Anda di halaman 1dari 97

KARYA TULIS ILMIAH

PENERAPAN YOGA NIFAS UNTUK MEMPERCEPAT PENURUNAN


INVOLUSI UTERI PADA IBU NIFAS DI PMB SUDARSIH, Amd. Keb

Disusun oleh:

Marlinda Dewi Arum Sari


B1801447

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM DIPLOMA TIGA


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
2021
KARYA TULIS ILMIAH

PENERAPAN YOGA NIFAS UNTUK MEMPERCEPAT PENURUNAN


INVOLUSI UTERI PADA IBU NIFAS DI PMB SUDARSIH, Amd. Keb

Diajukan Untuk Memenuhi Jenjang


Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh:

Marlinda Dewi Arum Sari


B1801447

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM DIPLOMA TIGA


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
2021

i Universitas Muhammadiyah Gombong


LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa penulisan laporan Karya Tulis Ilmiah ini asli,
bukan plagiat dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk laporan
sejenis dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya orang lain
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Gombong, 21 Agustus 2021

( Marlinda Dewi Arum Sari )

i Universitas Muhammadiyah Gombong


HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas Akademika Universitas Muhammadiyah Gombong, saya yang


bertandatangan dibawah ini:
Nama : Marlinda Dewi Arum Sari
Nim : B1801447
Program Studi : Kebidanan Program Diploma
Tiga Jenis Karya : KTI (Karya Tulis Ilmiah)
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Muhammadiyah Gombong Hak Bebas Royalti Non Eksklusif atas
karya ilmiah saya yang berjudul “Penerapan Yoga Nifas untuk Mempercepat
Penurunan Invilusi Uteri Pada Ibu Nifas di Pmb Sudarsih Amd. Keb”.

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan), dengan hak Bebas Royalti Non
Eksklusif ini Universitas Muhammadiyah Gombong berhak menyimpan,
mengalih media formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Kebumen
Pada Tanggal, 21 Agustus
2021
Yang menyatakan

( Marlinda Dewi Arum Sari )

v Universitas Muhammadiyah Gombong


KARYA TULIS
PENERAPAN YOGA NIFAS UNTUK MEMPERCEPAT PENURUNAN
INVOLUSI UTERI DI PMB SUDARSIH, Amd. Keb1

Marlinda Dewi Arum Sari2, Kusumastuti, S.SiT., M.Kes3

INTISARI

Latar belakang: Kasus kematian pada ibu nifas sebagian besar disebabkan oleh
perdarahan postpartum. Salah satu penyebab dari perdarahan adalah tidak
berkontraksinya uterus atau lebih dikenal dengan sebutan involusi uteri. Involusi terjadi
karena adanya kontraksi dan retraksi serabut otot uterus yang terjadi secara terus
menerus. Salah satu bentuk upaya dari mobilisasi pasca bersalin ialah yoga.
Tujuan: Mengetahui penerapan yoga nifas untuk mempercepat penurunan involusi
uteri pada ibu nifas.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus.
Data diperoleh dari wawancara, observasi dan studi kepustakaan. Partisipannya adalah 5
ibu nifas yang memenuhi kriteria inklusi. Instrumen yang digunakan adalah alat tulis,
lembar persetujuan, lembar observasi, leaflet, dan kamera.
Hasil: Setelah melakukan penerapan yoga nifas selama 7 hari, semua partisipan
mengalami proses penurunan involusi uteri sesuai dengan kategori teori penurunan
involusi uteri.
Kesimpulan: Penerapan yoga nifas pada ibu postpartum terbukti dapat mempercepat
penurunan involusi uteri.
Kata kunci: Yoga, nifas, dan involusi uteri.
Kepustakaan : 32 pustaka (2011 – 2020)
Jumlah halaman: xii, 59, 10 lampiran
1
Judul
2
Mahasiswa Prodi Kebidanan Program Diploma Universitas Muhammadiyah
Gombong
3
Dosen Universitas Muhammadiyah Gombong

v Universitas Muhammadiyah Gombong


SCIENTIFIC
THE APPLICATION OF POSTPARTUM YOGA FOR
ACCELERATING THE DECREASE OF UTERINE INVOLUTION IN
INDEPENDENT MIDWIFERY CLINIC OF MIDWIFE SUDARSIH,
Amd. Keb1

Marlinda Dewi Arum Sari2, Kusumastuti, S. SiT., M.Kes3

ABSTRACT

Background: Cases of death in postpartum mothers are mostly caused by postpartum


hemorrhage. One of the causes of bleeding is the non-contraction of the uterus or better
known as uterine involution. Involution occurs due to contraction and retraction of uterine
muscle fibers that occur continuously. One of the forms of post-partum mobilization is
yoga.
Objective: To know the application of postpartum yoga to accelerate the decrease in
uterine involution of postpartum mothers.
Method: This study is a qualitative descriptive with a case-study approach. Data were
obtained by having interview, observations and literary study. The participants were 5
postpartum mothers who met the inclusion criteria. The instruments used were stationary,
approval sheets, observation sheets, leaflets, and cameras.
Result: After the application of postpartum yoga for 7 days, there was a decreasing in
uterine involution of all participants according to the category theory of decrease uterine
involution.
Conclusion: The application of postpartum yoga is able to accelerate the decrease in
uterine involution of postpartum mothers.
Keyword: Yoga, postpartum and uterine involution
Bibliography: 32 literatures (2011 – 2020)
Number of page: xii, 59, 10 appendices
1
Title
2
Student of D III Program of Midwifery Department
3
Lecturer

v Universitas Muhammadiyah Gombong


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Karya
Tulis Ilmiah (KTI) “PENERAPAN YOGA NIFAS UNTUK MEMPERCEPAT
PENURUNAN INVOLUSI UTERI PADA IBU NIFAS DI PMB SUDARSIH
Amd. Keb”. Penulisan KTI ini bertujuan untuk memenuhi tugas uji karya tulis
ilmiah penelitian mahasiswa Prodi Kebidanan Program Diploma III di Universitas
Muhammadiyah Gombong. Selama proses penyusunan KTI ini, penyusun banyak
mendapatkan bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini, perkenankan penyusun menyampaikan terimakasih
kepada :
1. Ibu Hj. Herniyatun, M.Kep, Sp.Mat selaku Ketua Universitas
Muhammadiyah Gombong.
2. Ibu Eka Novyriana, S.ST., M.P.H selaku Ketua Program Studi Kebidanan
Program Diploma III Universitas Muhammadiyah Gombong.
3. Ibu Kusumastuti, S.Si.T., M.Kes pembimbing KTI akademik yang telah
membimbing penulis dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
4. Ibu Hastin Ika I, S. ST., MPH selaku penguji yang telah bersedia
membimbing dan berbagi pengetahuan dalam penyusunan Laporan Karya
Tulis Ilmiah ini.
5. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan baik materil
maupun moril, dorongan semangat dan doa yang tiada henti.
6. Teman-teman yang telah membantu penulis dalam penyusunan karya tulis
ilmiah ini.
7. Angga Pratama Santoso yang sudah membantu, memberikan dukungan
berupa dorongan motivasi dan semangat beserta doa dimanapun dan
kapanpun.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Menyadari akan berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh penulis,
baik pengetahuan maupun pengalaman tentunya karya tulis ilmiah ini masih
terdapat banyak kekurangan. Untuk kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat diharapkan. Semoga Allah Subhanahuwata’ala,
senantiasa memberikan rahmat dan hidayah yang tidak berkesudahan dan
semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Gombong, 21 Agustus 2021

Penulis

vi Universitas Muhammadiyah Gombong


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL....................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN...........................................................................................iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.......................................v
INTISARI.......................................................................................................................vi
ABSTRACK..................................................................................................................vii
KATA PENGANTAR.................................................................................................viii
DAFTAR ISI..................................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................xi
DAFTAR TABEL.........................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Tujuan Penelitian......................................................................................................4
C. Manfaat Penelitian....................................................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI...........................................................................................6
A. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas satu minggu......................................................6
B. Tinjauan Teori........................................................................................................11
C. Kerangka Teori.......................................................................................................31
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................................32
A. Jenis Penelitian.......................................................................................................32
B. Subjek Penelitian....................................................................................................32
C. Fokus Studi Kasus..................................................................................................33
D. Definisi Operasional...............................................................................................33
E. Instrumen Penelitian...............................................................................................35
F. Metode Pengumpulan Data....................................................................................35
G. Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................................................37
H. Analisis Data dan Pengumpulan Data....................................................................37
I. Etika Penelitian.......................................................................................................38
BAB IV MANAJEMEN KASUS, HASIL, DAN PEMBAHASAN..............................40
A. Manajemen Kasus..................................................................................................41
B. Hasil........................................................................................................................51
C. Pembahasan............................................................................................................54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................................58
A. Kesimpulan.............................................................................................................58
B. Saran.......................................................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

i Universitas Muhammadiyah Gombong


DAFTAR

Gambar 1. Tinggi Fundus Uteri............................................................................19

Gambar 2. Gerakan senam Adho Mukha Svanasana............................................26

Gambar 3. Gerakan senam Plank Pose..................................................................26

Gambar 4. Gerakan senam Garudasana................................................................27

Gambar 5. Gerakan senam Paripurna Navasana...................................................27

Gambar 6. Gerakan senam Jathara Parivartanasana.............................................28

Gambar 7. Gerakan senam Elbow to Knee Pose..................................................28

Gambar 8. Gerakan senam Setu Bandha Sarvangasana.......................................29

Gambar 9. Gerakan senam Supta Gomukhasana.................................................29

Gambar 10. Gerakan senam Supta Garudasana...................................................30

Gambar 11. Gerakan senam Matsyasana............................................................30

Gambar 12. Kerangka teori.................................................................................31

x Universitas Muhammadiyah Gombong


DAFTAR

Tabel 1. Tinggi fundus uterus dan berat uterus.........................................................19


Tabel 2. Definisi operasional....................................................................................34
Tabel 3. Alat pengumpulan data...............................................................................37
Tabel 4. Manajemen kasus pada Ny. D....................................................................41
Tabel 5. Manajemen kasus pada Ny. A....................................................................43
Tabel 6. Manajemen kasus pada Ny. S....................................................................45
Tabel 6. Manajemen kasus pada Ny. S....................................................................47
Tabel 8. Manajemen kasus pada Ny. U....................................................................49
Tabel 9. Karakteristik responden berdasarkan usia..................................................51
Tabel 10. Karakteristik responden berdasarkan paritas............................................51
Tabel 11. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan.......................................51
Tabel 12. TFU pada responden sebelum intervensi..................................................52
Tabel 13. Hasil pengisian lembar observasi.............................................................53

x Universitas Muhammadiyah Gombong


DAFTAR

Lampiran 1 Jadwal Penelitian...................................................................................64


Lampiran 2 Surat Keterangan Lolos Etik.................................................................65
Lampiran 3 Permohonan Mencari Responden.........................................................66
Lampiran 4 Informed Consent..................................................................................67
Lampiran 5 SOP........................................................................................................68
Lampiran 6 Leaflet...................................................................................................71
Lampiran 7 Informed Consent partisipan.................................................................73
Lampiran 8 Dokumentasi Foto.................................................................................74
Lampiran 9 Surat pernyataan cek similarity.............................................................75
Lampiran 10 Konsultasi Bimbingan.........................................................................80

x Universitas Muhammadiyah Gombong


2

BAB 1

PENDAHULUA

A. Latar Belakang

Ibu setelah melahirkan (Masa Nifas) akan mengalami proses

adaptasi yang dapat membantu tubuhnya untuk memulihkan diri setelah

melewati masa persalinan (Yulianti et al., 2018). Proses adaptasi ini dibagi

menjadi 2 yaitu proses adaptasi fisiologis dan proses adaptasi psikologis

(Yulianti et al., 2018).

Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yaitu 359 tiap

100.000 kelahiran hidup merupakan tolak ukur terjaminnya kesehatan ibu,

khususnya resiko kematian ibu di masa kehamilan, persalinan dan juga

nifas (Kemenkes RI, 2017). Di wilayah provinsi Jawa Tengah yaitu pada

tahun 2016, Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai 109,65% sedangkan

pada tahun 2017 mengalami penurunan menjadi sebesar 88,58%. Berbagai

banyak upaya sudah dilakukan salah satunya pendampingan ibu hamil

sampai ibu nifas dengan metode pendampingan pada setiap ibu. Kemudian

di tahun 2017 adanya pelaporan bahwa 400 ribu ibu meninggal setiap

bulannya serta 15.000 meninggal setiap hari. Hal tersebut disebabkan oleh

perdarahan. Pada provinsi Jawa Tengah angka kematian ibu tahun 2010

sampai dengan 2014 mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu

dari 104,97/100 (Dinkes Kebumen, 2018).

