BAB IV Fauzi
BAB IV Fauzi
PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Jombang, Jawa Timur 61413. Lokasi yang strategis dan mudah dijangkau,
b. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah populasi wajib pajak dari data yang
Sedangkan waktu pengamatan dilakukan pada jam kerja yaitu pukul 07.00
tanggal 23 Mei 2023 sesuai dengan batas jumlah responden 100 wajib
pajak.
No Keterangan Jumlah
responden yang terdiri dari jenis kelamin dan tingkat pendidikan responden.
Jenis
No Jumlah Presentase
Kelamin
1 Pria 74 74%
2 Wanita 26 26%
Jumlah 100 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2023
yang terdiri dari 74 wajib pajak atau 74% berjenis kelamin laki-laki,
Tingkat
No Jumlah Presentase
Pendidikan
1 SMA 15 15%
2 S1 41 41%
3 S2 29 29%
4 S3 4 4%
5 Lainnya 11 11%
Jumlah 100 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2023
sebanyak 15 wajib pajak atau 15% dan lainnya sebanyak 11 wajib pajak
atau 11%.
Samsat Jombang yang menjadi responden pada penelitian ini berusia <
30 tahun yaitu sebanyak 45 wajib pajak atau 45% dari jumlah responden.
Wajib pajak yang berusia 30-40 tahun sebanyak 44 wajib pajak atau
44% dari jumlah responden. Sedangkan Wajib pajak yang berusia > 40
tahun sebanyak 11 wajib pajak atau 11%.
1 PNS 18 18%
2 Karyawan Swasta 51 51%
3 Wiraswasta 22 22%
4 Pegawai BUMN 9 9%
Jumlah 100 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2023.
pajak atau 18%. Sedangkan Wajib pajak yang bekerja sebagai pegawai
BUMN sebanyak 9 wajib pajak atau 9% dari jumlah responden. Dari hal
UPT PPD Jombang yang menjadi responden pada penelitian ini memiliki
pendapatan sebagai < Rp. 3.000.000 yaitu sebanyak 51 wajib pajak atau
51% dari jumlah responden. Wajib pajak yang memiliki pendapatan Rp.
dari jumlah responden. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa lebih
penyebaran distribusi data baik berupa ukuran gejala pusat, ukuran letak
Sistem Pajak (X1), Pelayanan Pajak (X2), Kesadaran Wajib Pajak (X3),
Sanksi Pajak (X4), Kepatuhan Wajib Pajak (Y) dan Pemutihan Pajak (M).
Tabel 4.7
SS S KS TS STS
N
5 4 3 2 1 RATA-RATA PERSENTASE
F F F F F
SP1 66 33 1 0 0 0.935 93.5%
10
SP2 34 66 0 0 0 0 0.929 92.9%
SP3 66 33 1 0 0 0.935 93.5%
Mean Variabel Persentase Sistem 93,33
Pajak
Sumber: Data primer yang diolah, 2023.
Tabel 4.8
Tanggapan Responden Mengenai Pelayanan Pajak
SS S KS TS STS
N
5 4 3 2 1 RATA-RATA PERSENTASE
F F F F F
PP1 30 70 0 0 0 0.8547 85,5%
PP2 31 68 1 0 0 0.8541 85,4%
PP3 40 60 3 0 0 0.8625 86,3%
PP4 35 65 1 0 0 0.8604 86,0%
PP5 35 65 1 0 0 0.8583 85,8%
10
PP6 37 62 1 0 0 0 0.8666 86,7%
PP7 38 59 3 0 0 0.8645 86,5%
PP8 31 69 0 0 0 0.8562 85,6%
PP9 38 61 2 0 0 0.8645 86,5%
PP10 34 66 0 0 0 0.8625 86,3%
PP11 35 65 0 0 0 0.8645 86,5%
Mean Variabel Persentase Pelayanan 86,08
Pajak
Sumber: Data primer yang diolah, 2023
jawaban yang bervariasi dan jika dicermati maka paling banyak responden
yaitu sebesar 86,08 berada di skala nilai yang menunjukkan pilihan jawaban
sangat setuju. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata tertinggi yaitu
memberi pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan handal. Serta
petugas pajak dapat dipercaya (bebas dari bahaya, resiko, dan keragu- raguan).
