Anda di halaman 1dari 19

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASUKNYA

PENANAMAN MODAL DI INDONESIA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah :

Hukum Investasi dan Pasar Modal Syariah

Dosen Pengampu

M. Mujibur Rahman, M.A.

Oleh :

Ermalia Ainun Nisa (11210490000034)

Ahmad Fauzan Fizri (11210490000096)

Silvia Melani Oktavia (11210490000120)

Muhammad Hamzah M (11210490000083)

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puja puji syukur kami panjatkan atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat
menuntaskan makalah dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Masuknya
Penanaman Modal di Indonesia” tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun dengan sebaik-baiknya berdasarkan pengetahuan yang kami


peroleh, baik dari buku maupun sumber-sumber lain. Karenanya, rasa terima kasih kami
ucapkan kepada M. Mujibur Rahman, M.A. selaku dosen pengampu pada mata kuliah
Hukum Investasi dan Pasar Modal Syariah yang telah membantu kami baik secara
moral maupun materi. Tak lupa, rasa terima kasih kami ucapkan untuk semua pihak yang
telah berkontribusi memberikan pemahaman terhadap prosedural pembuatan makalah ini
dari berbagai pengetahuan yang dimiliki.

Tidak ada yang sempurna di dunia ini dan sejatinya manusia adalah tempatnya
salah. Oleh karena itu, dengan sangat terbuka kami menerima kritik dan saran supaya
dalam pembuatan makalah kedepannya bisa jauh lebih baik. Akhir kata, kami berharap
semoga makalah ini bisa menambah wawasan bagi pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Tangerang Selatan, 6 Oktober 2023

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2

A. Risiko Menanam Modal (Country Risk) ......................................................................... 2

B. Birokrasi .......................................................................................................................... 4

C. Transparansi dan Kepastian Hukum ............................................................................... 6

D. Alih Teknologi ................................................................................................................ 7

E. Jaminan dan Perlindungan Investasi ............................................................................... 7

F. Aspek Ketenagakerjaan .................................................................................................. 8

G. Ketersediaan Infrastruktur dan Sumber Daya Alam ....................................................... 9

H. Insentif Perpajakan dan Akses Pasar ............................................................................ 10

I. Mekanisme Penyelesaian Sengketa yang Efektif ......................................................... 13

BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 15

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 15

B. Saran ............................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan investasi atau yang sering juga disebut tentang penanaman modal,
berperan penting baik di negara maju maupun negara yang sedang berkembang,
salah satunya di Indonesia. Kegiatan investasi di Indonesia mulai berkembang pesat
terutama pada periode akhir tahun 1960, yaitu setelah diberlakukannya Undang-
Undang No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing dan Undang-Undang
No. 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri. Hal ini berimplikasi
langsung terhadap pertumbuhan perekomomian, alih teknologi dan pengetahuan,
serta menciptakan lapangan kerja baru untuk mengurangi pengagguran dan
meningkatkan pendapatan negara tersebut.

Arus penanaman modal asing ke suatu negara sangat dipengaruhi oleh fakor
iklim investasi yang dapat diciptakan oleh negara yang bersangkutan. Iklim investasi
bagus, seperti adanya stabilitas politik, keamanan, serta jaminan hukum bagi
investor yang akan menanamkan modalnya dan didukung dengan sumber daya alam
yang melimpah, tenaga kerja yang terampil, kebijakan ekonomi serta sistem
informasi yang terbuka dan berorentasi pada pasar, maka hal ini akan menjadi suatu
daya tarik bagi investor untuk menanamkan modalnya di negara tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi masuknya penanaman modal di
Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi masuknya penananamn
modal di Indonesia.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Risiko Menanam Modal (Country Risk)


Country risk adalah risiko yang terkait dengan investasi di suatu negara, yang
dapat mempengaruhi keputusan investor untuk menanamkan modalnya di negara
tersebut. Terdapat tiga jenis country risk yang umum dibahas, yaitu risiko ekonomi,
risiko keuangan, dan risiko hukum.1 Risiko ekonomi terkait dengan faktor-faktor
seperti inflasi, nilai tukar, dan pertumbuhan GDP. Risiko keuangan terkait dengan
faktor-faktor seperti suku bunga, nilai tukar, dan stabilitas sistem perbankan. Risiko
hukum terkait dengan faktor-faktor seperti kepastian hukum, korupsi, dan
kemudahan berbisnis. Dalam konteks investasi asing di Indonesia, risiko-risiko
tersebut dapat mempengaruhi keputusan investor untuk menanamkan modalnya di
Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan reformasi birokrasi dan
menciptakan iklim investasi yang kondusif untuk mengurangi risiko-risiko tersebut
dan meningkatkan investasi asing di Indonesia.