Angka kematian ibu di kabupaten kebumen dari tahun 2014 hingga

tahun 2016 mengalami kenaikan dari 58,37 per 1000 kelahiran hidup yaitu

1 Universitas Muhammadiyah Gombong


2

12 kasus di tahun 2014 menjadi sebanyak 68,48 per 1000 kelahiran hidup

pada tahun 2015, dan di tahun 2016 mengalami kenaikan lagi menjadi 80,1

per 1000 kelahiran hidup yaitu sebanyak 16 kasus. Lalu pada tahun 2017

mengalami penurunan menjadi 61,38 per 1000 kelahiran hidup yaitu

sebanyak 12 kasus. Pada tahun 2018 angka kematian ibu mengalami

penurunan yaitu 61,38 tiap 1000 kelahiran hidup. RPJMD memiliki target

AKI 100 tiap 1000 kelahiran hidup, sehingga dapat dikatakan bahwa

Kabupaten Kebumen telah memenuhi target yang diinginkan oleh RPJMD.

Diperkirakan terjadi kasus kematian pada ibu nifas mencapai 50% dan

kematian ibu pada masa setelah persalinan 60% yang sebagian besar

disebabkan oleh perdarahan postpartum. Salah satu penyebab dari

perdarahan ini adalah tidak berkontraksinya uterus atau lebih dikenal

dengan sebutan involusi uteri (Dinkes Kebumen, 2018).

Salah satu bentuk dari mobilisasi pasca bersalin ialah yoga. Senam

yoga merupakan teknik yang berfokus pada otot, mekanisme respirasi,

postur serta bentuk tubuh dan kesadaran dari tubuh manusia. Yoga

memiliki tujuan yaitu agar memperoleh kesehatan fisik dan mental dari

tubuh ketika kita berolahraga, pernafasan yang sesuai mempertahankan

postur tubuh, maupun meditasi (Winarni, Ikhlasiah, et al., 2020).

Diperkirakan ada 60% kematian ibu tersebut diakibatkan oleh

kehamilan dan terjadi setelah bersalin. Serta dari 50% kematian ibu di

masa nifas terjadi pada 24 jam pertama dan sebagain besarnya dikarenakan

oleh perdarahan. Penyebab dari perdarahan adalah tidak adanya kontraksi

Universitas Muhammadiyah Gombong


3

yang menyebabkan kegagalan involusi uterus. Involusi terjadi karena

adanya kontraksi dan retraksi serabut otot uterus yang terjadi secara terus

menerus. Selanjutnya apabila tidak terjadi involusi uterus, maka akan

menyebabkan terjadinya sub involusi uterus yaitu uterus tidak kembali ke

posisi semula sebelum hamil. Gejalanya antara lain lochea berwarna merah

segar, penurunan TFU lambat, tidak adanya rasa mules, jika adanya hal

tersebut maka kemungkinan akan terjadi perdarahan (Muthoharoh, 2016).

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Intan Sari pada

ibu nifas selama 3 hari, serta populasi dalam penelitian tersebut 25 orang

responden dengan desain penelitian pre eksperimen, sebesar 36,2 % atau

sebanyak 4 orang ibu yang tidak melakukan senam mengalami penurunan

TFU tidak normal. Serta 64,6% atau sebanyak 7 orang mengalami

penurunan TFU normal. Oleh sebab itu, penelitian tersebut didapatkan

adanya hasil yang berpengaruh antara senam dengan penurunan tinggi

fundus uteri (Intan Sari, 2019).

Penelitian lain juga menyebutkan bahwa selain bermanfaat untuk

membantu proses involusi uteri, yoga pada ibu nifas juga dapat

mengurangi angka kejadian postpartum blues, sangat baik untuk kesehatan

fisik dan mental, meningkatkan kepedulian terhadap tubuh , mengurangi

stress, mengencangkan otot-otot, menenangkan pikiran dan mempertajam

konsentrasi. Manfaat yoga tersebut tentu saja sangat berpengaruh terhadap

proses involusi uteri (Kusumastuti et al. 2020).

Universitas Muhammadiyah Gombong


4

Angka persalinan pada bulan Februari sampai Agustus di PMB

Sudarsih yaitu 45 orang dan dari keseluruhan jumlah tersebut, hasil

pemeriksaan menunjukkan bahwa 5 diantaranya mengalami perdarahan

sehingga penurunan involusi uterus menjadi terlambat. Oleh karena itu,

peneliti tertarik melakukan asuhan kebidanan mengenai “Penerapan Yoga

Nifas untuk Mempercepat Penurunan Involusi Uteri pada Ibu Nifas di

PMB Sudarsih Amd. Keb”.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui penerapan yoga nifas untuk mempercepat penurunan involusi

uteri pada ibu nifas di PMB Sudarsih Amd. Keb.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui karakteristik responden (usia, paritas, dan pekerjaan

responden)

b. Untuk mengetahui penurunan involusi uteri pada ibu nifas sebelum

dilakukan yoga nifas.

c. Untuk mengetahui penurunan involusi uteri pada ibu nifas sesudah

dilakukan yoga nifas.

C. Manfaat Penelitian

1. Manfaat untuk tenaga kesehatan

Mampu memberikan masukan bagi tenaga kesehatan bahwa ibu nifas

dengan pelaksanaan yoga berpengaruh pada penurunan tinggi fundus uteri

Universitas Muhammadiyah Gombong


5

2. Manfaat untuk institusi

Dapat menjadikan bahan kajian mengenai penerapan yoga nifas untuk

mempercepat penurunan involusi uteri pada ibu nifas di PMB Sudarsih

Amd. Keb

3. Manfaat untuk ibu nifas

Diharapkan karya tulis ini bisa dapat memberikan manfaat kepada ibu

nifas untuk lebih memahami dan mengetahui serta mampu

mengaplikasikan penerapan yoga nifas untuk mempercepat penurunan

involusi uteri pada ibu nifas di PMB Sudarsih Amd. Keb

Universitas Muhammadiyah Gombong


BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas 1 Minggu


1. Pengkajian awal

Merupakan suatu hal yang tersusun secara sistematis dalam

mengumpulkan data maupun informasi yang berasal dari berbagai sumber

dan digunakan untuk mengidentifikasi status kesehatan pasien dalam

mengevaluasi kondisi pasien.

a. Data Subjektif

Data Subjektif merupakan bagian informasi yang secara sistematis dan

dicatat seperti identitas pasien, keluhan yang dirasakan oleh pasien

yang didapat melalui wawancara dengan pasien langsung maupun

keluarga pasien (Handayani, 2018).

1) Identitas pasien

a) Nama : yaitu identitas pasien yang digunakan untuk menyebut

orang yang harus diupayakan bahwa nama tersebut sesuai

dengan nama yang digunakan dalam kegiatan sehari-hari.

b) Usia : digunakan untuk mengetahui usia pasien.

c) Agama : bidan harus mengetahui kepercayaan pasien. Dalam

hal ini bertujuan agar dapat membantu bidan dalam

memberikan pelayanan kepada pasiennya.

6 Universitas Muhammadiyah Gombong


7

d) Suku bangsa : suku bangsa perlu diketahui oleh bidan.

e) Pendidikan terakhir : pendidikan terakhir pasien mempengaruhi

perilaku seseorang dan sikap serta pengetahuan yang dimiliki.

Hal ini harus diketahui untuk mempermudah bidan dalam

menyampaikan informasi.

f) Pekerjaan pasien : bidan harus mengetahui pekerjaan pasien

yang nantinya dapat membantu bidan dalam menegakkan suatu

diagnosis serta keputusan.

g) Alamat pasien : hal ini perlu diketahui untuk meminimalkan

kekeliruan yang terjadi dalam hal pemberian pelayanan.

2) Keluhan utama pasien

Keluhan utama ini perlu diketahui untuk selanjutnya melakukan

intervensi.

3) Riwayat perkawinan pasien

Riwayat perkawinan seperti status perkawinan, usia saat menikah,

perkawinan keberapa serta lamanya menikah. Yang nantinya bisa

dijadikan acuan dalam asuhan kebidanan.

4) Riwayat menstruasi

Yang perlu dikaji adalah menarche, siklus, lama menstruasi, berapa

kali ganti pembalut, keteraturan menstruasi, siklus, serta kondisi

darah yang keluar dari rahim. Serta adakah keluhan yang dirasakan

ketika menstruasi berlangsung (Nur sholichah, 2017).

5) Riwayat kehamilan serta nifas yang lalu

Universitas Muhammadiyah Gombong


8

Riwayat kehamilan ini perlu diketahui untuk mengetahui kondisi

atau keadaan kehamilan sebelum ini, apakah ada komplikasi atau

tidak, apakah ada riwayat abortus, penolongnya siapa, serta

keadaan anak saat ini. Hal yang dikaji berlaku juga untuk nifas dan

saat melahirkan terutama komplikasi yang terjadi (Handayani,

2018).

6) Riwayat keluarga berencana

Bidan harus mengetahui riwayat ber KB pasien seperti penggunaan

metode kontrasepsi, lama penggunaan, adakah masalah yang

terjadi serta kesulitan apakah yang dialami. Jika pasien sudah

berhenti ber KB harus dikaji alasan ibu tersebut berhenti ber KB.

Hal ini nantinya akan dijadikan panduan untuk pemilihan

kontrasepsi selanjutnya (Nur sholichah, 2017)

7) Riwayat penyakit

a) Riwayat penyakit yang sedang dialami

Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari adanya

kontraindikasi yang ada pada metode yoga. Karena yoga

berkaitan dengan fisik maka fisik ibu juga harus baik. Serta

tanyakan pada ibu juga riwayat penyakit yang dialami selama 2

minggu yang lalu. Keluhan apa saja yang dialami. Jika

didapatkan adanya penyakit atau masalah maka hal ini akan

mempengaruhi pelaksanaan penerapan yoga pada ibu nifas.

Universitas Muhammadiyah Gombong


9

b) Riwayat penyakit sistemik

Riwayat penyakit sistemik ini berupa TBC, hipertensi, jantung,

asma, PMS, HIV / AIDS. Apakah pasien pernah mengalami

penyakit tersebut atau tidak (Nur sholichah, 2017).

c) Riwayat penyakit yang dialami keluarga pasien

Hal ini juga perlu dikaji karena keluarga juga memegang peran

yang penting dalam mempengaruhi kesehatan pasien. Penyakit

ini berupa jantung, TBC, hepatitis, hipertensi, DM dan lainnya.

(Nur sholichah, 2017)

8) Kebiasaan yang dilakukan oleh pasien sehari-hari

a) Pola nutrisi

Pemenuhan nutrisi pasien perlu diketahui dengan melakukan

pengamatan status kesehatan yang berhubungan dengan pola

makan seperti peningkatan berat badan, serta penurunan berat

badan (Nur sholichah, 2017)

b) Pola eliminasi

Hal yang perlu diamati adalah BAB dan BAK, yang meliputi

frekuensi dalam sehari, konsistensi, serta keluhan yang

dirasakan pada saat BAB dan BAK.

c) Pola istirahat atau tidur

Lama pasien tidur saat malam hari dan siang hari perlu dikaji,

apakah ada keluhan yang dirasakan maupun gangguan.

Universitas Muhammadiyah Gombong


1

d) Pola seksualitas pasien

Pola seksualitas ini juga berhubungan dengan hubungan

seksual suami istri yang dilakukan apakah ada keluhan ataupun

gangguan yang dirasakan saat melakukan hubungan atau tidak

(Irianto, 2014).

e) Personal hygiene

Personal hygiene berfokus pada frekuensi mandi, gosok gigi,

mengganti pakaian dalam dan luar, serta keramas. Minimal

dilakukan yaitu 2 kali sehari (Nur sholichah, 2017)

f) Aktivitas sehari-hari

Aktivitas sehari-hari pasien yang dilakukan apakah ada

keluhan, kesusahan atau tidak, serta bagaimana aktivitas

tersebut dijalankan.

9) Data psikologi pasien

Psikologis pasien ini dilakukan supaya kita bisa mengetahui status

psikologi pasien, apakah pasien tersebut sedang mengalami

gangguan, maupun pernah mengalami gangguan. Hal tersebut

harus dikaji untuk memastikan bahwa yoga yang akan dilakukan

sesuai dengan harapan (Nur sholichah, 2017).

b. Data objektif

Data objektif merupakan sumber yang didapatkan untuk menegakkan

diagnosis melalui pemeriksaan bidan seperti pemeriksaan inspeksi

yaitu penglihatan, auskultasi yaitu pendengaran, palpasi yaitu

Universitas Muhammadiyah Gombong


1

perabaan, perkusi serta pemeriksaan penunjang lainnya (Nur sholichah,

2017).

2. Diagnosa kebidanan

Berdasarkan data yang sudah didapatkan selanjutnya diinterpretasikan

menjadi suatu diagnosis kebidanan sesuai nomenklatur kebidanan yang

ada.

3. Merencanakan asuhan

Setelah mendiagnosis, selanjutnya merencanakan asuhan yang akan

dilakukan. Rencana ini dilakukan secara menyeluruh dan rasional

berdasarkan diagnosis yang sudah ditegakkan (Nur sholichah, 2017).

4. Implementasi atau penerapan asuhan kebidanan

Dari rencana yang sudah dibuat maka bidan akan melaksanakan atau

mengimplementasikan asuhan. Asuhan ini dilakukan secara tepat dan

rasional sesuai dengan tahap sebelumnya. (Nur sholichah, 2017)

5. Mengevaluasi asuhan

Berhasilnya suatu pelaksanaan ini bisa dijadikan patokan dalam

keberhasilan evaluasi. Evaluasi ini mengacu pada tujuan asuhan dan tidak

adanya komplikasi yang terjadi. Hal ini sesuai dengan tujuan asuhan

pelayanan kebidanan (Nur sholichah, 2017).

