Anda di halaman 1dari 4

NAMA :FINGKY SHELLYRA AMANDARUNI

NIM :10923014

MATKUL :PENGANTAR PRAKTIK KEBIDANAN

RESUME ASPEK LEGAL (UNDANG-UNDANG TERBARU) KEBIDANAN SERTA


ANALISA/PENDAPAT APA SAJA ASPEK YANG MERUGIKAN DARI
PERATURAN/PERUNDANG-UNDANGAN TERSEBUT TERHADAP BERLANGSUNG
PROFESI BIDAN.

RESUME: Kebidanan memiliki Undang-Undang tersendiri. Undang-Undang Nomor 4 Tahun


2019 tentang Kebidanan yang disahkan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 13 Maret 2019.
UU 4 tahun 2019 tentang Kebidanan diundangkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 56 dan Penjelasan Atas UU ini dalam Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6325 oleh Menkumham Yasonna H. Laoly pada tanggal 15 Maret
2019 di Jakarta.

Pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya perempuan, bayi, dan anak yang
dilaksanakan oleh bidan secara bertanggung jawab, akuntabel, bermutu, aman, dan
berkesinambungan, masih dihadapkan pada kendala profesionalitas, kompetensi, dan
kewenangan. Pengaturan mengenai pelayanan kesehatan oleh bidan maupun pengakuan
terhadap profesi dan praktik kebidanan belum diatur secara komprehensif sebagaimana profesi
kesehatan lain, sehingga belum memberikan pelindungan dan kepastian hukum bagi bidan
dalam melaksanakan pelayanan kesehatan kepacia masyarakat. Hal ini menjadi pertimbangan
terbitnya UU 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan.

KEBIDANAN

Kebidanan dalam UU 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan kepada perempuan selama masa sebelum
hamil, masa kehamilan, persalinan, pascapersalinan, masa nifas, bayi baru lahir, bayi, balita,
dan anak prasekolah, termasuk kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana sesuai
dengan tugas dan wewenangnya. Bidan adalah seorang perempuan yang telah menyelesaikan
program pendidikan Kebidanan baik di dalam negeri maupun di luar negeri yang diakui secara
sah oleh Pemerintah Pusat dan telah memenuhi persyaratan untuk melakukan praktik
Kebidanan.

Pelayanan Kebidanan menurut ketentuan umum UU Kebidanan adalah suatu bentuk pelayanan
profesional yang merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh bidan secara mandiri, kolaborasi, dan/atau rujukan. Praktik Kebidanan adalah kegiatan
pemberian pelayanan yang dilakukan oleh Bidan dalam bentuk asuhan kebidanan. Kompetensi
Bidan adalah kemampuan yang dimiliki oleh Bidan yang meliputi pengetahuan, keterampilan,
dan sikap untuk memberikan Pelayanan Kebidanan.

BIDAN

Bidan adalah seorang perempuan yang telah menyelesaikan program pendidikan Kebidanan
baik di dalam negeri maupun di luar negeri yang diakui secara sah oleh Pemerintah Pusat dan
telah memenuhi persyaratan untuk melakukan praktik Kebidanan. Praktik Kebidanan adalah
kegiatan pemberian pelayanan yang dilakukan oleh Bidan dalam bentuk asuhan
kebidanan.Asuhan Kebidanan adalah rangkaian kegiatan yang didasarkan pada proses
pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh Bidan sesuai dengan wewenang dan
ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat Kebidanan.

HAK BIDAN

Dalam melaksanakan Praktik Kebidanan, Bidan berhak

1. memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan


kompetensi, kewenangan, dan mematuhi kode etik, standar profesi, standar pelayanan
profesi, dan standar prosedur operasional;
2. memperoleh informasi yang benar, jelas, jujur, dan lengkap dari Klien dan/atau
keluarganya;
3. menolak keinginan Klien atau pihak lain yang bertentangan dengan kode etik, standar
profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional, dan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
4. menerima imbalan jasa atas Pelayanan Kebidanan yang telah diberikan;
5. memperoleh fasilitas kerja sesuai dengan standar; dan
6. mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan profesi.

KEWAJIBAN BIDAN
Bidan memiliki kewajiban dalam melakukan praktik kebidanan. yaitu:
a. memberikan Pelayanan Kebidanan sesuai dengan kompetensi, kewenangan, dan
mematuhi kode etik, standar profesi, standar pelayanan profesi, standar prosedur
operasional;
b. memberikan informasi yang benar, jelas, dan lengkap mengenai tindakan
Kebidanan kepada Klien dan/atau keluarganya sesuai kewenangannya;
c. memperoleh persetujuan dari Klien atau keluarganya atas tindakan yang akan
diberikan;
d. merujuk Klien yang tidak dapat ditangani ke dokter atau Fasilitas Pelayanan
Kesehatan;
e. mendokumentasikan Asuhan Kebidanan sesua1 dengan standar;
f. menjaga kerahasiaan kesehatan Klien;
g. menghormati hak Klien;
h. melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari dokter sesuai dengan
Kompetensi Bidan;
i. melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat;
j. meningkatkan mutu Pelayanan Kebidanan;
k. mempertahankan dan meningkatkan pengetahuan dan/atau keterampilannya
melalui pendidikan dan/atau pelatihan; dan/atau
l. melakukan pertolongan gawat darurat.
Analisa/pendapat apakah ada aspek yang dapat merugikan dari peraturan/perundang-
undangan tersebut terhadap kelangsungan profesi bidan pada undang undang nomor 4
tahun 2019 tentang kebidanan

Perundang-undangan, termasuk Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan,


dapat memiliki beragam dampak terhadap suatu profesi, termasuk profesi bidan. Beberapa aspek
yang mungkin dapat merugikan kelangsungan profesi bidan dalam undang-undang tersebut
meliputi:

1. Regulasi yang ketat:


Jika undang-undang memiliki regulasi yang terlalu ketat atau berlebihan, hal ini dapat
membuat proses lisensi dan praktik menjadi sulit bagi bidan, terutama yang beroperasi di
daerah terpencil.
2. Keterbatasan ruang lingkup praktik:
Undang-undang yang terlalu membatasi ruang lingkup praktik bidan dapat membatasi
kemampuan mereka untuk memberikan layanan kesehatan yang diperlukan, terutama di
daerah dengan akses terbatas ke layanan kesehatan.
3. Biaya dan pelatihan:
Aturan yang memerlukan tingkat pelatihan atau sertifikasi yang mahal dapat membuatnya
sulit bagi calon bidan untuk memasuki profesi ini.
4. Beban administrasi:
Jika undang-undang memerlukan prosedur administrasi yang rumit atau birokrasi yang
berlebihan, hal ini dapat menghambat praktik sehari-hari bidan.

Penting untuk dicatat bahwa undang-undang juga dapat membawa manfaat, seperti standar
kualitas yang lebih tinggi, perlindungan pasien, dan pembaruan dalam praktik kebidanan. Oleh
karena itu, penting untuk melakukan evaluasi komprehensif terhadap undang-undang tersebut
untuk memahami dampak positif dan negatifnya terhadap profesi bidan dan pasien.

Anda mungkin juga menyukai