Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KONSELING DAN PSIKOTERAPI

“Konseling dan Psikoterapi Pendekatan Psikoanalisis”


Dosen Pengampu: Nindia Pratitis, S.Psi., M.Psi., Psikolog

Disusun Oleh Kelompok 4:


Ellen Adelia Elga V – 1512200022
Marcellino Fernaldi Achmad – 1512200024
Vincensius Kardinal – 1512200034
Zayiny Cantika Bil Ilmy – 1512200045
Betania Denisa Noveli M -1512200059
Diva Cipta Safira M – 1512200061

KELAS F
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Terima kasih kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenan-
Nya tugas makalah kelompok 3 dengan topik “Konseling dan Psikoterapi Pendekatan
Psikoanalisis” dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai kewajiaban untuk memenuhi Tugas mata
kuliah Konseling dan Psikoterapi yang diampu oleh Ibu Nindia Pratitis, S.Psi., M.Psi., Psikolog.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca dan juga penulis
tentang pendekatan psikoanalisis dalam konseling dan psikoterapi.
Kami mengucapakan terima kasih kepada Ibu Nindia Pratitis, S.Psi., M.Psi., Psikolog,
selaku dosen mata kuliah Konseling dan Psikoterapi yang memberikan tugas ini sehingga kami
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami
juga mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 25 September 2023

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah......................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
2.1 Pengertian Konseling Psikoanalisis.......................................................................................3
2.2 Sejarah Perkembangan Psikoanalisis.....................................................................................3
2.3 Pandangan Psikoanalisis Tentang Kepribadian Manusia.......................................................4
2.4 Struktur Kepribadian..............................................................................................................4
2.5 Perkembangan Kepribadian...................................................................................................5
2.6 Teknik Konseling Psikoanalisis.............................................................................................5
2.7 Penerapan dan Contoh Kasus Teori Psikoanalisis.................................................................6
BAB III...........................................................................................................................................8
PENUTUP......................................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................8
3.2 Saran.......................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegiatan konseling merupakan kegiatan profesional yang mencakup kegiatan- kegiatan
berhubungan dengan kesehatan dan kesejahteraan mental, sampai mempengaruhi gerakan
konseling secara keseluruhan.
konseling pada hakikatnya banyak dilakukan dimana-mana, baik secara resmi sesuai
dengan jabatannya dan lembaga bahkan badan yang menyelenggarakan, maupun secara
tidak resmi, yang seringkali secara tidak disadari, seseorang karena keinginannya untuk
membantu orang lain, sebenarnya telah melakukan sesuatu yang identik dengan memberikan
konseling.
Kehidupan yang semakin berkembang dan majemuk dengan berbagai perubahan dan
kemajuanyang mudah menimbulkan disorganisasi dan disharmoni dalam pribadi maupun
masyarakatjelas semakin membutuhkan orang lain yang bisa membantu.
ASCA (American School Counselor Association) mendefinisikan konseling sebagai
hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian
kesempatan dari konselor kepada klienkonselor mempergunakan pengetahuan dan
keterampilannya untuk membantu klien mengatasi masalah-masalahnya.
Konseling sebagai sebuah proses pemberian bantuan kepada individu dilaksanakan
melalui berbagai macam layanan. Tujuannya adalah tetap memberikan konseling dengan
cara-cara yang lebih menarik serta interaktif dan tidak terbatas oleh tempat, tetapi juga tetap
memperhatikan asas-asas dan kode etik dalam bimbingan dan konseling. Konseling
mengandung makna proses antar pribadi yang berlangsung melalui komunikasi verbal dan
non-verbal.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu pendekatan psikoanalisis?
2. Bagaimana struktur yang ada dalam pendekatan psikoanalisis?
3. Apa saja contoh pendekatan dalam psikoanalisis?
4. Bagaimana sejarah tentang psikoanalaisis?
5. Bagaimana pandangan psikoanalisis terhadap kepribadian manusia?
1.3 Tujuan Masalah
1. Mengerti tentang penjelasan pendekaran psikoanalisis.
2. Mengetahui apa saja struktur dalam pendekatan psikoanalisis.
3. Mengerti contoh apa saja yang ada dalam teori pendekatan psikoanalisis.
4. Mengetahui sejarah dari psikoanalisis.
5. Mengetahui bagaimana pandangan psikoanalisis pada kepribadian.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konseling Psikoanalisis