B. Masa nifas
1. Definisi atau pengertian masa nifas

Masa nifas atau yang biasa disebut dengan puerperium adalah

permulaan setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika organ rahim

Universitas Muhammadiyah Gombong


1

kembali ke fungsi sebelum kehamilan. Berlangsung selama 6minggu atau

42 hari. Namun, itu akan pulih sepenuhnya dalam waktu 3bulan. Dan

akan mengalami perubahan fisik dan mental. Masa ini sangat kritis bagi

ibu dan bayinya, oleh sebab itu diperlukan perawatan nifas yang tepat

karena jika tidak ditangani dengan baik maka ibu dan bayinya akan

terancam (Winarni, Ikhlasiah, et al., 2020).

Usai melahirkan, rahim berkontraksi hingga bisa mencapai

dinding rahim sehingga tidak terjadi perdarahan. Kontraksi ini akan

menyebabkan mulas. Jalan lahir seperti leher rahim, vulva, dan vagina

akan diregangkan dan dikompres, sehingga organ-organ tersebut menjadi

kendur atau bahkan robek sehingga membutuhkan jahitan. Darah nifas

pada hari kedua berbau amis dan terbuat dari campuran darah segar dan

sisa cairan ketuban. Sampai akhir masa nifas, sekresi dibersihkan. Darah

pascapersalinan berbau sangat amis dan kotor. Jika tidak dijaga

kebersihannya, kemungkinan besar menjadi tempat infeksi pada rahim

(Wahyuni & Syukur, 2020).

Masa nifas akan berlangsung sekitar 6 minggu. Saat ini, ibu nifas

perlu mendapat pelatihan untuk mempercepat proses infiltrasi rahim.

Degradasi ini mencakup penyusunan kembali serta pengangkatan

endometrium sekaligus pelepasan tempat menempelnya plasenta. Apabila

proses ini sudah selesai maka ukuran, berat dan posisi uterus akan

mengalami penurunan dan juga adanya perubahan pada warna dan

volume lokhea. Penyebab terjadinya proses involusi adalah adanya

Universitas Muhammadiyah Gombong


1

retensi fragmen plasenta, infeksi dan perdarahan lanjut (late pospartum

haemorrhage). Involusi uteri prosesnya bisa di percepat dengan salah

satunya yang dianjurkan adalah senam yoga. (Mansyur & Dahlan, 2016)

Mobilisasi diperlukan oleh ibu nifas agar ibu merasa lebih sehat.

Ibu bisa segera mungkin menjaga serta merawat bayinya. Ini bertujuan

untuk mencegah beberapa infeksi masa nifas seperti trombosis, trombo

emboli dan melancarkan sirkulasi darah. Kontraksi uterus akan membaik

sehingga tinggi fundus uteri akan menurun dan keras dan memungkinkan

tidak terjadinya perdarahan. Otot-otot rahim juga berfungsi secara

optimal dan rahim akan kembali ke bentuk semula (Icesmi, 2015)

2. Tahapan di Masa Nifas

Masa nifas, memiliki tahapan menurut (Winarni, Ikhlasia, et al., 2020)

adalah :

a. Puerperium Dini : masa pemulihan, yaitu ketika ibu diizinkan untuk

berdiri dan berjalan.

b. Puerperium Intermedial : di masa ini ibu nifas mengalami kepulihan

yang menyeluruh dari organ-organ genetal yang berlangsung sekitar

6-8 minggu.

c. Remote Puerperium : yaitu waktu yang diperlukan untuk ibu nifas

agar kembali sehat dan sempurna terutama sebelum hamil.

Universitas Muhammadiyah Gombong


1

3. Fisiologi di Masa Nifas

a. Involusi uterus

Yaitu proses kembalinya uterus ke bentuk sebelum hamil. Proses ini

berlangsung ketika setelah melahirkan. Berat uterus 1000 gram. (Icesmi,

2015).

b. Perubahan rahim / uterus

Ukuran rahim mengecil lagi setelah 2 hari pasca bersalin. Setinggi

umbilicus, kemudian setelah 4 minggu masuk panggul, 2 minggu

kembali pada ukuran sebelum hamil (Rullyni & Ernawati, 2014)

c. Lochea

Merupakan suatu istilah yang disebutkan untuk menyebutkan sekret

atau lendir yang keluar dari uterus melalui vagina selama masa

puerperium. Berikut ini merupakan jenis lochea menurut (Rullyni &

Ernawati, 2014) adalah :

1) Lochea cruenta atau rubra

Lochea ini berisi darah yang berwarna merah segar, sel selaput

tenar uterus saat masa kehamilan. pelindung janin atau disebut

vernix caseosa , sel epitel yang membungkus janin, lanugo, serta

mekonium.

2) Lochea Sanguinolenta

Warna lochea ini yaitu merah kekuningan yang isinya darah

dan sekret. Biasanya keluar pada hari ke tiga sampai hari ke

tujuh setelah proses melahirkan.

Universitas Muhammadiyah Gombong


1

3) Lochea serosa

Memiliki warna kuning tanpa ada campuran darah. Biasanya

keluar di hari ke tujuh sampai dengan hari ke empat belas paska

persalinan.

4) Lochea alba

Memiliki ciri berwarna putih dan keluar setelah hari ke empat

belas proses persalinan.

5) Lochea purulenta

Lochea yang keluar karena ada infeksi sehingga menghasilkan

bau tidak sedap.

6) Locheohosis

Merupakan sekret yang dalam proses pengeluarannya mengalami

hambatan.

d. Tranformasi vagina dan perineum setelah persalinan

1) Di hari ke 21 vagina akan mengecil dan muncul lekukan atau

vugae.

2) Pada persalinan normal, tidak ditemukan luka vagina yang tidak

berhubungan dengan perineum, kecuali karena pengeluaran

kepala bayi dengan cunam. Memutar kepala bayi akan

mengakibatkan terjadi luka laserasi.

3) Perubahan pada perineum terjadi pada robekan perineum

hampir terjadi pada primigravida. Biasanya robekan ini terjadi

di garis tengah dan bisa meluas bila kepala janin besar serta

Universitas Muhammadiyah Gombong


1

sudut arkus pubis ibu lebih kecil dari ukuran biasanya.

e. Perubahan sistem pencernaan saat nifas

Konstipasi akan dirasakan oleh ibu nifas yang dilami setelah

persalinan. Bisa disebabkan karena saat melahirkan alat

pencernaan tertekan dan mengakibatkan usus kosong, dan

pengeluaran cairan lebih banyak (dehidrasi), makan yang

kurang, hemoroid, serta robekan pada jalan lahir.

f. Perubahan pada sistem kandung kemih / perkemihan

Saluran uretra akan kembali ke dalam kondisi normal dalam

waktu 2-8 minggu, hal tersebut tergantung pada :

1) Keadaan / status sebelum bersalin

2) Waktu persalinan kala 2

3) Adanya tekanan yang besar saat persalinan

g. Tanda Tanda Vital

1) Hari ke 4 setelah melahirkan suhu tubuh akan sedikit naik

sekitar 37,2 - 37,5 C. Hal ini disebabkan karena aktivitas

payudara ibu. Namun, bila ibu mengalami kenaikan sampai

38 C pada hari kedua masa nifas, maka harus diwaspadai

adanya infeksi masa nifas.

2) Denyut nadi ibu nifas akan melambat sampai 60x/menit. Hal

ini disebabkan karena ibu nifas dalam keadaan istirahat penuh.

3) Tekanan darah akan meningkat saat hari ke 1-3 masa nifas.

Namun, apabila tekanan darah ibu sampai 160/90 harus

Universitas Muhammadiyah Gombong


1

diwaspadai adanya pre-eklamsia.

4) Pernafasan akan melambat namun tidak sedikit pernafasan ini

berjalan normal. Karena kondisi ibu dalam keadaan

pemulihan.

h. Perubahan pada kondisi psikis ibu nifas.

Ibu nifas membutuhkan adaptasi setelah persalinan. Keluarga

diharapkan harus selalu menyemangati ibu dan memberikan

motivasi kepada si ibu akan peran barunya. Beberapa tahapan ibu

setelah melahirkan antara lain:

1) Fase taking in

Merupakan fase dimana ibu memerlukan bantuan. Fase ini

terjadi di hari ke 1 dan ke 2 setelah proses bersalin. Ibu lebih

cenderung fokus ke dirinya.

2) Fase taking hold

Fase yang terjadi pada hari ke 3 sampai dengan hari ke 10

pasca persalinan. Muncul rasa cemas tidak mampu

menjalankan peran barunya sebagai seorang ibu.

3) Fase letting go

Merupakan fase ibu sudah bisa menerima tanggung jawab

peran barunya. Fase ini terjadi pada hari ke 10 setelah

melahirkan.

Universitas Muhammadiyah Gombong


1

C. Involusi Uteri
1. Pengertian Involusi Uteri

Involusi uteri merupakan proses kembalinya rahim ke bentuk

seperti sebelum hamil. Uterus mempunyai berat kurang lebih 60 gram.

Involusi uteri dimulai setelah lahirnya plasenta. Involusi uteri terjadi

akibat karena kontraksi otot-otot polos uterus dan tarikan serabut otot

rahim yang berkesinambungan. Bila pada uterus tidak terjadi involusi

atau rahim tidak kembali ke bentuk semula seperti sebelum hamil, maka

akan terjadi sub involusi. Sub involusi ini meliputi lochea yang keluar

merah segar, penurunan TFU lambat, tonus otot rahim lembek, dan ibu

nifas tidak merasakan mules di perutnya. Hal ini bisa terjadi karena tidak

adanya pergerakan atau mobilisasi setelah melahirkan. Mereka merasa

khawatir jika gerak akan merasa nyeri. Sehingga banyak ibu nifas yang

takut untuk bergerak dan memakai waktunya untuk tidur di kamar

(Rullyni & Ernawati, 2014).

Proses involusi uteri merupakan proses yang sangat penting.

Sehingga harus dilakukan perawatan yang khusus. Hal ini akan

melibatkan reorganisasi dan penanggalan sel desidua serta terkelupasnya

kulit di situs plasenta sebagai tanda penurunan ukuran serta berat,

perubahan lokasi uterus, warna serta jumlah lokhea. Menurut (Intan Sari,

2019), mengemukkakan tinggi fundus uteri dan beratnya berdasarkan

masa involusi.

Universitas Muhammadiyah Gombong


1

Tabel 1. Perubahan Uterus Selama Post Partum


No. Involusi uteri TFU Berat Diameter
Uterus
1. Pada akhir persalinan Setinggi pusat, 2 900 - 12,5cm
jari dibawah pusat 1000 gr

2. Hari ke – 3 3jari dibawah pusat - -


3. Hari ke – 5 3jari diatas - -
sympisis
4. Hari ke – 7 1jari diatas 450 - 7,5cm
sympisis 500 gr

Gambar 1. Tinggi Fundus Uteri

Terdapat faktor yang mempengaruhi involusi uteri antara lain

sebagai berikut

a. Usia

(Roichana & Pratiwi, 2019) mengemukakan bahwa usia bisa

saja mempengaruhi proses dari involusi uteri. Pada wanita berumur

kurang dari 20 tahun, elastisitas otot uterus belum maksimal. Hal

tersebut dikarenakan organ reproduksi belum matang, sedangkan

usia di atas 35 tahun sering terjadi komplikasi baik sebelum

melahirkan maupun setelah melahirkan. Maka dari itu, usia yang

Universitas Muhammadiyah Gombong


2

sangat dianjurkan untuk involusi adalah usia 20-35 tahun, karena

elastisitas dari otot rahim dalam kondisi vitalitas yang prima. Hal

tersebut karena proses regenerasi dari sel alat kandungan yang

bagus di usia tersebut (Idhayanti et al., 2020).

b. Paritas

Paritas mempengaruhi involusi uterus karena ibu dengan

paritas satu proses involusi uterus akan berlangsung cepat.

Sedangkan ibu dengan paritas lebih dari satu, prosesnya akan

lambat. Karena proses meregangnya otot serta tingkat elastisitasnya

berkurang (Nur sholichah, 2017). Paritas berperan terhdap involusi

uterus yang ditunjukkan dengan hasil proses pemulihan uterus pada

primipara dan multipara sedikit berbeda. Primipara cenderung

kontraksi yang berlangusng lebih kuat dibandingkan multipara.