3) Kesadaran Wajib Pajak (X3)
Tabel 4.9
Tanggapan Responden Mengenai Kesadaran Wajib Pajak
SS S KS TS STS
N
5 4 3 2 1 RATA-RATA PERSENTASE
F F F F F
KWP1 42 58 0 0 0 0,8583 85,83
KWP2 34 61 5 0 0 0,8520 85,20
KWP3 43 53 4 0 0 10 0,8729 87,29
KWP4 36 60 4 0 0 0 0,8583 85,83
KWP5 41 54 4 0 0 0,8708 87,08
KWP6 40 54 6 0 0 0,8625 86,25
Mean Variabel Persentase Kesadaran 86,25
Wajib Pajak
Sumber: Data primer yang diolah, 2023
jawaban yang bervariasi dan jika dicermati maka paling banyak responden
yaitu sebesar 86,25 berada di skala nilai yang menunjukkan pilihan jawaban
sangat setuju. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata tertinggi yaitu
pajak.
4) Sanksi Pajak (X4)
Tabel 4.10
Tanggapan Responden Mengenai Sanksi Pajak
SS S KS TS STS
N
5 4 3 2 1 RATA-RATA PERSENTASE
F F F F F
SNP1 66 33 1 0 0 0.9354 93,54
SNP2 62 38 0 0 0 10 0.9291 92,91
SNP3 66 33 1 0 0 0 0.9354 93,54
SNP4 48 50 2 0 0 0.8875 88,75
Mean Variabel Persentase Sanksi 92,18
Pajak
Sumber: Data primer yang diolah, 2023
jawaban yang bervariasi dan jika dicermati maka paling banyak responden
kurang setuju. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata tertinggi yaitu item
Tabel 4.11
Tanggapan Responden Mengenai Sanksi Pajak
SS S KS TS STS
N
5 4 3 2 1 RATA-RATA PERSENTASE
F F F F F
KMP1 44 51 6 0 0 0.8687 86,87
KMP2 44 49 2 0 0 10 0.8895 88,95
KMP3 50 48 2 0 0 0 0.8916 89,16
KMP4 42 56 2 0 0 0.875 87,5
Mean Variabel Persentase Sistem Pajak 88,12
Sumber: Data primer yang diolah, 2023
jawaban yang bervariasi dan jika dicermati maka paling banyak responden
penilaian kurang setuju. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata tertinggi
yaitu item peryataan nomor 2 dan 3 yang menyatakan bahwa sebagai warga
Tabel 4.12
Tanggapan Responden Mengenai Pemutihan Pajak
SS S KS TS STS
5 4 3 2 1 N
RATA-RATA PERSENTASE
F F F F F
PSP 10
70
1 29 1 0 0 0 0,935417 93,54
PSP
2 70 29 1 0 0 0,935417 9354
Mean Variabel Persentase Pemutihan 93,54
Pajak
Sumber: Data primer yang diolah, 2023
jawaban yang bervariasi dan jika dicermati maka paling banyak responden
yaitu sebesar 93,54 berada di skala nilai yang menunjukkan pilihan jawaban
perpajakan, bagi wajib pajak yang terlambat atau tidak membayar pajak, dapat
tertentu.
indikatornya.