Resiko politik, yang merupakan bagian penting dari risiko menanam modal,
mencakup perubahan kebijakan pemerintah yang dapat mempengaruhi operasi
bisnis. Perubahan dalam aturan perpajakan, hukum ketenagakerjaan, atau kebijakan
perdagangan, serta ketidakstabilan politik, seperti pergantian rezim atau
demonstrasi, dapat berdampak besar pada investasi. Komponen penting lainnya
adalah risiko ekonomi, yang mencakup inflasi, ketidakstabilan pasar keuangan,
pertumbuhan ekonomi yang rendah, dan fluktuasi nilai tukar mata uang. Kondisi
ekonomi yang tidak stabil dapat mengurangi potensi keuntungan dan mengganggu
operasi bisnis.

Faktor-faktor sosial dan hukum juga dapat menjadi perhatian. Masalah dapat
muncul jika ada perubahan pada sistem hukum yang tidak stabil atau tingkat korupsi

1
Ari Anggarani Winadi Prasetyoning Tyas, Implikasi Country Risk Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Suatu
Negara Iklim Investasi di Indonesia, Forum Ilmiah Indonusa, Vol. 7, No. 2, (2010), hlm. 145.

2
yang tinggi. Selain itu, konflik sosial, perbedaan budaya, dan masalah sosial seperti
protes pekerja dapat berdampak pada bisnis.

Selain itu, risiko likuiditas, valuta asing, keamanan, dan lingkungan juga
harus dipertimbangkan. Mengawasi resiko menanam modal memerlukan analisis
menyeluruh tentang situasi negara dan upaya untuk membuat strategi untuk
mengurangi dampak negatif dari berbagai komponen risiko yang ada. Hal ini penting
untuk membuat keputusan investasi yang bijak dan menjaga kepentingan investor
dan perusahaan dalam jangka panjang.

Berikut adalah beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan


tingkat investasi asing di Indonesia:

1. Meningkatkan kualitas infrastruktur: Agar investor asing dapat masuk dan


pergi, pemerintah harus meningkatkan jalan raya, pelabuhan, dan bandara.2
2. Meningkatkan kualitas tenaga kerja: Pemerintah harus memberikan pelatihan
dan pendidikan yang baik untuk meningkatkan keterampilan dan produktivitas
karyawan.3
3. Meningkatkan keterbukaan perdagangan: Agar investor asing dapat masuk ke
pasar, pemerintah harus meningkatkan keterbukaan perdagangan dengan
menandatangani perjanjian perdagangan bebas dengan negara lain.4
4. Meningkatkan kepastian hukum: Untuk menciptakan Good Governance dan
meningkatkan kepercayaan investor asing, pemerintah harus meningkatkan
kepastian hukum dengan memperbaiki sistem hukum dan tata kelola
pemerintahan.
5. Memberi insentif: Untuk menarik investor asing, pemerintah dapat memberikan
insentif seperti keringanan pajak dan kemudahan perizinan.
6. Meningkatkan stabilitas ekonomi dan keuangan: Pemerintah harus memastikan
sistem perbankan stabil, nilai tukar, suku bunga, dan inflasi.

2
Alice et al. Pengaruh Investasi Penanaman Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Melalui Peningkatan Produk
Domestik Bruto di Indonesia, WACANA EKONOMI (Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Akuntansi), Vol. 20, No. 2,
(2021), hlm. 79.
3
Ibid., hlm. 80.
4
Alkautsar, Muhammad et al. “Kinerja Ekspor di Negara-Negara ASEAN.” Jurnal Informatika Ekonomi Bisnis,
Vol. 5, No. 3, (2023), hlm. 835.

3
7. Meningkatkan promosi investasi: Pemerintah harus meningkatkan promosi
investasi dengan mempromosikan potensi investasi di Indonesia dengan
mengadakan pameran investasi dan roadshow di berbagai negara.

Strategi-strategi ini diharapkan akan meningkatkan tingkat investasi asing


dan berdampak positif pada perekonomian Indonesia. Investasi asing dapat
menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan produksi dan produktivitas bisnis,
dan membuat pemerintah menghasilkan lebih banyak pajak dan penerimaan.
Investasi asing juga dapat memberi perusahaan Indonesia teknologi baru, praktik
bisnis yang lebih baik, dan akses ke pasar global yang lebih luas. Mengingat
investasi asing seringkali lebih stabil daripada modal spekulatif yang dapat bergerak
secara cepat, peningkatan investasi asing juga dapat membantu mengurangi
ketidakpastian ekonomi. Ini dapat mengurangi fluktuasi ekonomi dan memberikan
dasar yang lebih kuat untuk pertumbuhan jangka panjang.

B. Birokrasi
Birokrasi adalah sistem administrasi atau pengelolaan pemerintahan yang
terdiri dari berbagai lembaga, departemen, dan pejabat pemerintah yang bertanggung
jawab untuk mengatur dan melaksanakan kebijakan pemerintah. Ini adalah cara
umum di mana pemerintah mengorganisasi dirinya sendiri untuk menjalankan
fungsi-fungsi tertentu, seperti mengeluarkan peraturan, memberikan layanan publik,
mengatur ekonomi, dan menjalankan tugas-tugas lain yang diberikan oleh undang-
undang.