2
Psikoanalisis adalah jenis terapi yang bertujuan untuk melepaskan emosi dan ingatan
yang terpendam atau tertekan atau untuk mengarahkan klien ke penyembuhan. Dengan kata lain,
tujuan psikoanalisis merupakan membawa apa yang ada dialam bawah sadar letingkat kesadaran.
Pendekatan psikoanalisis menganggap bahwa tingkah laku abnormal disebabkan oleh
faktor-faktor intropsikis yaitu meliputi konflik tak sadar, resepsi, kecemasan yang mengganggu
penyesuaian diri. Meunurut Freud, esensi pdari diri seseorang bukan terletak pada apa yang ia
tampilkan secara sadar, tetapi apa yang tersembunyi dalam ketidaksadarannya. Freud
beranggapan bahwa gangguan jiwa pada orang dewasa, umumnya berasal dari pengalaman pada
masa kanak-kanaknya. Dapat disimpulkan terapi psikoanalisis merupakan suatu teknik atau
metode pengobatan yang dilakukan oleh terapis dengan cara menggali permasalahan serta
pengalaman yang direpresnya selama masa kecil dan memunculkan dorongan yang tidak
disadarinya.
Pendekatan psikoanalisis menganggap energi psikis yang paling dasar disebut libido yang
bersumber dari dorongan seksual yang terarah pada pencampaian kesenangan. Teori kepribadian
menurut Freud menyangkut tiga hal, yaitu: struktur, dinamika, dan perkembangan kepribadian.
Carl. R. Rogers mengembangkan terapi yang berpusat pada klien sebagai reaksi
terhadaap apa yang disebutnya keterbatasan mendasar dari psikoanalisis. Pendekatan klien ini
menaruh kepercayaan yang besar pada kesanggupan klien untuk menjalani terapi dan
menemukan arahnya sendiri. Menurut Rogers yang dikutip oleh Gerald Corey menyebutkan
bahwa: terapi client centered adalah teknik konseling dimana yang paling berperan yaitu klien itu
sendiri.

2.2 Sejarah Perkembangan Psikoanalisis


Psikoanalisis dicetuskan oleh sigmund Freud (1856-1939). Freud dikenal pula sebagai
bapak konseling karena teori yang dikembangkan ini merupakan cikal bakal dari teori-teori
konseling lainnya.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya murid dari Freud yang mengembangkan sendiri
pendekatan konseling, meskipun pada awalnya sepaham dengan freud namun pada akhirnya
mereka mengembangkan sendiri pendekatan konseling.
Perkembangan pendekatan psikoanalisis tidak dapat dipisahkan dari perlakuan
keluarganya. Freud berasal dari keluarga yang otoriter dan mengalami keterbatasan ekonomi.
Meskipun berasal dari keluarga yang mengalami keterbatasan ekonomi, ayah mengetahui
kecerdasan yang dimiliki oleh Freud. Ayah Freud kemudian membiayai untuk melanjutkan
sekolah kedokteran.
Setelah lulus kuliah, freud menjadi dosen dalam bidang psikoterapi. Kemudian, Freud
dan Jean Charcot mengembangkan kesehatan mental. Mereka meneliti tentang gangguan nervous
dengan menggunakan hipnotis sebagai penyembuh histeria.
Lebih lanjut, kerjasama yang terjalin antara freud dan josef breuer untuk
mengembangkan metode katarsis dalam terapi histeria. Freud pernah mengalami psikosomatik,
ketakutan akan kematian serta fobia-fobia.

3
Berdasarkan kondisi yang pernah dialami, freud melakukan analisis terhadap dirinya:
menganalisa masa kecilnya yang sangat membenci ayahnya dan sangat menyayangi ibunya.

2.3 Pandangan Psikoanalisis Tentang Kepribadian Manusia


1. Teori Topografi
Teori topografi merupakan teori psikoanalisis yang menjelaskan tentang kepribadian manusia
yang terdiri dari sub-subsistem. Bagi Freud kepribadian itu berhubungan dengan alam kesadaran
(awareness). Alam kesadaran terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu:
a. Alam sadar (conscious/Cs), bagian yang berfungsi mengingat, menyadari dan merasakan
sesuatu secara sadar atau nyata.
b. Alam prasadar (preconscious/Pcs), bagian kesadaran yang menyimpan ide, ingatan, dan
perasaan dan berfungsi mengantarkan ide, ingatan, dan perasaan tersebut ke alam sadar jika
individu berusaha mengingatnya kembali.
c. Alam bawah sadar (unconscious/Ucs), bagian dari dunia kesadaran yang paling
menentukan terbentuknya kepribadian individu. Alam bawah sadar menyimpan semua
ingatan atas peristiwa-peristiwa tertentu yang telah direpresi individu. Alam bawah sadar juga
menyimpan ingatan tentang keinginan yang tidak tercapai oleh individu.

