Plagiasi Jurnal Fauzi
Plagiasi Jurnal Fauzi
ABSTRAK
Tanda yang baik untuk sistem pemungutan penerimaan adalah kepatuhan wajib pajak.
Ada beberapa motivasi yang memotivasi orang untuk memenuhi tanggung jawab
perpajakannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh sistem perpajakan,
pelayanan perpajakan, penyuluhan wajib pajak, dan sanksi perpajakan terhadap
kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor di Samsat Jombang, dengan persepsi
pemutihan sebagai variabel moderasi. Penelitian ini menggunakan metodologi
penelitian kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah semua orang yang wajib membayar
pajak kendaraan bermotor dan terdaftar di Samsat Jombang. Metode pengambilan
sampel rumus Slovin. Jumlah penduduk kena pajak secara keseluruhan adalah 637.796
wajib pajak yang memiliki kendaraan bermotor. 100 sampel yang diperoleh harus
dikenakan pajak menggunakan prosedur pengumpulan data seperti kuesioner. Teknik
analisis penelitian ini adalah strategi partial least squares (PLS) dengan model
persamaan struktural (SEM). Pengujian survei menggunakan analisis validitas dan
reliabilitas. Menurut temuan penelitian, sistem penelitian, pelayanan, pendidikan, dan
hukuman tidak memiliki pengaruh yang baik dan dapat diabaikan terhadap kepatuhan
wajib pajak. Persepsi pemutihan sebagai variabel moderasi tidak berpengaruh positif
atau signifikan terhadap sistem, pelayanan, pencerahan, hukuman, atau kepatuhan wajib
pajak. Wajib Pajak yang tidak patuh membayar pajak tepat waktu dengan harapan untuk
menghindari denda yang berat jika terlambat atau tidak membayar pajak dengan
kemungkinan pembatalan pajak.
Kata kunci: Sistem, pelayanan, kesadaran, sanksi, kepatuhan, pemutihan pajak.
PENDAHULUAN
Pajak daerah merupakan salah satu cara agar pelaksanaan otonomi daerah dapat
terwujud. Pajak daerah ialah pembayaran wajib kepada daerah yang terutang kepada
rakyat yang bersifat memaksa menurut undang-undang, memanfaatkan ketimpangan
secara tak langsung serta digunakan untuk kebutuhan daerah untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat, menurut undang-undang nomor 28 tahun 2009.Menurut pasal dua
UU No. 28 Tahun 2009 dalam Dzulfitriah & Cepi (2021) tentang pajak daerah dan
retribusi daerah, ada lima jenis pajak provinsi: (1) pajak kendaraan bermotor (PKB), (2)
bea balik nama kendaraan (BBKB), (3) bahan bakar pajak kendaraan bermotor
(PBBKB), (4) pajak air permukaan (water tax), dan (5) pajak rokok (cukai). Sedangkan
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) merupakan pajak tahunan yang harus dibayar oleh
pemilik kendaraan bermotor. Pajak ini memberikan kontribusi terbesar bagi daerah,
apalagi kendaraan bermotor terus berkembang dari tahun ke tahun, memberikan salah
satu keuntungan finansial bagi Pemerintah Daerah. Berikut ini adalah data target dan
realisasi penerimaan pajak kendaraan bermotor (PKB) pada Badan dan Pengelolaan
Pajak dan Retribusi Daerah Samsat Jombang.
Tabel 1
Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor
Tahun 2018 – 2022
Persentase (%)
Tahun Target Realisasi
Capaian
2018 908.839.516.022,- 969.666.337.952,- 106,70%
2019 925.217.875.766,- 1.038.399.521.426,- 112,23%
2020 986.734.852.737,- 963.924.065.599,- 97,69%
2021 1.000.755.615.361,- 1.027.643.719.890,- 102,69%
2022 1.126.755.455.556,- 1.131.646.760.992,- 100,43%
Sesuai data pada tabel 1 dapat dilihat bahwa target yang hendak dicapai serta
realisasi pajak kendaraan bermotor pada tahun 2018 hingga 2022. Pada tahun 2018
menargetkan penerimaan sebesar Rp. 908.839.516.022 dan realisasi yang tercapai
sebesar Rp. 969.666.337.952 dengan persentase 106,70 %. Pada tahun 2019
menargetkan penerimaan sebesar Rp. 925.217.875.766 dan realisasi yang tercapai
sebesar Rp. 1.038.399.521.426 dengan persentase 112,23%. Pada tahun 2020
menargetkan penerimaan sebesar Rp. 986.734.852.737 dan realisasi yang tercapai
sebesar Rp. 963.924.065.599 dengan persentase 97,69%. Pada tahun 2021 menargetkan
penerimaan sebesar Rp. 1.000.755.615.361 dan realisasi yang tercapai sebesar Rp.