Dalam konteks pemerintahan, birokrasi memiliki peran yang penting dalam


menjalankan kebijakan publik, memberikan layanan kepada warga negara, dan
menjaga stabilitas. Namun, tantangan dalam mengelola birokrasi termasuk
memastikan akuntabilitas, transparansi, dan responsivitas terhadap kebutuhan
masyarakat, sambil menghindari masalah seperti korupsi atau kebijakan yang kurang
efisien. Kemudahan dalam mengurus birokrasi di Indonesia dapat menjadi faktor
yang mempengaruhi penanaman modal asing. Jika birokrasi dalam proses investasi
di Indonesia terlalu rumit dan memakan waktu yang lama, maka hal ini dapat
menjadi hambatan bagi investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan reformasi birokrasi untuk


menciptakan iklim investasi yang kondusif dan memudahkan investor dalam
4
menanamkan modalnya di Indonesia. Selain itu, penerapan teknologi digital seperti
e-government juga dapat membantu meningkatkan kualitas pelayanan publik pada
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Kota
Bandung.5

Dalam rangka meningkatkan penanaman modal asing di Indonesia,


pemerintah perlu melakukan reformasi birokrasi dan menciptakan iklim investasi
yang kondusif. Hal ini dapat dilakukan dengan memudahkan proses perizinan,
meningkatkan koordinasi antar kementerian dan lembaga pemerintah, serta
memberikan kepastian hukum dan kebijakan yang konsisten dan jelas.6

Birokrasi di Indonesia dapat menghadapi beberapa tantangan dalam


menentukan kebijakan investasi asing, antara lain:

1. Regulasi yang tidak menarik: Produk hukum dibidang investasi yang tidak
menarik, regulasi bertumpuk, dan obesitas regulasi dapat menimbulkan dampak
serius bagi investasi asing di Indonesia.
2. Ketidakpastian hukum: Ketidakpastian hukum seperti ketidakjelasan aturan dan
peraturan yang berlaku dapat mempengaruhi penanaman modal asing di
Indonesia. Hal ini dapat membuat investor ragu-ragu untuk menanamkan
modalnya di Indonesia karena tidak mengetahui dengan pasti aturan dan
peraturan yang berlaku.7
3. Korupsi: Korupsi yang masih terjadi di Indonesia dapat mempengaruhi
penanaman modal asing di Indonesia. Hal ini dapat membuat investor ragu-ragu
untuk menanamkan modalnya di Indonesia karena khawatir akan terjadi praktik
korupsi yang dapat merugikan investasi mereka.8
4. Ketidakpastian kebijakan: Inkonsistensi dalam kebijakan, pengaturan, dan
implementasi investasi dapat mempengaruhi penanaman modal asing di

5
Sayekti, Hardini Puji. “Pengaruh Realisasi Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri, Hutang
Luar Negeri, Dan Tabungan Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 1980-2005.” (2009).
hlm. 201
6
Mia Aidilla, Kebijakan Investasi Asing Di Indonesia Dalam Menghadapi Asean Economic Community 2015,
JOM FISIP, Vol. 3, No. 1, (2015). hlm. 150.
7
Made Sumerti Asih; Nyoman Sri Ratnawati; I Wayan Wirawan, Kebijakan Investasi Asing dalam
Pengembangan Pariwisata yang Berbasis Desa Adat di Provinsi Bali, Jurnal Kajian dan Terapan Pariwisata, Vol.
1, No. 2, (2021), hlm. 82.
8
Ibid., hlm.83.

5
Indonesia. Hal ini dapat membuat investor ragu-ragu untuk menanamkan
modalnya di Indonesia karena tidak mengetahui dengan pasti kebijakan yang
akan diterapkan oleh pemerintah.
5. Hambatan birokrasi: Proses perizinan yang rumit dan memakan waktu yang
lama, serta kurangnya koordinasi antar kementerian dan lembaga pemerintah
dapat mempengaruhi penanaman modal asing di Indonesia. Hal ini dapat
membuat investor kesulitan dalam mengurus perizinan dan memperlambat
proses investasi mereka.9

Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, pemerintah perlu melakukan


reformasi birokrasi dan menciptakan iklim investasi yang kondusif. Hal ini dapat
dilakukan dengan memudahkan proses perizinan, meningkatkan koordinasi antar
kementerian dan lembaga pemerintah, serta memberikan kepastian hukum dan
kebijakan yang konsisten dan jelas. Selain itu, pemerintah juga perlu memperbaiki
sistem hukum dan tata kelola pemerintahan yang lebih baik lagi, sehingga dapat
menciptakan Good Governance dan meningkatkan kepercayaan investor asing.

