Anda di halaman 1dari 6

RESUME UNDANG-UNDANG NO.

4 TAHUN 2019

TENTANG KEBIDANAN

Resume ini disusun untuk memenuhi tugas remedial mata kuliah


Etikolegal dalam Kebidanan

Dosen Pengampu: Desi Hidayati SST., MPH

Oleh:

Nur Syifa Yudhiani


P17324118029

Tingkat 1-A

POLTEKKES KEMENKES BANDUNG

JURUSAN KEBIDANAN BANDUNG

2019
BAB I

KETENTUAN UMUM

Kebidanan, dalam memberikan pelayanan sama halnya


dengan bidan yaitu pelayanan yang diberikan kepada perempuan
selama masa sebelum hamil, masa kehamilan, persalinan, pasca
persalinan, masa nifas, bayi baru lahir, balita, dan anak prasekolah,
termasuk kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Pelayanan yang diberikan
ini merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh bidan baik secara mandiri, kolaborasi, dan/atau
rujukan. Sebelum seorang bidan dapat memberikan pelayanan
kebidanan yang berupa asuhan kebidanan yaitu pelayanan yang
berkesinambungan dan menyeluruh, dimana pada proses
pengambilan keputusan serta tindakan yang dilakukan sesuai dengan
ruang lingkup dan berdasar ilmu juga kiat kebidanannya. Bidan
merupakan seorang perempuan yang telah menyelesaikan program
penddidikan kebidanan baik dalam negeri maupun luar negeri yang
diakui secara sah oleh pemerintah pusat dan telah memenuhi syarat
untuk melakukan praktik.
Uji kompetensi dilakukan untuk mengukur pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku seseorang. Selain itu, uji kompetensi juga
dilakukan kepada seorang bidan. Bidan yang lulus uji kompetensi
akan diberikan surat pengakuan tehadap kompetensi bidan tersebut.
Ketika bidan sudah memiliki sertifikat kompetensi, maka bidan dapat
diakui sebagai bidan yang kompeten yaitu bidan yang memiliki
kemampuan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang baik.
Sedangkan sertifikat profesi merupakan surat tanda pengakuan untuk
melakukan praktik kebidanan yang diperoleh lulusan pendidikan
profesi. Setelah memiliki sertifikat kompetensi selanjutnya bidan
melakukan registrasi yaitu bentuk pencatatan resmi sehingga memiliki
pengakuan secara hukum untuk mejalankan praktik kebidanan.
Selanjutnya bidan tersebut akan diberikan STR (Surat Tanda
Registrasi) sebagai bukti tertulis yang diberikan konsil kebidanan
kepada bidan yang telah teregistrasi.
Seorang bidan yang akan mendirikan praktik kebidanan harus
memiliki SIPB (Surat Izin Praktik Bidan) yang diberikan oleh
pemerintah daerah kabupaten/kota. Fasilitas praktik kebidanan ini
sebagaimana dimaksud berupa tempat atau alat untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan baik promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif.
Bidan Warga Negara Asing adalah bidan yang berstatus bukan
Warga Negara Indonesia. Organisasi Profesi Bidan adalah wadah
yang menghimpun bidan secara nasional dan berbadan hukum sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Konsil Kebidanan
yang selanjutnya disebut Konsil adalah bagian dari Konsil Tenaga
Kesehatan Indonesia yang tugas, fungsi, wewenang, dan
keanggotaannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Wahana Pendidikan Kebidanan adalah Fasilitas
Pelayanan Kesehatan yang digunakan sebagai tempat
penyelenggaraan pendidikan Kebidanan. Pemerintah Pusat adalah
Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan
pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil
Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pemerintah Daerah
adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah otonom, Menteri adalah menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
Penyelenggaraan kebidanan berdasarkan perikemanusiaan,
nilai ilmiah, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, perlindungan
serta keselamatan klien.
BAB II