1.027.643.719.890 dengan persentase 102,69%. Pada tahun 2022 menargetkan
penerimaan sebesar Rp. 1.126.755.455.556 dan realisasi yang tercapai sebesar Rp.
1.131.646.760.992 dengan persentase 100,43%.
Asal akan terjadi penelitian terdahulu Kurnia Rahayu (2020) mnyatakan bhwa
pemutihian paejak tunggangan brmotor, pembeibasan bea kembali nama tunggangan
bermotor serta pengenalan prpajakan scara simltan brpengaruh trhadap kpatuhan harus
paejak kendaran brmotor. Hal ini sejalan menggunakan penelitian Saputra (2022)
menyatakan bahwa tunggakn paejak kndaraan brmotor artnya pajak kndaraan yg sudah
mlewati maesa jaetuh teimpo. Akibatnya mnggunakan adnya kbijakan pmutihan
menggunakan kringanan yang dberikan warga leibih ceinderung buat meimbayar pajak
keindaraan brmotor pengenalan yg dberikan pada warga dimaksudkan buat
menyampaikan pengertian pada warga akan pentingnya membayar pajak.
KAJIAN TEORI
Theory of Planned Behavior (TPB) artinya teori psikologis yg menghubungkan
keyakinan menggunakan sikap. Teori objektif, serta kontrol sikap yg dirasakan, beserta-
sama menghasilkan niat sikap individu dikemukakan oleh Pangestu & Pratomo (2018).
Behavioral beliefs (perilaku) yaitu keyakinan individu akan yang akan terjadi berasal
suatu sikap serta penilaian atas akibat berasal tindakan yg dilakukannya tadi. Normative
beliefs (tata cara Subjektif) yaitu keyakinan perihal asa normatif orang lain serta
motivasi buat memenuhi asa tadi. Control belifs (Kendali sikap) yaitu keyakinan atau
agama wacana adanya eksistensi hal-hal yg bisa mendukung atau merusak sikap yg
akan ditampilkan. Selain itu suatu persepsi seorang akan timbul, serta persepsi tadi jua
berafiliasi perihal seberapa bertenaga hal-hal yang mendukung serta merusak
perilakunya tadi.
Variabel moderating dalam penelitian ini Pemutihan Pajak (M). berasal seluruh
variabel diatas diukur menggunakan memakai skala ordinal dengan teknik pengukuran
skala Likert. Adapun indikator yg digunakan buat mengukur variabel tadi menjadi
berikut:
Tabel 2
Kisi-kisi Instrumen Variabel
Variabel Indikator
Sistem Pajak Official-Assessment System
(X1) Self-Assessment
Variabel Indikator
Withholding System
Rioni & Teuku (2020)
Pelayanan Pajak Bukti langsung (tangibles)
(X2) Kehandalan (reliability)
Daya tanggap (responsiveness)
Jaminan (assurance)
Anggraini & Herianti (2022)
Empati (empathy)
Kesadaran Wajib Pajak Mengetahui adanya Undang-Undang dan ketentuan perpajakan.
(X3) Mengetahui fungsi pajak untuk pembiayaan negara.
Memahami bahwa kewajiban perpajakan harus dilaksanakan sesuai
Devi Nurkumalasari (2020) dengan ketentuan yang berlaku.
Memahami fungsi pajak untuk pembiayaan negara.
Menghitung, membayar, melaporkan pajak dengan sukarela.
Menghitung, membayar, melaporkan pajak dengan benar.
Sanksi Pajak Sanksi yang diberikan kepada wajib pajak harus jelas
(X4) Sanksi perpajakan tidak mengenal kompromi (not arbitrary), tidak
ada toleransi
Kurnia Rahayu (2020) Sanksi yang diberikan hendaklah seimbang
Hendaknya sanksi yang diberikan langsung memberikan efek jera.
Kepatuhan Membayar Pajak Kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam mendaftarkan diri.
(Y) Kepatuhan wajib pajak orang pribadi untuk menyetorkan kembali
surat pemberitahuan tahunan (SPT).
Kepatuhan dalam menghitung dan membayar pajak terutang atas
Kurnia Rahayu (2020) penghasilan.