C. Transparansi dan Kepastian Hukum


Masalah transparansi dan kepastian bagi calon investor, adanya transparansi
dalam proses dan tata cara penanaman modal akan menciptakan suatu kepastian
hukum serta menjadikan segala sesuatunya menjadi mudah diperkirakan
(predictable). Sebaliknya, tidak adanya transparansi dan kepastian hukum akan
membingungkan calon investor yang seringkali mengakibatkan biaya yang cukup
mahal dan rumitnya prosedur yang harus dilalui dalam kegiatan penanaman modal.

Transparansi sebagai salah satu unsur penting dalam mendorong kegiatan


investasi yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas
keuangan yang kondusif bagi negara untuk menciptakan pemerintahan yang lebih
baik, adil, serta membantu meningkatkan keyakinan masyarakat kepada pemerintah.
Pada umumnya investor menginginkan adanya kepastian hukum, mengharapkan
adanya jamianan keamanan dalam menanamkan modalnya, birokrasi yang ramah,
pelayanan yang mempermudah urusan investor, serta peraturan perundang-

9
Abdul Aziz, “Multilateral Investment Guarantee Agency (Miga) Sebagai Jaminan Investasi terhadap para
Investor di Indonesia.” Jurnal Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 5, (2023), hlm. 371.

6
undangan jelas dan dapat diprediksi, yang bertujuan agar menjadi efektif dan efisien,
untuk itu diharapkan berlakunya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 dapat
memenuhi semua yang nantinya mendukung perbaikan iklim Penanaman Modal di
Indonesia

D. Alih Teknologi
Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Pasal 3 dijelaskan bahwa
salah satu tujuan dari penanaman modal atau investasi adalah meningkatkan
kapasitas dan kemampuan teknologi nasional. Hal ini kemudian diimplementasikan
dalam pasal 10 tentang ketenagakerjaan bahwa perusahaan penanaman modal wajib
meningkatkan kompetensi dan melakukan alih teknologi kepada tenaga kerja warga
negara Indonesia melalui pelatihan dan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Alih teknologi melalui investasi asing ini sebenarnya merupakan cara yang
memungkinkan untuk dilaksanakan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena jumlah
arus investasi asing yang masuk ke Indonesia di berbagai sektor cukup tinggi,
Hukum sebagai pendorong alih teknologi memiliki pengertian adanya platform yang
jelas untuk menjadi landasan pelaksanaan alih teknologi dalam inveastasi asing di
Indonesia. Menurut Sumantoro, teknologi diperlukan untuk pengembangan
industrialisasi, khususnya bagi Indonesia sebagai negara berkembang.10

E. Jaminan dan Perlindungan Investasi


Perlindungan hukum terhadap penanaman modal asing dalam hukum
nasional Indonesia diatur dalam UU Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal. Undang-undang ini telah memberikan perlindungan yang memadai terhadap
investor asing atas berbagai risiko termasuk risiko nonkomersial dalam penanaman
modal asing di Indonesia. Hal ini terlihat dalam beberapa ketentuan undang-undang
tersebut, antara lain melalui pengaturan hak investor asing terkait dengan beberapa
hal (Pasal 6 sampai dengan Pasal 9), yaitu adanya jaminan perlakuan yang sama bagi
semua investor serta jaminan atas tindakan nasionalisasi dan tindakantindakan
pengambilalihan lainnya. Selain itu, jaminan untuk melakukan pengalihan aset serta

10
Candra Irawan, Pengaturan Alih Teknologi Pada Kegiatan Penanaman Modal Untuk Percepatan Penguasaan
Tteknologi Di Indonesia, Supremasi Hukum : Jurnal Penelitian Hukum, Vol. 28, No. 1, (Januari 2019), hlm. 79.

7
transfer dan repatriasi dalam valuta asing untuk modal, keuntungan, dan beberapa
hal lainnya.11

Adapun perlindungan dalam hukum internasional, yakni perlindungan atas


resiko non komersial yang dijamin oleh MIGA. Implikasi perlindungan hukum
terhadap investor asing bagi kegiatan penanaman modal asing di Indonesia, antara
lain dapat memberikan kontribusi atau manfaat yang sangat berarti bagi peningkatan
kegiatan penanaman modal asing. Adanya jaminan perlindungan terhadap investor
asing atas risiko-risiko nonkomersial dalam kegiatan penanaman diharapkan
menjadi salah satu faktor untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif. Pada
gilirannya, hal tersebut akan mendorong peningkatan kegiatan investasi asing di
Indonesia.

Jaminan perlindungan terhadap investor merupakan salah satu faktor


pendukung peningkatan kegiatan penanaman modal asing di Indonesia dalam jangka
panjang, khususnya pada era perdagangan bebas yang ditandai oleh persaingan yang
semakin kompetitif dan pertumbuhan ekonomi negara.12

F. Aspek Ketenagakerjaan
Nilai ekonomi suatu investasi selain dilihat dari penambahan output,juga
harus dilihat dari jumlah tenaga kerja yang mampu diserap, karena program investasi
bukan hanya dimaksudkan untuk pertumbuhan ekonomi semata tetapi juga untuk
menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran. Adanya dampak positif investasi
di negara berkembang pada penyerapan tenaga kerja ditandai dengan pertumbuhan
ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Selain itu, investasi langsung
dari modal asing membuka lapangan kerja baru bagi para penganggur di negara-
negara berkembang.

