Pendekatan Konseling Humanistik Makalah Kel 5
Pendekatan Konseling Humanistik Makalah Kel 5
manistik)
Anggota Kelompok :
Naufal Zaim Baihaqi S 1512200309
Akbar Al Farobi 1512200275
Yunia Aqila Quata 1512200310
Faishal Nabil 1512200305
FAKULTAS PSIKOLOGI
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB 1................................................................................................................................4
Pendahuluan.......................................................................................................................4
Latar Belakang:....................................................................................................4
Tujuan:..................................................................................................................4
Rumusan Masalah:...............................................................................................4
BAB 2..................................................................................................................................5
Pembahasan.......................................................................................................................5
Sejarah Teori dan Organisasi Konseling Humanistik..........................................5
Pengertian Konseling Dan Psikoterapi Humanistik.............................................5
Konsep – konsep utama........................................................................................6
Teori kepribadian.................................................................................................8
Hakikat manusia...................................................................................................8
Proses-proses terapeutik.......................................................................................9
Hubungan antara Terapis dan Klien...................................................................11
Terapi eksistensial humanistik.........................................................................................11
BAB 3................................................................................................................................12
Kesimpulan.......................................................................................................................12
BAB 1
Pendahuluan
Latar Belakang:
Dunia psikologi begitu berkembang pesat terutama pada bidang konseling
dan psikoterapi. Mengingat meningkatnya resiko kematian dari mulai yang muda
ke yang paling tua di karenakan kesehatan mental yang kurang. Hal ini di
akibatkan dari masalah yang mendasar antara lain yakni memendam beban pikiran
sendiri, pola asuh yang salah, dan kurang nya dukungan dari sosial maupun
keluarga dan masih banyak lagi.
Tujuan:
Tujuan penulisan kami tentang mengidentifikasi Pendekatan-Pendekatan Dal
am konseling dan psikoterapi dengan sinkronisasi pada teori humanistik antara
lain:
Rumusan Masalah:
Berikut ini rumusan masalah mengenai konseling dan psikoterapi dengan
pendekatan teori humanistik:
BAB 2
Pembahasan
kedua layanan ini adalah konsep dan objek praktik spesifiknya.Hakikat konseling
dan psikoterapi humanistik menekankan pada filosofi tentang arti dari manusia itu
sendiri. Psikologi humanistik melihat kehidupan individu sebagaimana individu
itu melihat kehidupan mereka.
Konseling dan psikoterapi dengan pendekatan humanistik berfokus pada
kondisi manusia. Pendekatan ini terutama adalah suatu sikap yang menekankan
pada suatu pemahaman atas manusia. Humanistik memandang manusia sebagai m
akhluk yang memiliki otoritas atas kehidupan dirinya. Manusia bebas untuk
menjadi apa dan siapa sesuai keinginannya. Manusia adalah makhluk hidup yang
menentukan sendiri apa yang ingin dia lakukan dan apa yang tidak ingin dia
lakukan, karena manusia adalah makhluk yang bertanggung jawab atas segala apa
yang dilakukannya. Asumsi ini menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yan
g sadar, mandiri, aktif yang dapat menentukan (hampir) segalanya aktivitas
kehidupannya. Manusia adalah makhluk yang mampu sepenuhnya menentukan tuj
uan-tujuan yang paling diinginkannya dan cara-cara mencapai tujuan itu yang dia
nggapnya paling benar dan paling tepat tepat. Dapat dipahami bahwa apapun
keputusan yang diambil oleh klien konselor dan terapis wajib menghargai setiap
keputusannya itu, karna pada prinsipnya segala keputusan yang diambil oleh klien
adalah tanggung jawabnya. Dialah yang akan menjalani setiap keputusan yang
telah diambilnya. Namun konselor disini tetap memberikan arahan pada potensi
yang dimiliki oleh klien yang barangkali potensi yang dimilikinya itu tidak
disadari atau bisa di sebut dengan blind self area.
Hakikat manusia
Hakikat manusia disimpulkan bahwa Rogers menolak pandangan Freud,
bahwa perilaku manusia cenderung tidak disadari, irrasional dan destruktif.
Sebaliknya, Rogers beranggapan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk
membimbing, mengatur dan mengendalikan dirinya sendiri.
Secara lengkap hakikat manusia menurut Rogers adalah berikut.
a. Manusia cenderung untuk melakukan aktualisasi diri, hal ini dapat
dipahami bahwa organisme akan mengaktualisasikan kemampuannya dan
memiliki kemampuan untuk mengarahkan dirinya sendiri
b. Perilaku manusia pada dasarnya sesuai dengan presepsinya tentang medan
fenomenal dan individu itu mereaksi medan itu sebagaimana yang di
presepsikan. Maka presepsi individu tentang medan fenomenal bersifat
subjektif.
c. Dasar manusia adalah bermatabat, berharga, dan memiliki nilai nilai yang
di junjung tinggi sebagai hal yang baik baginya
d. Secara mendasar manusia itu baik dan dapat dipercaya, konstruktif tidak
merusak dirinya.