Dan uterus teraba lebih keras. Sedangkan multipara kontraksi dan

relaksasinya berlangsung lebih lama. Ibu yang melakukan

mobilisasi dan IMD maka proses involusinya berjalan dengan

cepat. Faktor paritas ini berakibat pada lemahnya kontraksi uterus

yang tidak permanen, karena kontraksi uterus dapat dimaksimalkan

melalui kegiatan lainnya.

c. Inisiasi menyusu dini (IMD)

Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Wahyuni & Syukur,

2020) mengatakan bahwa terdapat hubungan antara IMD dan

proses involusi pada ibu post partum. Peran menyusu seperti saat

Universitas Muhammadiyah Gombong


2

bayi menghisap, otot polos pada puting ibu terangsang, dari

rangsangan inilah yang akan kemudian diteruskan dari syaraf ke

otak. Otak nantinya akan mengeluarkan hormon oksitosin yang

dibawa ke otot pada payudara dan juga rahim sehingga

mengakibakan otot rahim berkontraksi.

d. Mobilisasi ibu nifas

Menurut Kautsar (2011) menyampaikan bahwa terdapat

hubungan antara mobilisasi dengan proses involusi uteri, dari

penelitian tersebut terdapat 20 responden yang melakukan

mobilisasi dengan baik dan sebanyak 16 responden terjadi involusi

dengan cepat. Hal tersebut dikarenakan saat melakukan mobilisasi

maka kontraksi dan retraksi otot rahim akan meningkat setelah bayi

lahir. Kontraksi dan retraksi ini sangat diperlukan untuk menjepit

pembuluh darah yang ada di rahim yang telah pecah akibat

lepasnya plasenta. Dan dengan adanya kontraksi ini, maka

peredaran darah menyebabkan jaringan otot kekurangan zat yang

dibutuhkan, sehingga ukuran dari otot tersebut menjadi mengecil.

Dengan demikian, ibu yang melakukan mobilisasi dini lebih cepat

mengalami involusi uteri. (Kautsar, 2011).

Berdasarkan pembahasan diatas, maka ibu setelah melahirkan

alangkah baiknya melakukan IMD dan mobilisasi dini. Hal tersebut

dilakukan sebagai prosedur tetap dalam pertolongan persalinan dan

masa nifas. Sehinga kejadian perdarahan akibat sub involusi uteri

Universitas Muhammadiyah Gombong


2

bisa diminimalkan. Hal ini harus diinformasikan kepada ibu

dimulai sejak sebelum melahirkan atau saat hamil. Bidan bisa

memberikan KIE kepada ibu hamil trimester 3 mengenai IMD dan

mobilisasi setelah melahirkan (Kautsar, 2011).

2. Proses involusi uteri

Menurut (Fransisca & Yusuf, 2019) proses involusi ini terbagi

menjadi beberapa proses antara lain :

a. Iskemia myometrium

Setelah plasenta lahir, akan terjadi kontraksi serta tarikan

yang berkesinambungan sehingga membuat uterus relatif anemia.

b. Autolysis
Otot didalam uterus akan mengendur hingga panjangnya

10 kali sebelum hamil yang terjadi selama hamil penyebabnya

adalah kadar hormon esterogen serta progesteron menurun.

c. Efek oksitosin

Disebabkan oleh berkurangnya suplai darah uterus, hal ini

bertujuan untuk mencegah perdarahan.

Universitas Muhammadiyah Gombong


2

D. Senam Yoga
1. Definisi/pengertian senam yoga

Asal kata Yoga yaitu diambil dari Bahasa Sansekerta “Yuj” artinya

menyatukan (to join). Atau bisa diartikan sebagai bersatunya pribadi

dengan pencipta melalui keselarasan fisik, mental dan spiritual. Senam

Yoga apabila dikerjakan selama masa nifas memiliki manfaat

diantaranya meningkatkan kualitas hidup, otot tubuh menjadi kuat,

menenangkan, menstabilkan emosi dan membangun rasa percaya diri

menjalani peran baru (Shin et al., 2016).

Manfaat yoga diantaranya adalah melatih konsentrasi, membuat

hati tenang, menyeimbangkan emosi dan melatih untuk berfikir positif.

Manfaat lainnya adalah melancarkan kebutuhan oksigen ke otak,

merefresh suasana hati, menciptakan energi baru, kekebalan tubuh

meningkat, dan peredaran darah menjadi lancar (Rakhshani et al., 2015).

Yoga terdiri dari latihan sikap tubuh atau asana, latihan pernafasan

atau pranayama dan latihan teknik relaksasi kemudian

mengkombinasikan ketiga latihan tersebut (Bouya et al., 2020). Ibu nifas

berpotensi mengalami perubahan perasaan misalnya stress, cemas, dan

kelelahan. Oleh karena itu, ibu nifas sangat dianjurkan untuk melakukan

yoga (Rimigravida, 2019).

Yoga sering digambarkan sebagai pohon dan terdiri dari delapan

aspek atau anggota tubuh : yama (universal etika), nyima (etika individu),

asna (postur fisik), pranayama (kontrol nafas), pratayahara (kontrol dari

indra), dharana (konsentrasi), dyana (meditasi), dan samdhi

Universitas Muhammadiyah Gombong


2

(kebahagian). Yoga merupakan penyatuan jiwa, tubuh dan pikiran terkait

kesehatan dan kebugaran dimana orang memusatkan semua pikirannya

untuk mengendalikan panca indra dan semua anggota badan. Yoga

terbukti dapat mengurangi stres dan bisa meningkatkan mood

(Kusumastuti, dkk, 2020)

2. Indikasi

Indikasi yoga menurut (Idhayanti et al., 2020) sebagai berikut :

1. Low back pain

2. Cemas

3. Stres

4. Nyeri haid

5. Tekanan darah tinggi

6. Gangguan kualitas tidur

3. Kontra indikasi

a. Sakit dada persisten

b. Gejala syok kardiogenik

c. Suhu diatas 38 derajat celcius

d. Gagal jantung yang belum stabil

e. Kehamilan dengan penyakit jantung

f. Riwayat persalinan kurang 2 bulan

g. Plasenta previa

h. Kecederaan pada lutut, bahu dan leher.

Universitas Muhammadiyah Gombong


2

4. Manfaat yoga

Manfaat melakukan yoga secara teratur menurut (Idhayanti et

al., 2020) adalah :

a. Kualitas tidur menjadi lebih baik.

b. Fungsi organ dalam tubuh meningkat.

c. Peredaran darah ke otak menjadi lancar.

d. Memperkuat otot tubuh

e. Memperbaiki kerja paru-paru.

f. Sebagai proses detokfikasi

g. Memperbaiki sel sel dalam tubuh

h. Memperbaiki kerja saraf

i. Memberikan ketenangan dan menghilangkan stress berlebih

j. Menjadi lebih percaya diri dan berpikir positif.

5. Manfaat yoga terhadap involusi uterus ibu masa nifas

Sebuah penelitian (Happy & Sari, 2017) mengatakan manfaat yoga

adalah memperkuat otot dasar panggul, otot perut menjadi kencang

dan mencegah terjadinya berbagai keluhan di masa nifas. Penelitian ini

juga mengatakan bahwa yoga mampu mencegah terjadinya perdarahan

post partum karena yoga menyebabkan otot-otot perut berkontraksi

sehingga ion kalsium akan meningkat.

Kontraksi otot perut dan retraksi bekerja menjepit pembuluh darah

dan mengakibatkan zat dalam jaringan otot berkurang dan akan

berubah menjadi kecil dan secara perlahan akan kembali ke ukuran

Universitas Muhammadiyah Gombong


2

semula. Proses involusi berlangsung secara berangsur. Terjadi

pengurangan 1 sampai 2 cm TFU setiap harinya. TFU tidak teraba

pada hari ke 9 masa nifas.

6. Gerakan Yoga ibu nifas

a. Adho Mukha Svanasana (Downward Facing Dog Pose)

Atur posisi kaki menjadi sejajar. Saat menghembuskan nafas,

pastikan menarik perut ke arah tulang belakang guna untuk

mengunci bagian otot di bagian pelvic floor. Lakukan selama 10x

nafas.

Gambar 2. Adho Mukha Svanasana

b. Plank Pose

Ambil nafas sebelum melakukan gerakan ini. Letakkan pundak

diatas punggung tangan. Tahan kebagian belakang melewati tumit.

Posisi rahang rileks dan tahan sampai 20x nafas. Selanjutnya posisi

dari Down Dog ke Plank sebanyak 10x, ambil nafas saat Plank

kemudian buang nafas saat posisi Down Dog.

Gambar 3. Plank Pose

Universitas Muhammadiyah Gombong


2

c. Garudasana (Eagle Pose)

Kaki bagian kanan dan kiri diselipkan di bagian betis. Letakkan

tangan kiri diatas tangan kanan dan tempelkan telapak tangan.

Berdiri tegak dan lutut ditekuk sedikit saja. Siku tangan kemudian

diangkat dan posisi tangan diatas wajah. Tahan selama 10x nafas.

dan kembali ke posisi Tadasana (Mountain Pose).

Gambar 4. Garudasana

d. Paripurna Navasana (Full Boat Pose) – variasi

Posisi duduk dan kedua kaki sejajar , punggung diluruskan.

Kemudian mengangkat kaki dari lantai selanjutnya lutut ditekuk.

Lakukan selama 5 x nafas. Lakukan secara bergantian antara kaki

kanan dan kiri. Lakukan sebanyak 10x kemudian kaki diletakkan

kembali ke lantai dan posisi tangan membentuk lingkaran pada

tulang kering.

Gambar 5. Paripurna Navasana

Universitas Muhammadiyah Gombong


2

e. Jathara Parivartanasana (Revolved Abdomen Pose)

Lutut ditarik ke arah dada. Pastikan perut kedalam dengan

mempertahankan pelvic floor. Telapak tangan diletakan pada lantai.

Lutut diletakkan melewati pinggang sehingga kaki membentuk

sudut siku siku. Buang nafas dan pundak ditempelkan ke lantai

kemudian kaki diletakkan hampir kelantai tanpa menyentuhnya.

Lakukan sebanyak 4x pada masing-masing sisi.

Gambar 6. Jathara Parivartanasana

f. Elbow to Knee Pose

Jari tangan dikunci dibelakang kepala dan lutut ditekuk. Buang

nafas dan luruskan kaki, selanjutnya tekuk lutut kiri ke arah dada

dan menempel ke siku kanan. Tarik nafas kendorkan dan buang

nafas tiap pergantian posisi. Saat buang nafas tarik otot perut

kedalam dan rasakan pelvic floor. Posisi ini dilakukan sebanyak 4x

untuk masing masing sisi.

Gambar 7. Elbow to Knee Pose

Universitas Muhammadiyah Gombong


2

g. Setu Bandha Sarvangasana (Bridge Pose) – variation

Lutut ditekuk dan lakukan Bridge Pose, selanjutnya tarik dan

hembuskan selama 1 menit. Buang nafas dan jatuhkan badan ke

lantai. Ambil nafas dan angkat badan keatas kembali. Posisi ini

dilakukan sebanyak 10x .

Gambar 8. Setu Bandha Sarvangasana

h. Supta Gomukhasana (Reclining Cow Face Pose)

Kaki membentuk posisi X dengan posisi kaki kiri diatas kaki kanan

dan kedua lutut saling bertumpukan. Tangan memegang kedua

ankle. Ketika membuang nafas, kedua kaki ditarik menuju lantai

melewati pinggang. Lakukan posisi ini selama anda merasa nyaman.

Gambar 9. Supta Gomukhasana

i. Supta Garudasana (Reclining Eagle Pose) – variation

Lutut bagian kanan ditekan ke lantai (lihat gambar) dan nikmati

streching ini di bagian pinggang. Tutup mata anda dan tahan posisi

ini selama 10x nafas kemudian ganti kaki kiri diatas kaki kanan.

Universitas Muhammadiyah Gombong


3

Gambar 10. Supta Garudasana

j. Matsyasana (Fish Pose)

Julurkan kaki di wajah. Ambil nafas panjang dan tekan lengan serta

siku ke bagian dada . Angkat kepala dari lantai. Kepala diletakkan

dengan santai kebelakang sampai menyentuh lantai. Lakukan

sebanyak 10 kali nafas.

Gambar 11. Matsyasana

Universitas Muhammadiyah Gombong


3

E. Kerangka Teori

Involusi uterus Ibu post partum

Proses involusi uterus: Faktor - faktor involusi uteri:


1. Mobilisasi
1. Pada akhir persalinan : 2. Menyusui
setinggi pusat, 2jari dibawah 3. Usia
pusat 4. Paritas
2. 3 hari postpartum :
3jari dibawah pusat
3. 5 hari postpartum : 3jari
diatas sympisis Senam Yoga
4. 7 hari postpartum : 1jari
diatas sympisis

Gerakan senam yoga nifas :


1. Adho Mukha Svanasana
2. Plank Pose
3. Garudasana
Uterus 4. Paripurna Navasana
5. Jathara Parivartanasana
mengalami 6. Elbow to Knee Pose
7. Setu Bandha Sarvangasana
8. Supta Gomukhasana
Percepatan 9. Supta
involusi Garudasana
Gambar 12. Kerangka10.Matsyasana
teori
Mencegah
perdarahan
Happy, M., & Sari, N. (2017), Roichana, S., & Pratiwi, Y. A. (2019),
Winarni, L. M., Ikhlasia, M., & Sartika, R. (2020).

Universitas Muhammadiyah Gombong


3

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu studi kualitatif. Penelitian

kualitatif merupakan suatu metode penelitian guna menggambarkan,

menyelidiki, menemukan karakteristik yang tidak dapat dijelaskan, diukur,

atau digambarkan menggunakan metode kuantitatif (Notoatmodjo, 2018).