Kepatuhan dalam membayar tunggakan pajak (STP atau SKP)
Persepsi Pemutihan Stimulasi Dana
(Z)
Kurnia Rahayu (2020) Asset Recovery
Sumber : Peneliti terdahulu
Populasi rakyat wajieb pajak tunggangan brmotor yang terdaftar di Samsat
Jombang. Penentuan jumlah sampel yg akan peneliti uji dipengaruhi menggunakan
memakai rumus Slovin. Dimana jumlah populasi wajib pajak berasal data yang
diperoleh di Samsat Jombang berjumlah 637.796 harus pajak pemilik tunggangan
bermotor, maka sampel di penelitian ini ialah 100 responden. Metode pengumpulan data
di penelitian ini yg dipergunakan berupa survey. Jawaban responden diberikan nilai atau
skor menggunakan memakai skala likert modifikasi menggunakan rentang skor
terendah 1 hingga tertinggi merupakan 5. yang akan terjadi jawaban survey akan diberi
nilai 5 poin buat jawaban Sangat sepakat (SS), 4 poin buat jawaban sepakat (S), 3 poin
buat jawaban Ragu-ragu (N), 2 poin buat jawaban tak setuju (TS), serta 1 poin buat
jawaban Sangat tidak sepakat (STS).
Pengujian instrumen penelitian mencakup pengujian validitas serta pengujian
reliabilitas. Uji validitas memakai tiga motode validitas yaitu validitas sesuai isi,
validitas sesuai respon proses, serta berdasarkan struktur internal memakai Smart PLS.
Uji reliabilitas memakai koefisien Alpha Conbrach. Analisis statistik naratif
dipergunakan buat menyampaikan info tentang ciri variabel penelitian. saat Penelitian
dilakukan selama dua minggu yaitu di hari kerja. Sedangkan saat pengamatan dilakukan
di waktu kerja. Penetapan saat buat menyebar survey sesuai pertimbangan bahwa bisa
mewakili hari kerja serta akhir pekan. aplikasi penyebaran angket dilakukan berasal
tanggal 8 Mei 2023 hingga tanggal 23 Mei 2023 sinkron menggunakan batas jumlah
responden 100 wajib pajak. Statistik naratif menyebutkan skaela jawaeban risponden di
setiap variebel indpenden yg dieukur berasal nilai minimum, nilai maksimum, nilai
homogen-homogen, serta baku devisiasi. Uji perkiraan klasik yg dipergunakan pada
penelitian ini artinya uji normalitas, uji multikolinearitas serta uji heteroskedastisitas.
Metode analisis yg dipergunakan pada penelitian ini artinya Structural Equation
Modeling (SEM) menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS). Smart PLS
dipilih pada penelitian ini sebab bisa mengungkapkan dampak variabel moderasi pada
memperkuat juga mempelemah korelasi variebel bebas menggunakan variabel terikat.
HASIL PENELITIAN
Pengujan Structural Equation Model (SEM)
Sebelum melakukan perhitungan pengujian statistik, terlebih dahulu membuat model
struktural sesuai dengan hipotesis sebelumnya. Dengan menggambar model dan
memasukkan indikator kuesioner yang sudah ditentukan.
Gambar 2. Uji Full Model SEM Menggunakan Smart PLS
Sumber: Output smart PLS
Sesuai yang akan terjadi contoh pengujian memakai smart PLS sebagaimana pada
tunjukan di gambar 4.1 diatas bisa diketahui bahwa tak ada nilai loading factor dibawah
0.50, sehingga tak harus dilakukan drop data buat menghapus indikator yg bernilai
loading dibawah 0.50 supaya memperoleh contoh yg baik.
Y 0.797 0.777
SIMPULAN
Sesuai data yg telah dikumpul dan pengujian hipotesis menggunakan Smart
PLS sudah dilakukan, maka konklusi dari penelitian ini merupakan sistem, pelayanan,
pencerahan, hukuman, tak berpengaruh positif serta tidak signifikan terhadap
kepatuhan harus pajak. Persepsi pemutihan menjadi variabel moderasi tidak
berpengaruh positif serta tidak signifikan di sistem, pelayanan, kesadaran, hukuman,
terhadap kepatuhan harus pajak. Hal tersebut menyebabkan harus pajak tidak patuh
buat membayar pajak sempurna waktu meskipun menerima kebijakan berupa
pemutihan pajak, menggunakan harapan tak menerima hukuman yg tinggi bila
terlambat ataupun tidak membayar pajak menggunakan adanya moderasi pemutihan
pajak. namun di kenyataannya wajib pajak permanen menunggak atau tidak melakukan
pembayaran tepat ketika meskipun sudah ada kebijakan pemutihan pajak..