Gambar 4.1
First Order Confirmatory Factor Analysis
Dari gambar 4.1 dapat dilihat bahwa first order konstruk sistem pajak
diukur dengan indikator SP1-SP3. First order konstruk pelayanan pajak dengan
dengan indikator PP1–PP11. First order konstruk kesadaran wajib pajak diukur
dengan dengan indikator SNP1–SNP4 dan first order konstruk kepatuhan wajib
tunjukan pada Gambar 4.2 dapat diketahui bahwa tidak terdapat nilai loading
factor dibawah 0.50, sehingga tidak harus dilakukan drop data untuk
menggunakan Smart PLS untuk menilai model. Tiga pengukuran itu adalah
1) Convergent Validity
indikator reflektif, memiliki loading faktor > 0,50 yang berarti bahwa
Tabel 4.14
Uji Validitas Outer Loading Variabel Pelayanan Pajak
yang merupakan indikator reflektif, memiliki loading faktor > 0,50 yang
pelayanan pajak.
Tabel 4.15
Uji Validitas Outer Loading Variabel Kesadaran Wajib Pajak
Kesadaran
Keterangan
Wajib Pajak
KWP3 0.857 Valid
KWP4 0.874 Valid
KWP5 0.946 Valid
Sumber : Output PLS, 2023
> 0,50 yang berarti bahwa semua indikator konstruk adalah valid.
Tabel 4.16
Uji Validitas Outer Loading Variabel Sanksi Pajak
Sanksi Perpajakan Keterangan
SNP4 merupakan indikator reflektif, memiliki loading faktor > 0,50 yang
Tabel 4.17
Uji Validitas Outer Loading Variabel Kepatuhan Membayar Pajak
Kepatuhan
Keterangan
Membayar Pajak
KMP1 0.821 Valid
KMP3 0.836 Valid
KMP4 0.852 Valid
Sumber : Output PLS, 2023
faktor > 0,50 yang berarti bahwa semua indikator konstruk adalah valid.
f) Uji outer model variabel Pemutihan Pajak
Tabel 4.18
Uji Validitas Outer Loading Variabel Persepsi Pemutihan
Pemutihan
Keterangan
Pajak
PSP1 0.997 Valid
PSP2 0.601 Valid
Sumber : Output PLS, 2023
> 0,50 yang berarti bahwa semua indikator konstruk adalah valid.
alpha di atas 0,70. Selain itu, pengukuran AVE dapat digunakan untuk
Hasil pengujian berdasarkan hasil uji di smart PLS pada tabel 4.19
nilai minimum diatas > 0,70 akan berwarna hijau, tetapi menurut literature
nilai minimum di atas > 0,50. Nilai AVE yang dihasilkan oleh semua
perpajakan dan kepatuhan wajib pajak sudah menjadi alat ukur yang fit,
variabel laten dependen. Dalam menilai model dengan PLS dimulai dengan
Tabel 4.21
R-Square Konstruk Variabel
R-square R-square
adjusted
Y 0.797 0.777
Sumber : Output PLS, 2023
Dari table 4.21 di atas dapat dilihat nilai R-Square adjusted yang
dari satu. Nilai R-Square adjusted yang dihasilkan sebesar 0,777 atau 77% , hal
yang diajukan diatas adalah sig P Values <0.05. Tabel dibawah ini
Tabel 4.22
Direct Effect
Sistem Pajak (X1), Pelayanan Pajak (X2), Kesadaran Wajib Pajak (X3),
variabel sistem pajak memiliki tingkat signifikan sebesar 0,415 yaitu lebih
besar dari 0,05 dan nilai t staistik 0,815 dimana parameternya t tabel < t
hitung (1,661 < 2,070). Hal ini menunjukkan kurangnya sistem pajak
maka kepatuhan wajib pajak akan semakin menurun. Hal ini berarti H 1
tingkat signifikan sebesar 0,123 yaitu lebih besar dari 0,05 dan nilai t
staistik 1,542 dimana parameternya t tabel < t hitung (1,661 < 2,070).