2.4 Struktur Kepribadian


Dalam teori psikoanalisis, kepribadian dipandang sebagai suatu struktur yang terdiri dari
tiga unsur atau sistem yaitu id, ego dan superego ketiga sistem kepribadian ini satu sama lain
saling berkaitan serta membentuk suatu totalitas.
1. Id, adalah sistem kepribadian yang paling dasar, yang didalamnya terdapat-naluri bawaan.
Untuk dua sistem lainnya, id adalah sistem yang bertindak sebagai penyedia atau penyalur energi
yang dibutuhkan oleh sistem-sistem terebut untuk operasi-operasi atau kegiatan-kegiatan yang
dilakukannya. Dalam menjalankan fungsi dan operasinya, saya bertujuan untuk menghindari
keadaan yang tidak menyenangkan dan mencapai keadaan yang menyenangkan.
2. Ego, adalah sistem kepribadian yang bertindak sebagai pengarah individu kepada dunia objek
tentang realitas, dan menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip realitas. Ego tebentuk pada
struktur kepribadian individu sebagai hasil kontak dengan dunia luar. Adapun proses yang
dimiliki dan dijalankan ego adalah upaya memuaskan kebutuhan atau mengurangi tegangan oleh
individu.
3. Superego, adalah sistem kepribadian yang berisi nilai-nilai dan aturan-aturan yang bersifat
evaluatif (menyangkut baik-buruk). Adapun fungsi utama dari superego adalah :
• Sebagai pengontrol penggerak-dorongan atau impuls-impuls transmisi id agar impuls-impuls
teresbut disalurkan dalam cara atau bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat.
• Mengarahkan ego pada tujuan-tujuan yang sesuai dengan moral dari pada dengan kenyataan.
• Mendorong individu menuju kesempurnaan.

4
2.5 Perkembangan Kepribadian
Teori psikoanalisis menggambarkan perkembangan kepribadian sebagai suatu proses yang
kompleks yang terjadi dari masa bayi hingga masa dewasa. Sigmund Freud, pendiri
psikoanalisis, membagi perkembangan kepribadian menjadi tiga struktur utama: id, ego, dan
superego. Proses ini melibatkan interaksi antara berbagai komponen kepribadian, dorongan-
dorongan, dan pengalaman selama tahapan-tahapan perkembangan.
Berikut adalah tahapan-tahapan perkembangan kepribadian dalam teori psikoanalisis:
1. Tahap Oral (usia 0-1 tahun): Fokus utama pada tahap ini adalah pada mulut, rasa, dan
ketergantungan terhadap orang tua. Anak mengalami kepuasan melalui pemberian
makanan dan stimulasi mulut. Trauma pada tahap ini dapat menghasilkan kepribadian
yang terfokus pada kecemasan kehilangan dan kebutuhan akan keamanan.
2. Tahap Anal (usia 1-3 tahun): Pusat perhatian anak beralih pada pengendalian buang air
besar dan buang air kecil. Proses pengendalian dan belajar mengenai norma dan aturan
dimulai. Trauma atau konflik selama tahap ini dapat menghasilkan kepribadian yang
terfokus pada kontrol dan ketertiban.
3. Tahap Phallic (usia 3-6 tahun): Anak mulai menyadari perbedaan gender dan mulai
tertarik pada orang tua yang merupakan model peran gender. Konflik utama adalah
kompleks Oedipus pada anak laki-laki (ketidaksukaan terhadap ayah dan cinta terhadap
ibu) dan Elektra pada anak perempuan (ketidaksukaan terhadap ibu dan cinta terhadap
ayah). Penyelesaian konflik pada tahap ini penting untuk perkembangan identitas gender
dan moral.
4. Tahap Laten (usia 6-12 tahun): Fokus anak berpindah pada pengembangan keterampilan
sosial, intelektual, dan aktivitas yang terstruktur seperti sekolah dan teman sebaya.
Konflik utama berhubungan dengan keberhasilan dan kegagalan dalam hal-hal ini.
5. Tahap Genital (usia 12 tahun ke atas): Tahap ini menandai munculnya hasrat seksual
yang terfokus pada hubungan heteroseksual. Individu mulai membangun hubungan yang
lebih matang dan stabil.
Selama perkembangan kepribadian ini, ego mengembangkan mekanisme pertahanan yang
membantu individu mengatasi kecemasan dan konflik batin.
2.6 Teknik Konseling Psikoanalisis
Teknik spesifik yang digunakan Freud dalam psikoterapi adalah asosiasi bebas,
interpretasi mimpi, analisis transference, dan analisis resistensi.
1. Asosiasi Bebas
Asosiasi bebas maksudnya teknik yang memberikan kebebasan kepada klien
untuk mengemukakan segenap perasaan dan pikirannya yang terlintas pada benak klien,
baik yang menyenangkan maupun tidak. Asosiasi ini untuk memudahkan konselor