Di Indonesia, sebagian besar industri yang menjadi sasaran investor asing


selama periode 2002 hingga 2007 adalah industri manufaktur dengan penggunaan
komputerisasi. Jika dikaitkan dengan kondisi angkatan kerja Indonesia yang

11
Agung Sudjati Winata, Perlindungan Investor Asing dalam Kegiatan Penanaman Modal Asing dan Implikasinya
Terhadap Negara, AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 2, (Desember 2018), hlm. 135-136.
12
Agung Sudjati Winata, Perlindungan Investor Asing..., hlm. 131.

8
mayoritas berpendidikan rendah, maka investasi pada industri tersebut kurang
memberikan efek positif pada kondisi tenaga kerja Indonesia.

Secara umum di dalam Undang Undang Penanaman Modal Asing Nomor 25


Tahun 2007 telah mengatur tentang ketenagakerjaan yakni pada Pasal 10 ayat (1)
yang menyatakan bahwa perusahaan penanaman modal dalam memenuhi kebutuhan
tenaga kerja harus mengutamakan tenaga kerja warga negara Indonesia. Dan Pasal
10 ayat (2) menyatakan bahwa perusahaan penanaman modal berhak menggunakan
tenaga ahli warga negara asing untuk jabatan dan keahlian tertentu sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Demikian pula pada Pasal 10 ayat (4)
menyatakan bahwa Perusahaan penanaman modal yang mempekerjakan tenaga
kerja asing diwajibkan menyelenggarakan pelatihan dan melakukan alih teknologi
kepada tenaga kerja warga negara Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Untuk itu penggunaan tenaga-tenaga kerja warga negara asing
dapat dilaksanakan sepanjang pekerjaan yang akan dikerjakan tidak dapat dikerjakan
oleh warga negara Indonesia.

Jadi, adanya tenaga kerja yang terlatih dan terampil dalam jumlah yang
memadai serta upah yang tidak terlalu tinggi akan menjadi faktor yang sangat
dipertimbangkan oleh para calon investor sebelum melakukan kegiatan penanaman
modalnya. Sebagaimana disadari, antara masalah penanaman modal dengan masalah
ketenagakerjaan terdapat hubungan timbal balik yang erat, dimana penanaman
modal di satu pihak memberikan implikasi terciptanya lapangan kerja yang
menyerap sejumlah besar tenaga kerja di berbagai sektor, sementara dilain pihak
kondisi sumber daya manusia yang tersedia dan situasi ketenagakerjaan yang
melingkupinya akan memberikan pengaruh yang besar pula bagi kemungkinan
peningkatan atau penurunan penanaman modal.13

G. Ketersediaan Infrastruktur dan Sumber Daya Alam


Tersedianya jaringan infrastruktur yang memadai akan berperan dalam
menunjang keberhasilan suatu kegiatam penanaman modal, oleh karena itu

13
Anna Triningsih, PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA INDONESIA DALAM
PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA, Lex Jurnalica, Vol. 16, No. 2, (2019),
hlm. 107-108.

9
tersedianya jaringan infrastruktur pokok seperti perhubungan (darat, laut, dan
udara), serta sarana komunikasi merupakan faktor penting yang sangat diperhatikan
oleh calon penanam modal.

Disamping masalah modal, tenaga kerja, keahlian dan infrastruktur, masalah


keberadaan sumber daya alam merupakan salah satu daya tarik utama dalam
melakukan kegiatan investasi. Negara-negara yang kaya akan sumber daya alam
sebagai bahan baku atau komoditi dalam industri, telah menjadi sasaran utama bagi
para pemilik modal untuk menanamkan modalnya, kekayaan alam yang melimpah
tentunya harus didukung oleh kebijakan investasi yang tepat, dimana di satu pihak
dapat memberikan jaminan kepastian hukum bagi investor atas kontrak-kontrak
yang ditandatangani dalam rangka ekploitasi sumber daya alam, serta di lain pihak
kegiatan penanaman modal tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat
banyak.

H. Insentif Perpajakan dan Akses Pasar


1. Insentif Perpajakan
Menurut KBBI, Insentif bermakna sebagai tambahan penghasilan yang
berupa uang, barang dan sebagainya yang diberikan untuk meningkatkan gairah
kerja. Menurut Andrew F. Sikula, Insentif adalah sesuatu yang mendorong atau
mempunyai kecenderungan untuk merangsang suatu kegiatan. insentif adalah
motif-motif dan imbalan yang dibentuk untuk memperbaiki produksi. Dalam
konteks perpajakan, insentif pajak merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh
negara (pemerintah) dengan memberikan pengurangan, kelonggaran, dan atau
dalam bentuk kompensasi yang berhubungan dengan pembayaran pajak dengan
tujuan untuk menarik investor serta untuk meningkatkan aktivitas
perekonomian dalam suatu negara.14 Insentif pajak digunakan sebagai alat yang
digunakan pemerintah untuk mempengaruhi investor dalam menentukan
kegiatan bisnisnya. Selain dalam hal tersebut, insentif ini diberikan kepada
wajib pajak guna untuk meringankan beban wajib pajak dalam pemenuhan
kewajiban perpajakannya.