Metode kualitatif berguna untuk memperoleh data yang memiliki arti

atau makna. Dalam hal ini penulis ingin melakukan penerapan yoga nifas

dengan involusi uteri pada ibu nifas terhadap pelaksanaan yoga di praktik

mandiri bidan Sudarsih Amd. Keb.

B. Subjek

Sumber pengambilan data untuk dilakukan penelitian dinamakan subjek

penelitian (Wahidmurni, 2017). Subjek dalam penelitian adalah 5 (lima) ibu

nifas dengan memperhatikan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Kriteria

inklusi merupakan syarat yang harus dipenuhi calon subjek penelitian untuk

dapat mewakili sampel penelitian. Kriteria eksklusi sebuah syarat yang

menetukan subjek tidak dapat mengikuti penelitian.

a. Kriteria inklusi

1) Bersedia menjadi responden.

2) Ibu nifas 6jam postpartum TFU 2jari dibawah pusat.

3) Ibu nifas dengan persalinan normal.

32

Universitas Muhammadiyah
3

4) Ibu nifas yang tidak memiliki riwayat komplikasi atau penyulit

selama masa nifas.

C. Fokus Studi Kasus

Studi kasus dalam penelitian ini berfokus pada penerapan yoga nifas

untuk mempercepat penurunan degenerasi uterus ibu postpartum dalam waktu

seminggu.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan suatu definisi yang didasarkan

pada karakteristik pengamatan sesuatu yang didefinisikan tersebut

(Nursalam, 2016). Dapat diamati kemungkinan peneliti untuk melakukan

observasi atau fenomena yang kemudian dapat diulangi oleh orang lain

(Nursalam, 2016).

Universitas Muhammadiyah
3

Tabel 2. Definisi Operasional Penerapan Yoga Nifas Untuk

Mempercepat Penurunan Involusi Uteri Pada Ibu Nifas

No Variabel Definisi Alat Hasil ukur Skala


Operasional ukur
1 Sena Senam yoga SOP Dilakukan pada ibu nifas hari ke 2. Ordinal
m merupakan suatu Gerakannya meliputi :
yoga bentuk latihan yang a. Half moon pose ( Ardha Chandrasana )
mengkombinasikan
antara teknik b. Garudasana
bernafas, relaksasi,
meditasi dan Hari ke 4 gerakannya meliputi :
peregangan yang
dilakukan pada ibu a. Supta kurmasana
nifas hari ke 2, hari
b. Bhujangasana
ke 4, dan hari ke 6
post partum. Hari ke 6 gerakannya meliputi :

a. Spine twist

b. Kapalbhati

2 Involusi Involusi Lembar Penerapan yoga nifas untuk mempercepat Nominal


uteri
merupakan suatu observasi penuruan involusi uteri di PMB Sudarsih Amd.
proses dimana Keb jika dilakukan yoga, maka akan terjadi
uterus kembali ke penurunan involusi uteri yang sesuai.
kondisi sebelum Sedangkan jika tidak melakukan yoga, maka
hamil dengan berat penurunan involusi uteri menjadi tidak sesuai.
sekitar 60gram Teori penurunan TFU adalah :
dengan Nifas hari ke-3 ( 3 jari dibawah pusat )
menggunakan jari Nifas hari ke-5 ( 3 jari diatas sympisis )
atau metline. Nifas hari ke-7 ( 1 jari diatas sympisis )

Universitas Muhammadiyah
3

E. Metode Pengumpulan Data

Suatu proses pengumpulan karakteristik responden penelitian

dinamakan metode pengumpulan dara (Nursalam, 2013). Proses

pengumpulan data berisi tentang penjelasan cara pengumpulan data

khususnya alat yang digunakan untuk mengumpulkan data responden

(Hidayat, 2012). Penulis menggunakan dua cara karena data yang akan

diambil merupakan data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

a. Wawancara

Suatu proses pengambilan informasi melalui tanya jawab antara

orang (Sugiyono, 2012).

b. Observasi

(Sugiyono, 2012) Suatu proses pengambilan informasi dengan

cara mengamati.

Pada penerapan ini observasi dilakukan pada ibu post partum hari

ke-2 sampai hari ke-7 guna mengetahui masalah nifas untuk

mempercepat penurunan involusi uteri.

2. Data Sekunder

a. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan proses pengambilan informasi atau

data dari literature atau referensi lain (Sugiyono, 2012).

Universitas Muhammadiyah
3

Studi kepustakaan yang dilakukan oleh penulis dalam

memperoleh data yaitu dengan melakukan pemantauan penurunan

involusi uteri sebelum dan sesudah dilakukan yoga nifas.

3. Dokumentasi

Pengambilan data atau informasi melalui tulisan, gambar, atau

karya-karya monumental dari seorang. Contoh dokumen dalam bentuk

tulisan yaitu catatan harian, sejarah kehidupan (life histories),

peraturan, kebijakan. Dokumen dalam bentuk gambar misalnya foto,

sketsa dan lain-lain. Dokumen dalam bentuk karya contohnya karya

seni, yang berupa gambar, patung, film.

F. Instrumen

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data. Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar

observasi yoga nifas. Alat penelitian akan digunakan dalam pengumpulan

data (Notoatmodjo, 2018). Penulis mengunakan beberapa alat– alat yang

diperlukan dalam memberikan asuhan berupa :

Universitas Muhammadiyah
3

Tabel 3. Alat Pengumpulan Data


No Nama Alat Kegunaan
1. Alat tulis Digunakan untuk menulis selama
proses penelitian.
2. Lembar persetujuan Digunakan untuk mendapatkan
persetujuan klien.
3. Lembar observasi Digunakan untuk mengetahui
penurunan involusi uteri.
4. Kamera Digunakan untuk
dokumentasi
tindakan.
5. Leaflet Digunakan untuk mempermudah
klien menghafal gerakan.

Sumber : (Sugiyono, 2012)

G. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Lokasi studi kasus

Penelitian dilaksanakan di PMB Sudarsih Amd. Keb Kabupaten

Kebumen.

2. Waktu studi kasus

Waktu yang digunakan peneliti untuk penerapan senam yoga untuk

mempercepat penurunan involusi uteri yaitu 1 Juli – 9 Juli 2021.

Universitas Muhammadiyah
3

H. Analisa Data dan Pengumpulan Data

1. Analisa Data

Hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dirumuskan, dan

memperoleh kesimpulan secara umum dari penelitian yang merupakan

kontribusi dalam pengembangan ilmu yang bersangkutan (Notoatmodjo,

2012).

2. Pengumpulan Data

b. Tahap Awal

1) Literatur Review

2) Konsultasi dengan dosen pembimbing KTI untuk pembuatan

proposal

3) Mengikuti ujian proposal

c. Tahap Pelaksanaan

1) Mencari subjek penelitian dengan berpedoman pada kriteria

inklusi melalui wawancara dengan responden.

2) Menjelaskan kepada subjek penelitian tentang teknik penelitian.

3) Setelah mendapatkan penjelasan, peneliti meminta persetujuan

kepada subjek penelitian untuk menandatangani informed consent

sebagai bukti bahwa bersedia dilibatkan dalam penelitian.

4) Melakukan kontrak waktu dengan responden.

5) Kegiatan pengambilan data setelah observasi.

6) Peneliti melatih senam yoga sebanyak 3x yaitu pada nifas hari ke

2, 4, dan 6.

Universitas Muhammadiyah
3

7) Peneliti melakukan observasi pada nifas hari ke- 3, 5 dan 7 dengan

menggunakan lembar observasi penurunan tinggi fundus uteri.

8) Peneliti melakukan pendokumentasian.

I. Etika penelitian

Memperoleh ijin dari institusi/ lembaga merupakan hal yang tidak

kalah penting dilperhatikan sebelum melakukan penelitian. Setelah

mendapatkan persetujuan kemudian peneliti melakukan penelitian dengan

memperhatikan masalah etika penelitian yang meliputi:

1. Informed Consent

Responden yang sudah sesuai dengan kriteria inklusi dan bersedia

menjadi reposnden dalam penelitian, maka terlebih dahulu calon

responden mengisi lembar informed consent.

2. Anonimity (tanpa nama)

Didalam penelitian, peneliti harus menjaga privasi respoden dengan

cara tidak menampilkan nama responden secara jelas, namun dapat diganti

dengan menggunakan inisial nama depan.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Informasi atau data responden harus dijaga kerahasiannya oleh

peneliti, hanya data tertentu yang dilaporkan sebagai hasil penelitian

(Notoatmodjo, 2012).

Universitas Muhammadiyah
4

BAB IV

MANAJEMEN KASUS, HASIL, DAN PEMBAHASAN

A. Manajemen Kasus

Penerapan yoga nifas untuk mempercepat penurunanan involusi uterus

pada ibu nifas telah dilakukan, penulis mengambil responden di PMB

Sudarsih Amd. Keb. Alasan penulis mengambil responden di PMB Sudarsih

Amd. Keb karena jumlah ibu nifas cukup banyak dan masih rendahnya

pengetahuan tentang yoga nifas untuk mempercepat penurunan involusi uteri.

Jumlah ibu nifas di Kelurahan Panjer berdasarkan data kohort sebanyak 14

orang dan penulis mengambil 5 ibu nifas yang sesuai kriteria inklusi dan

kriteria eksklusi penelitian.

Penulis berharap responden akan mendapat tambahan pengetahuan

tentang upaya untuk mempercepat penurunan involusi uteri dengan yoga nifas

pada ibu postpartum. Berdasarkan penerapan yang sudah dilakukan, penulis

akan menguraikan hasil penerapan yang telah dilakukan pada 5 responden

yaitu Ny. D, Ny. A, Ny. S, Ny. N, Ny. U. Sebelumnya penulis melakukan

pengkajian terhadap calon responden untuk mengetahui apakah calon

responden memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yang sudah penulis

tetapkan. Selanjutnya penulis memberikan penjelasan tentang tujuan, manfaat

serta alur penelitian sampai tahap evaluasi kepada calon responden.

Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan hasil sebagai berikut

40

Universitas Muhammadiyah
4

A. Responden I

Tabel 4. Manajemen Kasus pada Ny. D sebelum intervensi tanggal 3 Juli


2021 pukul 10.00 WIB
S O A P
1. Ny. D umur 27 Keadaan Ny. D umur 27 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
tahun. Nama suami : umum baik, tahun Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil
Tn. M. Alamat : Kesadaran P1A0Ah1 nifas pemeriksaan
Desa Panjer Rt 3/Rw composment 6jam 2. Menjelaskan pada ibu bahwa keluhan
2, is, Status fisiologis. yang dialaminya adalah normal, mulas
emosional disebabkan oleh kontraksi uterus yang
Kebumen. stabil berubah ke ukuran semula.
Pendidikan terakhir Evaluasi : Ibu mengerti dengan
SMK, Pekerjaan IRT BB : 62 kg penjelasan yang diberikan.
2. Ibu mengatakan telah TB : 155 cm 3. Menjelaskan kepada ibu tentang
melahirkan anak Lila : 26 cm manfaat penelitian yaitu sebagai
pertama tanggal 3 juli upaya nonfarmakologis untuk
2021 pukul 04.00 TTV mempercepat involusi uteri dengan
WIB dengan usia TD : 110/70 melakukan yoga nifas.
kehamilan mmHg Evaluasi : Ibu mengerti dengan apa
Nadi: 80x/m yang dijelaskan peneliti.
saat RR : 20 x/m 4. Melakukan informed consent kepada
bersalin S : 36,5 C responden
Evaluasi : responden bersedia mengisi
38+2 minggu. Pemeriksaan lembar informed consent
3. Ibu Obstetrik 5. Menjelaskan pada ibu tentang
Palpasi jalannya penelitian yaitu pelaksanaan
mengatakan belum Payudara yoga nifas dilakukan pada nifas hari
pernah : ada ke 2,4,6. Proses evaluasi akan
keguguran. pengeluaran dilakukan di hari ke 7 masa nifas.
4. Ibu mengatakan ASI saat Evaluasi : Ibu sudah mengetahui
mengeluh perutnya dengan jalannya penelitian.
ditekan.
terasa mulas. 6. Menjelaskan pada ibu tentang
Palpasi
5. Ibu mengatakan pelaksanaan senam yoga. Senam yoga
abdomen
sudah mampu berdiri merupakan suatu bentuk latihan yang
: TFU 2 jari
dan jalan ke kamar mengkombinasikan antara teknik
dibawah
mandi dan sudah bisa bernafas, relaksasi, meditasi dan
pusat,
BAK. kontraksi peregangan.
6. Ibu mengatakan abdomen Evaluasi : Ibu mengerti dengan
sudah makan dengan keras. penelitian yang akan diberikan.
nasi, telor dan sayur Kandung
bayam dan minum 1 kemih
gelas air putih : kosong
Inspeksi
vagina : ada
pengeluaran
lochea rubra
kurang lebih
20cc. ada
luka jahitan.