5
terhadap dinamika psikologis yang terjadi padanya, sehingga dapat membimbing klien
menyadari pengalaman-pengalaman ketidaksadarannya, dan membuat hubungan-
hubungan kecemasannya saat ini dengan pengalaman masa lampau.
2. Interpretasi Mimpi
Interpretasi mimpi merupakan teknik dimana klien mengemukakan segenap
mimpinya kepada terapis, karena fungsi mimpi adalah ekspresi segenap kebutuhan,
dorongan, keinginan yang tidak disadari akan direpresi dan termanifes dalam mimpi.
Interpretasi mimpi maksudnya klien diajak konselor untuk menafsirkan mimpi-mimpi
yang tersirat dalam mimpi yang berhubungan dengan dorongan ketidaksadarannya.
3. Analisis Tranferensi
Transferensi merupakan bentuk pengalihan segenap pengalaman masa lalunya
dalam hubungannya orang-orang berpengaruh kepada terapis di saat konseling. Dalam
transferensi ini akan muncul perasaan benci, ketakutan, kecemasan dan sebagainya yang
selama ini ditekan di ungkapkan kembali, dengan sasaran konselor sebagai objeknya.
Dalam konteks ini konselor melakukan analisis pengalaman klien dimasa kecilnya,
terutama hal-hal yang menghambat perkembangan kepribadiannya. Dengan analisis
transferensi diharapkan klien dapat mengatasi problem yang dihadapi hingga saat ini.
4. Analisis Resistensi
Resistensi merupakan sikap dan tindakan klien untuk menolak berlangsungnya
terapi atau mengungkpkan hal-hal yang menimbulkan kecemasan. Perilaku ini dilakukan
sebagai bentuk pertahanan diri. Dalam konseling, konselor membantu klien mengenali
alasan-alasan klien melakukan resisitensi sebaiknya dimulai dari hal-hal yang sangat
tampak untuk menghindari penolakan atas interpretasi konselor.
Teknik-teknik spesifik ini tidak biasa dilakukan dalam hubungan konseling, tetapi lebih
banyak digunakan dalam psikoterapi dalm membantu pasien yang mengalami
psikopatologis.

2.7 Penerapan dan Contoh Kasus Teori Psikoanalisis


Rendi sering kali melempar benda-benda disekitarnya saat merasa marah. Selain itu,
tidak hanya saat marah, Rendi juga seperti itu saat dia melihat orang-orang asing. Ia selalu
mudah curiga terhadap orang-orang yang tidak dikenalnya. Tidak segan ia melempar orang yang
dianggap berbahaya tanpa lihat terlebih dahulu. Ternyata sejak kecil, Rendi mendapat perlakuan
yang tidak menyenangkan oleh teman-temannya. Teman-mengikutinya mengejek dengan sangat
menyakitkan karena Kebetulan Rendi berasal dari keluarga yangpas-pasan. Awal Rendi bisa
bersabar. Namun akhirnya, nada yang bertubi-tubi itu bias membuat lepas kendali. Ia memukuli
orang yang menontonnya hingga tak sadarkan diri. Setelah kejadian itu, tidak ada lagi orang-
orang yang berani mengganggunya.
Menurut Frued pengalaman masa lalu sangat berperan terhadap pembentukkan
kepribadian seseorang. Tingkah laku ini merupakan akibat dari pengalaman masa lalunya.
Sehingga ia selalu melakukan hal tersebut agar pengalaman tidak menyenangkan pada masa