14
Ryan Mohammad dkk, Efek Insentif Perpajakan Berdasarkan Dasar Pengenaan Pajak dan Tarif Pajak Terhadap
Ekonomi Secara Makro: Studi Kasus Indonesia, Jurnal Kajian Ilmiah Perpajakan Indonesia. Vol. 2, No. 2,
(2021), hlm. 183.

10
Menurut Spitz insentif pajak dapat di bedakan menjadi 4 macam. Yaitu:

a. Pengecualian dari pengenaan pajak


Insentif dalam bentuk ini paling banyak digunakan. Jenis insentif ini
memberikan hak kepada wajib pajak untuk tidak dikenakan pajak dalam
jangka waktu tertentu yang telah ditentukan oleh pemerintah.
b. Pengurangan dasar pengenaan pajak
Jenis insentif ini biasanya diberikan dalam bentuk berbagai macam biaya
yang dikurangkan dari pendapatan kena pajak.
c. Pengurangan tarif pajak
Jenis insentif ini biasanya diberikan dengan memberikan pengurangan tarif
pajak umum ke tarif pajak khusus yang telah diatur oleh pemerintah.
Insentif ini paling sering ditemui pada pajak penghasilan.
d. Penangguhan pajak
Insentif pajak ini umumnya diberikan kepada wajib pajak sehingga wajib
pajak dapat menunda pembayaran pajak sampai dengan waktu yang telah
ditentukan.

Insentif perpajakan dalam pasar modal syariah pada umumnya dirancang


untuk mendorong investasi dalam instrument keuangan yang mematuhi prinsip-
prinsip syariah. Hal ini bertujuan untuk mendukung perkembangan pasar modal
syariah dan mendorong investasi yang sah secara syariah. Berikut beberapa
insentif perpajakan yang ada dalam pasar modal syariah:

a. Pengurangan pajak atas keuntungan modal.


b. Pembebasan pajak atas pendapatan.
c. Pengurangan pajak penjualan.
d. Pengurangan tarif pajak.
e. Pembebasan pajak atas zakat.
f. Pemotongan pajak untuk pemodal asing.
2. Akses pasar
Jenis akses pasar yang terdapat dalam pasar modal syariah adalah efek syariah,
dimana efek ini tidak bertententangan dengan prinsip-prinsip syariah. Berikut
ini beberapa akses pasar modal syariah:15

15
Abdullah, Pasar Modal Syariah di Indonesia, (Makassar: Nobel Press, 2021), hlm. 67.

11
a. Reksadana Syariah
Jenis akses pasar modal syariah yang pertama adalah reksa dana syariah.
Menurut OJK, reksa dana syariah bisa dijadikan sebagai salah satu wadah
untuk menghimpun dana yang nantinya akan dikelola oleh Manajer
Investasi. Dana tersebut nantinya akan diinvestasikan ke dalam surat-surat
berharga seperti saham atau obligasi yang sesuai dengan prinsip Islami.
Ada pula pilihan instrumen pasar uang dengan portofolio penempatan
dana diinstrumen keuangan syariah, seperti saham syariah dan sukuk.
b. Saham Syariah
Saham syariah adalah surat bukti tanda penyertaan modal seseorang atau
badan usaha dalam suatu perusahaan yang tidak bertentangan dengan
prinsip-prinsip Islam, dengan kata lain pemilik saham merupakan pemilik
perusahaan. Ada dua jenis saham syariah yang diakui di pasar modal syariah
Indonesia, yaitu saham yang dicatatkan sebagai saham syariah oleh
perusahaan publik syariah dan saham yang memenuhi kriteria seleksi
saham syariah.
c. Obligasi Syariah (sukuk)
Obligasi syariah atau yang lebih dikenal dengan sukuk ini merupakan surat
berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah. Sukuk dikeluarkan
oleh emiten kepada pemegang sukuk yang mengharuskan emiten untuk
membayar pendapatannya berupa bagi hasil, serta membayar kembali dana
obligasi pada saat jatuh tempo. Instrumen pasar modal syariah ini memiliki
prinsip pengalihan piutang dengan tanggung bagi hasil. Dengan kata lain,
jual beli sukuk hanya boleh dilakukan pada harga nominal pelunasan jatuh
temponya.
d. Exchange traded fund syariah
Exchange traded fund syariah (ETF syariah) termasuk produk reksa dana
syariah berupa kontrak investasi kolektif yang unit penyertaannya
diperdagangkan di Bursa Efek, seperti perdagangan saham. ETF syariah
adalah sekumpulan aset yang dipilih oleh Manajer Investasi dengan tujuan
tertentu. Sebagai investor berhak memperjualbelikan unit penyertaan ETF
di Bursa Efek, sehingga harganya dapat berubah selama jam perdagangan.