Universitas Muhammadiyah Gombong


4

Intervensi pada Ny. D dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada tanggal 4

Juli 2021,6 Juli 2021 dan tanggal 8 Juli 2021. Intervensi dilakukan kurang lebih

selama 30 menit setiap pertemuan. Adapun tahapan gerakan yoga nifas

diantaranya adalah gerakan Ardha Chandrasana (Half moon pose), Garudasana

(Eagle Pose), Supta Kurmasana, Bhujangasana, Spine twist, dan Kapalbhati.

Sedangkan observasi pada Ny. D dilakukan pada tanggal 5 Juli 2021, 7 Juli 2021

dan tanggal 9 Juli 2021. Hasil observasi hari ke tiga pada Ny. D diperoleh hasil

TFU 2 jari dibawah pusat, selanjutnya untuk observasi hari ke lima diperoleh

hasil TFU 3 jari diatas sympisis dan untuk observasi hari ke tujuh diperoleh hasil

TFU 1 jari diatas sympisis.

Universitas Muhammadiyah Gombong


4

B. Responden II
Tabel 5. Manajemen Kasus pada Ny. A sebelum intervensi tanggal 5 Juli
2021 pukul 14.00 WIB
S O A P
1. Ny. A umur 25 Keadaan Ny. A umur 25 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
tahun. umum baik, tahun Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil
Nama Kesadaran P1A0Ah1 nifas pemeriksaan
suami : Tn B. composment 6 jam 2. Menjelaskan pada ibu bahwa keluhan
Alamat : Desa is, Status fisiologis. yang dialaminya adalah normal, mulas
Kalirejo Rt 4/Rw emosional disebabkan oleh kontraksi uterus yang
1, Kebumen. stabil berubah ke ukuran semula.
Pendidikan Evaluasi : Ibu mengerti dengan
terakhir BB : 55 kg penjelasan yang diberikan.
SMK, TB : 155 cm 3. Menjelaskan kepada ibu tentang
Pekerjaan IRT Lila : 25 cm manfaat penelitian yaitu sebagai
2. Ibu mengatakan upaya nonfarmakologis untuk
telah melahirkan TTV mempercepat involusi uteri dengan
anak pertama TD : 100/70 melakukan yoga nifas.
tanggal 5 juli mmHg Evaluasi : Ibu mengerti dengan apa
2021 pukul 07.55 Nadi: 81x/m yang dijelaskan peneliti.
WIB dengan usia RR : 20 x/m 4. Melakukan informed consent kepada
kehamilan saat S : 36,5 C responden
bersalin 39 mg. Evaluasi : responden bersedia mengisi
3. Ibu mengatakan Pemeriksaan lembar informed consent
belum pernah Obstetrik 5. Menjelaskan pada ibu tentang
keguguran Palpasi jalannya penelitian yaitu pelaksanaan
4. Ibu mengatakan Payudara yoga nifas dilakukan pada nifas hari
mengeluh : ada ke 2,4,6. Proses evaluasi akan
perutnya terasa pengeluaran dilakukan di hari ke 7 masa nifas.
mulas. ASI saat Evaluasi : Ibu sudah mengetahui
5. Ibu mengatakan ditekan. dengan jalannya penelitian.
sudah mampu Palpasi 6. Menjelaskan pada ibu tentang
berjalan ke kamar abdomen pelaksanaan senam yoga merupakan
mandi dan sudah : TFU 2 jari Senam yoga merupakan suatu bentuk
bisa BAK dibawah latihan yang mengkombinasikan antara
6. Ibu mengatakan pusat, teknik bernafas, relaksasi, meditasi dan
sudah makan kontraksi peregangan.
dengan nasi, ikan abdomen Evaluasi : Ibu mengerti dengan
goreng, dan sayur keras. penelitian yang akan diberikan.
bening Kandung
dan minum 1 kemih
gelas air putih : kosong
Inspeksi
vagina : ada
pengeluaran
lochea rubra
kurang lebih
20cc. ada
luka jahitan.

Universitas Muhammadiyah Gombong


4

Intervensi pada Ny. A dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada tanggal

6 Juli 2021, 8 Juli 2021 dan tanggal 10 Juli 2021. Intervensi dilakukan kurang

lebih selama 30 menit setiap pertemuan. Adapun tahapan gerakan yoga nifas

diantaranya adalah gerakan Ardha Chandrasana (Half moon pose), Garudasana

(Eagle Pose), Supta Kurmasana, Bhujangasana, Spine twist, dan Kapalbhati.

Sedangkan observasi pada Ny. A dilakukan pada tanggal 7 Juli 2021, 9 Juli

2021 dan tanggal 11 Juli 2021. Hasil observasi hari ke tiga pada Ny. A

diperoleh hasil TFU 3 jari dibawah pusat, selanjutnya untuk observasi hari ke

lima diperoleh hasil TFU 3 jari diatas sympisis dan untuk observasi hari ke

tujuh diperoleh hasil TFU 1 jari diatas sympisis.

Universitas Muhammadiyah Gombong


4

C. Responden III

Tabel 6. Manajemen Kasus pada Ny. S sebelum intervensi tanggal 5 Juli 2021 pukul
15.00 WIB
S O A P
1. Ny. S umur 33 tahun. Keadaan Ny. S umur 33 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
Nama suami : Tn W. umum baik, tahun Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil
Alamat : Kesadaran P2A0Ah2 nifas pemeriksaan
Desa composment 6 jam 2. Menjelaskan pada ibu bahwa keluhan
Jatisari Rt 2/Rw 2, is, Status fisiologis. yang dialaminya adalah normal, mulas
Kebumen. emosional disebabkan oleh kontraksi uterus yang
Pendidikan stabil berubah ke ukuran semula.
Evaluasi : Ibu mengerti dengan
terakhir SMA, BB : 64 kg penjelasan yang diberikan.
Pekerjaan IRT TB : 157 cm 3. Menjelaskan kepada ibu tentang
2. Ibu mengatakan telah Lila : 26 cm manfaat penelitian yaitu sebagai
melahirkan anak upaya nonfarmakologis untuk
kedua tanggal 5 juli TTV mempercepat involusi uteri dengan
2021 pukul 08.40 TD : 100/70 melakukan yoga nifas.
WIB dengan usia mmHg Evaluasi : Ibu mengerti dengan apa
kehamilan Nadi: 80x/m yang dijelaskan peneliti.
RR : 20 x/m 4. Melakukan informed consent kepada
saat bersalin 39mg. S : 36,5 C responden
3. Ibu Evaluasi : responden bersedia mengisi
Pemeriksaan lembar informed consent
mengatakan belum Obstetrik 5. Menjelaskan pada ibu tentang
pernah Palpasi jalannya penelitian yaitu pelaksanaan
keguguran Payudara yoga nifas dilakukan pada nifas hari
4. Ibu mengatakan : ada ke 2,4,6. Proses evaluasi akan
mengeluh perutnya pengeluaran dilakukan di hari ke 7 masa nifas.
terasa mulas. ASI saat Evaluasi : Ibu sudah mengetahui
5. Ibu mengatakan ditekan. dengan jalannya penelitian.
sudah mampu berdiri Palpasi 6. Menjelaskan pada ibu tentang
dan jalan ke kamar abdomen pelaksanaan senam yoga merupakan
mandi dan sudah bisa : TFU 2 jari Senam yoga merupakan suatu bentuk
BAK dibawah latihan yang mengkombinasikan antara
6. Ibu mengatakan pusat, teknik bernafas, relaksasi, meditasi dan
sudah makan dengan kontraksi peregangan.
nasi, ayam, sayur sop abdomen Evaluasi : Ibu mengerti dengan
dan minum 1 gelas air keras. penelitian yang akan diberikan..
putih Kandung
kemih
: kosong
Inspeksi
vagina : ada
pengeluaran
lochea rubra
kurang lebih
20cc. tidak
ada luka
jahitan

Universitas Muhammadiyah Gombong


4

Intervensi pada Ny. S dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada tanggal 6

Juli 2021, 8 Juli 2021 dan tanggal 10 Juli 2021. Intervensi dilakukan kurang

lebih selama 30 menit setiap pertemuan. Adapun tahapan gerakan yoga nifas

diantaranya adalah gerakan Ardha Chandrasana (Half moon pose), Garudasana

(Eagle Pose), Supta Kurmasana, Bhujangasana, Spine twist, dan Kapalbhati.

Sedangkan observasi pada Ny. S dilakukan pada tanggal 7 Juli 2021, 9 Juli 2021

dan tanggal 11 Juli 2021. Hasil observasi hari ke tiga pada Ny. A diperoleh hasil

TFU 3 jari dibawah pusat, selanjutnya untuk observasi hari ke lima diperoleh

hasil TFU 3 jari diatas sympisis dan untuk observasi hari ke tujuh diperoleh

hasil TFU 1 jari diatas sympisis.

Universitas Muhammadiyah Gombong


4

D. Responden IV

Tabel 7. Manajemen Kasus pada Ny. N sebelum intervensi tanggal 8 Juli


2021 pukul 12.00 WIB
S O A P
1. Ny. N umur 22 Keadaan Ny. N umur 22 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
tahun. Nama suami : umum baik, Tahun Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil
Tn A. Alamat : Kesadaran P1A0Ah1 nifas pemeriksaan
Desa Adikarso Rt composment 6 jam 2. Menjelaskan pada ibu bahwa keluhan
3/Rw 3, Kebumen. is, Status fisiologis. yang dialaminya adalah normal, mulas
Pendidikan terakhir emosional disebabkan oleh kontraksi uterus yang
SMA, Pekerjaan stabil berubah ke ukuran semula.
IRT Evaluasi : Ibu mengerti dengan
2. Ibu mengatakan telah BB : 64 kg penjelasan yang diberikan.
melahirkan anak TB : 155 cm 3. Menjelaskan kepada ibu tentang
pertama tanggal 8 Lila : 26 cm manfaat penelitian yaitu sebagai
juli 2021 pukul upaya nonfarmakologis untuk
06.05 WIB dengan TTV mempercepat involusi uteri dengan
usia kehamilan saat TD : 110/70 melakukan yoga nifas.
bersalin 39mg. mmHg Evaluasi : Ibu mengerti dengan apa
3. Ibu Nadi: yang dijelaskan peneliti.
80x/m RR : 4. Melakukan informed consent kepada
mengatakan belum 20 x/m S : responden
pernah 36,5 C Evaluasi : responden bersedia mengisi
keguguran lembar informed consent
4. Ibu mengatakan Pemeriksaan 5. Menjelaskan pada ibu tentang
mengeluh perutnya Obstetrik jalannya penelitian yaitu pelaksanaan
terasa mulas. Palpasi yoga nifas dilakukan pada nifas hari
5. Ibu mengatakan Payudara ke 2,4,6. Proses evaluasi akan
sudah mampu berdiri : ada dilakukan di hari ke 7 masa nifas.
dan jalan ke kamar pengeluaran Evaluasi : Ibu sudah mengetahui
mandi dan sudah ASI saat dengan jalannya penelitian.
bisa BAK ditekan. 6. Menjelaskan pada ibu tentang
6. Ibu mengatakan Palpasi pelaksanaan senam yoga. Senam yoga
sudah makan dengan abdomen merupakan suatu bentuk latihan yang
nasi, ayam, sayur : TFU 2 jari mengkombinasikan antara teknik
sop dan minum 1 dibawah bernafas, relaksasi, meditasi dan
gelas air putih pusat, peregangan.
kontraksi Evaluasi : Ibu mengerti dengan
abdomen penelitian yang akan diberikan..
keras.
Kandung
kemih
: kosong
Inspeksi
vagina : ada
pengeluaran
lochea rubra
kurang lebih
20cc. ada
luka jahitan.

\ Universitas Muhammadiyah Gombong


4

Intervensi pada Ny. N dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada tanggal 9

Juli 2021, 11 Juli 2021 dan tanggal 13 Juli 2021. Intervensi dilakukan kurang

lebih selama 30 menit setiap pertemuan. Adapun tahapan gerakan yoga nifas

diantaranya adalah gerakan Ardha Chandrasana (Half moon pose), Garudasana

(Eagle Pose), Supta Kurmasana, Bhujangasana, Spine twist, dan Kapalbhati.

Sedangkan observasi pada Ny. N dilakukan pada tanggal 10 Juli 2021, 12 Juli

2021 dan tanggal 14 Juli 2021. Hasil observasi hari ke tiga pada Ny. N

diperoleh hasil TFU 2 jari dibawah pusat, selanjutnya untuk observasi hari ke

lima diperoleh hasil TFU 3 jari diatas sympisis dan untuk observasi hari ke

tujuh diperoleh hasil TFU 1 jari diatas sympisis.