6
lalunya tidak terulang lagi. Walaupun akhirnya ia dianggap mengalami gangguan terhadap
kepribadiannya.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

7
Konseling dan psikoterapi pendekatan psikoanalisis adalah jenis intervensi psikologis yang
didasarkan pada teori psikoanalisis yang dikembangkan oleh Sigmund Freud. Pendekatan
psikoanalisis ini berfokus pada pemahaman terhadap struktur kepribadian, dinamika bawah
sadar, dan perkembangan psikoseksual seseorang. Hal-hal utama dalam pendekatan psikoanalisis
yaitu sebagai berikut:
1. Struktur Kepribadian: Psikoanalisis mengidentifikasi tiga bagian utama dari kepribadian:
id, ego, dan superego. Id adalah bagian bawah sadar yang mewakili keinginan dan
insting, ego adalah mediator antara id dan realitas luar, sedangkan superego mengontrol
moral dan norma-norma sosial.
2. Dinamika Bawah Sadar: Psikoanalisis memandang bahwa banyak aspek kepribadian dan
perilaku yang berasal dari bagian bawah sadar, dan bahwa pengungkapan dan
pemahaman atas hal-hal ini dapat membantu mengatasi konflik dan masalah mental.
3. Konflik Psikodinamik: Psikoanalisis mempertimbangkan adanya konflik psikodinamik
yang mendasari perilaku manusia, seperti konflik antara keinginan tidak sadar yang
terkadang bertentangan dengan norma-norma dan tuntutan realitas.
4. Teknik Psikoanalisis: Psikoanalisis menggunakan berbagai teknik, termasuk asosiasi
bebas, transferensi, resistensi, dan penafsiran, untuk membantu pasien mengakses dan
memahami konten bawah sadar yang mungkin terkunci.
5. Perkembangan Psikoseksual: Teori psikoanalisis mengemukakan bahwa pengalaman
perkembangan dalam fase-fase psikoseksual (seperti oral, anal, falik, laten, dan genital)
mempengaruhi perkembangan kepribadian individu.
Konseling dan psikoterapi pendekatan psikoanalisis ini bertujuan untuk membantu individu
mengidentifikasi dan memahami aspek-aspek bawah sadar dari diri mereka, serta mengatasi
konflik batin yang mungkin mempengaruhi kehidupan mereka secara keseluruhan.
3.2 Saran
Dari keseluruhan materi yang ada, maka disarankan untuk melakukan evaluasi
menyeluruh terhadap klien, termasuk sejarah hidup, pengalaman masa kecil, relasi dengan orang
tua, dan pengalaman masa remaja. Analisis ini penting untuk memahami dinamika bawah sadar
dan konflik psikodinamik yang mungkin mempengaruhi perilaku dan pengalaman klien.
Selain itu pamhamilah dengan mendalam tentang teori psikoanalisis dapat membantu
menciptakan pengalaman konseling dan psikoterapi yang bermakna dan efektif dalam membantu
klien mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang diri mereka.
DAFTAR PUSTAKA

8
Ambarini, R. (2008). Konflik Batin Dolour Darcy Pendekatan Psikoanalisis Freud terhadap
Tokoh Utama Novel Poor Man's Orange Karya Ruth Park (Doctoral dissertation,
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO).
Alwisol. 2014. Psikologi Kepribadian (Edisi Revisi). Malang: UMM Press
Ferdiansyah, M., Gulo, W. N., Safitri, T. D., Ramadhani, D. I., Khairunnisa, N., Ramadhani, M.
A., ... & Ayunabilla, R. (2023). MODEL-MODEL KONSELING (TEORI DAN
TEKNIK KONSELING). Penerbit Tahta Media.
Indriyana Rachmawati "Pendekatan Psikoanalisis: Sejarah Perkembangan hingga Kelemahan"
(2023)
Ja’far, Suhermanto. “Struktur Kepribadian Manusia Perspektif Psikologi Filsafat.” Psympathic:
Jurnal Ilmiah Psikologi 2.2 (2015).
Mohamad Surya, Teori-Teori konseling (Bandung: Bani Quraisy, 2003), hlm. 32
Nugroho, A. F. (2018). Teori-teori bimbingan konseling dalam pendidikan. Jurnal
Tawadhu, 2(1), 428-446.

Anda mungkin juga menyukai