12
e. Efek Beragun Aset Syariah
Instrumen pasar modal syariah berikutnya yaitu Efek Beragun Aset Syariah
(EBA) yang termasuk sekuritas investasi dengan jaminan yang terbagi
menjadi Kontrak Investasi Kolektif (KIK EBA) dan Surat Partisipasi (EBA-
SP). Portofolio EBA syariah terdiri atas aset keuangan berupa tagihan yang
berasal dari surat berharga komersial, tagihan yang timbul kemudian hari,
jual beli kepemilikan aset fisik oleh lembaga keuangan, efek bersifat
investasi, dan aset keuangan setara yang sesuai dengan prinsip-prinsip
Islami.
f. Dana Investasi Real Estat Syariah
IDX mendefinisikan Dana Investasi Real Estat Syariah (DIRE) syariah
sebagai sebuah wadah penghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk
diinvestasikan pada aset real estat, aset yang berkaitan dengan real estat,
dan/atau kas dan setara kas sesuai prinsip syariah.

I. Mekanisme Penyelesaian Sengketa yang Efektif


Dalam menyelesaikan perkara yang terjadi pada pelaksanaan instrumen pasar modal
syariah, terdapat beberapa cara untuk menyelesaikan sengketa tersebut yaitu:16
1. Penyelesaian Sengketa Pasar Modal Syariah Melalui Litigasi
Lembaga litigasi merupakan sistem penyelesaian sengketa melalui
peradilan yang akan diperiksa dan diputus oleh hakim sebagaimana diatur dalam
UU 48/2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. Karakteristik penyelesaian
sengketa melalui sistem litigasi adalah: prosesnya sangat formal, keputusan
dibuat oleh pihak ketiga yang ditunjuk oleh negara (hakim), para pihak tidak
terlibat dalam pembuatan keputusan, sifat keputusan memaksa dan mengikat
(coercive and binding), orientasi kepada fakta hukum (mencari pihak yang
bersalah), dan persidangan bersifat terbuka. Penyelesaian sengketa melalui
pengadilan di mata pelaku bisnis seringkali menimbulkan permasalahan,
sehingga menjadi kekurangan bagi penyelesaian sengketa melalui lembaga
litigasi tersebut yaitu: proses yang lama, tahapan penyelesaian yang lama dan
panjang (tingkat pertama, banding, kasasi dan peninjauan kembali), biaya yang
tinggi (legal cost), persidangan terbuka padahal dalam kegiatan bisnis

16
Edi Hudiata, Rekontruksi Hukum Penyelesaian Sengketa Pasar Modal Syariah: Penguatan Aspek Regulasi
Untuk Memberikan Kepastian Hukum, Jurnal Hukum dan Peradilan. Vol. 6, No. 2, (2017), hlm. 308 - 312.

13
kerahasiaan diutamakan, hakim yang kurang menguasai substansi
permasalahan, adanya citra dunia peradilan di Indonesia yang tidak begitu baik.

2. Penyelesaian Sengketa Pasar Modal Syariah Melalui Non Litigasi


Penyelesaian sengketa melalui lembaga nonlitigasi merupakan proses
penyelesaian sengketa di luar pengadilan. Melalui lembaga ini para pihak dapat
menghasilkan kesepakatan yang bersifat “win-win solution”, dijamin
kerahasiaan sengketa para pihak, dihindari kelambatan yang diakibatkan karena
hal prosedural dan administratif, menyelesaikan masalah secara komprehensif
dalam kebersamaan dan tetap menjaga hubungan baik. Umumnya dinamakan
dengan Alternative Dispute Resolution (ADR). Penyelesaian melalui lembaga
non litigasi ini, dapat dilakukan dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi,
konsiliasi, penilaian ahli, atau melalui arbitrase sebagaimana maksud Pasal 1
ayat (10) UU 30/1999.
Jika para pihak yang bersengketa sudah melakukan upaya penyelesaian
sesuai kesepakatan sebagaimana yang telah ditentukan dari awal baik melalui
konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau penilaian ahli, namun di tengah-
tengah penyelesaian menemukan kebuntuan dan ketidaksepahaman, maka
barulah para pihak dapat mengajukan penyelesaian sengketanya kepada badan
arbitrase. Oleh karena pasar modal syariah berdasarkan prinsip syariah, maka
penyelesaiannya melalui lembaga arbitrase melalui lembaga Badan Arbitrase
Syariah Nasional. Menurut Muladi, penyelesaian sengketa melalui Alternative
Dispute Resolution (ADR) mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan
melalui litigasi, yaitu:
a. Penyelesaian sengketanya dapat dilakukan dengan cara cepat;
b. Penyelesaian sengketa dapat dilaksanakan dengan biaya murah;
c. Tidak terikat dengan aturan hukum tertentu;
d. Bersifat confidential;
e. Atas dasar prinsip win-win solution;
f. Lebih partisipatif;
g. Dapat mengurangi penumpukan perkara di pengadilan tanpa mengurangi
sifat profesionalisme;