memiliki tingkat nilai t tabel signifikan sebesar 0,219 yaitu lebih besar
dari 0,05 dan nilai t staistik 1,229 dimana nilai koefisien parameternya t
tabel < t hitung (1,661 < 2,070). Hal ini menunjukkan semakin baik
kesadaran wajib pajak maka kepatuhan wajib pajak akan semakin
signifikan sebesar 0,358 yaitu lebih kecil dari 0,545 yaitu lebih besar dari
0,05 dan nilai t staistik 0,749 dimana nilai koefisien parameternya t tabel
< t hitung (1,661 < 2,070). Hal ini menunjukkan semakin kuat sanksi
pajak maka kepatuhan wajib pajak akan semakin meningkat. Hal ini
Tabel 4.23
Moderasi Effect
Pajak (X1), Pelayanan Pajak (X2), Kesadaran Wajib Pajak (X3), Sanksi Pajak
variabel sistem pajak memiliki tingkat signifikan sebesar 0,821 yaitu lebih
besar dari 0,05 dan nilai t staistik 0,227 dimana nilai koefisien
semakin baik sistem pajak maka kepatuhan wajib pajak yang dimoderasi
oleh persepsi pemutihan pajak tidak meningkat. Hal ini berarti H1 ditolak
tingkat signifikan sebesar 0,816 yaitu lebih besar dari 0,05 dan nilai t
statistik 0,232 dimana nilai koefisien parameternya t tabel < t hitung (1,661
< 2,070). Hal ini menunjukkan jika semakin baik pelayanan pajak maka
tingkat signifikan sebesar 0,530 yaitu lebih besar dari 0,05 dan nilai t
hitung (1,661 < 2,070). Hal ini menunjukkan jika semakin baik kesadaran
wajib pajak maka kepatuhan wajib pajak akan semakin meningkat. Hal ini
signifikan antara sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak. Tabel 4.23
sebesar 0,906 yaitu lebih besar dari 0,05 dan nilai t statistik sebesar 0,118
maka parameternya nilai koefisien t tabel < t hitung (1,96 < 2,070). Hal ini
yang dimoderasi oleh persepsi pemutihan akan menurun. Hal ini berarti H4
B. PEMBAHASAN
Membayar Pajak
dengan hal tersebut, implikasi dari penelitian ini adalah kefektifan sistem
Apabila sudah teraplikasikan dengan baik sistem yang telah dibuat maka
penelitian ini adalah kualitas pelayanan yang kurang prima harus diperbaiki
pengaruh yang tidak positif dan tidak signifikan terhadap kepatuhan wajib
wajib pajak dalam membayar pajak PKB dan BBNKB. Hal ini menunjukkan
kepatuhan wajib pajak. Semakin turun tingkat kesadaran wajib pajak, maka
Pajak
diberikan maka tingkat kepatuhan akan semakin tinggi. Wajib pajak akan
merugikan wajib pajak Kepatuhan wajib pajak akan meningkat jika wajib
wajib pajak, hal tersebut berarti semakin tegas dan semakin berat sanksi
kendaraan bermotor.
wajib pajak merasa diuntungkan dengan sistem pajak, wajib pajak akan
menunggak dan tidak berlaku bagi wajib pajak yang tidak menunggak.
dengan kepatuhan wajib pajak. Semakin baik kesadaran wajib pajak yang
membayar pajak tinggi sehingga wajib pajak termotivasi dan patuh untuk
membayar pajak dikarenakan wajib pajak tidak ingin menerima sanksi
yang tinggi apabila terlambat ataupun membayar pajak. Jadi semakin baik
oleh samsat Jombang, maka wajib pajak semakin patuh dalam membayar
pajak.
yang meliputi denda pajak selama masa pajak, bagian tahun pajak, sampai
mengarah pada pengampunan pajak atas aset yang dimiliki oleh WPOP,
tinggi maka wajib pajak termotivasi dan patuh untuk membayar pajak tepat
A. Simpulan
Smart PLS telah dilakukan, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sistem,
tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan pada sistem, pelayanan, kesadaran,
sanksi, terhadap kepatuhan wajib pajak. Wajib pajak tidak patuh untuk membayar
pajak tepat waktu dengan harapan tidak mendapatkan sanksi yang tinggi apabila
pajak.
B. Saran
sebagai berikut :