\ Universitas Muhammadiyah Gombong


4

E. Responden V

Tabel 8. Manajemen Kasus pada Ny. U sebelum intervensi tanggal 10 Juli


2021 pukul 16.00 WIB
S O A P
1. Ny. U umur 24 Keadaan Ny. U umur 24 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
tahun. Nama Suami : umum baik, Tahun Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil
Tn T. Alamat : Desa Kesadaran P1A0Ah1 nifas pemeriksaan
Tamanwinangun Rt composment 6 jam 2. Menjelaskan pada ibu bahwa keluhan
2/Rw 2, Kebumen. is, Status fisiologis. yang dialaminya adalah normal, mulas
Pendidikan terakhir emosional disebabkan oleh kontraksi uterus yang
SMP, Pekerjaan IRT stabil berubah ke ukuran semula.
2. Ibu mengatakan telah Evaluasi : Ibu mengerti dengan
melahirkan anak BB : 60 kg penjelasan yang diberikan.
pertama tanggal 5 juli TB : 155 cm 3. Menjelaskan kepada ibu tentang
2021 pukul 10.10 Lila : 26 cm manfaat penelitian yaitu sebagai
WIB dengan usia upaya nonfarmakologis untuk
kehamilan TTV mempercepat involusi uteri dengan
TD : 110/70 melakukan yoga nifas.
saat bersalin 38mg. mmHg Evaluasi : Ibu mengerti dengan apa
3. Ibu Nadi: 80x/m yang dijelaskan peneliti.
RR : 20 x/m 4. Melakukan informed consent kepada
mengatakan belum S : 36,5 C responden
pernah Evaluasi : responden bersedia mengisi
keguguran Pemeriksaan lembar informed consent
4. Ibu mengatakan Obstetrik 5. Menjelaskan pada ibu tentang
mengeluh perutnya Palpasi jalannya penelitian yaitu pelaksanaan
terasa mulas. Payudara yoga nifas dilakukan pada nifas hari
5. Ibu mengatakan : ada ke 2,4,6. Proses evaluasi akan
sudah mampu berdiri pengeluaran dilakukan di hari ke 7 masa nifas.
dan jalan ke kamar ASI saat Evaluasi : Ibu sudah mengetahui
mandi dan sudah bisa ditekan. dengan jalannya penelitian.
BAK Palpasi 6. Menjelaskan pada ibu tentang
6. Ibu mengatakan abdomen pelaksanaan senam yoga merupakan
sudah makan dengan : TFU 2 jari Senam yoga merupakan suatu bentuk
nasi, ayam, sayur sop dibawah latihan yang mengkombinasikan antara
dan minum 1 gelas air pusat, teknik bernafas, relaksasi, meditasi dan
putih kontraksi peregangan.
abdomen Evaluasi : Ibu mengerti dengan
keras. penelitian yang akan diberikan.
Kandung
kemih
: kosong
Inspeksi
vagina : ada
pengeluaran
lochea rubra
kurang lebih
20cc. ada
luka jahitan.

\ Universitas Muhammadiyah Gombong


5

Intervensi pada Ny. U dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada tanggal

11 Juli 2021, 13 Juli 2021 dan tanggal 15 Juli 2021. Intervensi dilakukan kurang

lebih selama 30 menit setiap pertemuan. Adapun tahapan gerakan yoga nifas

diantaranya adalah gerakan Ardha Chandrasana (Half moon pose), Garudasana

(Eagle Pose), Supta Kurmasana, Bhujangasana, Spine twist, dan Kapalbhati.

Sedangkan observasi pada Ny. U dilakukan pada tanggal 12 Juli 2021, 14 Juli

2021 dan tanggal 16 Juli 2021. Hasil observasi hari ke tiga pada Ny. N diperoleh

hasil TFU 3 jari dibawah pusat, selanjutnya untuk observasi hari ke lima

diperoleh hasil TFU 3 jari diatas sympisis dan untuk observasi hari ke tujuh

diperoleh hasil TFU 1 jari diatas sympisis.

\ Universitas Muhammadiyah Gombong


5

B. Hasil

1. Mengetahui karakteristik responden (usia, paritas, pekerjaan responden)

Penulis mengambil 5 responden dengan latar belakang usia, paritas,

pekerjaan.

a. Karakteristik responden berdasarkan usia

Tabel 9. Karakteristik responden berdasarkan usia


No Rentan Usia Frekuensi Df
1 21-25 3 60%
2 26-30 1 20%
3 31-35 1 20%
Sumber : Data Primer

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kelima responden memiliki rentan usia

rata 21-25 tahun sebesar 60 %. Rentan usia 26-30 tahun sebesar 20 % dan

rentan usia 31-35 tahun 20 %.

b. Karakteristik responden berdasarkan paritas

Tabel 10. Karakteristik responden berdasarkan paritas


No Paritas Jumlah Df
1 Primipara 4 80%
2 Multipara 1 20%
Sumber : Data Primer

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa prosentase primipara pada kelima

responden sebesar 80% dan presentase multipara sebesar 20 %.

c. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan.

Tabel 11. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan


No Pekerjaan Jumlah Df
1 IRT 5 100%
2 Karyawan 0 0%
Sumber : Data Primer

Dari tabel diatas dapat dilihat presentase pekerjaan pada kelima responden

100% adalah IRT.

Universitas Muhammadiyah
5

2. Untuk mengetahui penurunan involusi uteri pada ibu nifas sebelum

dilakukan yoga nifas.

Pelaksanaan yoga nifas pada ibu nifas telah dilakukan pada lima

responden yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi

penelitian dan bersedia mengisi lembar inform consent. Sebelum

intervensi dilakukan terlebih dahulu penulis melakukan pemeriksaan

TFU pada kelima responden.

Adapun hasil yang diperoleh dari pengisian lembar observasi sebelum

pelaksanaan intervensi adalah sebagai berikut :

Tabel 12. Tabel TFU pada responden sebelum intervensi


No Paritas Nifas hari ke TFU Df
1 Primipara 2 2 jari dibawah 40%
pusat
2 Multipara 2 3 jari dibawah 60%
pusat
Sumber : Data Primer

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa TFU pada hari kedua masa nifas

ada 2 responden yang TFU 2 jari dibawah pusat (40%) sedangkan 3

responden lainnya 3 jari dibawah pusat (60%).

3. Untuk mengetahui penurunan involusi uteri pada ibu nifas sesudah

dilakukan yoga nifas

Setelah pelaksanaan yoga nifas selesai diberikan pada kelima

responden, kemudian penulis melakukan evaluasi dengan

pemeriksaan kembali TFU untuk mengetahui adanya perubahan

antara sebelum intervensi dan sesudah intervensi.

Universitas Muhammadiyah
53

Adapun hasil yang diperoleh dari pengisian lembar observasi sesudah pelaksanaan intervensi adalah sebagai

berikut :

Tabel 13. Hasil pengisian lembar observasi hari ke 3, 5, dan 7 sesudah intervensi
No Responden Nifas hari ke-3 Nifas hari ke-5 Nifas hari ke-7 Df
1 Ny. D 2jari dibawah pusat 3jari diatas sympisis 1jari diatas sympisis
2 Ny. A 3jari dibawah pusat 3jari diatas sympisis 1jari diatas sympisis
3 Ny. S 3jari dibawah pusat 3jari diatas sympisis 1jari diatas sympisis 100%
4 Ny. N 2jari dibawah pusat 3jari diatas sympisis 1jari diatas sympisis
5 Ny. U 3jari dibawah pusat 3jari diatas sympisis 1jari diatas sympisis
Sumber : Data Primer

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil pemeriksaan TFU sesudah pelaksanaan intervensi didapatkan hasil bahwa

kelima responden tersebut mengalami penurunan involusi uteri (100%).

Universitas Muhammadiyah Gombong


5

C. Pembahasan

1. Mengetahui karakteristik responden (usia, paritas, pekerjaan

responden).

Ibu setelah melahirkan (Masa Nifas) akan mengalami

proses adaptasi yang dapat membantu tubuhnya untuk memulihkan

diri setelah melewati masa persalinan (Yulianti et al., 2018). Proses

adaptasi ini dibagi menjadi 2 yaitu proses adaptasi fisiologis dan

proses adaptasi psikologis (Yulianti et al., 2018). 50% kematian

ibu di masa nifas terjadi pada 24 jam pertama dan sebagain

besarnya dikarenakan oleh perdarahan. Penyebab dari perdarahan

adalah tidak adanya kontraksi yang menyebabkan kegagalan

involusi uterus. Involusi terjadi karena adanya kontraksi dan

retraksi serabut otot uterus yang terjadi secara terus menerus.

Selanjutnya apabila tidak terjadi involusi uterus, maka akan

menyebabkan terjadinya sub involusi uterus yaitu uterus tidak

kembali ke posisi semula sebelum hamil. Gejalanya antara lain

lochea berwarna merah segar, penurunan TFU lambat, tidak

adanya rasa mules, jika adanya hal tersebut maka kemungkinan

akan terjadi perdarahan (Muthoharoh, 2016).

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Intan Sari

pada ibu nifas selama 3 hari, serta populasi dalam penelitian

tersebut 25 orang responden dengan desain penelitian pre

eksperimen, sebesar 36,2 % atau sebanyak 4 orang ibu yang tidak

Universitas Muhammadiyah
5

melakukan senam mengalami penurunan TFU tidak normal. Serta

64,6% atau sebanyak 7 orang mengalami penurunan TFU normal.

Oleh sebab itu, penelitian tersebut didapatkan adanya hasil yang

berpengaruh antara senam dengan penurunan tinggi fundus uteri

(Intan Sari, 2019).

2. Mengetahui penurunan involusi uteri pada ibu nifas sebelum

dilakukan yoga nifas.

Proses involusi uteri merupakan proses yang sangat

penting. Sehingga harus dilakukan perawatan yang khusus. Hal ini

akan melibatkan reorganisasi dan penanggalan sel desidua serta

terkelupasnya kulit di situs plasenta sebagai tanda penurunan

ukuran serta berat, perubahan lokasi uterus, warna serta jumlah

lokhea. Involusi uteri merupakan proses kembalinya rahim ke

bentuk seperti sebelum hamil. Uterus mempunyai berat kurang

lebih 60 gram. Involusi uteri dimulai setelah lahirnya plasenta.

Involusi uteri terjadi akibat karena kontraksi otot-otot polos uterus

dan tarikan serabut otot rahim yang berkesinambungan. Bila pada

uterus tidak terjadi involusi atau rahim tidak kembali ke bentuk

semula seperti sebelum hamil, maka akan terjadi sub involusi. Sub

involusi ini meliputi lochea yang keluar merah segar, penurunan

TFU lambat, tonus otot rahim lembek, dan ibu nifas tidak

merasakan mules di perutnya. Hal ini bisa terjadi karena tidak

adanya pergerakan atau mobilisasi setelah melahirkan. Mereka

Universitas Muhammadiyah
5

merasa khawatir jika gerak akan merasa nyeri. Sehingga banyak

ibu nifas yang takut untuk bergerak dan memakai waktunya untuk

tidur di kamar (Rullyni & Ernawati, 2014).

3. Mengetahui penurunan involusi uteri pada ibu nifas sesudah

dilakukan yoga nifas.

Asal kata Yoga yaitu diambil dari Bahasa Sansekerta

“Yuj” artinya menyatukan (to join). Atau bisa diartikan sebagai

bersatunya pribadi dengan pencipta melalui keselarasan fisik,

mental dan spiritual. Senam Yoga apabila dikerjaan selama masa

nifas memiliki manfaat diantaranya meningkatkan kualitas hidup,

otot tubuh menjadi kuat, menenangkan, menstabilkan emosi dan

membangun rasa percaya diri menjalani peran baru (Shi et al.,

2016). Manfaat yoga diantaranya adalah melatih konsentrasi,

membuat hati tenang, menyeimbangkan emosi dan melatih untuk

berfikir positif. Manfaat lainnya adalah melancarkan kebutuhan

oksigen ke otak, merefresh suasana hati, menciptakan energi baru,

kekebalan tubuh meningkat, peredaran darah menjadi lancar

(Rakhshani et al., 2015).

Yoga terdiri dari latihan sikap tubuh atau asana, latihan

pernafasan atau pranayama dan latihan teknik relaksasi kemudian

mengkombinasikan ketiga latihan tersebut (Bouya et al., 2020). Ibu

nifas berpotensi mengalami perubahan perasaan misalnya stress,

Universitas Muhammadiyah
5

cemas, dan kelelahan, oleh karena itu ibu nifas sangat dianjukan

untuk melakukan yoga (Rimigravida, 2019).

Yoga sering digambarkan sebagai pohon dan terdiri dari

delapan aspek atau anggota tubuh : yama (universal etika), nyima

(etika individu), asna (postur fisik), pranayama (kontrol nafas),

pratayahara (kontrol dari indra), dharana (konsentrasi), dyana

(meditasi), dan samdhi (kebahagian). Yoga merupakan penyatuan

jiwa, tubuh dan pikiran terkait kesehatan dan kebugaran dimana

orang memusatkan semua pikirannya untuk mengendalikan panca

indra dan semua anggota badan.

Yoga terbukti dapat mengurangi stres dan bisa

meningkatkan mood (Kusumastuti, dkk, 2020).

Universitas Muhammadiyah
5

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh

yoga nifas terhadap penurunan involusi uteri pada ibu nifas dapat

disimpulkan bahwa :

1. Karakteristik responden berdasarkan usia 21-25 tahun adalah 60%,

usia 26-30 tahun adalah 20% dan usia 31-35 tahun adalah 20%.

Karakteristik responden berdasarkan paritas yaitu primipara sebesar

80% dan multipara sebesar 20%. Karakteristik responden

berdasarkan pekerjaan yaitu IRT sebesar 100%.