Proses-proses terapeutik
a. Tujuan-tujuan terapeutik
Terapi eksistensial bertujuan agar klien mengalami keberadaannya secara
otentik dengan menjadi sadar atas keberadaan dan potensi-potensi serta sadar
bahwa ia dapat membuka diri dan bertindak berdasarkan kemampuannya.
Keotentikan sebagai “urusan utama psikoterapi” dan “nilai eksistensial pokok”.
Terdapat tiga krakteristik :
1. Menyadari sepenuhnya keadaan sekarang.
2. Memilih bagaimana hidup pada saat sekarang.
3. Memikul tanggung jawab untuk memilih.
Klien neurotic adalah orang yang kehilangan rasa ada, dan tujuan terapi
adalah membantunya agar ia memperoleh atau menemukan kembali
kemanusiannya yang hilang. Pada dasarnya, tujuan terapi eksistensial adalah
meluaskan kesadaran diri klien, dan karenanya meningkatkan kesanggupan
pilihannya, yakni menjadi bebas dan bertanggung jawab atas arah hidupny.
Penerimaan tanggung jawab itu bukan suatu hal yang mudah. Terapi eksestensial
juga bertujuan mebantu klien agar mampu menghadapi kecemasan sehubungan
dengan tindakan memilih diri dan menerima kenyataan bahwa dirinya lebih dari
sekadar korban kekuatan-kekuatan deterministic di luar dirinya.
b. Fungsi dan peran terapis
Tugas utama terapis adalah berusaha memahami klien sebagai ada daklam-
dunia. Psikoterapi difokuskan pada pendekatan terhadap hubungan manusia alih-
alih sistem teknik. Menurut Buhler dan Allen, para ahli psikologi humanistik
memiliki orientasi Bersama yang menvakup hal-hal berikut :
1. Mengakui pentingnya pendekatan dari pribadi ke pribadi
2. Menyadari peran dari tanggung jawab terapis
3. Mengakui sifat timbal balik dari hubungan terapeutik
4. Berorientasi pada pertumbuhan
5. Menekankan keharusan terapis terlibat dengan klien sebagai suatu
pribadi yang menyeluruh
6. Mengakui bahwa putusan-putusan dan pilihan-pilihan akhir terletak di
tangan klien
7. Memandang terapis sebagai model, dalam arti bahwa terapis dengan
gaya hidup dan pandangan humanistiknya tentang manusia bisa secara
implisit menunjukkan kepada klien potensi tindakan kreatif dan positif
8. Mengakui kebebasan klien untuk mengungkapkan pandangan dan
untuk mengembangkan tujuan-tujuan dan nilainya sendiri.
9. Bekerja ke arah mengurangi kebergantungan klien serta meningkatkan
kebebasan klien.
Tugas terapis di antaranya adalah membantu klien agar menyadari
keberadaanya dalam dunia, selain itu peran terapis juga sebagai “spesialis mata
dairpada pelukis”. Frankl (1959, hlm. 174). Bagaimana seorang terapis yang
berorientasi esksistensial bekerja dalam pertemuan terapi, bisa ditunjuk surat klien
yang telah diungkapkan di muka. Jika klien mengungkapkan perasaan-
perasaannya kepada terapis pada pertemuan terapi, maka terapis akan bertindak
sebagai berikut;
1. Memberikan reaksi-reaksi pribadi dalam kaitan denga apa yang
dikatakan oleh klien.
2. Terlibat dalam sejumlah pernyataan pribadi yang relevan dan pantas
tentang pengalaman-pengalaman yang mirip dengan yang dialami oleh
klien.
3. Meminta pada klien untuk menungkapkan ketakutannya terhadap
memilih dalam dunia yang tak pasti
4. Menantang klien untuk melihan seluruh cara dia menghidari
pembuatan putusan-putusan dan memberikan penilaian terhadap
penghindaran itu.
5. Mendorong klien untuk memriksa jalan hidupnya pada periode sejak
memulai terapi dengan bertanya ; “jika anda bisa secara Ajaib kembali
kepada cara anda ingat kepada diri anda sendiri sebelum terapi,
maukah anda melakukannya sekarang”.
6. Beritahukan kepada klien bahwa ia sedang mempelajari apa yang
dialaminnya sesungguhnya adalah suatu sifat yang khas sebagaimana
manusia : bahwa dia pada akhirnya sendirian.
Kuswara, E