Anda di halaman 1dari 4

CONTOH KASUS

Bidan yang baru lulus dari pendidikan bekerja di Puskesmas. Ia ditempatkan di


bagian kamar bersalin. Dengan selalu riang dan mudah senyum ia melayani ibu yang
mau melahirkan dan keluarganya. Ia juga sabar mendengarkan keluhan ibu dan
keluarganya. Saat menjumpai persalinan yang memanjang bidan memutuskan untuk
merujuk ke RS, namun budan jaga yang lain melarangnya karena sudah mendekati
kelahiran bayinya.
PENJELASAN NILAI KODE ETIK PROFESI SESUAI KASUS
Salah satu keharusan dalam memberikan pelayanan kesehatan khususnya
pelayanan kebidanan adalah terjaminnya mutu pelayanan sehingga pelanggan
(pasien) yang dilayani akan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. Pasien
baru merasa akan puas apabila kinerja layanan kesehatan yang diperoleh sesuai sama
atau melebihi harapannya. Dalam memberikan pelayanan kebidanan, seorang bidan
hars memperhatikan asuhan sayang ibu yang merupakan asuhan yang menghargai
budaya, kepercayaan dan keinginan seorang ibu. Sesuai kasus diatas bidan dalam
memberikan pelayanan kebidanan tampak selalu riang dan mudah senyum, hal ini
menunjukkan bahwa bidan sudah memberikan pelayanan kebidanan yang baik.
Seorang bidan dalam menjalankan tugasnya haruslah berpedoman pada kode
etik profesi bidan dan perundang undangan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Dalam Undang Undang No 4 tahun 2019 tentang Kebidanan bab VII pasal 61 ayat 1
tentang kewajiban bidan dijelaskan bahwa bidan dalam melaksanakan praktik
kebidanan wajib memberikan Pelayanan Kebidanan sesuai dengan kompetensi,
kewenangan, dan mematuhi kode etik, standar profesi, standar pelayanan profesi,
standar prosedur operasional. Dalam Undang Undang No 4 tahun 2019 tentang
Kebidanan bab VII pasal 61 ayat 4 juga dijelaskan bahwa bidan berkewajiban
merujuk Klien yang tidak dapat ditangani ke dokter atau Fasilitas Pelayanan
Kesehatan. Dalam kasus diatas dijelaskan bahwa bidan (baru) hendak merujuk pasien
karena persalinan memanjang, hal ini menunjukkan bahwa bidan (baru) sudah
mematuhi kewajiban bidan yang sudah ditetapkan pemerintah dalam Undang undang
no 4 tahun 2019 tersebut. Namun bidan jaga lain melarangnya dengan alasan sudah
mendekati kelahiran bayinya, hal ini menunjukkan bahwa bidan jaga lain belum
mematuhi kewajiban bidan sesuai dengan UU No 4 tahun 2019 pasal 61 ayat 4. Hal
ini tentu sangat disayangkan karena selain melanggar undang undang yang sudah
ditetapkan tentu saja ini akan membahayakan kondisi pasien dan janin. Selain tidak
mematuhi kewajiban bidan sesuai dengan pasal 61 ayat 4, bidan jaga lain juga
melanggar hak pasien yang tertuang dalam UU no 4 tahun 2019 pasal 62 ayat 1 yang
berbunyi Klien berhak memperoleh Pelayanan Kebidanan sesuai dengan kompetensi,
kode etik, standar profesi, standar pelayanan, dan standar operasional prosedur. Jika
bidan jaga lain melarang bidan (baru) untuk merujuk pasien maka hak klien untuk
memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan standar profesi tidaklah pasien
tersebut dapatkan.
Selain dalam UU NO 4 tahun 2019, Bidan dalam menjalankan tugasnya juga
harus berpedoman kepada Keputusan Menteri Kesehatan No 320 tahun 2020 yang
mengatur tentang Kode Etik Bidan. Kode Etik Bidan merupakan suatu ciri profesi
bidan yang bersumber dari nilai-nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan
merupakan pernyataan komprehensif profesi bidan yang memberikan tuntunan bagi
anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi bidan. Dalam kode etik bidan
khususnya kewajiban bidan terhadap klien disebutkan bahwa bidan Setiap bidan
dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan klien, keluaraga
dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
kemampuan yang dimilikinya. Dalam kasus diatas bidan (baru) yang selalu tampak
riang dalam melayani pasien menandakan jika bidan (baru) selalu memberikan
pelayanan yang ramah dan tidak membeda bedakan pasien.
Dalam Kepmenkes no 320 tahun 2020 tentang kode etik bidan juga dijelaskan
tentang kewajiban bidan terhadap profesinya yang berbunyi “Setiap bidan senantiasa
memberikan pelayanan paripurna kepada klien, keluarga dan masyarakat sesuai
dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga
dan masyarakat”. Pelayanan paripurna yang dimaksud adalah memberikan pelayanan
yang optimal, ramah, dan penuh empati terhadap setiap pasien seperti yang sudah
bidan (baru) lakukan. Sedangkan memberikan pelayanan yang sesuai dengan
kemampuan profesi berarti memberikan pelayanan sesuai dengan standar
kewenangannya, jika sudah diluar kewenangannya maka bidan wajib merujuk pasien
demi keselamatan pasien tersebut. Jika di lihat dalam kasus maka bidan (baru) juga
sudah menjalankan kewajiban bidan terhadap profesinya, tetapi bidan jaga lain belum
menjalankan kewajiban ini.
Selain berpedoman pada kode etik dalam menjalankan tugasnya, bidan juga
harus memperhatikan nilai-nilai luhur kebidanan. Nilai luhur yang harus diperhatikan
ialah bersikap empati kepada setiap pasien maupun keluarga pasien. Nilai luhur
berikutnya yang harus diperhatikan ialah mampu menjalin komunikasi yang baik
dengan teman sejawat, menjalin komunikasi yang baik dengan pasien dan
keluarga.Nilai luhur berikutnya ialah sebagai bidan kita harus memperhatikan kondisi
dan keselamatan pasien.dalam kasus diatas bidan(baru) sudah menjalankan nilai luhur
bidan berupa menjalin komunikasi yang baik kepada pasien dan keluarga serta telah
memperhatikan kondisi dan keslamatan pasien yakni dengan upaya merujuk pasien
yang mengalami persalinan memanjang

Anda mungkin juga menyukai