2. TFU kelima responden sebelum dilakukan yoga nifas pada hari ke 2

masa nifas diperoleh hasil 3 responden dengan TFU 3 jari dibawah

pusat dan 2 responden lainnya dengan TFU 2 jari dibawah pusat.

3. TFU kelima responden sesudah dilakukan yoga nifas diperoleh hasil

pada hari ke 7 intervensi kelima responden dengan TFU 1 jari diatas

sympisis.

4. Yoga nifas berpengaruh terhadap penurunan involusi uteri pada ibu

nifas.

B. Saran

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Memberikan masukan bagi tenaga kesehatan bahwa ibu nifas dengan

pelaksanaan yoga berpengaruh pada penurunan tinggi fundus uteri.

Universitas Muhammadiyah Gombong


58
5

2 Bagi Institusi

Dijadikan sebagai tambahan literature tentang penerapan yoga nifas

untuk mempercepat penurunan involusi uteri pada ibu nifas

3. Bagi ibu nifas

Bersedia mengaplikasikan yoga nifas untuk mempercepat proses

involusi uteri

Universitas Muhammadiyah
6

DAFTAR PUSTAKA

Bouya, S., Rezaie Keikhaie, L., Hosseini, S. S., & Rezaie Keikhaie, K. (2020).
The effect of yoga on uterine artery Doppler indices, maternal and fetal
complications in pregnant women: A quasi-experimental study. Journal of
Ayurveda and Integrative Medicine, xxxx, 4–8.
https://doi.org/10.1016/j.jaim.2020.07.003
Dinkes Kebumen. (2018). Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen 2018. Journal of
Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Eren, B. (2015). The Use of Music Interventions to Improve Social Skills in
Adolescents with Autism Spectrum Disorders in Integrated Group Music
Therapy Sessions. Procedia - Social and Behavioral Sciences.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.07.125
Fransisca, D., & Yusuf, R. N. (2019). Hubungan Senam Nifas Dengan Involusi
Uterus Pada Ibu Nifas. Jurnal Kesehatan Medika Saintika.
https://doi.org/10.30633/jkms.v10i2.332
Geraldina, A. M. (2017). Terapi Musik: Bebas Budaya atau Terikat Budaya?
Buletin Psikologi. https://doi.org/10.22146/buletinpsikologi.27193
Handayani, S. R. (2018). Dokumentasi Kebidanan. In Journal of Materials
Processing Technology.
Happy, M., & Sari, N. (2017). Efektifitas Latihan Senam Yogaterhadap Proses
Involusi Uterus Ibu Nifas Di Praktek Mandiri Bidan Wilayah.
Icesmi, S. (2015). Kehamilan, Persalinan, dan Nifas. In Nuha Medika.
Idhayanti, R. I., Warastuti, A., & Yuniyanti, B. (2020). Mobilisasi Dini
Menurunkan Nyeri Akibat Jahitan Perineum Tingkat II Pada Ibu Postpartum.
Jurnal Jendela Inovasi Daerah.
Intan Sari, I. S. (2019). Pengaruh Senam Nifas Terhadap Penurunan Tinggi
Fundus Uteri (Tfu) Pada Ibu Postpartum Normal Di Wilayah Kerja
Puskesmas Prabumulih Barat. Jurnal Kebidanan : Jurnal Medical Science
Ilmu Kesehatan Akademi Kebidanan Budi Mulia Palembang.
https://doi.org/10.35325/kebidanan.v8i1.121
Irianto, K. (2014). Gizi Seimbang Dalam Kesehatan Reproduksi. In Journal of
Chemical Information and Modeling.
Kautsar, R. (2011). Hubungan Antara Mobilisasi Dini Dengan Involusi Uteri pada
Ibu Nifas. Kebidanan Dan Keperawatan.
Kemenkes RI. (2017). Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia. In Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017.
Universitas Muhammadiyah
6

Kusumastuti, Ika, H., Lutfia, I., & Na, U. (2021). The Effectivities of Yoga
Gymnastic to Decrease the Level of Postpartum Blues Incidence. The
Effectivities of Yoga Gymnastic to Decrease the Level of Postpartum Blues
Incidence, 33(ICoSIHSN 2020), 431–435.
Mansyur, N., & Dahlan, K. A. (2016). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa Nifas
Dilengkapi Penuntun Belajar. Makara Printing Plus.
Muthoharoh, H. (2016). Studi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya
Selama Masa Nifas (Di Desa Pomahan Janggan, Kecamatan Turi, Kabupaten
Lamongan 2015). JURNAL KEBIDANAN.
https://doi.org/10.30736/midpro.v8i1.6
Notoatmodjo. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Nur sholichah, nanik puji lestari. (2017). Asuhan Kebidanan Komprehensif pada
Ny. Y (Hamil, Bersalin, Nifas, BBL, dan KB). Jurnal Komunikasi
Kesehatan.
Nursalam. (2016). Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. In Journal of Chemical
Information and Modeling.
Prof. Dr. Suryana, Ms. (2012). Metodologi Penelitian : Metodologi Penelitian
Model Prakatis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Universitas Pendidikan
Indonesia. https://doi.org/10.1007/s13398-014-0173-7.2
Rakhshani, A., Nagarathna, R., Mhaskar, R., Mhaskar, A., Thomas, A., &
Gunasheela, S. (2015). Effects of Yoga on Utero-Fetal-Placental Circulation
in High-Risk Pregnancy: A Randomized Controlled Trial. Advances in
Preventive Medicine, 2015, 1–10. https://doi.org/10.1155/2015/373041
Rimigravida, P. (2019). H Ubungan a Ntara S Enam Y Oga D Engan T Ingkat.
10(2), 291–296.
Roichana, S., & Pratiwi, Y. A. (2019). Hubungan Senam Nifas, Mobilisasi Dini,
dan Tradisi Masa Nifas terhadap Proses Involusi pada Ibu Post Partum.
Jurnal Ilmiah Kebidanan Indonesia. https://doi.org/10.33221/jiki.v7i04.444
Rullyni, N., & Ernawati, E. (2014). Perubahan Fisiologis Masa Nifas. Jurnal
Kesehatan Andalas.
Shi, Z.-M., Lin, G.-H., & Xie, Q. (2016). Effects of music therapy on mood,
language, behavior, and social skills in children with autism: A meta-
analysis. Chinese Nursing Research.
https://doi.org/10.1016/j.cnre.2016.06.018

Universitas Muhammadiyah
6

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &


D.Bandung:Alfabeta. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R &
D.Bandung:Alfabeta. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Wahidmurni. (2017). Penerapan Metode Penelitian Kuantitatif. Repository UIN
Malang.
Wahyuni, R., & Syukur, N. A. (2020). Senam Nifas Dan Mobilisasi Dini
Terhadap Penurunan Fundus Uteri Pada Ibu Post Partum Di Puskesmas
Temindung. Mahakam Midwifery Journal (MMJ).
https://doi.org/10.35963/midwifery.v5i1.143
Weinberg, M. K., & Joseph, D. (2017). If you’re happy and you know it: Music
engagement and subjective wellbeing. Psychology of Music.
https://doi.org/10.1177/0305735616659552
Winarni, L. M., Ikhlasia, M., & Sartika, R. (2020). DAMPAK LATIHAN YOGA
TERHADAP KUALITAS HIDUP DAN PSIKOLOGI IBU NIFAS. Jurnal
Kebidanan Malahayati. https://doi.org/10.33024/jkm.v6i1.2126
Winarni, L. M., Ikhlasiah, M., Sartika, R., & Tangerang, U. M. (2020). Dampak
latihan yoga terhadap kualitas hidup dan psikologi ibu nifas. 6(1), 8–16.
Yulianti, I., Respati, S. H., & Sudiyanto, A. (2018). The Effect of Prenatal Yoga
on Anxiety and Depression in Kudus, Central Java. Journal of Maternal and
Child Health. https://doi.org/10.26911/thejmch.2018.03.02.02

Universitas Muhammadiyah
6

LAMPIRAN

Universitas Muhammadiyah
64

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

No Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus


1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 1 2 3 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 31 1 2 3

1 Penyusunan Proposal KTI


2 Seminar Proposal KTI
3 Revisi seminar proposal
4 Perizinan Penelitian
5 Persiapan Penelitian
6 Pelaksanaan Penelitian
7 Pengelolaan data
8 Penyusanan laporan KTI
9 Sidang hasil KTI
10 Revisi Laporan hasil KTI

Universitas Muhammadiyah Gombong


6

Lampiran 2. Surat Keterangan Lolos Etik

Universitas Muhammadiyah
6

Lampiran 3. Permohonan Menjadi Responden

Universitas Muhammadiyah
6

Lampiran 4. Informed Consent

Universitas Muhammadiyah
6

Universitas Muhammadiyah
6

Universitas Muhammadiyah
6

Universitas Muhammadiyah
6

Universitas Muhammadiyah
6

Lampiran 5. SOP Yoga Nifas

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


YOGA IBU NIFAS
PENGERTIAN Post natal yoga adalah program yoga khusus setelah
melahirkan dengan teknik dan intensitas yang telah
disesuaikan dengan kebutuhan.
TUJUAN 1. Mengembalikan kekuatan otot-otot badan.
2. Agar ibu post partum sehat dan bugar.
3. Untuk memperlancar BAK dan BAB.
4. Mempertahankan sikap yang baik.
5. Membantu mendapatkan kembali energi positif
dan membuat tubuh lebih fit dan segar.
6. Menurunkan tingkat stress dan mencegah
depresi post partum.
7. Memacu kerja jantung menjadi lebih baik dan
membantu menjernihkan pikiran.

KEBIJAKAN Dilakukan pada mahasiswa kepada ibu nifas.


PETUGAS Instruktur yoga
PERALATAN 1. Matras

PROSEDUR A. SIKAP
PELAKSANAAN
1. Menyambut klien dengan sopan dan ramah

2. Memperkenalkan diri pada klien


3. Menunjukkan rasa empati terhadap klien
4. Percaya diri

5. Menjaga privasi
B. ISI
1. Persiapkan ruangan yang nyaman
2. Pesiapan pasien (anjurkan pasien untuk duduk

Universitas Muhammadiyah
6

bersila diatas matras dengan rileks)


3. Lakukan gerakan yoga pemanasan
yoga postnatal
4. Lakukan gerakan yoga postnatal
seperti gambar
a. Half moon lakukan in hale dan ex
hale sebanyak 10x

b. Burung elang, hitungan 8x

c. Posisi setengah kura-kura, 8x hitungan

Universitas Muhammadiyah
6

d. Posisi kobra, 8x hitungan

e. Spine twist, 8x hitungan

f. Kapalabhati, 8x hitungan. Setelah itu,


lakukan pendinginan inhale-exhale 8x
hitungan

C. TEKNIK
1. Melakukan prosedur secara sistematis
Universitas Muhammadiyah
6

2. Menggnakan bahasa yang mudah dimengerti

3. Penggunaan media
4. Memberi kesempatan kepada klien
untuk bertanya, memberikan umpan
balik.

5. Dokumentasi.

Universitas Muhammadiyah
Lampiran 6. Leaflet
65

INDIKASI YOGA NIFAS SENAM YOGA


Senam yoga adalah suatu bentuk latihan yang mengkombinasikan antara teknik bernafas, r
GERAKAN YOGA POST PARTUM
Hari ke 2 sampai hari ke 7 post partum
Untuk ibu melahirkan yg sehat
dan tidak ada kelainan.
Dilakukan setelah 12jam setelah persalinan normal.

MANFAAT YOGA

GERAKAN YOGA
Initial Relaxation
Membantu mempercepat pemulihan keadaan ibu

1. Temukan nyaman yang posisi (dapat Mempercepat proses involusi dan pemulihan fungsi alat
tempat dengan
kandungan
senyaman mungkin
dilakukandengan posisi
Memulihkan kekuatan dan kekencangan otot-otot panggul, perut dan perineum
bersila atau duduk dengan
posisi kaki diluruskan). Tenangkanpikirandan
2. Oleh :
ciptakan keseimbangan
melalui beberapateknik MarlindaDewiArumSari
pernafasan.
3. Mencegah terjadinya komplikasi
Letakkankeduatangan didepan dada/disamping.

Membantu mengurangi rasa sakit pada otot-otot perut


UNIMUGO
Universitas Muhammadiyah Gombong
HARI KE - 2 HARI KE - 4 HARI KE
6 - 6

1. Half Moon, lakukan inhale ex hale sebanyak 10x1.hitungan.


Posisi setengah kura-kura, 8x hitungan 1. Spine twist, 8x hitungan

HARI KE - 2 HARI KE - 4 HARI KE - 6

2. Posisi cobra, dilakukan 8x hitungan


2. Burungelang,gerakandihitung sebanyak 8x hitungan. 2. Kapalbhati, 8x hitungan.

Unive rsitas Muhammadiyah


7

Lampiran 9. Dokumentasi

Universitas Muhammadiyah
7

Universitas Muhammadiyah
7

Universitas Muhammadiyah
7

Universitas Muhammadiyah
7

Lampiran 10. Surat pernyataan cek similarity

Universitas Muhammadiyah
7

Lampiran 11. Konsultasi bimbingan

Universitas Muhammadiyah
7

Universitas Muhammadiyah

Anda mungkin juga menyukai