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penanaman modal asing merupakan salah satu sumber dana untuk
membiayai pembangunan nasional. Banyak faktor yang menjadi pertimbangan para
investor asing sebelum melakukan kegiatan investasi di Indonesia, diantaranya pada
uraian diatas berkaitan dengan risiko menanam modal (country risk), birokrasi,
transparasi dan kepastian hukum, alih teknologi, jaminan dan perlindungan
investasi, aspek ketenagakerjaan, ketersediaan infrastruktur dan SDA, insentif
perpajakan dan akses pasar, serta mekanisme penyelesaian sengketa yang efektif.

Banyak negara asing melakukan investasi besar-besaran di Indonesia. Hal ini


semakin membuat kepercayaan investor dalam menanamkan modalnya menjadi
meningkat dan berpengaruh baik bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia.
Dikarenakan jumlah modal yang masuk sangat besar sehingga menambah devisa
negara pada saat itu dan didukung adanya iklim investasi yang cukup bagus, seperti
adanya stabilitas politik, keamanan, serta jaminan hukum bagi investor yang akan
menanamkan modalnya dan didukung dengan sumber daya alam yang melimpah,
tenaga kerja yang terampil, kebijakan ekonomi serta sistem informasi yang terbuka
dan berorentasi pada pasar, maka hal tersebut memberikan kepercayaan kepada
investor menanamkan modalnya di negara tersebut.

B. Saran
Dengan tersusunnya makalah ini, diharapkan agar pembaca mampu
menyerap informasi yang dipaparkan dengan baik. Namun, kami selaku pemakalah
menyadari bahwa penyusunan makalah jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari pembaca akan sangat kami apresiasi sebagai bahan evaluasi
kedepannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. (2021). Pasar Modal Syariah di Indonesia. Makassar: Nobel Press.


Aidilla, M. (2016). Kebijakan Investasi Asing Di Indonesia Dalam Menghadapi Asean
Economic Community 2015. JOM FISIP, 3(1), 150.
Alice, Ekklesia, Sepriani, L., & Hulu, Y. J. (2021). Pengaruh Investasi Penanaman Modal
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Melalui Peningkatan Produk Domestik Bruto di
Indonesia. Wacana Ekonomi (Jurnal Ekonomi, Bisnis, dan Akuntansi), 20(2), 79.
Alkautsar, M., Susetyo, D., & Yulianita, A. (2023). Kinerja Ekspor di Negara-Negara ASEAN.
Jurnal Informatika Ekonomi Bisnis, 5(3), 835.
Asih, M. S., Ratnawati, N. S., & Wirawan, I. W. (2021). Kebijakan Investasi Asing dalam
Pengembangan Pariwisata yang Berbasis Desa Adat di Provinsi Bali. Jurnal Kajian dan
Terapan Pariwisata, 1(2).
Aziz, A. (2023). Multilateral Investment Guarantee Agency (Miga) Sebagai Jaminan Investasi
terhadap para Investor di Indonesia. Jurnal Sosial Teknologi, 3(5).
Hudiata, E. (2017). Rekontruksi Hukum Penyelesaian Sengketa Pasar Modal Syariah:
Penguatan Aspek Regulasi Untuk Memberikan Kepastian Hukum. Jurnal Hukum dan
Peradilan, 6(2).
Irawan, C. (2019). Pengaturan Alih Teknologi Pada Kegiatan Penanaman Modal Untuk
Percepatan Penguasaan Tteknologi Di Indonesia, Supremasi Hukum. Supremasi
Hukum : Jurnal Penelitian Hukum, 28(1).
Mohammad, R., Rizal, H. Z., & Pujanggo, G. S. (2021). Efek Insentif Perpajakan Berdasarkan
Dasar Pengenaan Pajak dan Tarif Pajak Terhadap Ekonomi Secara Makro: Studi Kasus
Indonesia. Scientax: Jurnal Kajian Ilmiah Perpajakan Indonesia, 2(2).
Sayekti, H. P. (2009). Pengaruh Realisasi Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam
Negeri, Hutang Luar Negeri, Dan Tabungan Pemerintah Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia Tahun 1980-2005. 201.
Triningsih, A. (2019). PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA INDONESIA
DALAM PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA. Lex
Jurnalica, 16(2).
Winata, A. S. (2018). Perlindungan Investor Asing dalam Kegiatan Penanaman Modal Asing
dan Implikasinya Terhadap Negara. AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, 2(2).

16

Anda mungkin juga menyukai