PENDIDIKAN KEBIDANAN

Pendidikan kebidanan terdiri dari pendidikan akademik, vokasi,


dan profesi. Pendidikan akademik meliputi program sarjana, magsiter
dan doktor. Sebagai bidan jika sudah menyelesaikan pendidikan di
tingkat akademik maka bisa melanjutkan program pendidikan profesi.
Pendidikan vokasi yaitu pendidikan bidan dengan lulusan D3 profesi
yaitu program lanjutan dari program pendidikan setara sarjana atau
program sarjana. Pendidikan bidan diselenggarakan oleh perguruan
tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat atau masyarakat
yang telah memenuhi syarat undang-undang yang harus
menyediakan Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagai Wahana
Pendidikan Kebidanan.
Penyelenggara pendidikan kebidanan hanya dapat menerima
mahasiswa dengan kuota nasional yang didasarkan pada kebutuhan
bidan di daerah masing-masing. Perguruan tinggi yang
menyelenggarakan pendidikan kebidanan harus memiliki dosen dan
tenaga kependidikan yang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Dosen pendidikan kebidanan melakukan pendidikan,
penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan pelayanan
kesehatan. Tenaga pendidik atau dosen boleh berasal dari PNS
maupun non PNS. Mahasiswa Kebidanan pada akhir masa
pendidikan vokasi harus mengikuti Uji Kompetensi yang merupakan
syarat kelulusan. Uji Kompetensi diselenggarakan sesuai peraturan
perundang-undangan oleh perguruan tinggi dan bekerjasama dengan
organisasi profesi. Uji Kompetensi ditujukan untuk mencapai standar
kompetensi bidan yang disahkan oleh menteri. Setelah mahasiswa
lulus dari Uji Kompetensi maka akan mendapatkan sertifikat
kompetensi yang diterbitkan oleh perguruan tinggi.
BAB III

REGISTRASI DAN IZIN PRAKTIK

Jika seorang bidan ingin menjalankan praktik kebidanan maka


ia wajib memiliki STR (Surat Tanda Register) yang diberikan oleh
Konsil kepada Bidan yang telah memenuhi syarat tertentu, masa
berlaku STR ini hanya 5 tahun dan dapat diregistrasi ulang setelah
memenuhi persyaratan. Konsil harus menerbitkan STR paling lama 30
hari kerja terhitung sejak pengajuan STR diterima. Untuk menjalakan
praktik, Bidan juga wajib memiliki izin praktek yang disebut SIPB
(Surat Izin Praktik Bidan) yang diberikan oleh pemerintah daerah
kabupaten atau kota. SIPB didapatkan dengan cara bidan harus
memiliki STR dan tempat praktik. SIPB sendiri berlaku apabila STR
masih berlaku dan bidan berpraktik di tempat yang tercantum dalam
SIPB. Seorang Bidan memiliki paling banyak 2 SIPB yang berlaku di
Tempat Praktik Mandiri Bidan dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
selain di Tempat Praktik Mandiri Bidan. SIPB tidak akan berlaku
apabila bidan meninggal dunia, habis masa berlakunya, dicabut
berdasarkan peraturan, dan permintaan sendiri. Bidan yang tidak
menjalankan praktek sesuai dengan SIPB maka akan dikenakan
sanksi berupa teguran tertuklis, penghentian kegiatan atau
pencabutan izin.
BAB IV

BIDAN WARGA NEGARA INDONESIA

LULUSAN LUAR NEGERI

Setiap bidan warga negara Indonesia lulusan luar negeri yang


akan menjalankan praktik kebidanan di Indonesia wajib memiliki STR
dan SIPB yang diperoleh setelah mengikuti evaluasi kompetensi
berupa penilaian kelengkapan administrasi dan penilaian kemampuan
melakukan praktik kebidanan. Evaluasi kompetensi yang dilakukan
adalah penilaian kelengkapan administratif dan penilaian kemampuan
melakukan praktik kebidanan.
rekognisi pembelajaran lampau. Rekognisi pembelajaran lampau
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perllndang-
undangan. Pelaksanaan Registrasi ulang untuk Bidan yang lulus
pendidikan sebelum Tahun 20l3 melampirkan ijazah sebagai
pengganti Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi.
BAB XII

KETENTUAN PENUTUP

Peraturan pelaksanaan dari undang-undang ini harus


ditetapkan paling lama 2 tahun terhitung sejak Undang-undang ini
diundangkan. Pada saat undang-undang ini mulai berlaku, dinyatakan
masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan berdasarkan
undang-undang ini. Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan. Perundang-undangan ini penempatannya di dalam
Lembaran Negara Republik Indonesia agar setiap orang
mengetahuinya.

Anda mungkin juga menyukai