonesia visual dengan laptop melalui
proyektor LCD kepada
peserta didik.
Selanjutnya juga dapat
melakukan kegiatan kerja
bakti membersihkan
lingkungan sekolah secara
gotong royong sebagai sikap
meneladani sila ke tiga yaitu
persatuan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai